BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketakwaan adalah suatu hal yang abstrak. Selain tidak mampu ditangkap oleh
panca indra, ketakwaan juga tidak dapat diukur oleh manusia, hanya Allahlah yang
mampu melihat ketakwaan seseorang. Allah begitu mencintai orang-orang yang
bertakwa. Ketakwaan adalah ketulusan hati, dan kebersihan jiwa.
Begitu cintanya Allah terhadap orang yang bertakwa ini, sehingga Allah
mempersembahkan pahala berlipat ganda untuk orang-orang yang bertakwa ini. Tak
hanya pahala dan kenikmatan surga yang hanya bisa dirasakan di akhirat saja, namun
Allah juga sangat melindungi orang-orang yang bertakwa ini. orang-orang yang
bertakwa akan dihindarkan dari segala kemadharatan dunia dan orang-orang yang
tercela, mungkin sekali waktu Allah akan menguji kesabaran orang yang bertakwa,
namun sifat orang yang bertakwa senantiasalah sabar ketika ditimpa segala kesusahan
dunia.
Betapa sayangnya Allah kepada orang yang bertakwa, namun seperti apakah
sifat-sifat orang yang bertakwa itu?
Orang yang bertakwa bukanlah orang yang menunda-nunda kebaikan, beriman,
serta diliputi oleh sikap-sikap baik lainnya yang akan dijelaskan pada bab pembahasan.
Jalan menuju ketakwaan bukanlah jalan yang terjal dan sulit untuk dilalui, jalan
takwa adalah jalan lurus, ringan, namun hanya membutuhkan kesabaran untuk
dilaksanakan. Pun kesabaran pun mamu dilebur oleh keikhlasan, dan orang yang paling
beruntung di dunia ini tidak lain adalah orang yang bertakwa. Dan kita semoga menjadi
orang yang bertakwa. Amin.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut dengan keutamaan takwa?
2. Bagaimanakah sifat-sifat orang yang bertakwa?
3. Bagaimanakah jalan takwa itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keutamaan Takwa
1. Pengertian Takwa
Taqwa adalah himpunan segala kebaikan yang dituntut oleh Allah yaitu:
a.
b. Membersihkan hati dari segala macam sifat mazmumah : ria, takabur, ujub, hubbun dunnya
(kasih kepada dunia), hasad, bakhil,dll.
c. Menghiasi diri dengan segala sifat pujian ikhlas, sabar, syukur, khauf (takut), roja (harap),
tawakal, redha dll.
d. Mengerjakan segala perintah Allah yang wajib dan perbanyak amalan sunnat.
e. Meninggalkan segala yang haram, syubhat dan makruh.
f. Mengurangi pada segala yang diharuskan atau dihalalkan atau tidak berlebihan padanya
melainkan mengambil sekadar keperluan hidup.
g. Meninggalkan segala sesuatu yang menjauhkan ingatan pada Allah.
Kadar seseorang dapat melakukan semua perkara diatas adalah ukuran bagi ketaqwaan dan
kehampiranya disisi Allah taala. Jika seseorang dapat melakukan semua perkara tersebut tanpa
sedikitpun kecualian, maka mereka itulah yang paling bertaqwa dan paling mulia di sisi Allah.
Sebagaimana ketegasan Allah didalam kalimatnya:
131. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu;
bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di
langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah[360] dan Allah Maha Kaya dan Maha
Terpuji.
[360] Maksudnya: kekafiran kamu itu tidak akan mendatangkan kemudharatan sedikitpun
kepada Allah, karena Allah tidak berkehendak kepadamu.
Ini merupakan wasiat yang amat agung kepada umat terdahulu dan yang dating
kemudian, yaitu berupa ketaqwaan yang didalamnya mencakup perintah dan larangan,
penerapan syariat dan hokum. serta balasan pahala bagi orang yang mau
menegakkannya dan ancaman siksa bagi orang yang menyia-nyiakannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keutamaan takwa
Orang-orang yang bertakwa memiliki banyak sekali keutamaan, sebagai berikut:
a.
Pahala yang melimpah ruah, dimana pahala itu akan berubah menjadi ganjaran
penyelamat orang-orang yang bertakwa diakhirat kelak;
Dan yang ketiga adalah surga, surga bersama kelimpah-ruahannya akan menjadi milik
orang-orang yang bertakwa.
f.
Jika orang yang bertakwa ditimpa was-was dari setan, mereka akan ingat kepada
Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
3. Jalan takwa
Dikatakan manusia itu takwa kepada Tuhan adalah tidak dengan shalatnya yang
menghadap ke timur atau ke barat, melainkan dengan sikap dan caranya dalam
beriman dan takwa kepada Allah, yaitu dengan cara:
a.
d. Mendirikan sholat;
e.
Menunaikan zakat;
f.