PENDAHULUAN
pedoman-pedoman
organisasi.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan
bagi karyawan dakam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata
tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas kerja
karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
Hukuman juga sangat diperlukan dalam kedisiplinan karyawan, untuk
mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian
hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan
ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang
masalah
yang
telah
dikemukakan,
BAB II
TINJAUAN TEORI
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Kedisiplinan adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukan
nilai-nilai
ketaatan,
kepatuhan,
kesetiaan,
keteraturan
dan
untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga
untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap sisiwa.Ketidak disiplinan biasanya
berasal dari diri sendiri, selain itu ketidak disiplinan bisa juga berasal dari lingkungan
sosial.
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam
kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208)
disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau
norma, dan lain sebagainya.
Salah satu pengertian pendidikan yang sangat umum dikemukakan oleh
Drikarya (1980 dalam Mikarsa, 2004:2) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah
upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus
diwujudkan dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.
Dalam Dictionary of Education dikemukakan bahwa pendidikan adalah (1)
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk dan
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana dia hidup (2) proses social dimana
seseorang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga
dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum.
G. Thomson (1957 dalam Mikarsa, 2004: 12) menyatakan bahwa pendidikan
adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang tetap dalam kebiasaan-kebiasaan pemikiran, sikap-sikap dan tingkah laku.
Sedangkan Crow and Crow (1960 dalam Mikarsa, 2004) menyatakan bahwa harus
diyakini bahwa fungsi utama pendidikan adalah bimbingan terhadap individu dalam
upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, sehingga dia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan
sosialnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diberikan beberapa ciri atau unsur umum
dalam pendidikan yaitu :
1. Pendidikan harus memiliki tujuan, yang pada hekekatnya adalah pengembangan
potensi individu yang bermanfaat
2.
3.
pelatihan.
Kegiatan tersebut harus diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal, dan nonformal.
4. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan
hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski
kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya,
sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment)
dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana
diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya
Dangerous School (1999).
Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan motivasi dan disiplin kerja,
termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja
merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama
yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam
suatu organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor.
Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu
diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang
5
dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan
timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan
adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta
lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara
maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin
kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala
peraturan organisasi yang didasari atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan
peraturan organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik indikatorindikator disiplin kerja sebagai berikut
a.
disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja
saja, misalnya datang dan pulang sesuai jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan
tidak mencuri-curi waktu;
b. upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut,
c.
atau terpaksa;
komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari berbagai sikap dalam
bekerja. Apakah karyawan dalam bekerja tidak pernah mengeluh, tidak
berpura-pura sakit, tidak manja, dan bekerja dengan semangat tinggi?
Sebaliknya, perilaku yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau
melanggar peraturan terlihat dari tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan
waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa ijin,
membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja
berlebihan, merokok pada waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan
kerja yang rendah.
Hukuman juga sangat diperlukan dalam kedisiplinan karyawan, untuk
Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus
memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik , jujur, adil, sesuai katadengan
perbuatan . dengan teladan pimpinan yang baik, ,kedisiplinan bawahan pun akan
ikut baik.
c. Balas jasa
Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
perusahaan atau pekerjaan. Jika karyawan semakin mencintai pekerjaan maka
kedisiplinan yang diciptakan semakin baik pula.
d. Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa
( pengakuan ) atau huikuman akan merangsang terciptanya kedidiplinan karyawan
yang baik.
e. Sanksi hukuman
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin
takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap,dan perilaku indisipliner
karyawan akan berkurang.
f. Ketegasan
Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
g. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada sebuah perusahaan. Hubungan yang
bersifat vertikal maupun horizontal.
BAB III
PEMBAHASAN
melakukan pekerjaan
Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas
4.
dengan sebaik-baiknya
Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan
karyawan
5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan
Latainer (dalm Soeiono, 1995), mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan
yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat
menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan,
dan nilai-nilai
imbalan atau hukuman. Arti yang kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya
bertalian dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud
dengan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan,
yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan iadapat menyesuaukan diri
dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan
B. PENTINGNYA DISIPLIN KERJA
Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode
untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan uitama disiplin adalah untuk
menigkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan.
Singkatnya, disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna
menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu
dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi, disiplin berusaha
untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang
dikehendaki. (Tohardi, 2002)
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi
kepentingan organisasi maupun bagi karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin
kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas,
sehingga di peroleh hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan diperoleh
suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Penerapan kedisiplinan bagian dari tujuan utama pelaksanaan budaya
organisasi. Budaya organisasi jika dilaksanakan dengan tepat mampu meningkatkan
disiplin kerja, kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Penerapan prinsip utama budaya
organisasi adalah budaya berprestasi, budaya disiplin, budaya kekeluargaan dan
budaya kebersihan. Salah satu tujuan utama budaya yang paling utama dalam suatu
organisasi adalah budaya disiplin. Penerapan budaya yang disiplin akan membuat
seluruh yang terlibat dalam organisasi mampu berjalan sesuai dengan aturan yang
sudah ditentukan. Budaya yang baik dilaksanakandiantaranya adalah budaya
bekerja keras, terus melakukan perbaikan diri, penekananlayanan pada masyarakat,
tidak malas, produktif dengan mampu memanfaatkan teknologi, dan kepedulian
sejati akan kepentingan umum.
10
besar dalam
2.
3.
lain
4.
Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan
oleh para karyawan selama dalam organisasi dan sebagainya.
(Singodimedjo, 2000)
Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana
menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata
tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur
atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian,
atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan
harus
mengusahakan
agar
tingkah
laku
seperti
itu
tidak
terulang.
a.
Disiplin
Harus
Ditegakkan
Seketika
Disiplin
Harus
Didahului
Peringatan
Dini
Disiplin
Harus
Konsisten
Disiplin
Harus
Impersonal
yang
positif
guna
memperkuat
jalinan
Disiplin
Harus
Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan
tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu
berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh
pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan
kegelisahan dan menurunkan prestasi.
E. HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
Disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal
dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai.
Disiplin kerja para pegawai sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal yang
13
harus ditanamkan dalam diri tiap karyawan, karena hal ini akan menyangkut
tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu
tingkahlaku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, disiplin kerja
dapat ditingkatkan apa bila tedapat kondisi kerja yang dapat merangsang
karyawan untuk berdisiplin. (Sukarno. 1994:54)
Disiplin kerja atau kebiasaan-kebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam
diri karyawan sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di
dasarkan atas
14
BAB IV
KESIMPULAN
Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para menejer untuk berkomunikasi
dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai
suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin menunjuk kan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian, bila
peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itubdiabaikan atau seri8ng
dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja,
dan terwujudnya tujuan perusahaan. Meelalui disiplin akan mencerminkan kekuatan,
karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya adalah mereka yang memilki
disiplin tinggi. Guna mewujudkan tujuan perusahaan, yang pertama harus segera
dibangun dan diteggakan diperusahaan tersebut adalah kedisiplinan karyawannya. Jadi,
kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu eperusahann dalam mencapai tujuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http//4shared.com
http://wikipedia.com
http;//wordpress.com
Faustino Cardoso Gomes, manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/disiplin-kerja karyawan.html
Drikarya tentang Negara dan Bangsa, Yayasan Kanisus, Yogyakarta 1980.
Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Kepegawaian. Surakarta; PT. Pabelan.
16