Anda di halaman 1dari 20

BAHASA INDONESIA

ALINEA DAN PENGEMBANGAN ALINEA

DISUSUN OLEH :

1. NOVIA KHARISMA PUTRI (184140314111003)


2. PUSPITA AURELLIA P.R (184140314111006)
3. NABILA ALIFAH ARSE (184140314111010)
4. TITANIA LUSIAWATI (184140314111012)
5. CHAROLLINE MAYLIANA C (184140314111015)
6. RAHMAH NOORJATI (184140314111018)
7. BUNGSU RETNONINGRUM (184140314111019)
8. DANIA TESALONIKA SETYOPUTRI (184140314111023)
9. AQIL AMIRIL R.M.P (184140314111026)
10. NAILUL FAHMI (184140314111032)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
MANAJEMEN PERHOTELAN
MALANG, JAWA TIMUR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-
Nya lah kami dapat menyusun makalah ini yang diajukan pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tidak lupa pula sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman yang gelap hingga ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung,
maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Kusmadiyono selaku dosen
Bahasa Indonesia Universitas Brawijaya yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
mendapat wawasan lebih tentang “Alinea dan Pengembangan Alinea” yang diharapkan dapat
berguna bagi para pembaca makalah ini serta teman-teman lainnya.

Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami
harapkan untuk para pembaca memberikan kritik dan saran agar kami dapat lebih baik
kedepannya. Terima kasih.

Malang, 10 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 Pengertian Alinea atau Paragraf................................................................................3

2.2 Batasan Alinea atau Paragraf....................................................................................3

2.3 Bagian-bagian Alinea atau Paragraf.........................................................................6

2.4 Fungsi dan Kandungan pada Bagian-bagian Alinea atau Paragraf...........................9

2.5 Mengembangkan dan Cara Pengembangan Kalimat Menjadi Kalimat Luas atau
Kelompok Kalimat.....................................................................................................9
2.6 Kegunaan Alinea atau Paragraf..............................................................................12
2.7 Macam-macam Alinea atau Paragraf.......................................................................13
2.8 Cara Pengembangan Alinea atau Paragraf dengan Memanfaatkan Logika Induktif
(Pengembangan dengan Ilustrasi)............................................................................13
2.9 Cara Pengembangan Alinea atau Paragraf dengan Memanfaatkan Logika Deduktif
(Pengembangan dengan Penalaran atau Penjelasan)...............................................14

BAB III : PENUTUP............................................................................................................15

3.1 Kesimpulan................................................................................................................15

3.2 Saran..........................................................................................................................16

Daftar Pustaka..........................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita sering mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan,
baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi,
atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas kerja, pelaporan, atau skripsi
pasti menggunakan alinea dalam tulisannya. Apabila ditanyakan definisi dari alinea maka
akan bervariasi jawabannya. Alinea merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
kita pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik
dan berkualitas.
Bila kita membuat alinea, kita menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok
dan ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Di samping ide pokok
ini, terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok pertama. Kedua
ide pokok ini merupakan bagian kelompok ide yang lebih besar. Oleh sebab itu, ide
pokok yang kedua ini diungkapkan dalam alinea berikutnya yang disertai pula dengan ide
pokok bawahan yang berupa penjelasan terhadap ide pokok kedua tadi. Demikianlah
seterusnya sehingga kita dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas beberapa
alinea yang mengandung kelompok-kelompok ide yang saling berkaitan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari alinea atau paragraf ?
2. Apa saja batasan alinea atau paragraf ?
3. Apa saja bagian-bagian dari alinea atau paragraf ?
4. Apa fungsi dan kandungan pada bagian-bagian alinea atau paragraf ?
5. Bagaimana mengembangkan dan cara pengembangan kalimat menjadi kalimat luas atau
kelompok kalimat ?
6. Apa saja kegunaan alinea atau paragraf ?
7. Apa saja macam-macam alinea atau paragraf ?
8. Bagaimana cara pengembangan alinea atau paragraf dengan memanfaatkan logika
induktif (pengembangan dengan ilustrasi) ?
9. Bagaimana cara pengembangan alinea atau paragraf dengan memanfaatkan logika
deduktif (pengembangan dengan penalaran atau penjelasan) ?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengertian alinea atau paragraf.
3. Untuk mengetahui batasan alinea atau paragraf.
4. Untuk mengetahui bagian-bagian alinea atau paragraf.
5. Untuk mengetahui fungsi dan kandungan pada bagian-bagian alinea atau paragraf.
6. Untuk mengetahui mengembangkan dan cara pengembangan kalimat menjadi kalimat
luas atau kelompok kalimat.
7. Untuk mengetahui kegunaan alinea atau paragraf.
8. Untuk mengetahui macam-macam alinea atau paragraf.
9. Untuk mengetahui cara pengembangan alinea atau paragraf dengan memanfaatkan
logika induktif (pengembangan dengan ilustrasi).
10. Untuk mengetahui cara pengembangan alinea atau paragraf dengan memanfaatkan
logika deduktif (pengembangan dengan penalaran atau penjelasan).

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alinea atau Paragraf
Satuan bahasa yang lebih besar dan lebih luas dari kalimat adalah alinea atau
paragraf. Dalam definisinya, Alinea atau Paragraf adalah satuan bahasa yang
mengemukakan sebuah pokok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam
himpunan kalimat yang kohesif. Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan
utama. Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan,
sehungga dalam satu paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling terkait. Dalam
rangkaian kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan
utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut
kalimat utama dan kalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjelas.
Perhatikanlah contoh paragraf berikut yang berisi kalimat utama dan kalimat penjelas.
(1) Sampah selamanya selalu memusingkan.(2) Berkali-kali masalahnya
diseminarkan dan berkali-kali pula solusinya dirancang.(3) Namun, masyarakat masih
belum sadar akan dampak membuang sampah sembarangan, padahal hal itu dapat
mencemari lingkungan dan membuat lingkungan tidak nyaman.(4) Hal ini mendapat
perhatian serius karena masalah sampah berkaitan dengan pencemaran air dan banjir.(5)
Hingga saat ini, proses pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan
sampah belum dilaksanakan dengan baik, dan selama itu pula sampah menjadi masalah.
(Arifin, 2011:116)
Keenam kalimat di atas membicarakan tentang sampah, sehingga topik dari
paragraf di atas adalah masalah sampah. Kalimat-kalimatnya koherensif atau saling
terkait dengan logis sehingga memudahkan pembaca untuk memahami topik yang
dibicarakan.

2.2 Batasan Alinea atau Paragraf

• Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa


kalimat (Finoza,2005:165)
• Bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-hubunan secara
utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran (Soedjito,1994:3)

3
a. Pola Urutan Waktu Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-
gagasannya secara kronologis. Dalam pola ini yang perlu diperhatikan adalah
keruntutan 15 pengungkapan gagasan, sehingga tidak ada hal yang terlewati, dan tidak
terjadi pengurangan. Pola urutan waktu yang digambarkan sebagai berikut. -------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
------- Peristiwa 1 ------------------------------------- ------------------------------- Peristiwa
2 ------------------------------------- ------------------------------- Peristiwa 3, dsb-------------
------------------- -----------------------------------------------------------------------------------
b. Pola Runtutan Tingkat Dalam pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan
mulai dari tingkat terendah sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan
yang besar, dan sebagainya. Prinsipnya sama dengan pola urutan waktu, yaitu
hendaknya tidak ada tingkatan yang terlewati atau terkurangi. Pola urutan tingkat
dapat digambarkan sebagai berikut: ------------------------------------------------------------
--------- --------------------------------------- Tingkat 1 -------------------------- ---------------
----------------------------- Tingkat 2 --------------------- ----------------------------------------
--------- Tingkat 3, dsb ---------- -----------------------------------------------------------------
------------- -------------------------
c. Pola Urutan Apresiatif Pada pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan
gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna,
dan sebagainya.Hal-hal yang buruk diungkapkan terlebih dahulu, lalu hal-hal yang
baik; mula-mula diuraikan hal-hal yang merugikan, lalu hal-hal yang menguntungkan;
mula-mula diuraikan hal-hal yang salah, lalu yang benar dan 17 sebagainya. Urutan
yang demikian itu tentu saja dapat dibalik. Hanya saja, yang penting ialah bahwa
dalam pola ini arahnya kepada penghargaan suatu hal dengan menunjukan kelebihan
dengan kekurangannya.
d. Pola Urutan Tempat Dalam pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya
mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke
luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan
dengan urutan berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang 18
terpenting ke tempat yang penting sampai tempat yang kurang penting. Pola urutan
tempat ini sangat ditentukan oleh sudut pandangan penulis.

4
e. Pola Urutan Klimaks Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan
tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang
semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi,
dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang
setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling
intens.
f. Pola Urutan Antikimaks Pola urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola
urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling
intens menuju ke yang intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan
(novel, cerpen, drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah samoai pada puncaknya
menuju ke antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
g. Pola Urutan Khusus Umum Dalam pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-
mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian
diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya. Rampatan ini pada dasarnya
merupakan dalil bagi hal-hal yang khusus tadi. Pola urutan khusus ke umum dapat
digambarkan sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------
-- --------------------------------------- hal yang khusus 1 ---------------- ----------------------
---------------------- hal yang khusus 2 ----------- -----------------------------------------------
-- dalil (yang umum) ----- ------------------------------------------------------------------------
------ -------------------------
h. Pola Urutan Sebab – Akibat Dalam pola urutan ini, penulis mengungkapkan
gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari pernyataan itu. Karena
mempunyai akibat atau efek tertentu pada hal yang lain, maka pernyataan itu
merupakan penyebab atau singkatnya sebab. Pola urutan ini dapat digambarkan
sebagai berikut. --------------------------------------------------------------------- --------------
----------------------- Sebab -------------------------------- ---------------------------------------
--- Akibat 1 ------------------------ ----------------------------------------------- Akibat 2 -----
-------------- ------------------------------------------------------------------------------ ----------
---------------

5
i. Pola Urutan Tanya - Jawab Dalam pola urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula
mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian diikuti dengan
jawaban pertanyaan itu. Karena pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang dibuat
untuk dijawab sendiri oleh penulis, maka pertanyaan itu merupakan pertanyaan
retoris. Perlu dicatat bahwa meskipun bentuknya pertanyaan, namun sebenarnya
merupakan rumusan terhadap suatu masalah. Pola urutan tanya – jawab ini dapat
digambarkan sebagai berikut.

2.3 Bagian-bagian Alinea atau Paragraf

Pada umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa
alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan kandunganya,
kalimat dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat pengembangan,
kalimat penutup, dan kalimat penghubung.

1. Kalimat Topik

Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan gagasan pokok dalam


kalimat yang bersangkutan. Oleh kerena itu kalimat topik merupakan bagian yang
terpenting. Bagian ini mengarahkan dan sekaligus mengontrol pengembangan alinea.
Kalimat topik biasanya terletak di awal alinea. Namun bisa juga kalimat topik itu terletak
di tengah alinea yang bersangkutan. Karena kalimat topik merupakan kalimat yang
terpenting maka kalimat topik itu hendaknya :
 Merupakan kalimat efektif yang menarik
Pengertian efektif dalam kalimat efektif berarti membuahkan hasil. Hasil yang
diharapkan dari suatu kalimat sebagai bagian dari tuturan ialah pemahaman. Terpahami
atau tidak terpahami oleh pihak lain itulah yang menjadi kriteria efektif tidaknya suatu
kalimat atau tuturan kemudian tambahan menarik itu berarti bahwa kalimat topik
hendaknya dapat memikat perhatian pembaca.
 Merupakan susunan yang runtut dan logis
Untuk mengetahui susunan yang runtut dan logis, kita perhatikan kalimat berikut ini.
1) Pemeliharaan dan penanaman padi dilakukan pada musim yang tepat.
2) Penanaman dan pemeliharaan padi dilakukan pada musim yang tepat.
3) Pengajaran sastra tidak diperoleh melalui bangku ilmiah.
6
 Merupakan rumusan yang tidak terlalu umum namun juga tidak terlalu
spesifik.
Jika terlalu umum, maka pengembangannya nanti akan terlalu luas. Sebaliknya jika
terlalu spesifik, maka pengembangannya akan terlalu sempit. Sebagai patokan perlu
diketahui bahwa kalimat yang ringkas biasanya kandungan isinya bersifat umum.
Kalimat yang demikian dapat dispesifikasikan kandungan isinya dengan memperluas
kalimat tersebut atau mengganti kata-kata umum dalam kalimat itu dengan kata-kata
yang khusus.
Kalimat di atas diketahui bahwa kalimat topik dihasilkan melalui beberapa tahap yaitu
perumusan gagasan umum, lalu menspesifikasikan gagasan umum tersebut dan
kemudian memperbaiki kata-kata atau susunan kalimatnya.

2. Kalimat Pengembangan
Kalimat pengembangan pada dasarnya adalah kalimat-kalimat yang
menguraikan hal-hal yang terkandung dalam topik. Hal ini berarti bahwa kalimat-kalimat
pengembangan itu hendaknya berpusat pada kalimat topik agar tercipta adanya kesatuan
gagasan. Adanya kalimat pengembangan yang menyeleweng dari kalimat topik
hendaknya dihindari. Untuk itu langkah yang harus ditempuh ialah perumusan butir-butir
pengembangan secara ringkas di bawah kalimat topik, sehingga terbentuk semacam
alinea.
Gagasan pokok yang terkandung dalam kalimat topik pada hakikatnya Merupakan
pengungkapan dari :
1. ‘apa yang akan dibicarakan’ dengan mengajukan pernyataan sehubungan
dengan ‘apa yang dibicarakan’, 5
2. jawaban ringkas yang dapat dijadikan butir-butir pengembanganya.
Adapun pertanyaan yang dapat diajukan itu ialah mengenai ‘bagaimana’.
‘mengapa’, dan pertanyaan lain yang relevan.
3. Langkah selanjutnya adalah mengecek apkah butir-butir itu sudah lengkap
ataukah masih ada yang terlewatkan, dan kemudian menyusun kembali.

7
3. Kalimat Penutup
Setelah pengembangan itu sampai pada batas kecukupan, maka alinea
itu sebaliknya segera diakhiri. Kalimat yang mengakhiri alinea itu disebut
kalimat penutup. Demi terwujudnya kesatuan gagasan, penyusunan kalimat
topik hendaknya berdasarkan kalimat-kalimat pengembangan. Dari ketiga contoh kalimat
di atas, dapat kita ketahui bahwa kalimat penutup dalam suatu alinea dapat berupa
penekanan kembali, kesimpulan dan rangkuman. Dari contoh kalimat di atas diketahui
bahwa dalam menyusun kalimat penutup hendaknya didasarkan pada kalimat topik dan
kalimat-kalimat pengembangannya. Sebagai contoh :
 Manusia adalah mahluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda
juga empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa
dengan itu.
Dalam contoh di atas diperlukan berbagai jenis binatang yang sedikit empedunya
panjang umurnya. Untuk dapat membuat rampatan, kita hendaknya ingat adanya kata-
kata umum dan kata-kata khusus yang dalam tata makna berhubungan secara hiponim
pada. Contoh di atas mahluk merupakan kata yang sangat umum, manusia dan binatang
merupakan kata yang umum, dan kuda dan keledai merupakan kata yang khusus.

4. Kalimat Penghubung
Demi terwujudnya kesatuan dan kepaduan antara alinea satu dengan alinea lain
dalam suatu wacana, maka diperlukan adanya kalimat penghubung. Contoh alinea (a)
diawali dengan frase dorongan lain yang secera eksplisit menunjukan adanya hubungan
dengan alinea lain disebut kalimat penghubung. Adapun katakata yang dipakai untuk
menandai dengan hubungan kalimat lain adalah kata-kata ganti tunjuk: ini, itu, tersebut,
demikian, dan sebagainya. Hubungan antara alinea itu sering juga tidak dinyatakan
secara eksplisit, tetapi hanya secara implisit. Hubungan antar alinea yang demikian
tidak menggunakan kalimat penghubung. Hubungan antaralinea hanya dapat diketahui
dari hubungan isinya. Oleh karena itulah, kalimat penghubung itu dalam alinea tertentu
diperlukan, dan dalam alinea yang lain tidak diperlukan.

8
2.4 Fungsi dan Kandungan pada Bagian-bagian Alinea atau Paragraf
Fungsi alinea atau paragraf :

1. Menampung ide pokok


Paragraf yang berfungsi untuk menampung berbagai ide pokok sang penulis.
2. Membantu memahami isi
Sebagai sarana yang membantu para pembaca memahami isi andai tidak ada
paragraf pasti para pembaca akan sulit membedakan kapan sang penulis
memberikan ide pokok yang berbeda.
3. Membantu menguraikan masalah
Paragraf juga dapat membantu penulis mengembangkan semua ide yang ada
agar terurai secara jelas dan sistematis agar dipahami oleh pembaca.
4. Memulai pokok pikiran baru
Ini ada sedikit hubungan sengan fungsi paragraf no. 2. Paragraf membantu
pennulis dan pembaca membedakan ide pokok satu paragraf dengan paragraf lain.
Sehingga tujuan para penulis tersampaikan secara baik.

2.5 Mengembangkan dan Cara Pengembangan Kalimat Menjadi Kalimat Luas atau
Kelompok Kalimat

Struktur dasar kalimat panjang tidak berbeda dengan struktur dasar kalimat
pendek karena kalimat panjang harus dapat dikembalikan ke struktur dasar itu. Kalimat
yang panjang maupun pendek, yang diperlukan hanya dan harus terdiri atas subjek dan
predikat. Kalimat pendek menjadi panjang atau berkembang karena diberi tambahan-
tambahan atau keterangan-keterangan pada subjek, predikat, atau keduanya.

Tambahan atau keterangan itu bermacam-macam, dan dapat dirinci sebagai berikut:

1. Atributif adalah segala sesuatu yang menerangkan atau memodifikasikan kata benda.
2. Adverbial ialah segala sesuatu yang menerangkan atau memodifikasikan kata sifat, kata
kerja, kata tambahan, atau seluruh kalimat.
3. Aposisi adalah segala sesuatu yang memperjelas kata benda, berupa sama atau sebutan
lain.
4. Pelengkap ialah segala sesuatu yang menerangkan kata kerja sebagai pelengkap
langsung (objek), pelengkap penyerta, pelengkap rangkap, atau pelengkap pelaku.

9
5. Komplemen adalah segala sesuatu yang menerangkan subjek atau objek, berupa kata
benda atau kata sifat sebagai penggenap. Contoh:
... menjadi direktur. ... menyemir hitam.

... berbau harum. ... dicat hijau dan kuning.

6. Pengulangan memiliki arti bahwa sebuah isi atau makna sebuah kata diulangtegaskan,
dengan memakai kata yang sama atau dengan memakai sinonim/ungkapan lain yang
searti.
7. Penyebutan berseri ialah penyebutan beberapa hal yang sama fungsinya dalam kalimat
dan yang sama bentuk gramatikalnya.
8. Koordinasi (konstruksi setara): penjajaran beberapa hal pada kedudukan yang
setingkat, baik pada taraf kalimat maupun pada taraf frase. Ada bermacam-macam
koordinasi:
1) Koordinasi aditif: menggunakan kata penghubung dan, serta, lagi.
2) Koordinasi alternatif: menggunakan kata penghubung atau.
3) Koordinasi kontrastif: menggunakan kata penghubung tetapi.
4) Koordinasi sebab-akibat: menggunakan kata penghubung maka.
5) Koordinasi perturutan: menggunakan kata penghubung lalu atau kemudian.

Pada taraf kalimat, dapat juga digunakan adverbial konjungtif untuk koordinasi itu:

1) Koordinasi aditif: tambahan pula, lagi pula, apa lagi, dsb.


2) Koordinasi alternatif: kalau tidak, dsb.
3) Koordinasi kontrastif: meskipun begitu, akan tetapi, walaupun demikian,
bagaimanapun juga, dsb.
4) Koordinasi sebab-akibat: jadi, maka dari itu, oleh sebab itu, dengan demikian,
dsb.
5) Koordinasi perturutan: selanjutnya, sesudah itu, akhirnya, dsb.
Dalam penggunaan kata penghubung dan adverbial konjungtif diperlukan tanda baca
yang tidak sama.

9. Ilustrasi: keterangan yang merupakan contoh atau misal.

10
10. Perbandingan.
Contoh:

 Kalimat pendek : Kardiman rajin.


 Kalimat panjang : Sepulang sekolah, Kardiman, anak sulung Pak Kasim
yang sudah tua itu, rajin dan tekun membantu pekerjaan di rumah seperti semut
membangun rumahnya, misalnya mengumpulkan kayu bakar, memandikan temak,
mengapur putih pagar, dan dinding-dinding bambu rumahnya.

Berikut ini adalah jenis-jenis tambahan yang memperpanjang kalimat sebelumnya.

 Sepulang sekolah : adverbial


 Anak sulung Pak Kasim yang sudah : aposisi tua itu
 Sulung : atributif kualitatif pada “anak”
 Pak Kasim : atributif kompletif pada “anak sulung”
 Yang sudah tua : atributif kualitatif pada “Pak Kasim”
 Sudah : adverbial, menerangkan “tua”
 Itu : atributif pada “Pak Kasim yang sudah
tua”
 Rajin dan tekun : koordinasi aditif
 Membantu pekerjaan rumah… : adverbial, menerangkan “rajin dan
tekun”
 Pekerjaan : objek langsung
 Di rumah : atributif, menerangkan “pekerjaan”
adverbial, keterangan tempat.

 Seperti semut membangun rumahnya : adverbial, perbandingan


 Misalnya : kata peralihan penunjuk ilustrasi
 Bambu rumahnya : ilustrasi yang berbentuk penyebutan
berseri
 Kayu bakar : objek langsung
 Ternak : objek langsung
 Putih : komplemen
 Pagar dan dinding-dinding bambu : objek langsung yang berupa koordinasi
rumahnya aditif
11
Ringkasnya, kalimat yang di dalamnya terangkum lebih banyak
informasi disebut kalimat luas. Kalimat luas ini dapat dibentuk dengan berbagai cara
sebagai berikut.

1. Memberi fungsi keterangan lebih dari sebuah pada kalimat itu.


2. Memberi keterangan tambahan ke dalam fungsi-fungsi di dalam kalimat
tersebut.
3. Memberi keterangan aposisi pada fungsi subjek dan atau objek pada kalimat.
4. Menyisipkan klausa lain di dalam kalimat tersebut dengan bantuan
konjungsi yang.
5. Menggabungkan fungsi-fungsi yang beridentitas sama dari dua klausa
atau lebih yang membangun kalimat itu. Hal ini lazim disebut dengan
istilah "merapatkan", dan hasilnya menjadi kalimat rapatan.
6. Menggabungkan dua buah klausa atau lebih secara koordinatif yang
membangun kalimat itu. Hasilnya, lazim disebut dengan istilah kalimat
majemuk koordinatif atau kalimat majemuk setara.
7. Menggabungkan dua buah klausa secara subordinatif. Hasilnya,
lazim disebut kalimat majemuk subordinatif atau kalimat majemuk
bertingkat.
8. Menggabungkan tiga buah klausa atau lebih secara koordinatif dan
subordinatif sekaligus. Hasilnya, lazim disebut kalimat majemuk
kompleks.

2.6 Kegunaan Alinea atau Paragraf

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti
paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman
bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil dan

12
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variabel.

2.7 Macam-macam Alinea atau Paragraf


Paragraf terdiri atas berbagai jenis, misalnya terkait dengan pola
pengembangan paragraf. Jenis paragraf yang berhubungan dengan pola pengembangan
ini berdasarkan letak kalimat utama dalam paragraf.
a. Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki letak kalimat utama pada awal
paragraf. Bila dilihat dari segi pernyataan yang dituliskan, paragraf ini berpola
pernyataan umum-khusus.
b.Paragraf induktif adalah paragraf yang memiliki letak kalimat utama pada akhir
paragraf. Bila dilihat dari segi pernyataan yang dituliskan, paragraf ini berpola
pernyataan khusus-umum.
c. Secara garis besar, jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama terbagi atas
dua jenis, yaitu paragraf deduktif dan induktif. Namun demikian, tak menutup
kemungkinan terdapat paragraf campuran, yakni paragraf yang memiliki letak
kalimat utama pada awal dan akhir paragraf.

2.8 Cara Pengembangan Alinea atau Paragraf dengan Memanfaatkan Logika Induktif
(Pengembangan dengan Ilustrasi)

Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan dalam paragraph


paparan (ekspositori) untuk menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu objek.
Jadi, sebuah kalimat utama yang berisi gagasan utama dijelaskan dengan kalimat
kalimat penjelas mengenai gagasan utama tersebut. Contoh:

Waktu pertama kali bertemu dengan Chairil Anwar, orang akan


menyangka dia orang Indo. Rambutnya yang kepirang-pirangan selalu jatuh
membuyar ke pelipi kanan dan selalu dibenahinya cepat ke belakang dengan gerak
yang cepat dan gesit. Putih matanya selalu ke merah-merahan, dihidupi oleh biji
mata coklat muda bening, selalu sayup melihat arah kejauhan, tetapi juga selalu gesit
dan cemerlang, disertai gerak-gerik kenakalan. Tidak sejenak pun dia dapat diam,

13
semua pada dirinya bergerak: kata-katanya, matanya, jarinya, selalu menyertai
kehadirannya. Kehadirannya membawa suasana dinamis gesit dan gerak. (Alwi
(dalam Chaer,2011: 92))

Gagasan utama pada paragraf di atas adalah sikap, fisik, dan sifat Chairil
Anwar yang pertama kali dilihat sebagian orang. Kemudian, gagasan utama itu
dipaparkan dalam kalimat-kalimat penjelas tentang sikap, sifat, dan keadaan fisik
Chairil Anwar itu.

2.9 Cara Pengembangan Alinea atau Paragraf dengan Memanfaatkan Logika Deduktif
(Pengembangan dengan Penalaran atau Penjelasan)

Pengembangan paragraph dengan pemerincian lazim dilakukan untuk


menunjang pikiran pokok yang berupa fakta, bisa juga pendapat. Jadi, pikiran pokok
itu dirinci dengan sejumlah fakta lain. Contoh:

Di kota kami yang tidak terlalu besar jumlah kendaraan cukup banyak,
sehingga kemacetan lalu lintas sering terjadi. Menurut catatan dinas lalu lintas jalan
raya terdapat 2615 buah mobil. Dari jumlah itu dapat diperinci jumlah mobil dinas
pemerintahan ada 325 buah, mobil kendaraan umum ada 525 buah, mobil milik
perusahaan swasta ada 100 buah, dan sisanya adalah mobil pribadi. Sepeda motor
tercatat ada 331850 buah. 320 diantaranya adalah sepeda motor berplat merah.
(Chaer, 2011: 91)

Pikiran pokok pada paragraf diatas adalah jumlah kendaraan di sebuah kota.
Lalu, diperinci dengan banyaknya mobil dinas, mobil pribadi, dan mobil kendaraan
umum. Selain itu, diperinci juga banyaknya sepeda motor yang diperinci menjadi
milik umum dan milik instansi pemerintah. Istilah berplat merah adalah kendaraan
dinas pemerintahan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Alinea atau Paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran
atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang kohesif.
Batasan alinea atau paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas kalimat-
kalimat yang berhubung-hubunan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan
pikiran (Soedjito,1994:3)
Bagian-bagian alinea atau paragraf ada 4, yaitu:
1. Kalimat topik.
2. Kalimat pengembangan.
3. Kalimat penutup.
4. Kalimat penghubung.
Fungsi alinea atau paragraf, yaitu:
 Menampung ide pokok.
 Membantu memahami isi.
 Membantu menguraikan masalah.
 Memulai pokok pikiran baru.
Kegunaan alinea atau paragraf, yaitu:
 Mengekspresikan gagasan tertulis.
 Menandai peralihan gagasan baru.
 Memudahkan pengorganisasian gagasan.
 Memudahkan pengembangan topik karangan.
Macam-macam alinea atau paragraf, yaitu:
 Paragraf deduktif : Kalimat utama terletak diawal paragraf.
 Paragraf induktif : Kalimat utama terletak diakhir paragraf.
 Paragraf campuran : Kalimat utama terletak diawal dan diakhir paragraf.
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi ( Induktif) digunakan dalam paragraph
paparan (ekspositori) untuk menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu objek.
Jadi, sebuah kalimat utama yang berisi gagasan utama dijelaskan dengan kalimat kalimat
penjelas mengenai gagasan utama tersebut.
15
Pengembangan paragraf dengan pemerincian (deduktif) lazim dilakukan untuk
menunjang pikiran pokok yang berupa fakta, bisa juga pendapat. Jadi, pikiran pokok itu
dirinci dengan sejumlah fakta lain.

3.2 SARAN
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih sangat sederhana dan kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kedepannya kami akan
berusaha lebih baik lagi untuk menjelaskan tentang “Alinea dan Pengembangan Alinea”
dengan sumber-sumber yang lebih jelas dan pasti.
Dalam penyusunan makalah ini, kami masih memerlukan kritikan dan saran bagi para
pembaca mengenai pembahasan materi atau bagian manapun yang dianggap kurang
tepat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul, Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), 2009, hlm. 168.

Musaba, Zulkifli. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.

Sugono, Dendy. 2011. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Widyamartaya. A., Seni Menggayakan Kalimat, 1990, hlm. 9-10.

Suryati, Maria Meltiana. 2017. UNSUR PARAGRAF, JENIS PARAGRAF, DAN POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI 1-15 DESEMBER 2016.
SKRIPSI. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Buku SKM SMA kelas XI

Akhadiah, Sabarti, Arsjad Maidar G., Ridwan Sakura H. 1989. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga
https://www.slideshare.net/haristianSahroniPutr/bahasa-indonesia-buku-modul-bahasa-
indonesia-ditjen-dikti
https://tsanasnabillah.wordpress.com/tag/manfaat-dan-jenis-alinea/
https://blog.ub.ac.id/liaakhirunisa/2013/11/23/bagian-bagian-alinea/

17

Anda mungkin juga menyukai