Anda di halaman 1dari 30

PEMIKIRAN NURUDDIN AR RANIRY

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Sosial dan Intelektual Islam
Indonesia II

Dosen Pengampu: Agus Permana, M.Ag

Disusun oleh

Abdul Aziz A 1155010001

SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
Absatrak
Meskipun tidak lama menetap di Nusantara, namun Pengaruh Nuruddin Ar
Raniry sangat luar biasa bagi Nusantara, khususnya bagi Aceh dan Semenanjung
Malaya. Beliau dating jauh dari India untuk menyebarkan Agama Islam. Sebelum
dating di Nusantara, baliau menimba Ilmu di tanah kelahirannya, kemudian
memutuskan untuk pergi belajar ke Haramayn. Dan belajar di melayu sebelum
menadarat di Aceh. Nuruddin Ar Raniry merupakan Ulama yang serba bisa. Beliau
merupkan Ahli Fikih, Hadist, dan Ilmu yang paling utamanya adalah Tasawuf.
Beliau juga mengikuti lebihdar satu jenis tarekat.

Pengaruhnya di Nusantara sangat terasa pada saat belaiu diangkat oleh


Sultan Iskandar Tsani untuk menjadi Syaikul Islam di Kerajaan Aceh. Posisinya
tersebut beliau manfaatkan untuk memperluas pengaruhnya dibidang agama.
Banyak kebijkan beliau yang menjadi acuan bagi sultan. Pengeruhnya yang sangat
kuat adalah ketika menyingkirkan paham Hamzah Fansuri mengenai Wahdatul
Wujud. Nuruddin Ar Raniry menolak pemikiran itu. Beliau membawa ajaran
tasawuf sunni. Pemikiran Pemikiran beliau Seperti Akidah, Hadists,
Ketatanegeraan, Sejarah, Fikih sangat berpengaruh di Kerajaan Aceh dan
Sekitarnya.

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah atas segala karunia dan nikmat yang telah
diberikannya, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw
yang telah membawa cahaya kehidupan bagi kita semua. Alhamdulillah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemikiran Nuruddin Ar Raniry”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Sosial
Intelektual Islam Indonesia II (SSIII II) di jurusan Sejarah dan Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung tahun 2018.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkonrtibusi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada bapak Agus
Permana, M.Ag. selaku dosen mata kuliah SSIII ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.

Wassalamualaikumk Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, 10 Desember 2018

Penulis

2
Daftar Isi

Absatrak ...................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
D. Metode ........................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSAKA.......................................................................................................... 10
A. Penelitian Terdahulu..................................................................................................... 10
B. Teori .............................................................................................................................. 11
BAB III BIOGRAFI DAN KARYA .................................................................................................... 12
A. Biografi Nuruddin Ar Raniry.......................................................................................... 12
B. Karya Nuruddin Ar-Raniry ............................................................................................. 15
BAB IV PERKEMBAGAN PEMIKIRAN .......................................................................................... 23
A. Pemikiran ...................................................................................................................... 23
1. Pemikiran Ketuhanan ............................................................................................... 23
2. Pemikiran tentang penciptaan ................................................................................. 23
3. Sanggahan terhadap Hamzah Fansuri ...................................................................... 24
B. Pengaruh Pemikiran Nuruddin Ar Raniry...................................................................... 26
1. Terhadap Muridnya .................................................................................................. 26
2. Terhadap Kehidupan Politik ..................................................................................... 26
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................... 27
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 28

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesona Nusantara dan letaknya yang strategis membuatnya banyak disambanun
parapelancong dari berbagai belahan dunia. Kapal dagang Arab, India, China hingga
Eropa pasti pernah singgah di Nusantara. Khususnya wilayah selat malaka menjadi
kota modern pada masanya. Ulama, pedagang, warga sipil saling berinteraksi
disana. Karena kepentingan dakwahnya, para ulama yang terkadang merangkap
menjadi pedagang pada saat itu mulai menyebar luaskan agama Islam. Salah satunya
adalah Nuruddin Ar Raniry.
Telahir dengan nama Nuruddin Muhammad ibn ‘Ali ibn Hasanji ibn
Muhammad amid al-Quraishi al- Shafi‘i al-Asy‘ary Al-’Aydarusi ar-Raniri yang
dikemudian hari dikenal dengan Nuruddin Ar Raniry. Nama Ar Raniry dinisbatkan
pada kota kelahirannya Ranir (kini dikenal Randir) sebuah kota pelabuhan di pantai
Gujarat.1 Terlahir dari lingkungan yang kental dengan suasana keislaman membuat
dirinya berkembang dan menjadi ulama yang mempunyai pengaruh besar. Para ahli
memperkirakan ia merupakan keturnan dari Al-Hamid dan Zuhra, salah satu dari
keluarga Quraisy. Kemungkinan lainnya ia memiliki garis genealogi dari Abu
Brakar Abdullah bin Zubair al-Asadi al- Humaydi.2
Kala berda di Nusantara, ia diangkat menjadi mufti pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani. Memenjak pengangkatannya, ia membuat
banyak karya tulis dan menyebarkan pengaruhnya. Diantara karyanya yang popular
ialah : Bustan Al Salathin yang berisiakn mengenai nasehatnya kepada sultan yang
mempunyai tanggung jawab terhadap rakyatnya agar melindungi kaum yang melah
dan memberikan kesejahteraan agar dalam kepemimpinannya di Rahmati oleh Allah
SWT. Beliau juga menuliskan buku pegangan standar mengenai kewajiban-
kewajiban bagi umat muslim.3 Tak hanya itu, ia juga membuat karya yang tak kalah

1
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengan dan Kepulauan Nusantara Aban XVII dan XVIII,
MIzan, Bandung, 1998, hal. 169
2
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nurudin Ar Raniry, Substantia volume 12 nomor 2,
2015, hal. 180
3
Fahmi, Sejarah pemikiran hokum Islam di Indonesia pada abad ke-xvii (Artikel)

4
penting yang diberi judul dengan Shirat Mustaqim. Dan masih bnyak lagi karya
beliau dalam bidang ilmu Akidah, Fikih, Hadits, Tasawuf.
Selama berada di Nusantara, khususnya aceh, ia memberikan peran yang luar
biasa bagi dunia islam Indonesia. Dalam bidang poltik, ia memerankan perannya
sebagai Syaikh al-Islam di kerajaan Aceh pada tahun 1637 M.4 ia juga mempunyai
peran di bidang pendidikan, yaitu dari aspek materi pembelajaran dan penulisan
sebagi kitab kuning dalam bahasa jawi yang digunakan berbagai lembaga
pendidikan di Indoensia.5 Peranan pemikiran yang disumbangkan oleh Nuruddin Ar
Raniry ialah mengcounter pemikiran Wujudiyah dari Hamzah Fansuri dan
Syamsuddin Al Sumatrani.
Dari latar belakang masalah diatas dapat diketahui bahwa tokoh Nuruddin
Arraniry mempunyai peran yang beragam baik dalam bidang social, politik,
kegamaan, dll. Termasuk didalamnya peran tokoh dalam bidang pemikiran islam
yang telah diabadikan dalam bentuk karyanya baik dalam bentuk buku, manuskrip,
dsb. Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus mengkaji perkembangan
pemikiran tokoh melalui kajian historis dengan bersandar pada karyanya dengan
judul “Pemikiran Nuruddin Ar Raniry”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Nuruddin Ar Raniry?
2. Bagaimana Karya Nuruddin Ar Raniry?
3. Bagaimana Pemikiran Nuruddin Ar Raniry?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Biografi Nuruddin Ar Raniry
2. Untuk Mengetahui Karya Nuruddin Ar Raniry
3. Untuk mengetahui Pemikiran Nuruddin Ar Raniry

4
Azyumardi Azra, Ibid., hal. 176
5
Mwamburi Adam Hamisi & Abdul Gafar Olawale Fahm, The Intellectual And Spiritual
Contribution Of Nuruddin Ar-Raniri To Islamic Education In Indonesia, Jurnal Pendidikan Islam,
2017, hal. 169

5
D. Metode
1. Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani heurisken, artinya sama dengan to find
yang berarti tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. pada tahap ini
kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-
sumber yang akan diteliti, baik yang terdapat di lokasi penelitian, temuan
benda maupun sumber lisan.6
Tahapan heuristik disebut juga dengan tahapan pengumpulan sumber
sejarah. Yaitu suatu kegiatan mencari sumber untuk mendapatkan data-data
atau materi sejarah.7
Pada tahap ini penulis telah berusaha mencari smber primer, akan tetapi
karena keterbatasan, penulis tidak memenukna sumber primer tersebut.
Meskipun bergitu, penulis menemukan sumberber-sumber yang berkaitan
dengan judul penelitian. Berikut adalh sumber yang dapat dihimpun oleh
penulis.
Buku :
Jaringan Ulama Timur Tenga/ h dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII
Jurnal :
a. Bustan Al-Salatin Karya Nurud’din Ar-Raniri: PeloporMemartabatkan
Bahasa Melayu Bahasa Asia Tenggara
b. Karakteristik Pemikiran Islam Nuruddin Ar-Raniry
c. Sejarah Pemikiran Hukum Islam Di Indonesia
Pada Abad Ke-Xvii
d. The Intellectual And Spiritual Contribution Of Nuruddin Ar-Raniri To
Islamic Education In Indonesia
e. The Book Of Bustan Al-Salatin By Nur Al-Din Al-Raniri As Historical
Text: The Structure And Purpose Of Writing
Skripsi :

6
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, UI Press, Jakarta, 2008, hal. 18.
7
Sulasman, Metode Penelitian Sejarah, Pustaka Setia, Bandung, 2014, hal. 93

6
Kritik Nuruddin Al Raniri Terhadap Hamzah Fansuri Dalam Kitab
“Hujjah Al Shiddiq Lidhaf’i Al-Zindiq”
2. Kritik
Kritik Sumber umumnya dilakukan terhadap sumber sumber pertama, kritik
ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau
ketepatan dari sumber tersebut.8
Pada tahap ini sumber dikumpulkan pada kegiatan heuristis yang berupa
buku-buku yang relevan dengan pembahasan yang terkait, ataupun hasil
temuan dilapangan tentang bukti-bukti pembahasan atau topik utama
penelitian. Selanjutnya diseleksi dengan mengacu pada prosedur yang ada,
yakni sumber yang faktual dan orisinalnya terjamin.
Kritik Eksternal :
Pada buku Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII, jika diliahrt dari tahun terbit pada buku ini, kertas
yang digunakan sesuai dengan zamannya. Buku ini tidak memiliki kecacatan
yang mempengaruhi terhadap isi pembahasan.
Kritik Internal :
Buku Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII dan XVIII merupakan hasil Disertasi dari Cendekiawan sekaligus
Sejarawan Azyumardi Azra kala beliau menyelesaikan Studi Doktoralnya di
Departemen Sejarah, Columbia University. Dalam pembahasan mengnai
Nuruddin Ar Raniry, beliau cukup banyak mengutip dari kitab asli karangan
Nuruddin Ar Raniry. Dapat dipastikan bahwa fakta sejarah yang disajikan
dalam buku tersebut dapat dipercaya kredibilitasnya. Selain itu beliau juga
menggunakan sumber-sumber lain dalam melengkapi tulisannya tersebut.
3. Interpretasi
Interprétasi merupakan tahap menafsirkan atau pemaknaan kepada fakta-
fakta sejarah. Kegiatan tersebut sangat diperlukan karena pada dasarnya
bukti-bukti yang terkumpul hanya saksi bisu semata. Interpretasi juga sering

8
Helius Sjansuddin, Metodologi Sejarah, Ombak, Yogyakarta, 2016, hal. 84

7
disebut sebgai analisis sejarah. Analisis sejarah bertujuan untuk melkukakn
sistesis atas sejumlah fakta yang diperloleh dari sumber sumber sejarah dan
bersama sama dengan teori teori disususnlah fakta itu kedalam satu
interpretasi yang menyeluruh.9
4. Historiografi
Tahap Historiografi merupakan tahap terakhir dalam metode sejarah. Untuk
itu historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil
penelitian sejarah yang telah dilakukan.10
Dalam makalah ini akan ada beberapa bab dan sub judul didalamnya.
Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
Kata Pengantar yang berisi ucapan syukur dan terima kasih kepada
semua pihak karena telah dilancarkan dalam penulisan laporan. Daftar isi
yang memuat kerangka atau rencana penelitian yang terdiri atas bab-bab
yang akan di bahas. Daftar lampiran yang memuat keterangan dari beberapa
gambar atau apapun yang dilampirkan pada bagian akhir tulisan sebagai
sumber tambahan.
BAB I merupakan bagian pendahuluan yang terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kajian pustaka, dan
langkah-langkah penelitian.
BAB II merupakan pembahasan tentang Tinjauan Pustaka. Dalam
bab 2 ini ada sub bab yaitu penelitian terdahulu dan teori. Penulis memuat
penelitian-penelitian yang erat hubungannya dengan makalah yang hendak
dibuat.
BAB III merupakan pembahasan tentang isi dari makalah ini, yaitu
tentang Biografi Nuruddin Ar Raniry dan karya-karyanya. Dalam
penyusunannya, penulis mengkategorisasikan karya Nuruddin Ar Raniry
berdasarkan rumpun ilmu pengetahuan.

9
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Islam, Ombak, Yaogyakarta, 2011, hal. 114
10
Dudung Abdurrahman, Ibid, hal. 117

8
BAB IV merupakan pembahasan tentang pemikiran Nuruddn Ara
raniry
BAB V merupakan kesimpulan dari hasil makalah yang terlah dibuat

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Nurudiin Ar Raniry merupakan ulama yang sangat terkenal, tak ayal banyak sekali
orang yang tertarik dengan beliau. Mereka menuangkan hasil penilitiannya kedalam
karya tulis ilmiah. Berikut ini adalah penelitian terdahulu mengenai Nuruddin Ar
Raniry :
1. Konsepsi Insan Kamil Nuruddin Ar-Raniri Dalam Relevansinya Dengan
Krisis Moral Manusia Modern.11
Karya dari M Mahmudin Hasan (UIN sunan kalijaga) berupa Skripsi.
Pada skripsi ini, peneliti membahas mengenai konsep pemikiran Ar
raniry tentang Insan kamil, dan bagaimana Ar Raniry menjawab tntangan
dunia modern yang mengalami dekadensi moral. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian Reasearch Liblary. Tentu penelitian ini
berbeda dengan lenelitian yang akan saya lakukan, karena penlitian ini
hanya berfokus pada menggali konsep insan kamil dari Nuruddin Ar
Raniry, sedang yang rencana penelitian yang akan saya lakukan
mengenai perkembangan pemikiran Nuruddin Ar Raniry.
2. Teologi Asy'ariyah Nuruddin Ar-Raniri Dalam Durrat A L-Faraid Bi
SyaRh Al-‘Aqaid (Suntingan dan Kajian Isi Teks) 12 . Ini merupakan
sebuah laporan penelitian dari Dr. Muhammad Abdullah, M. Hum.
Laporan ini menjelaskan mengenai teologi yang dianut oleh Nuruddin
Ar Raniry yang beliau tuliskan dalam Kitabnya. Metode yang dipaki
pada suntingan teks ini dalah metode landasan. Yaitu metode ini memilih
naskah terbaik untuk dasar suntingannya.
3. Ahl Al-Kitab Dalam Perspektif Nuruddin Ar-Raniri Dalam Kitab Tibyan
Fi Ma‘Rifat Al-Adyan. Merupakan Skripsi Nasichatr Rohmah dari
Program Studi Perbandingan Agama, Universitas Islam Negari Sunan
Ampel, Surabaya. Pada penelitian ini, sang penulis lebih

11
http://digilib.uin-suka.ac.id/28731/1/10510039_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA
12
http://eprints.undip.ac.id/21806

10
mengungkapkan pengertian mengenai Ahl Al Kitab dalam persektif
Kitab Nuruddin Ar Raniry yang berjudul Tibyan Fi Ma‘Rifat Al-Adyan.
Penulisnya menjabarkan Klasifikasi dan Status Ahl Al Kitab. Kemudian
penulis menganalisis mengenai pemikiran Ar Raniry tentang Ahl Kitab
dalam Teori Kermeneutika menurut perspektif Gadamer
4. The Intellectual And Spiritual Contribution Of Nuruddin Ar-Raniri To
Islamic Education In Indonesia13
Dari beberapa penelitian diatas, menunjjukan perbedaan masalah dengan apa yang
hendak penulis sampaikan. Jika penelitian terdahulu hanya meneliti satu pemikiran
dan satu kitab dari Nuruddin Ar Raniry, maka penelitian ini penulis akan menuliskan
pemikiran Nuruddin Ar raniry secara keseluruhan.

B. Teori
1. Wahdatul wujud (bersatunya kembali manusia dengan tuhan) bersumber
dari filsafat monoisme (Tuhan dan Alam adalh tunggal) dengan cara
14
emanasi dari Tuhan terjelmalah alam semesta yang beraneka.
Pemikiran menganai Wahdatul wujud ini dipopulerkan oleh Ibnu Araby.
2. Tasawuf Sunni. Tasawuf sunni merupakan suatu aliran tsawuf yang yang
tidak tercampur oleh filsafat atu para pelakunya hanya berusaha
mengikuti Al Qur’an dan Hadits dengan sebaik baiknya serta
membersihkan hati dan pikiran, dan juga memperbaiki akhlak dan ibadah
mereka disisi Allah SWT.15

13
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jpi/article/view/1420/1371l
14
Hamka, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, PT Pustaka, Jakarta, 1986, hal. 29
15
Anggi Rosalia, Tasawuf Sunni : Pengertian, Sejarah, dan Manfaatnya,
https://dalamislam.com/dasar-islam/tassawuf-sunni diaksespada 11 Desember 2018 pukul 07.34

11
BAB III

BIOGRAFI DAN KARYA


A. Biografi Nuruddin Ar Raniry
Terlahir di Ranir, India (nama kini Ra ndir) ia tumbuh menjadi pribadi yang luar
biasa. Ia memiliki nama lengkap Nuruddin Muhammad ibn ‘Ali ibn Hasanji ibn
Muhammad amid al-Quraishi al- Shafi‘i al-Asy‘ary Al-’Aydarusi ar-Raniri yang
dikemudian hari dikenal dengan Nuruddin Ar Raniry. Namanya dinisbatkan
pada daerah kelahirannya. Para ahli memperkirakan ia merupakan keturnan dari
Al-Hamid dan Zuhra, salah satu dari keluarga Quraisy. Kemungkinan lainnya ia
memiliki garis genealogi dari Abu Brakar Abdullah bin Zubair al-Asadi al-
Humaydi. 16 Belum diketahui kapan ia dilahirkan, namun diperkirakan ia
dilakirkan pada tahun 1600-an. Ayah dari Nuruddin Ar Raniry adalah Ali Ar
Raniri. Merupakan seorang pedagang Arab yang memiliki pehatian bersar pada
penididkan islam, ia juga merupakan seorang Imigran Hadhrami, sedangkan
ibunya seorang keturunan melayu.17
Kota kelahirnhya, Ranir, merupakan kawasan yang cukup sibuk pada paruh
pertama abad ke enam belas. Bangsa Arab, Turki, Persia, dan Melayu sering
mengunjungi daerah tersebut dan sebagian darinya menetap disana. Namun pada
tahun 1030 M Ranir dijajah oleh Portugis. Meskipun daerah tersebut dibawah
jajahan Portugis, namun keluarga Ar-raniri memutuskan unutk tetap menetap
disana. Para pedagang ketururnan Arab dari kalangan Hadrami tetap menjaga
hubungan baik dengan orang-orang di Hadramaut. Yaman, Haramayn, dan
wilyah melayu-Indonesia.18
Nuruddin Ar Raniry mendapatkan pendidikan awalnya Ranir. Yang
dikemudian hari melanjutkan perjalanannya ke Hadhramaut.19 Ia melanjutkan

16
Abdul Majid, Op. Cit, hal. 180
17
Muhammad Zainurrafiq, Skripsi, Kritik Nuruddin al-raniri terhadap hamzah fansiri dalam kitab
“Hujjah al siddiq lidhaf’I al-zindiq”, UIN Syarif Hidayatullah, hal. 9
18
Azyumardi Azra, Op. Cit., hal. 170
19
Azyumardi Azra, Ibid., hal. 171

12
pelancongannya ke Mekkah dan Madina sekaligus melakukan ibadah Haji pada
tahun 1621. 20 Dimungkinkan pada saat disana ia menjalin hubungan dengan
murid-murid dan jamaah haji jawi disana sebelum kembali ke Gujarat. Gurunya
yang paling terkenal adalah Abu Hafa; Umar bin Abdullah ba Syayban Al-
Tarimi Al-Hadhrami yang juga dikenal dengan sebutan nama Sayyid ‘Umar Al-
Aydarus. Ba Syayban merupakan inspirator Ar Raniry untuk bergabung dengan
tarekat Rifa’iayah, sebuah tarekat Arab. Ba Syayban menunjuk Al-Raniry untuk
menjadi Khilafah pada tarekat tersebut, dan karena itulah ia bertugas untuk
menyebarluaskannya ke melayu-Indonesia. Tetapi tak hanya mengikitu tarekat
Rifa’iyyah, ia juga memili silsilah inisiasi dari tarekat Aydarusiyyah dan
Qadhariyah.21
Selepas pulang dari mekkah, ia menemukan bahwa pengaruh dari
Syamsuddin As Sumatrani di Aceh sangat besar. Karena Ajarah Wujudhiyah
yang diajarkannya dirasa tidak cocok dengan prinsip yang ia pegang selama ini,
oleh karennya ia memustuskan untuk pindah Selama berada disana, ia menulis
beberapa kitab. Juga membacakan Hikayat Seri Rama, dam Hikayat
Inderaputera, yang dikemudian hari ia kritik dengan tajam. Ia juga membaca
kitab Taj As Salatin karangan Bukhari Al-Jauhari dan juga membaca Sulalat As-
Salatin. Kedua kitab tersebut yang menjadi inspirasinya untuk menuliskan kitab
ke semenanjung malaka dan memperdalam ilmu dan bahasa melayu
disana.Bustan As-Salatin, yang menjadi kitab Masterpiece-nya Nuruddin Ar-
Raniry.22
Kemudian pada tahun 1637 ia tiba di semnanjung Malaysia, dan tinggal di
Pahang dan Aceh.23 Masih pada tahun yang, ia diangkat oleh Sultan Iskandar
Tsani unutk menjadi Syaikh Islam pada kesultanan Aceh. Pengangkatannya
sebagi Syaikh Al-Islam tak lepas dari telah meninggalnya Syamsuddin As-

20
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nuruddin Ar-Raniry, Substantia, Volume 17 Nomor 2,
Oktober 2015
21
Azyumardi Azra, Op. Cit., hal. 172
22
Rozi, Biografi Syekh NUruddin Ar-Raniry, nahdatululama.id/blog/2016/07/25/syeikh-nuruddin-
ar-raniry/ diakses pada 19 September 2018 pukul 22.30 WIB
23
Mwamburi Adam Hamisi & Abdul Gafar Olawale Fahm, Op.Cit, hal. 171

13
Sumaterani dan Iskandar Muda. Tokoh yang menyebarkan ajarah Wujudiyyah
selain Hamzah Fansuri. Dalam Hierarki Kuseltanan pada saat itu, Syaikh Al-
islam memnempati posisi yang sangat strategis, yaitu dibawah Sultan sendiri.
Dengan posisinya yang strategis tersebut, ia memulai untuk menyebarkan ide
pembaharuan islamnya, ia juga lebih mudah untuk mengcounter ajaran
Wujudiyyah Hamzah Fansuri. Bhakan dikatakan bahwa ia membuat fatwa, yang
mengarah pada pemburuan pada orang-orang yang sesat, membunuh orang-
orang yang menolak melepaskan keyakinan kesesatannya, dan menbakar buku-
bukunya hingga menjadi abu.24
Keberadannya di Aceh tak berlangsung lama, ia hanya mengahbiskan waktu
7 tahun disana, pada tahun 1641 Tuan Iskandar Tsani meninggal dunia, dan
Posisinya harus digantikan oleh Jandanya, Sultanah Afiyyat Al-Din. Nuruddin
hanya bertahan hingga tahun 1644 saja. Kemudian ia memustuskan untuk
pulang kampong ke Ranir, India. Digadang-gadang penyebab kepulangannya
adalah karena menyerbaknya kembali ajaran Wujudiyyah yang didukung oleh
Sultanah. Ajaran tersebut dibawa kembali oleh Sayf Al-Rijal, seorang
minangkabau yang pernah belajar di Aceh pada Syekh Maldin dan juga belajar
ke Surat, India. Pada tahun 1643 kedua ulama tersebut banyak melakukan
perdebatan yang akhirnya dimenangkan oleh Sayf al-Rijal dan memaksa
Nururddin Ar-Raniry untuk pulang kampong. Kepulangannnya ke Ranir sempat
dicatat oleh muridnya dalam kitab Jawahir Al-Ulum fi Kasyf Al-Ulum.
“ maka kitab ini selesai dikarang pada hari senin waktu dzuhur, 20
Zulhijjah 1076…Kitab ini telah dikarang pengarangnya dari awal sampai
akhir bab kelima. Setelah selesai bagian ini datanglah takdir yang tak dapat
di tolak. Ia berlayar (kembali) ketanah airnya Ranir pada tahun 1054 H, dan
menuruh salahsatu muridnya untuk menyelesaikannya”25

24
Azyumardi Azra, Op. Cit,. hal. 176-177
25
Azyumardi Azra, Ibid., hal. 177-180

14
B. Karya Nuruddin Ar-Raniry
Dari sekian banyaknya Karya Nuruddin Ar Raniry, penulis hanya menemukan
beberapa Karya beliau yang diketahui tahun terbitnya, diantaranya :
1. Hidayat al-Habib fi al-Targhib wal-Tarhib tahun (1633 M).
2. Durrat al-Faraid bi Syarh al-‘Aqaid (1635 M)
3. Bustan al-Salatin fi Dzikr al-Awwalin wa’l-Akhirin pada 1637 M
4. Bad‘ Khalq al-Samaway wal-’Ard 1637 M
5. Asrar al-Insan fi Ma’rifat al-Ruh wa al-Rahman 1639 M
6. Akhbar al-Akhirah fi Ahwal al-Qiyamah 1641 M.
7. Nabdhah fi Da’wat al-Zill ma‘a Sahibih tahun 1641 M
8. Jawahir al-‘ulum fi Kasyfi al-Ma‘lum tahun (1642 M)
9. Al-Sirath al-Mustaqim tahun 1644 M
10. Hill al-Zhill tahun 1644 M
11. Tibyan fi Ma‘rifat al-Adyan 1646 M
12. Al-Fath al-Mubin ‘alal-Mulhidin tahun 1068 H (1657 M).
Dan dibawah ini merupak karya beliau yang tidak penulis ketahui mengenai
tahun terbitnya :
1. Hidayat al-Iman bi Fadhlil-Manan
2. Aqaid al-Shuffiyat al -Muwahhidin
3. Ainal-‘Alam Qabl an-Yukhalaq
4. Kifayat al-Shalat
5. Lata’if al-Asrar li Ahl Allah al-Atyar
6. Ma’ul-Hayat li Ahl al-Mamat
7. Syifa’ul-Qulub
8. Al-Lama‘anfi Takfir man Qalabi Khalq al-Qur’an
9. Shawarin al-Shiddiq li Qath‘i al-Zindiq
10. Rahiq al-Muhammadiyyah fi Tariq al-Sufiyyah
11. ‘Alaqat Allah bil-’Alam
12. Al-Fath al-Wadud fi Bayan Wahdat al-Wujud
13. ‘Ain al-Jawad fi Bayan Wahdat al-Wujud

15
14. Awdhah al-Sabil wal-Dalil laisa li Abatil al-Mulhiddin Ta’wil26

Sebagai ulama yang mengabdikan dirinya pada pendidikan, poltik, agama, dan
lainnya, ia menulis banyak karya. Penulis akan mencoba untuk
mengkatagorisasikan karya-karya dari Nuruddin Ar Raniry.
1. Akidah
a. Durrat al-Faraid bi Syarh al-‘Aqaid, kitab berbahasa Melayu ini
memuat tentang akidah dan tauhid. Kitab ini juga ditulis pada tahun
1045 H/1635 M, dan pernah diterbitkan pada tahun 1311 H/1892 M
tanpa menyebut penerbitnya. Semester manuskrip kitab ini terdapat
di Perpustakaan Tanoh Abe. Ar-Raniri pernah menyebut nama kitab
ini dalam kitabnya al-Tibyan fi Ma‘rifat al-Adyan.
b. Akhbar al-Akhirah fi Ahwal al-Qiyamah. Kitab ini ditulis atas
permintaan Sultanah Safiyatuddin Syah dan selesai ditulis pada
tahun 1053 H (1641 M). Karangan ini memuat tujuh bab dan
membahas masalah nur Muhammad, kejadian Nabi Adam a.s.
peristiwa kiamat, surga, neraka, dan lain-lain. Kitab ini pernah
diterbitkan oleh Edwar Djamris dari Pusat Pemibnaan dan
Pengembangan Bahasa Jakarta.
c. Ainal-‘Alam Qabl an-Yukhalaq. Kitab ini membicarakan tentang
dunia sebelum diciptakan. Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu.
Manuskrip kitab ini masih tersimpan di Pustaka Tengku M. Junus
Djamil.
d. Al-Fath al-Mubin ‘alal-Mulhidin. Kitab tauhid ini ditulis dalam
bahasa Melayu dan bahasa Arab pada tahun 1068 H (1657 M). Isinya
lebih bertumpu pada kecaman terhadap paham wujudiyyah dan
peristiwa pembunuhan massal penganut paham tersebut serta
pembakaran kitab-kitab yang ditulis oleh Hamzah Fansuri dan
Syamsuddin al-Sumaterani di hadapan masjid Baiturrah}man.

26
Nasichatur Rohmah, Ahl Al-Kitab Perspektif Nuruddin Ar Raniri Dalam Kitab Tibyan Fi Ma’Rifat
Al-Adyan, UIN Sunan Ampel, Surabaya, hal. 26-34

16
Naskah asli kitab ini disimpan oleh Ahmad Daudy, di Banda Aceh.
Manuskripnya terdapat di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan
Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS 1137
e. Hidayat al-Iman bi Fadhlil-Manan. Kitab ini merupakan sebuah
kitab tauhid yang ditulis dalam bahasa Melayu dan bahasa Arab.
Kitab yang membahas tentang persoalan iman, islam, makrifat, dan
tauhid. ini masih dalam bentuk manuskrip dan masih tersimpan di
Perpustakaan Tengku M. Junus Djamil.
f. ‘Aqaid al-Shuffiyat al -Muwahhidin. Kitab ini berisi tentang
persoalan akidah dan pengalaman kerohanian orang-orang sufi dalam
berdzikir Kitab tauhid dan tasawuf ini ditulis dalam bahasa Arab
beserta terjemahannya dalam bahasa Melayu. Kitab ini ditulis tanpa
judul. Naskah aslinya masih tersimpan di Pustaka Tengku M. Junus
Djamil.
2. Fikih
a. Al-Sirath al-Mustaqim, merupakan kitab fikih pertama yang beliau
tulis di Nusantara. Kitab ini membahas hukum-hukum fikih yang
berkiblat pada imam Syafi‘i yang terdiri dari delapan bab mengenai
thaharah, sholat, puasa, zakat, haji, halal haram, dan sebagainya.
Beliau mulai menulis kitab ini sebelum beliau menetap di Aceh,
yakni pada tahun 1044 H/1634 M dan selesai pada tahun 1054
H/1644 M, tahun dimana beliau berangkat meninggalkan Aceh
menuju negara asalnya, Ranir, India. Kitab ini juga pernah dicetak di
Mekkah bersama kitab Sabil al-Muhtadin karangan Syeikh
Muhammad Arshad al- Banjari pada tahun 1829 M, dan dianggap
sebagai kitab fikih yang terawal dan tertua di Indonesia.
b. Kifayat al-Shalat. Kitab ini merupakan kitab fikih yang diambil dari
kitab al- Sirat al-Mustaqim. Melihat dari judul ini, maka ar-Raniri
menyaringnya secara khusus lalu dijadikan sebuah judul yang
berbeda.
3. Hadits

17
a. Hidayat al-Habib fi al-Targhib wal-Tarhib. Kitab ini merupakan
kitab hadith yang pertama kali dihasilkan di Asia Tenggara. Kitab ini
juga dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu pada tahun 1045 H
(1633 M). Kitab ini pernah dicetak bersama kitab Jom’ al-Fawa
Jawahir al-Qala’id, karangan Syeikh Daud al- Fatani dengan judul
yang lain yaitu al-Fawa’id al-Bahiyyah fi al-’Ahadith al-
Nabawiyyah. Kitab ini mengandung sejumlah 831 hadith yang
berkisar sekitar persolan targhib dan tarhib, yaitu perkara yang
menggalakkandan perkara yang menakutkan. Manuskrip kitab ini
didapati di Pusat Manuskrip Melayu, Perpustakaan Negara Malaysia
dengan nomor rujukan MS 1042/MSS 2654
4. Ketatanegaraan dan Sejarah
a. Bustan al-Salatin fi Dzikr al-Awwalin wa’l-Akhirin. Kitab ini adalah
kitab sejarah dan ketatanegaraan. Kitab ini merupakan karya terbesar
dan tersohor yang pernah dihasilkan dalam bahasa Melayu. Kitab ini
ditulis setelah beliau singgah tujuh bulan di Aceh, yaitu pada 7
Syawal 1047 H/1637 M atas permintaan Sultan Iskandar Thani.
Kitab ini terdiri daripada tujuh bab dan setiap bab mempunyai
beberapa fasal
b. Bad‘ Khalq al-Samaway wal-’Ard. Kitab sejarah ini merupakan
petikan dari bab pertama kitab Bustan al-Salatin. Kitab ini dengan
nama dan pengantar tersendiri dan pernah dicetak beberapa kali di
Mekkah, Mesir, dan juga di Asia Tenggara. Manuskrip kitab ini
terdapat di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia
dengan nomor rujukan MS 781 dan MS 1517
5. Tasawuf
a. Nabdhah fi Da’wat al-Zill ma‘a Sahibih. Kitab ini ditulis dalam
bahasa Arab. Dikatakan bahwa buku ini ditulis sekitar tahun 1637
M-1641 M. Isi kandungannya berputar pada persoalan ajaran dan
paham wujudiyyah. Buku ini masih tersedia dalam bentuk manuskrip

18
yang tersimpan di perpustakaan pribadi Tengku M. Junus Djamil di
Banda Aceh
b. Lata’if al-Asrar li Ahl Allah al-Atyar. Kitab ini merupakan sebuah
kitab tasawuf yang pernah beliau sebutkan dalam kitab Tibyan fi
Ma‘rifat alAdyan . Kitab ini masih dalam bentuk manuskrip dan
tersimpan di Pustaka Tanoh Abe. Namun menurut maklumat terkini
yang diperoleh bahwa kitab ini telah dibuat kajian oleh Dr.
Muhammad Zainiy Uthman untuk mencapai ijazah doktor falsafah
di ISTAC.
c. srar al-Insan fi Ma’rifat al-Ruh wa al-Rahman. Kitab ini terjemahan
dari sebuah kitab berbahasa Arab ke bahasa Melayu. Kitab ini
diterjemahkan untuk memenuhi permintaan Sultan Iskandar Thani.
Namun, karangan ini diselesaikan pada zaman pemerintahan
Sultanah Safiyatuddin, yaitu pada 25 Safar 1050 H/1639 M.
Karangan kitab ini terdiri dari dua bab. Bab pertama mempunyai
enam pasal dan bab kedua mempunyai lima pasal. Kandungan kitab
ini berkisar pada persoalan manusia, roh, sifat, dan hakikatnya serta
hubungan manusia dengan Tuhan. Manuskrip kitab ini masih
tersimpan di Pusat Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara
Malaysia dengan nomor rujukan MS 1194 dan MS 1598.
d. Tibyan fi Ma‘rifat al-Adyan. Kitab yang ditulis dalam bahasa Melayu
ini juga untuk memenuhi permintaan Sultanah Safiyatuddin Syah.
Kandungan kitab ini lebih tertumpu pada perbandingan agama dan
penjelasan tentang kesesatan faham wujudiyyah dan terdiri dari dua
bab. Bab pertama membahas tentang agama yang pernah muncul di
dunia sejak Nabi Adam a.s, hingga Nabi ‘Isa a.s. sementara bab
kedua berbicara tentang kemunculan mazhab-mazhab atau aliran-
aliran yang muncul di tubuh Islam.
e. Hill al-Zhill. Kitab yang ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa
Melayu ini, diselesaikan sekitar tahun 1638 M-1644 M dan
merupakan uraian lanjut dari kitab Nubdhah fi Da‘wama‘a Shahibin

19
, yang merupakan kitab tauhid dan tasawuf. Ar-Raniri pernah
menyebut nama kitab ini dalam kitabnya Tibyan fi Ma‘rifat al-Adyan
. Kitab ini masih dalam bentuk manuskrip dan berada di Pusat
Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor
rujukan MS 1530, terdapat juga di perpustakaan pribadi Tengku A.
Jakfar dan Tengku Junus.
f. Ma’ul-Hayat li Ahl al-Mamat. Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu,
cenderung membahas persoalan tauhid dan tasawuf. Kitab ini ditulis
pada zaman Sultanah Safiyatuddin Syah atas permintaan beliau.
Kitab ini membahas tentang paham wujudiyyah dan
percanggahannya dengan syariat serta perbedaannya dengan syariah
tasawuf. Kitab ini pernah diterjemahkan ke bahasa Latin dan
diterbitkan oleh Ahmad Daudy pada tahun 1978 M dengan judul
Syeikh Nuruddin ar-Raniri.
g. Jawahir al-‘ulum fi Kasyfi al-Ma‘lum. Kitab ini ditulis dalam bahasa
Melayu pada tahun 1052 H (1642 M) dan merupakan kitab terakhir
yang ditulis oleh ar-Raniri di Aceh sebelum kembali ke India. Kitab
ini merupakan kitab tasawuf paling lengkap yang pernah dihasilkan
oleh ar-Raniri dan terdiri dari 5 bab. Bagian pendahuluan membahas
tentang kelebihan ilmu tasawuf. Bab pertama mengenai wujud, bab
kedua membahas tentang sifat Allah SWT, bab ketiga mengenai
nama-nama Allah SWT, bab keempat membahas tentang a’yan
thabitah dan bab kelima membahas tentang a’yan kharijiyyah. Pada
akhir kitab dicantumkan bahwa kitab ini selesai ditulis pada tahun
1076 H. Namun bagian penutup dari kitab ini ditulis oleh muridnya.
h. Syifa’ul-Qulub. Kitab tasawuf ini ditulis dalam bahasa Melayu. Kitab
ini membahas tentang pengertian kalimat syahadat dan cara-cara
berdzikir kepada Allah. Kitab ini masih belum diterbitkan dan masih
tersimpan di Pustaka Tengku M. Junus Djamil.
i. Hujjat al-Shiddiq li daf‘i al-Zindiq. Kitab tauhid dan tasawuf ini
ditulis dalam bahasa Melayu atas permintaan sahabatnya. Kitab ini

20
pernah ditebitkan oleh P. Voorhoeve (1955) dalam bukunya “Twee
Maleische Geschriften van ArRaniri”, Leiden. Kemudian Syed
Muh}ammad Naquib al-Attas (1996) telah menerjemahkan serta
menerbitkannya dalam bahasa Inggris sebagai lampiran dalam
bukunya “Raniri and Wujudiyyah of 17th Century Acheh”. MBRAS,
III, Kuala Lumpur. Manuskrip kitab ini terdapat di Pusat Manuskrip
Melayu Perpustakaan Negara Malaysia dengan nomor rujukan MS
1086.
j. Al-Lama‘anfi Takfir man Qalabi Khalq al-Qur’an. Kitab ini ditulis
dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
Isinnya lebih kepada penyanggahan ajaran Hamzah Fansuri yang
menyatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk. Kitab ini disebut oleh ar-
Raniri dalam kitabnya al-Fath} al-Mubin ‘ala al-Mulhidin. Naskah
asli kitab ini masih tersimpan di Pustaka Tengku M.J. Djamil.
k. Shawarin al-Shiddiq li Qath‘i al-Zindiq. Kitab tasawuf ini
merupakan petikan dari kitab Hujjat al-Siddiq li-Daf al-Zindiq yang
ditulis dalam bahasa Arab setelah kepulangannya ke negara asalnya
sebagai bantahan atas paham wujudiyyah seperti yang digambarkan
oleh ar-Raniri dalam kitabnya al-Fath} al-Mubin. Hingga kini, kitab
ini masih belum ditemukan lagi.
l. Rahiq al-Muhammadiyyah fi Tariq al-Sufiyyah. Kitab mengenai
tasawuf ini juga ditulis sewaktu beliau kembali ke Ranir, India dan
merupakan kitab terakhir yang beliau tulis. Kitab ini ditulis pada
tahun 1068 H, tetapi beliau tidak sempat menyempurnakannya
karena beliau meninggal dunia. Lalu kitab ini dilanjutkan oleh murid
beliau, Shalah al-Din Ibrahim ibn ‘Abdullah dan hingga kini
dikatakan masih belum ditemukan. Tetapi menurut ‘Abd al-Hayy al-
Hasani, naskah kitab ini terdapat dalam simpanan al-Sayyid Nur al-
Hasas ibn Siddiq Hasan al-Qanuji.27

21
m. ‘Alaqat Allah bil-’Alam. Kitab ini membahas hubungan Allah
dengan alam menurut pandangan ahli tasawuf. Kitab ini sebenarnya
tanpa judul, lalu diberi judul oleh Ahmad Daudy sesuai dengan
kandungannya yang merupakan terjemahan dari kitab berbahasa
Parsi, karangan Syeikh Muhammad Fadl Allah al-Burhanpuri ke
bahasa Arab. Kemudian, diterjemahkan oleh ar-Raniri ke bahasa
Melayu.28
6. Karya yang tak ditemukan
a. Al-Fath al-Wadud fi Bayan Wahdat al-Wujud . Kitab ini ditulis dalam
bahasa Melayu dan pernah disebut oleh ar-Raniri dalam kitabnya al-
Fath al-Mubin, namun belum ditemukan.
b. ‘Ain al-Jawad fi Bayan Wahdat al-Wujud. Kitab ini juga masih belum
ditemukan, tetapi dinyatakan oleh ar-Raniri dalam kitabnya al-Fath
al-Mubin
c. Awdhah al-Sabil wal-Dalil laisa li Abatil al-Mulhiddin Ta’wil. Kitab
ini juga masih belum ditemukan. Kitab ini disebutkan oleh ar-Raniri
dalam kitab alFath al-Mubin. Judulnya menggambarkan penjelasan
mengenai hujatan dan dalil-dalil faham wujudiyyah

28
Nasichatur Rohmah, Ahl Al-Kitab Perspektif Nuruddin Ar Raniri Dalam Kitab Tibyan Fi Ma’Rifat
Al-Adyan, UIN Sunan Ampel, Surabaya, hal. 26-34

22
BAB IV

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
A. Pemikiran

1. Pemikiran Ketuhanan
Pada pemikiran mengenai ketuhanan, Nuruddin Ar Raniry cenderung
kompromis. Ia mencoba untuk menggabungkan paham mutakalimin
dengan paham para sufi. Ia berpendapat bahwa ungkapan “wujud Allah
dan Alam Esa” berarti bahwa alam ini merupakan sisi lahiriyah dari
hakikatnya yang batin, yaitu Allah, sebagaimana yang dimaksud Ibn
‘Arabi. Ia berpendapat bahwa ungkapan “wujud Allah dan Alam Esa”
berarti bahwa alam ini merupakan sisi lahiriyah dari hakikatnya yang
batin, yaitu Allah, sebagaimana yang dimaksud Ibn ‘Arabi.
Ar Raniry membagi sifat Allah menjadi dua. Pertama, sifat khusus Zat,
yaitu al-Wahdaniyah (kemahaesaan), al-qadim (tiada wujud
mendahului), al baqa (abadi), mukhalafah li al-hawadits (berbeda
dengan makhluknya). Kedua, Sifat al-maani (sifat yang dapat dipahami
secara maknawi), yaitu al-hayah (kehidupan), al-‘ilm (pengetahuan), al-
qudrah (kekuasaan), al-iradah (kehendak), al-sami’ (pendengaran), al-
bashar (penglihatan), al-kalam (perkataan), dan seterusnya.29

2. Pemikiran tentang penciptaan


Dalam penciptaan alam, ia berpendapat bahwa alam ini diciptakan Allah
melalui tajali. Ia menolak teori emanasi dari Al-Farabi. Dalam
pandangan emanasi Al-Farabai, dari wujud Tuhan memancarkan alam
semesta. Pancaran ini terjadi melalui tafakur tuhan tentang dirinya ini
menjadi sebab adanya alam semesta, tafakur tuhan tentang dirinya
adalah ilmu tentang dirinya dan ilmu itu adalah daya yang menciptakan

29
Muhammad Zainurrafiq, Skripsi, Kritik Nuruddin al-raniri terhadap hamzah fansiri dalam kitab
“Hujjah al siddiq lidhaf’I al-zindiq”, UIN Syarif Hidayatullah, hal. 33

23
segala sesuatu. Menurut Ar Raniry, alam dan falak merupakan wadah
tajali dari asma dan sifat Allah dalam bentuk yang kongkret.30
Nuruddin Ar Raniry berpandangan bahwa Tuhan itu khalik dan alam
semesta beserta isinya adalah Makhluk. Keduanya merupakan sebuah
hubungan sebab akibat. Penciptaan alam semesta dari yang tidak ada,
tidak akan merubah Dzat Allah, karena iradah Allah yang qadim
memang menghendaki penciptaan seperti itu.
Mengenai penciptann manusia, ia berpendapat bahwa manusia
merupakan mahluk Allah yang paling sempurna di dunia, sebab manusia
merupakan khalifah Allah di bumi yang dijadikan dengan citra-Nya.
Konsep insan kamil, katanya, pada dasarnya hampir sama dengan apa
yang telah digariskan Ibnu ‘Arabi. Konsepsi Insan Kamil menurut Ar-
Raniry tidak jauh berbedah dengan yang dipahami oleh sebagian sufi,
bahwa manusia yang telah memiliki hakikat Muhammad (Nur
Muhammad) atau ruh Muhammad, merupakan tempat penjelmaan
nama-nama dan sifat Tuhan sehingga ia dipanadng sebagai khalifah.
Nur Muhammad memiliki dua bentuk relasi sebagai sebab lahirnya
segala yang ada. Yang pertama tentang dimensi kealaman dimana
dimensi sebagai asas pertama bagi penciptaan alam, yang kedua adalah
dimensi kemanusian yaitu sebagai hakikat manusia.31

3. Sanggahan terhadap Hamzah Fansuri


Seperti yang pernah disinggung diatsa, Nuruddin Ar Raniry mencoba
unutk menghentikan gelombang wujudiyyah yang dibawa oelh Hamzah
Fansuri dan Nuruddin As Sumatrani. Ia menggap bahwa konsep
Wujudiyyah yang mereka bawa dapat menyesatkan manusia. Diantara
pandangan Hamzah Fansuri dan Syamsudiin Al Sumatrani yang
dibantah oleh Nuriddin Ar Raniry adalah :

30
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nurudin Ar Raniry, Substantia volume 12 nomor 2,
2015, hal. 184
31
Muhammad Zainurrafiq, Kritik Nuruddin al-raniri terhadap hamzah fansiri dalam kitab “Hujjah
al siddiq lidhaf’I al-zindiq”, UIN Syarif Hidayatullah, hal. 36

24
a. Hamzah mengajarkan ajaran wujudiyyah dalam arti Tuhan berada
dalam kandungan (imanen) alam ini. Artinya, Tuhan adalah hakikat
fenomena alam empiris. Menurut Nuruddin Ar-Raniry, menyatakan
emanasi Tuhan sama saja dengan menyamakan Tuhan dengan
alam/makhluk adalah sesat. Karena dalam pandangannya, Tuhan
adalah Transenden yang tidak mungkin dapat ber-maqam dalam diri
makhluk, sehingga Ia sama sekali berbeda dengan makhluk. Ar-
Raniry menuduh Hamzah telah melakukan hal ini, katanya:
“Katanya bahwa segala arwah dan segala sesuatu itu daripada
suku-suku Allah dari kerana Ia berbuat dan menjadikan segala
sesuatu. Maka perbuatannya dan yang demikiannya itu jadi
daripada-Nya dan kembali pula kepada-Nya jua. Maka segala
makhluqat itu suku-suku daripada Allah.”
Dari kutipan di atas jelaslah bahwa dalam pandangan Ar-
Raniry, Hamzah berkeyakinan kalau Allah dan alam pada
hakikatnya sama. Hamzah telah menempatkan alam dan Tuhan
memiliki hakikat yang sama dan tidak ada bedanya.32
b. Hamzah mengatakan bahwa nyawa itu bukan Khalik dan bukan
makhluk. Ar-Raniry mengutip perkataan Hamzah dalam kitabnya
Asräru’l-‘Arifin sebagai berikut: “Adapun barang yang jadi di
bawah kun fayakun, syu’un žäti dinamai ahlussuluk … Kata
ahlussuluk nyawa amr Allah itu belum datang kebawah ‘kun
fayakun’ kata ahlussuluk, titah di atas ‘jadi kau’, menjadi! apabila di
atas ‘jadi kau!’ menjadi khalik pun tiada, makhluk pun tiada…
karena itu kata ahlussuluk: Khalik pun tiada, karena ia titah Allah
Subhanahu wa ta’ala.” Ar-Raniry menolak perkataan Hamzah
bahwa semua ahlussuluk berpendapat seperti itu, yakni nyawa
manusia itu bukan Khalik dan bukan makhluk. Menurut Syekh
Nuruddin, semua ulama berpendapat bahwa nyawa itu makhluk

32
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nurudin Ar Raniry, Substantia volume 12 nomor 2,
2015, hal. 185

25
karena dijadikan Allah dengan ciptaan kun. Syekh Nuruddin
mengiyakan, dan karena itu nyawa manusia itu baharu. Sedangkan
Hamzah mengatakan bahwa nyawa itu Amr Allah, bukan ciptaan
dari firman Kun, dan karena itu ia qadim berbeda dengan ciptaan
alam ini.33

B. Pengaruh Pemikiran Nuruddin Ar Raniry

1. Terhadap Muridnya
Azyumardi Azra mencatatat bahwa sangat susah melacak keberadaan murid
dari Nuruddin Ar Raniry. Salah sat murid yang terdeteksi dan terkemuka
adalah Al Maqassaary. Al Maqassary secara gambling menyatakan, bahwa
Ar Raniry adala Syaikh dan gurunya. Dalam kitab Safinat al- Najah yang
dikutip dalam buku Jaringan Ulama Timur Tengah dan kepulauan
Nusantara Abad 17 & 18 dituliskan bahwa
Adapun silsilah khilafah sadaat Al Qadiriyah, maka saya ambil dari pada Yaikhku
dan saudaraku. Yang alim lagi utama. yang arif lagi sempurna. Yang mengumpulkan
ilmu syariat dan hakikat, yang menyelidiki ma’rifat dan tarekat. Tuanku dan guruku,
Syaikh Muhammad jaylani yang lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Nurudin bun
Masanji bin Muhammad Hamid Al-Quraisy Al Raniri. Semoga Tuhan Mensucikan
ruh belai dan memberi pusarannya.34

2. Terhadap Kehidupan Politik


Pengangkatannya sebagai Syaikh Al Islam di Kerajaan Aceh memberrikan
dampak yang sangat luar biasa. Diantara tugas tugasnya sebagai Syaikh Al
Islam adalah memberikan nasihat kepada Sultan Iskandar Tsani dalam
berbagai masalah, baik yang bersifat religious maupun politis. Efek dari
nasihatnya tesebut, Sultan Iskandar Tsani menghapuskan hukuman
hukaman yang tidak islami bagi para penjahat, seperti “mencelup minyak”
dan ”menjilat besi”. Sultan juga melarang rakyatnya membahas masalah-
masalah seputar Wujud Tuhan dengan akal.

33
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nurudin Ar Raniry, Substantia volume 12 nomor 2,
2015, hal. 186
34
Azyumardi Azra,Op. Cit., hal. 214

26
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Syeikh Nuruddin Ar Raniry merupakan seorang ulama yang berasal dari Ranir,
India namun berkiprah Di Nusantara. Beliau lahir dari keluarga yang memliki
perhatian lebih terhadap pendidikan. Pada usia muda ia telah belajar ke Haramayn
dan sekaligus menunaikan haji disana. Kedatangan awal beliau ke Nusantara masih
belum memberikan Arti karena Di Nusantara masih ada Ulama Hamzah Fansuri
dan Syamsuddin As Sumatrani. Ia memetuskan untuk menambah ilmu di Melayu.
Hingga pada akhirnya ketika ketika Sultan Iskandar Tsani diangkat menjadi
penguasa di Aceh, Syeikh Nuruddin Ar Raniry diangkat menjadi Syaikh al Islam di
kesultanan, yang posisinya sangat strategis di Kesultanan. Dengan posisinya
tersebut ia dapat menghilangkan pengaruh Wujudiyyah Hamzah Fansuri di Sekitar
Kesultanan.
Ia merupakan seorang ulama yang cukup produktif. Terbukti telah banyak ktab
yang di tulisnya baik semasa di Aceh ataupun di Luar Aceh. Kitab-kitab yang
masyhur diantaranya adalah Shirat al- mustaqim, Bustan As Salatin, dll. Hingga
kini ada kitanya yang masih dipakai oleh lembaga pendidikan di Malaysia.
Peranannya dalam bidang pendidikan, politik, dan kegamaan tidak perlu
diragukan lagi, terlebih dalam bidang pemikiran. Ia banyak sekali menyumbangkan
oemikiran-pemikirannya unutk kemajiuan Wilayah. Pemikiran yang paling
terkenalnya adalah saat ia berani mendebat orang-orang yang menganut paham
Wujudiyyah Hamzah Fansuri. Ia menganggap paham itu berbahaya. Unutk itu ia
memberangus orang=orang yang meyakini paham Wujudiyyah , sampai sampai
dikejarnya orang-orang tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak, 2001

Anggi Rosalia, Tasawuf Sunni : Pengertian, Sejarah, dan Manfaatnya,


https://dalamislam.com/dasar-islam/tassawuf-sunni. Dalam Islam. n.d.
dalamislam.com (accessed Desember 11, 2018 ).

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan
XVIII. Bandung: Mizan, 1998.

Fahm, Mwamburi Adam Hamisi & Abdul Gafar Olawale. "The Intellectual And Spiritual
Contribution Of Nuruddin Ar-Raniri To Islamic Education In Indonesia." Jurnal
Pendidikan Islam, 2017.

Fahmi. "Sejarah pemikiran hokum Islam di Indonesia pada abad ke-XVII." n.d.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press, 2008.

Hamka. Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: PT Pustaka, 1986.

Majid, Abdul. "Karakteristik Pemikiran Islam Nurudin Ar Raniry." Substantia volume 12


nomor 2, 2015.

Rohmah, Nasichatur. Ahl Al-Kitab Perspektif Nuruddin Ar Raniri Dalam Kitab Tibyan Fi
Ma’Rifat Al-Adyan. Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2016.

Rozi. Nahdatul Ulama. Juli 25, 2016. nahdatululama.id (accessed September 18, 2018).

Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2016.

Sulasman. Metode Penelitian Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Zainurrafiq, Muhammad. Kritik Nuruddin al-raniri terhadap hamzah fansiri dalam kitab
“Hujjah al siddiq lidhaf’I al-zindiq”. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017.

28
Lampiran

29

Anda mungkin juga menyukai