Anda di halaman 1dari 5

jembatan

Analisi jembatan

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui sungai,
danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang .Dalam proses pelaksanaan
study kelayakan dalam tahap menentukan keriteria pekrjaan yang terkait dengan akses jalan
tentunya juga membutuhkan konstruksi lain seperti jembatan dan Pelengkap Lainya. Hal ini menjadi
prioritas utama yang akan dibahas pada tahap analisis jembatan.

Bangunan atas jembatan memikul beban lalulintas kendaraan yang bergerak diatasnya.
Beban tersebut disalurkan ke kepala jembatan yang harus didukung pula oleh pondasi, untuk
menentukan Jenis Pondasi tentunya didukung dengan Analisa Aspek Tanah agar pemilihan Jenis
Pondasi jadi lebih tepat. Dalam kasus tertentu dengan bentang yang panjang dibutuhkan pilar yang
mendukung beban yang terletak diantara ujung / kepala jembatan.

Srtuktur jembatan terdiri dari struktur atas, struktur bawah dan pondasi. Didalam pemilihan
tipe maupun ukuran jembatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain :

1. Aspek lalu lintas


2. Aspek geometri
3. Aspek hidrologi
4. Aspek perkerasan
5. Aspek tanah
6. Aspek kosntruksi

Untuk mendapatkan Jembatan yang memiliki Kekuatan (Keawetan) serta Stabilitas struktural
tentunya perencanaan suatu konstruksi jembatan harus melalui beberapa tahap survey langsung di
lapangan, salah satunya adalah survey jenis serta sifat tanah dilokasi rencana pembangunan
konstruksi jembatan tersebut,

Pada kesempatan kali ini akan di Bahas 2 item yang mempengaruhi pemilihan tipe dan ukuran
jembatan.

1. ASPEK TANAH
2. ASPEK KONSTRUKSI

ASPEK TANAH

Segala sesuatu yang dibangun diatas tanah, harus kita pelajari terlebih dahulu dan sifat tanah di
lokasi pembagunan agar kita mengenali tanah di tempat pelesanaan pembangunan, selanjutnya
baru kita ketahui berapa cost yang akan di keluarkan untuk projek jembatan tersebut serta
bagaimana cara untk meminimalisirnya’ Ir. Asiyanto, MBA, IPM, Ir. H. Gunawan Taringan, MT & Ir. Ali
Akbar, Msi (File Ajaran : Persatuan Insinyur Indonesia 2011). Untuk membangun sebuah jembatan
tentunya tanah harus di Sondir terlebih dahulu guna mengetahui berapa meter kedalaman pondasi
sampai mendapatkan tanah keras agar abutment (konstruksi jembatan) tidak terjadi penurunan.
Sebelum merencanakan suatu konstruksi bangunan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis dan
sifat setiap lapisan tanah, untuk mensurvey hal tersebut kita harus melaksanakan tes uji tanah (soil
investigation) yang disebut dengan Dutch Cone Penetration Test (Sondir)” Ir.Sjahwarsja Imral (Test
Wawancara - 2013).

Dalam dunia Teknik Sipil, Penyelidikan tanah bertujuan untuk memperoleh data-data tanah
yang diperlukan untuk perencanaan pondasi. Pondasi merupakan bangunan yang berada didalam
tanah sering disebut sub structure, sehingga penyelidikan tanah sangat penting dilakukan, tujuan
lainnya dari penyelidikan tanah adalah untuk menentukan kapasitas daya dukung tanah,
menentukan tipe dan kedalaman pondasi, mengetahui kedalaman muka air tanah, memprediksi
besarnya penurunan yang terjadi, dan lain sebagainya. Dan tentunya itu semua tergantung pada
konstruksi yang akan dibangun pada tanah tersebut.

Pertimbangan yang dilakukan dalam perhitungan merancang pondasi ditinjau berdasarkan


jenis tanah, antara lain:

- Pondasi pada tanah pasir (Seperti Kondisi tanah di Langkat Area)


Permasalahan yang sering terjadi pada perletakan pondasi diatas tanah pasir adalah
penurunan yang tidak seragam. Untuk itu perlu dilakukan berbagai test atau pengujian tanah
seperti Uji Soil Penetration Test (SPT), Uji Kerucut Statis dan Uji Beban Pelat.
- Pondasi pada tanah lempung
Pada tanah lempung perencanaan pondasi agak sulit dilakukan karena jenis tanah ini
menyatu dengan air hingga tanah dengan mudah menjadi jenuh air. Pada tanah jenis ini
disarankan menggunakan pondasi yang dalam, sehingga tanah tidak mudah terpengaruhi
dengan iklim dan kondisi lingkungan sekitar.
- Pondasi pada tanah lanau (Seperti Kondisi Tanah di Area Lokasi Study)
Tanah lanau merupakan jenis tanah yang terdapat peralihan antara pasir dan
lempung. Dalam kondisi alam, tanah jenis lanau ditemukan dalam kondisi longgar dan
kurang padat. Sehingga jika dijadikan sebagai tempat perletakan pondasi, maka akan terjadi
penurunan yang besar.

ASPEK KONSTRUKSI

Aspek konstruksi berkaitan dengan pemilihan jenis struktur yang akan digunakan yang didasarkan
pada beban yang bekerja, jenis dan kondisi tanah dan sebagainya.

- Pemilihan Tipe Konstruksi Bawah (Pondasi )Jembatan

Semua konstruksi yang direkayasa untuk bertumpu di atas atau di bawah permukaan tanah
arus didukung oleh suatu pondasi yang dapat memikul beban bangunan itu. Pondasi adalah
bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopangnya dan beratnya
sendiri kepada dan ke dalam tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Pondasi berguna
untuk meneruskan beban-beban kolom , beban lateral yang bekerja kepada tanah.

Tanah mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi ; tanah
harus mampu memikul beban dari setiap konstruksi teknik yang diletakkan di atasnya tanpa
kegagalan geser (shear failure) dan dengan penurunan yang dapat ditolerir untuk konstruksi
tersebut ; tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau konstruksi rekayasa.
Jika tanah cukup keras dan mampu memikul beban maka pondasi dapat langsung dibangun
di atas tanah itu tetapi bila tidak maka diperlukan tiang pancang atau kaison untuk meneruskan
gaya-gaya tersebut ke lapisan tanah yang mampu memikul gaya itu sepenuhnya , selain itu dapat
juga dilakukan perbaikan permukaan tanah.

Alternatif tipe pondasi yang dapat digunakan untuk perencanaan jembatan berdasarkan
struktur tanah antara lain :

A. Pondasi Telapak/Langsung
Pondasi telapak digunakan jika lapisan tanah keras (lapisan tanah yang dianggap baik
mendukung beban) terletak tidak jauh (dangkal). Dalam perencanaan jembatan pada
sungai yang masih aktif, pondasi telapak tidak dianjurkan mengingat untuk menjaga
kemungkinan terjadinya pergeseran akibat gerusan. Pondasi jenis ini cocok untuk jenis
tanah sedang hingga keras. Bahannya dari pasangan batu kali atau beton bertulang.
B. Pondasi Cerucuk ( Pondasi Pancang Sederhana)
Pondasi cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan didaerah
dengan kondisi tanah kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lumpur
ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tinggi.
C. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras antara 2-5 m. pondasi
sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk lingkaran berdiameter > 80 cm.
Penggalian secara manual dan mudah dilaksanakan. Kemudian lubang galian diisi
dengan beton siklop (1pc : 2 ps : 3 kr) atau beton bertulang jika dianggap perlu dan jika
konstruksinya untuk muatan ringan dapat digabungkan dengan konstruksi beton
bertulang dan konstruksi beton 40% batu kali. Pada ujung pondasi sumuran dipasang
poer untuk menerima dan meneruskan beban ke pondasi secara merata.
D. Pondasi Bored File
Pondasi bored pile merupakan jenis pondasi tiang yang dicor di tempat, yang
sebelumnya dilakukan pengeboran dan penggalian. Sangat cocok digunakan pada
tempat-tempat yang padat oleh bangunan-bangunan, karena tidak terlalu bising dan
getarannnya tidak menimbulkan dampak negative terhadap bengunan di sekelilingnya.
E. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang umumnya digunakan jika lapisan tanah keras/lapisan pendukung
beban berada jauh dari dasar sungai dan kedalamannya > 8,00 m. Perencanaan pondasi
ditinjau terhadap pembebanan vertikal dan lateral, dimana berdasarkan data tanah
diketahui bahwa lapisan tanah keras berada pada lapisan dalam. Pondasi dalam (bored
pile dan tiang pancang) digunakan bila lapisan tanah dasar pondasi yang mampu
mendukung beban yang dilimpahkan terletak cukup dalam. Sesuai dengan data kondisi
tanah yang ada berdasarkan hasil sondir dan boring, lapisan keras > 20 meter dari
permukaan tanah dan kedalaman penggerusan hasil perhitungan pada analisa hidrologi
adalah 9,167 meter serta tingkat kesukaran dalam pelaksanaan, maka rencana pondasi
yang paling tepat untuk kondisi tanah tersebut adalah pondasi tiang pancang

Pemilihan Tipe Konstruksi Bangunan Atas


Dalam merencanakan bangunan atas jembatan dengan bentang ≥8 meter ada beberapa tipe
konstruksi yang dapat digunakan sebagai alternatif pilihan sesuai dari tinjauan masing – masing
aspek. Struktur atas secara umum terdiri dari :

a. Gelagar induk atau memanjang merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang
arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai.
b. Gelagar melintang merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah jembatan.
c. Lantai jembatan berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang menahan beban
langsung lalu lintas yang melewati jembatan itu.
d. Perletakan adalah penumpu abutment yang berfungsi menyalurkan semua beban jembatan
ke abutment menerus ke pondasi.
e. Pelat injak berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan
ketinggian yang terlalu mencolok pada keduanya.

Pemilihan Konstruksi Bawah

a. Abutmen/Pankal Jembatan
Struktur abutment merupakan struktur bawah jembatan yang terletak pangkal jembatan
dan berfungsi sebagai pondasi dangkal. Apabila daya dukung tanah yang terdapat di bawah
abutment tidak memenuhi maka daya dukungnya harus ditambah dengan pondasi dalam
(pondasi sumuran, pondasi caisson). Adapun jenis pondasi yang digunakan adalah
tergantung dari jenis tanah yang ada di bawah struktur tersebut
Abutment/pangkal jembatan dapat diasumsikan sebagai dinding penahan tanah, yang
berfungsi menyalurkan gaya vertikal dan horizontal dari bangunan atas ke pondasi dengan
fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari oprit ke bangunan atas
jembatan.
b. Pangkal Tembok Penahan
Timbunan jalan tertahan dalam batas-batas pangkal dengan tembok penahan yang didukung
oleh pondasi.
c. Pangkal Kolom Spill-Trought
Timbunan diijinkan berada dan melalui portal pangkal yang sepenuhnya tertanam dalam
timbunan. Portal dapat terdiri dari balok kepala dan tembok kepala yang didukung oleh
rangkaian kolom-kolom pada pondasi atau secara sederhana terdiri dari balok kepala yang
didukung langsung oleh tiang-tiang
d. Pangkal Tanah Bertulang
Ini adalah sistem paten yang memperkuat timbunan agar menjadi bagian pangkal.

Struktur Pelengkap

Sarana pelengkap sangat berguna untuk menunjang bangunan pokok agar dapat berfungsi dengan
baik. Sedangkan bangunan pelengkap tersebut sebagai berikut :

a. Railling,
Railling jembatan berfungsi sebagai pagar pengaman bagi para pemakai jalan.
b. Saluran Drainase
Saluran ini untuk mengalirkan air dari lapisan perkerasan jalan ke luar jembatan.
c. Oprit
Merupakan jalan pelengkap untuk masuk ke jembatan dengan kondisi disesuaikan agar
mampu memberikan keamanan saat peralihan dari ruas jalan menuju jembatan
d. Trotoar
Trotoar ini berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati jembatan
agar tidak terganggu lalu lintas kendaraan.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Dalam merencanakan suatu konstruksi Bangunan (Jalan, Jembatan dan Gedung) harus
terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap Aspek Tanah dengan cara Sondir, Soil
Penetration Test atau c. Untuk Lokasi Jalan Akses Bandara Tampa Padang dapat Bekerja
sama dengan Pemerintah Kabupaten Mamuju Dinas Pekerjaan Umum.
2. Pemilihan Jenis Pondasi yang akan dipakai tentunya sangat berpengaruh terhadap Hasil
Pengecekan terhadap Aspek Tanah serta Biaya (Cost).
3. Untuk jembatan dibawah bentang 4 meter disarankan dapat menggunakan konstruksi Box
Culvert, tentunya dengan sayap konstruksi batu kali, agar Pekerjaan Cepat dan Biaya Cost
Lebih Murah dan dipastikan lebih kuat dan tahan lama, dan dengan konstruksi bisa
Corrugated Steel Pipe dan tentunya tukang lokal dapat mengerjakannya. Box Culvert &
Corrugated Steel Pipe dapat dipesan di beberapa Perusahaan Company Fasilities seperti PT.
WIKA,dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai