Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam suatu organisasi, atau Perusahaan motivasi dan disiplin kerja,
termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin
kerja merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan
bersama yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai
dalam suatu organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu
diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang
dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan
timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan
adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta
lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara
maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama
untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin
bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan,
prosedur maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur dan kebijakan yang ada
merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk
mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi
kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada hari pertama mereka bekerja karena
perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan patuh, apabila
peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak
dijalankan sebagaimana mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan harus
menjelaskan secara rinci peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut rasional
dan konsekuensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yamg

mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kapada staf


melalui diskusi aktif.
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang
diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap
individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan
tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang bijaksana
sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut tingkat pelanggaran dan
klarifikasinya.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah
sikap sesorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya. Jadi, seserorang akan bersedia mematuhi semua semua
peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena
terpaksa.
Berdasarkan pendapat Keiht Davis, disiplin kerja juga dapat diartikan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman

organisasi.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan
bagi karyawan dakam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata
tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas kerja
karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
Hukuman juga sangat diperlukan dalam kedisiplinan karyawan, untuk
mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian
hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan
ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar

belakang

masalah

permasalahnnya dirumuskan sebagai berikut :


1. Pengertian disiplin pegawai
2. Pentingnya disiplin kerja
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja
4. Pelaksanaan disiplin kerja
5. Hubungan disiplin dengan produktivitas kerja
C. TUJUAN
2

yang

telah

dikemukakan,

Supaya seseorang dapat menyadari betapa sungguh disiplin itu penting


dalam perkembangan pribadi serta masa depan yang bersangkutan. Serta dapat
menambah ilmu pengetahuan kita, dalam memahami tentang kedisiplinan
karyawan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kedisiplinan adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukan

nilai-nilai

ketaatan,

kepatuhan,

kesetiaan,

keteraturan

dan

ketertiban.Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya


3

untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga
untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap sisiwa.Ketidak disiplinan biasanya
berasal dari diri sendiri, selain itu ketidak disiplinan bisa juga berasal dari lingkungan
sosial.
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam
kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208)
disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau
norma, dan lain sebagainya.
Salah satu pengertian pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh
Drikarya (1980 dalam Mikarsa, 2004:2) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah
upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus
diwujudkan dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.
Dalam Dictionary of Education dikemukakan bahwa pendidikan adalah (1)
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk dan
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup (2) proses social dimana
seseorang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga
dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum.
G. Thomson (1957 dalam Mikarsa, 2004: 12) menyatakan bahwa pendidikan
adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang tetap dalam kebiasaan-kebiasaan pemikiran, sikap-sikap dan tingkah laku.
Sedangkan Crow and Crow (1960 dalam Mikarsa, 2004) menyatakan bahwa harus
diyakini bahwa fungsi utama pendidikan adalah bimbingan terhadap individu dalam
upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, sehingga dia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan
sosialnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur umum
dalam pendidikan yaitu :
1. Pendidikan harus memiliki tujuan, yang pada hekekatnya adalah pengembangan
potensi individu yang bermanfaat

bagi kehidupan pribadinya maupun warga

Negara atau Negara lainnya.


2. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan upaya yang disengaja
dan terencana yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
3. Kegiatan tersebut harus diwujudkan dalam lingkungan keluarga, dan masyarakat
yang lazim disebut dengan pendididikan formal, informal, dan non-formal.
4

Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda, pengangkatan manusia


muda ke taraf insani harus diwujudkan dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.
Pengertian lain dari pendidikan adalah:
(1) Proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk
dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup.
(2) Proses sosial dimana seseorang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih
dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimum
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur umum
dalam pendidikan yaitu:
1.

Pendidikan harus memiliki tujuan, yang pada hakeketnya adalah pengembangan


potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadinya maupun warga

2.

negara atau negara lainnya.


Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan upaya yang
disengaja dan terencana yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran, dan

3.

pelatihan.
Kegiatan tersebut harus diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal, dan nonformal.
4. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan
hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski
kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya,
sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment)
dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana
diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya
Dangerous School (1999).
Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan motivasi dan disiplin kerja,
termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja
merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama
yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam
suatu organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu
diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang
5

dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan
timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan
adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta
lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara
maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin
kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala
peraturan organisasi yang didasari atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan
peraturan organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik indikatorindikator disiplin kerja sebagai berikut
a.

disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja
saja, misalnya datang dan pulang sesuai jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan
tidak mencuri-curi waktu;
b. upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut,

c.

atau terpaksa;
komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari berbagai sikap dalam
bekerja. Apakah karyawan dalam bekerja tidak pernah mengeluh, tidak
berpura-pura sakit, tidak manja, dan bekerja dengan semangat tinggi?
Sebaliknya, perilaku yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau
melanggar peraturan terlihat dari tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan
waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa ijin,
membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja
berlebihan, merokok pada waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan
kerja yang rendah.
Hukuman juga sangat diperlukan dalam kedisiplinan karyawan, untuk

mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian


hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan
ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai. Indikator-indikarot
kedisiplinan antara lain :
a. Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan karyawan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta
cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
b. Teladan pimpinan
6

Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus
memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik , jujur, adil, sesuai katadengan
perbuatan . dengan teladan pimpinan yang baik, ,kedisiplinan bawahan pun akan
ikut baik.
c. Balas jasa
Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
perusahaan atau pekerjaan. Jika karyawan semakin mencintai pekerjaan maka
kedisiplinan yang diciptakan semakin baik pula.
d. Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa
( pengakuan ) atau huikuman akan merangsang terciptanya kedidiplinan karyawan
yang baik.

e. Sanksi hukuman
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin
takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap,dan perilaku indisipliner
karyawan akan berkurang.
f. Ketegasan
Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
g. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada sebuah perusahaan. Hubungan yang
bersifat vertikal maupun horizontal.

BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISIPLIN PEGAWAI


Singodimedjo (2002), mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan
seseorang untuk mematuhi dan nentaati norma-norma peraturan yang berlaku
disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan,
sedabgkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat
pencapaian tujuan perusahaan.
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya
untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi
juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap karyawan.
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
karyawan terhadap peraturan dan ketentuan perusahaan. Bentuk disiplin yang baik
akan tercemin pada suasana, yaitu:
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan
2. Tinggi semangay dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam
3.

melakukan pekerjaan
Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas

4.

dengan sebaik-baiknya
Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan

karyawan
5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan
Latainer (dalm Soeiono, 1995), mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan
yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat
menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan,

dan nilai-nilai

tinggi dari pekerjaan dan perilaku.


Bagi Beach (dalam Siagian, 2002), disiplin mempunyai dua pengertian. Arti
yang pertama, melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan

imbalan atau hukuman. Arti yang kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya
bertalian dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud
dengan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan,
yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan iadapat menyesuaukan diri
dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan
B. PENTINGNYA DISIPLIN KERJA
Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode
untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan uitama disiplin adalah untuk
menigkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan.
Singkatnya, disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna
menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu
dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha
untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang
dikehendaki. (Tohardi, 2002)
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi
kepentingan organisasi maupun bagi karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin
kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas,
sehingga di peroleh hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan diperoleh
suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Penerapan kedisiplinan bagian dari tujuan utama pelaksanaan budaya
organisasi. Budaya organisasi jika dilaksanakan dengan tepat mampu meningkatkan
disiplin kerja, kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Penerapan prinsip utama budaya
organisasi adalah budaya berprestasi, budaya disiplin, budaya kekeluargaan dan
budaya kebersihan. Salah satu tujuan utama budaya yang paling utama dalam suatu
organisasi adalah budaya disiplin. Penerapan budaya yang disiplin akan membuat
seluruh yang terlibat dalam organisasi mampu berjalan sesuai dengan aturan yang
sudah ditentukan. Budaya yang baik dilaksanakandiantaranya adalah budaya
bekerja keras, terus melakukan perbaikan diri, penekananlayanan pada masyarakat,
tidak malas, produktif dengan mampu memanfaatkan teknologi, dan kepedulian
sejati akan kepentingan umum.
10

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA


Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang memengaruhi disiplin pegawai:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi dapat memengaruhi tegaknya disiplin. Para
karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa
mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jeri payanya yang telah
dikontribusikan bagi perusahaan.
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan .
Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh

besar dalam

perusahaan,karena pimpinan dalam suatu perusahaan masih menjadi


panutan kariawan.para bawahan akan meniru yang dilihatnya setiap hari.
Apapun yang dibuat pimpinannya. Oleh sebab itu, bila seorang pemimpin
menginginkan tegaknya disiplin dalam perusahaan, maka ia harus lebih
dulu mempraktekkan, supaya dapat diikutidengan baik oleh para karyawan
lainnya.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan
diinformasikan kepada mereka. Bila aturan disiplin hanya menurut selera
pimpinan saja, atau berlaku untuk orang tertentu saja, jangan diharap bahwa
para karyawan akan mematuhi aturan tesebut.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada
keberenian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan tehadap pelanggar
disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa
terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa.
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada
pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian, maka sedikit
banyak para karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja.
6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang
satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan
penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga
11

mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri.


Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar, dan dicarikan jalan keluarnya,
dan sebagainya.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain:
Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan
Melontarkan pujian yang sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga

para karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut


Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan,

apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka


Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,
dengan menginformasikan, kemana dan untuk urusan apa, walaupun
kedapa bawahan sekalipun

D. PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA


Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal
adalah melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan menepati aturan
permainan. Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan
peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi
oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan
berkaitan dengan disiplin itu antara lain:
1.

Peraturan jam masuk, pulang,dan jam istirahat

2.

Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkahlaku dalam pekerjaan

3.

Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan hubungan dengan unit kerja

lain
4.

Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan
oleh para karyawan selama dalam organisasi dan sebagainya.
(Singodimedjo, 2000)
Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana

menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata
tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur
atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian,
atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan
harus

mengusahakan

agar

tingkah

laku

seperti

itu

tidak

Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:


12

terulang.

a.

Disiplin

Harus

Ditegakkan

Seketika

Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan


sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
b.

Disiplin

Harus

Didahului

Peringatan

Dini

Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar


tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c.

Disiplin

Harus

Konsisten

Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar


hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena
alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena
mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.
d.

Disiplin

Harus

Impersonal

Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah


atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu
beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan
karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu
pengarahan

yang

positif

guna

memperkuat

jalinan

hubungan antara karyawan dan atasan.


e.

Disiplin

Harus

Setimpal

Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan
tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu
berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh
pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan
kegelisahan dan menurunkan prestasi.
E. HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
Disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal
dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai.
Disiplin kerja para pegawai sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal yang
13

harus ditanamkan dalam diri tiap karyawan, karena hal ini akan menyangkut
tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu
tingkahlaku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, disiplin kerja
dapat ditingkatkan apa bila tedapat kondisi kerja yang dapat merangsang
karyawan untuk berdisiplin. (Sukarno. 1994:54)
Disiplin kerja atau kebiasaan-kebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam
diri karyawan sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di
dasarkan atas

kesadaran diri dalam diri karyawan. Tohardi (2002),

ketidakdisiplinan individu atau karyawan dapat memengaruhi produktivitas


kerja organisasi.
Kegiatan pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan
agar meengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewenganpenyelewengan dapat di cegah. Sasaran pokoknya dalah untuk mendorong
disiplin diri di antara para karyawan untuk datang di kantor tepat waktu. Dengan
datang ke kantor tepat waktu dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya,
maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas
kerja pegawai dalam suatu organisasisangat di pengaruhi oleh disiplin pegawai.
Apalagi di antara pegawai sudah tidak menghiraukan kedisiplin kerja, maka
dapat dipastikan produktivitas kerja akan menurun. Padahal untuk mendapatkan
produktivitas kerja sangat di perlukan kedisiplinan dari para pegawai.

14

BAB IV
KESIMPULAN
Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para menejer untuk berkomunikasi
dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai
suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin menunjuk kan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian, bila
peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itubdiabaikan atau seri8ng
dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja,
dan terwujudnya tujuan perusahaan. Meelalui disiplin akan mencerminkan kekuatan,
karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya adalah mereka yang memilki
disiplin tinggi. Guna mewujudkan tujuan perusahaan, yang pertama harus segera
dibangun dan diteggakan diperusahaan tersebut adalah kedisiplinan karyawannya. Jadi,
kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu eperusahann dalam mencapai tujuan.

15

DAFTAR PUSTAKA
http//4shared.com
http://wikipedia.com
http;//wordpress.com
Faustino Cardoso Gomes, manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/disiplin-kerja karyawan.html
Drikarya tentang Negara dan Bangsa, Yayasan Kanisus, Yogyakarta 1980.
Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Kepegawaian. Surakarta; PT. Pabelan.

16

Anda mungkin juga menyukai