Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI

BAHAN PERKERASAN JALAN


(PERTEMUAN 1)
OLEH:
NURDIANA, S.PD.

KOMPETENSI KEAHLIAN
DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
SMK N 1 PURWOREJO
PENGERTIAN
• Perkerasan jalan adalah campuran antara
agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk
melayani dan menopang beban lalu lintas.
• Material agregat yang dipakai dalam perkerasan
jalan adalah batu pecah (split), batu belah, batu
kali ataupun bahan lainnya. Sedangkan bahan
pengikat yang digunakan antara lain aspal dan
semen.
• Perkerasan jalan berada di antara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan.
TUJUAN PERKERASAN JALAN

Perkerasan jalan dirancang untuk


mendukung dan membentuk permukaan jalan
guna menjalankan lalu lintas kendaraan.
FUNGSI PERKERASAN
• Lapisan perkerasan jalan berfungsi
untuk menerima beban lalu-lintas
dan menyebarkannya ke lapisan di
bawahnya terus ke tanah dasar.
• Lapisan perkerasan jalan berfungsi
memberikan pelayanan kepada
sarana transportasi yang
diharapkan pada masa pelayanan
tidak terjadi suatu kerusakan yang
berarti.
JENIS PERKERASAN
JALAN ASPAL JALAN BETON

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

GABUNGAN
JALAN ASPAL
& BETON

Perkerasan Komposit (Composite Pavement)


PERKERASAN LENTUR
(Flexible Pavement)
 Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan bahan
ikat aspal yang sifatnya lentur terutama pada saat panas.
 Aspal dan agregat ditebar di jalan pada suhu tinggi (sekitar
100 0C).
Kriteria konstruksi perkerasan lentur :

 Syarat-syarat berlalu lintas


 Syarat-syarat kekuatan / struktural
Syarat-syarat berlalu lintas

 Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan


tidak berlubang.
 Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk
akibat beban yang bekerja di atasnya.
 Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara
ban dan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip.
 Permukaan tidak mengkilat, tidak silau jika terkena sinar
matahari.
Syarat-syarat kekuatan / struktural

• Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/


muatan lalu lintas ke tanah dasar.
• Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke
lapisan bawahnya.
• Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang
jatuh di atasnya dapat cepat dialirkan.
• Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa
menimbulkan deformasi yang bearti.
Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur
jalan harus mencakup :
 Perencanaan tebal masing-masing perkerasan
 Analisa campuran bahan
 Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
PERKERASAN KAKU
(Rigid Pavement)
 Perkerasan yang menggunakan semen (portland cement)
sebagai bahan pengikat.
 Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas
tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah.
 Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
PERKERASAN KAKU
(Rigid Pavement)
 Perkerasan kaku, biasanya terdiri atas pelat (slab) beton
sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak
ada) di atas tanah dasar.
 Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya
lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis
permukaan.
Kelebihan Jalan Beton

 Dapat menahan beban kendaraan yang berat


 Tahan terhadap genangan air dan banjir
 Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal
 Dapat digunakan pada struktur tanah lemah tanpa perbaikan
struktur tanahnya terlebih dahulu
 Pengadaan material lebih mudah didapat
Kekurangan Jalan Beton

 Kualitas jalan beton sangat bergantung pada proses pelaksanaannya.


 Untuk penggunaan pada jalan raya dengan kapasitas berat kendaraan yang
tinggi, maka biaya konstruksi jalan beton lebih mahal dibanding jalan aspal,
namun lebih murah pada masa perawatan.
 Kehalusan dan gelombang jalan sangat ditentukan pada saat proses
pengecoran sehingga diperlukan pengawasan yang ketat.
 Proses perbaikan jalan dengan cara menumpang pada konstruksi jalan
beton yang lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga
terkadang elevasi jalan lebih tinggi dibanding rumah di sampingnya.
 Warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan gersang sehingga
menimbulkan efek kehati-hatian bagi pengendara di atasnya.
Jenis-Jenis Perkerasan Jalan Beton Semen

 Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa


tulangan untuk kendali retak.
 Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan
tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak
digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan.
 Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan).
Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi
besi yang relatif cukup banyak.
PERKERASAN KOMPOSIT
(Composite Pavement)
 Perkerasan komposit adalah perkerasan kaku yang dikombinasikan
dengan perkerasan lentur.
 Dapat berupa perkerasan kaku di atas perkerasan lentur atau sebaliknya.
Tetapi, pada umumnya perkerasan lentur berada di atas perkerasan kaku.
Perbedaan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku


Bahan Pengikat Aspal Semen
Repetisi Bahan Akan timbul rutting Timbul retak-retak pada permukaan
(lendutan pada jalur roda)
Penurunan Tanah Jalan bergelombang Bersifat sebagai balok di atas perletakan
Datar (mengikuti tanah dasar)

Perubahan Modulus kekakuan berubah. Modulus kekakuan tidak berubah.


Temperatur Timbul tegangan dalam yang Timbul tegangan dalam yang besar.
kecil.
SUSUNAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

LAPISAN PERMUKAAN
(Surface Course)
LAPISAN PONDASI ATAS
(Base Course)
LAPISAN PONDASI BAWAH
(Subbase Course)
LAPISAN TANAH DASAR
(Subgrade)
1. LAPISAN TANAH DASAR (Subgrade)
 Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya.
Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi
yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan
digunakan. Tebalnya berkisar antara 50 – 100 cm. Fungsi utamanya adalah
sebagai tempat perletakan jalan raya dan mendukung konstruksi perkerasan
jalan diatasnya.
• Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau
tanah yang distabilisasi dan lain - lain.
• Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari
sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar
dibedakan atas :
 Lapisan tanah dasar, tanah galian.
 Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
 Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut :
 Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban
lalu lintas.
 Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan
kadar air.
 Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya
perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau
akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang
baik.
2. LAPISAN PONDASI BAWAH (Subbase Course)
 Lapisan ini berada di bawah lapisan pondasi atas dan di atas
lapisan tanah dasar.
 Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban ke lapisan
tanah dasar. Selain itu lapisan pondasi bawah juga berfungsi
untuk mencegah partikel halus masuk kedalam material
perkerasan jalan dan melindungi air agar tidak masuk kelapisan
dibawahnya.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

 Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban


roda ke tanah dasar.
 Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
 Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah
dasar naik ke lapis pondasi atas.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

 Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.


 Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat
beton.
 Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa
konstruksi.
 Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran
halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau
pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan
vertikal plat beton karena beban lalu lintas.
Jenis lapis pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia
antara lain:
1. Agregat bergradasi baik yaitu:
 Sirtu / pitrun kelas A
 Sirtu / pitrun kelas B
 Sirtu / pitrun kelas C
2. Stabilitas
 Stabilitas agregat dengan semen
 Stabilitas agregat dengan kapur
 Stabilitas tanah dengan semen
 Stabilitas tanah dengan kapur.
3. LAPISAN PONDASI ATAS (Base Course)
 Lapisan ini terletak di bawah lapisan permukaan.
 Lapisan ini berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban
roda dan meneruskan beban ke lapisan di bawahnya.
 Lapisan ini berfungsi sebagai bantalan untuk lapisan permukaan.
 Lapisan ini berfungsi sebagai lapisan peresapan untuk lapisan
pondasi bawah.
 Material yang digunakan untuk lapisan ini harus material dengan
kualitas yang tinggi sehingga kuat menahan beban yang
direncanakan.
Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia
antara lain:
1. Agregat bergradasi baik yaitu:
 Batu pecah kelas A
 Batu pecah kelas B
 Batu pecah kelas C
2. Pondasi Macadam
3. Pondasi Telford
4. Penetrasi Macadam (Lapen)
5. Aspal Beton Pondasi (Asphalt Concrete Base / Asphalt Treated Base)
4. LAPISAN PERMUKAAN (Surface Course)
 Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya.
Lapisan yang biasanya kita pijak atau lapisan yang bersentuhan
langsung dengan ban kendaraan.
 Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai lapisan yang langsung
menahan akibat dari beban roda kendaraan.
 Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat dari rem
kendaraan (lapis aus).
 Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak
meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
4. LAPISAN PERMUKAAN (Surface Course)
 Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga
dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.
 Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis
aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis
aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan
(skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan
ikut memikul beban lalu lintas.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan konstruksi
perkerasan jalan, yaitu :
1. Fungsi jalan
2. Kinerja perkerasan (pavement performance)
3. Umur rencana
4. Lau lintas yang merupakan beban dari perkerasan jalan
5. Sifat tanah dasar
6. Kondisi lingkungan
7. Sifat dan banyak terdapat di lokasi
8. Bentuk geometrik lapisan perkerasan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai