Anda di halaman 1dari 6

Hand Out 3

A. Konstruksi Jalan
Jalan raya ialah jalur-jalur diatas permukaan bumi yang sengaja dibuat oleh manusia
dengan ukuran, konstruksi dan bentuk tertentu sehingga dapat dipakai sebagai jalur lalulintas
orang, hewan dan kendaraan.
Bagian-bagian jalan terdiri dari lebar jalur, lebar bahu, drainase dan median. Lebar jalur
adalah yang dilewati lalu lintas tidak termasuk bahu jalan. Lebar bahu berada di samping
lebar jalur lalu lintas, direncanakan sebagai ruang untuk kendaraan yang sekali-sekali
berhenti, pejalan kaki dan kendaraan lambat. Sedangkan median adalah daerah yang
memisahkan arah lalu lintas pada suatu segmen jalan yang terletak di bagian tengah.
Pekerjaan tanah pada pekerjaan konstruksi jalan berupa pekerjaan galian tanah dan
pekerjaan urugan tanah. Tanah pada kontruksi jalan diperlukan untuk membentuk badan
jalan, yaitu leveling sesuai alinemen yang direncanakan.
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas tanah dasar (subgrade), yang
berfungsi untuk menopang lalu lintas.
1. Jenis Perkerasan Jalan
a. Perkerasan Lentur (flexible pavement)
Konstruksi perkerasan lentur yang paling banyak dilaksanakan adalah lapen dan
laston. Bagian-bagian perkerasan lentur adalah sebagai berikut:
Lapis pondasi bawah (LPB, sub base course).
Lapis pondasi atas (LPA, base course).
Lapis permukaan (binder course dan surface course).

Gambar 1 Perkerasan Jalan Lentur.


Gambar 2 Distribusi Beban pada Perkerasan Lentur.

b. Perkerasan Kaku (rigid pavement)


Konstruksi perkerasan kaku menggunakan Portland cement (PC) sebagai bahan
pengikat. Perkerasan kaku umumnya tidak menggunakan lapis pondasi atas. Ada
lima jenis perkerasan kaku antara lain:
Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan.
Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan.
Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan.
Perkerasan beton semen dengan tulangan serat baja.
Perkerasan beton semen pratekan

Gambar 3 Perkerasan Jalan Kaku.


Gambar 4 Distribusi Beban Perkerasan Kaku.

2. Drainase Jalan
Drainase merupakan bagian yang penting dari konstruksi jalan, kerusakan
jalan sering disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh sistem
drainase jalan. Drainase permukaan adalah sistem drainase yang dibuat untuk
mengendalikan air permukaan akibat hujan. Tujuan dari sistem drainase ini untuk
memelihara agar jalan tidak tergenang air hujan dalam waktu cukup lama, tetapi
harus segera dibuang melalui sarana drainase jalan.
Sarana drainase permukaan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
Saluran samping
Saluran penangkap
Gorong gorong Sungai

3. Bangunan Pelengkap Jalan


Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi
merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan
itu sendiri dan petunjuk bagi pengguna jalan agar unsur kenyamanan, keamanan
dan keselamatan dapat terpenuhi.
Bangunan pelengkap jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bangunan Drainase Jalan
Bangunan Penguat Tebing
Bangunan untuk keamanan lalu lintas, rambu dan marka jalan.
Bangunan Penguat Tebing terdiri dari:
Perkuatan lereng,
Stabilisasi timbunan
Tembok penahan.
4. Bahan Jalan
Bahan hanya boleh digunakan apabila telah dilakukan pengujian dan
memenuhi persyaratan. Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus
disiapkan persediaan bahan dalam jumlah yang cukup untuk menjamin
kesinambungan pekerjaan. Untuk menjamin keseragaman campuran sebaiknya
menggunakan bahan dari sumber yang tetap.
Bahan utama perkerasan jalan terdiri dari; 1) Agregat kasar, 2) Agregat
halus, 3) Bahan pengisi, dan 4) Aspal sebagai bahan pengikat.

5. Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas
ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang memadai,
perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan
dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis
sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
– Keadaan tanah pondasi
– Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
– Keadaan daerah sekitar lokasi
– Waktu dan biaya pekerjaan
– Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang


bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain
pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda
dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing
memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian
pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai
aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak
direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang
lebih besar dari bagian sekitarnya. Tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam
perencanaan suatu pondasi, yakni :
– Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh
luar.
– Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
– Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Jenis pondasi ini terbuat dari batu belah ukuran 15 – 25 cm dengan batu
pengunci. Batu belah tersebut diatas diatur pada bagian lapisan pasir setebal 10
cm dengan tujuan lapisan pasir dipakai untuk keperluan kemungkinan drainasi.
Pengaturan batu belah dilakukan dengan sistem manual dan diusahakan agar
rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut sekecil mungkin. Untuk
memperkuat berdirinya batu belah tersebut, di sela-sela batu belah dipasang
pasak-pasak batu kemudian digilas. Batu-batuan yang kecil ditebarkan di bagian
atasnya untuk mengisi rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut
kemudian di lakukan penggilasan lagi.

Gambar 5 konstruksi Telford

Pada saat pelaksanaan penggilasan, kadang kala diberi air secukupnya


dengan tujuan agar batu-batu kecil dapat masuk ke dalam sela-sela batu belah
yang ada. Kekuatan jenis konstruksi telford ditimbulkan oleh gesekan antar batu-
batu tersebut, sehingga kekuatan konstruksi ini sangat tergantung pada bidang-
bidang kontak antar batu serta permukaan batu harus kasar. Semakin besar bidang
kontak dan semakin kasar permukaan batu, maka akan memberi daya dukung
yang besar pula. Maka untuk konstruksi Telford dipergunakan batu belah yang
memberikan gesekan yang lebih besar. Apabila bidang kontak permukaan batu
tersebut kecil atau tidak ada sama sekali maka konstruksi Telford akan rusak.
Hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan pondasi Telford antara lain :
– Penopang tepi pada pondasi terlepas
– Batu yang dipakai ternyata tidak tahan aus
– Beban yang diderita terlalu besar, sehingga gesekan yang tersedia untuk melawan
beban tersebut tidak mencukupi.

Anda mungkin juga menyukai