Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan
bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk
berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara
ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai
parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah
mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air
meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung
tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan
tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan
benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
Jenis pondasi ini terbuat dari batu belah ukuran 15 – 25 cm dengan batu pengunci. Batu belah
tersebut diatas diatur pada bagian lapisan pasir setebal 10 cm dengan tujuan lapisan pasir
dipakai untuk keperluan kemungkinan drainasi. PEngaturan batu belah dilakukan dengan
sistem manual dan diusahakan agar rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut
sekecil mungkin. Untuk memperkuat berdirinya batu belah tersebut, di sela-sela batu belah
dipasang pasak-pasak batu kemudian digilas. Batu-batuan yang kecil ditebarkan di bagian
atasnya untuk mengisi rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut kemudian di
lakukan penggilasan lagi.
Aspal Beton (Hotmix) secara luas digunakan sebagai lapisan permukaan konstruksi
jalan dengan lalu lintas berat, sedang, ringan, dan lapangan terbang, dalam kondisi
segala macam cuaca
Kelebihan Aspal Beton Hot Mix :
Waktu pekerjaan yang relatif sangat cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
Lapisan konstruksi Aspal beton tidak peka terhadap air.
Dapat dilalui kendaraan setelah pelaksanaan penghamparan.
Mempunyai sifat flexible sehingga mempunyai kenyamanan bagi pengendara,
Pemeliharaan yang relative mudah dan murah.
Stabilitas yang tinggi sehingga dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya
deformasi
Karakteristik Aspal
Definisi dan Komposisi
Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral. Bitumen adalah bahan
yang berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair mempunyai sifat baik larut dalam
Cs2 atau CCL4 dengan sempurna dan mempunyai sifat lunak dan tidak larut dalam air, ter
adalah bahan cair berwarna hitam tidak larut dalam air, larut sempurna dalam Cs2 atau
CCL4,mengandung zat-zat organik yang terdiri dari gugusan aromat dan mempunyai sifat
kekal.
Bitumen secara kimia terdiri aromat, Naphten dan alkan sebagai komponen terpenting
dan secara kimia fisika merupakan campuran colloid dimana butir-butir yang merupakan
komponen yang padat (disebut Asphaltene) berada dalam fase cairan yang disebut Malten.
Asphlatene terdiri campuran gugusan aromat Naphten dan Alkan dengan berat molekul yang
lebih tinggi, sedangkan Malten terdiri campuran gugusan aromat. Napthen dan alkali dengan
berat molekul yang lebih rendah.
Jenis-Jenis Aspal
Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam dan aspal
buatan.
1. Aspal alam
a. Aspal alam dapat dibedakan atas :
Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari pulau Buton
Aspal danau (Lake Asphalt) contoh : aspal dari Bermudus Trinidat
b. Berdasarkan kemurniannya sebagai berikut :
Murni dan hampir murni (Bermuda Lake Asphalt)
Tercampur dengan mineral di Pylau Buton, Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh :
aspal dari pulau Buton, Trinidat, Prancis dan Swiss
c. Berhubung aspal alam tidak mempunyai mutu tertentu penggunaan aspal tersebut dapat
dievaluasi dengan baik.
2. Aspal buatan
Jenis ter dibuat dari proses pengolahan minyak bumi. Jadi bahan baku yang dibuat
untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal.
Ter merupakan hasil penyulingan batu bara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan
karena lebih cepat mengeras, peka terhadap temperature dan beracun.
Aspal minyak bumi dengan bahan dasar dapat dibedakan atas :
a. Aspal Keras
Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan
panas, aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan temperatur ruang (25oC – 30oC).
Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak
bumi asalnya. Pengelompokan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi
(tingkat kekerasan pada temperatur 25oC ataupun berdasarkan nilai Visiositasnya.
Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasi.
AC per 40/50 → yaitu AC dengan penetrasi antara 40 - 50
AC per 60/70 → yaitu AC dengan penetrasi antara 60 - 70
AC per 84/100 → yaitu AC dengan penetrasi antara 85 - 100
AC per 120/150 → yaitu AC dengan penetrasi antara 120 - 150
AC per 200/300 → yaitu AC dengan penetrasi antara 200 - 300
Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas (lalu lintas dengan
volume tinggi) sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah
bercuaca dengan lalu lintas ber volume rendah.
Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi (60/70 dan 80/100)
b. Aspal Cair
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan
dengan minyak bumi, dengan demikian cut back aspal berbentuk cair dalam temperatur ruang.
Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dapat
dibedakan atas :
RC (Rapid Curing Cut Back)
Merupakan aspal (semen yang dilarutkan dengan bensin atau premium).
RC merupakan Cut Back aspal yang paling cepat menguap.
MC (Medium Curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan pencair yang lebih kental seperti
minyak tanah.
SC (Slow curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar, aspal
jenis ini merupakan cut back aspal yang paling lama menguap.
Berdasarkan jenis pelarut
RC dari Ac + Premium
MC dari Ac + Bensin
SC dari + Solar
3. Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi berdasarkan
muatan listrik yang dikandungnya aspal emulsi.
Dalam aspal emulsi Kationik dan anionic, kedua golongan tersebut masih dipecahkan lagi
menurut sifat labil sebagai berikut :
1. Kationik
Disebut juga aspal elmulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik negatif.
Berdasarkan sifat labil dibedakan atas :
- (ML), labil Memisah dengan cepat, tidak dapat dipergunakan untuk campuran sebelum
dihampar.
- (MS) Agak Stabil, mempunyai kestabilan sehingga dapatdipergunakan untuk campuran
dengan jenis-jenis batuan dan gradasi tertentu sebelum dihampar.
- (ML) Stabil, dapat dicampurkan dengan semua jenis batuan yang bisa digunakan segala
macam gradasi termasuk gradasi filler semen portland.
2. Katonik
Merupakan aspal emulsi yang bermuatan positif berdasarkan sifat bekerja dapat dibedakan atas
:
- (MCK) Bekerja Cepat : Cepat bereaksi dengan batuan pada terjadinya
kontak dengan permukaan jalan maupun
batuan sehingga tidak dapat batuan sebelum
dihampar.
- (MSK) Bekerja Kurang Cepat : Reaksi kurang cepat dengan batuan
menyebabkan jenis ini dapat digunakan untuk
pekerja, pencampuran dengan bantuan
bergradasi kasar dan bersih.
- (MLK) Bekerja Lamban : Karena reaksi lamban sekali maka jenis ini
dapat dipergunakan untuk menampung
dengan batuan bergradasi halus mis : glury
dan tidak bersih.
3. Nonionik
Merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi berarti tidak menghantarkan listrik.
Selain pengelompokan menurut apa yang disebut di atas aspal emulsi dibagi juga menurut
viscositasnya. Berdasarkan geologi maka pembagian aspal emulsi akan menyangkut kadar
bitumen atau kadar air dan kandungannya karena kadar air mempengaruhi viscositas.
- (RS) Rapid Setting aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga
pengikatnya yang terjadi cepat.
- (MS) Medium Setiing
- (SS) Slow Setting, jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap.
Aspal yang digunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai berikut :
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan aggregat dan antara
aspal itu sendiri.
2. Bahan Pengisi, mengisi rongga antar butir-bitir aggregat dan pori yang ada dari
aggregat itu sendiri.
3. Menutupi permukaan jalan hingga tidak berdebu
4. Menambah stabilitas atau memberikan semacam bantalan antar batuan.
5. Membuat permukaan jalan kedap air.
Berdasarkan fungsi aspal tersebut maka aspal harus mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh)
terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang
baik.
` Spesifikasi Aspal
a. Syarat Umum Aspal Keras
1. Aspal keras harus berasal dari hasil minyak bumi
2. Aspal keras harus mempunyai sifat sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika dipanaskan
sampai 175oC.
3. Kadar paraffin dalam aspal tidak melebihi 2 %
b. Syarat-Syarat Umum Aspal Cair
Spesifikasi meliputi tiga mutu aspal cair RC – 70, RC – 250 fan RC – 800
1. Aspal cair harus berasal dari hasil minyak bumi
2. Aspal harus mempunyai sifat sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika di panaskan
3. Jika dipakai menunjukkan pemisahan atau penggumpalan
4. Kadar paraffin dalam aspal tidak melebihi 2 %.