Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Sosial dan Intelektual di
Indonesia
Disusun Oleh:
2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Syekh Nuruddin Ar-
Raniry”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Sosial dan Intelektual
Di Indonesia . Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu, Miftahul Khoiri,
M.Hum yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.Tanpa arahan
dan bimbingan beliau, mungkin makalah ini tidak sampai ke tangan pembaca.
Penulisnya berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca di lingkungan
IAIN Salatiga dan khususnya kepada mahasiswa Sejarah Peradaban Islam. Penulis menyadari,
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, guna penyempurnaan makalah ini serta
menjadi acuan untuk penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah banyak menceritakan bahwa Aceh salah satu daerah yang
sangat strategis, sehingga tidak mengherankan lagi apabila banyak orang asing ataupun
para pedagang yang melewati atau singgah di Aceh. Mereka datang dari berbagai bangsa,
Hindia, Gujarat, dan lain-lainnya. Dengan demikian, tidak salah bahwa orang Aceh
mayoritasnya keturunan campuran. Selain itu, dengan singgahnya orang asing atau
lewatnya para pedagang tersebut, maka terjadilah kontak antara orang Aceh dengan
mereka tersebut. Sehingga melahirkan peradaban dan kebudayaan serta terjadinya
transmisi dalam hal keagamaan.
Di Nusantara, proses Islamisasi berawal dari kota-kota pelabuhan yang sekaligus
jadi ibukota kerajaan, seperti Samuera Pasai dan Malaka, yang kemudian menjadi pusat
istana kerajaan yang menjadi pusat pengembangan intelektual Islam atas perlindungan
resmi penguasa yang disusul kemunculan tokoh-tokoh ulama semacam Hamzah Fansuri,
Samsuddin as-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniry, dan Abdur Rauf as-Singkili di kerajaan
Aceh. Sementara di Jawa ada Wali Songo. Ulama-ulama besar ini banyak berjasa
menyebarkan ilmu pengetahuan Islam di Asia Tenggara kemudian mendirikan lembaga-
lembaga pendidikan Islam seperti dayah sehingga berkembang semacam perguruan tinggi
di Aceh.1
Nuruddin Ar-Raniry, merupakan salah satu orang Gujarat yang sangat berperan
terhadap perkembangan Aceh prioritasnya dalam bidang keagamaan yang mengambil
spesifikasi dalam bidang tasawuf pada sekitar abad ke 17 silam. Dalam hal ini, Ar-Raniry
sangat dikenal di Aceh terutama ketika ia menentang paham wujudiyyah Hamzah Fansuri
yang menjadi keyakinan masyarakat Aceh pada masa itu.2
Untuk penjelasan lebih jelas dan rinci mengenai Biorgrafi, Pemikiran dan Karya-
karya dari Syekh Nuruddin Ar-Raniry, akan dibahas pada makalah ini.
1
Fayrus Muhammad. Nuruddin Ar-Raniry: Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia. Universitas Paramadina.
2019. Hlm 15.
2
Ibid hlm 16.
1
B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana riwayat hidup Syekh Nuruddin Ar-Raniry itu?
2 Apa saja karya-karya dari Syekh Nuruddin Ar-Raniry?
3 Apa saja pemikiran dan peranan yang di cetuskan oleh Syekh Nuruddin Ar-Raniry
dalam perkembangan dunia islam?
C. Tujuan
1 Untuk mengetahui biografi Syekh Nuruddin ar-Raniry.
2 Untuk mengetahui karya-karya dari Syekh Nuruddin ar-Raniry.
3 Untuk mengetahui pemikiran dan peranan yang dicetuskan oleh Syekh Nuruddin
ar-Raniry terhadap perkembangan dunia islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji al-Hamid (al-Humayd) al-Syafi’i al-
Aydarusi al-Raniri, lahir di Ranir (sekarang Rander), sebuah kota pelabuhan tua di
Gujarat, India. Lepas dari kota kelahirannya, ar- Raniri dianggap sebagai ‘alim Melayu-
Indonesia daripada India atau Arab.3 Tanggal dan tahun kelahirannya tidak diketaui
secara pasti,4 tetapi Syaikh Nuruddin diperkirakan lahir sekitar akhir abad ke-165.
Nuruddin Ar-Raniry meninggal dunia pada tanggal 22 Dzulhijjah 1096 H/21
September 1685 M di India. Silsilah keturunan Ar-Raniry berasal dari India, keturunan
Arab. Tetapi ia juga lebih dianggap sebagai alim Melayu-Indonesia dari pada India atau
Arab. Karena ibunya adalah seorang Melayu, tetapi ayahnya berasal dari keluarga
imigran Hadrami yang mempunyai tradisi panjang perpindahan ke Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Nenek moyangnya kemungkinan termasuk dalam keluarga Al-Hamid dari
Zuhra, salah satu dari sepuluh keluarga Quraisy. Diantara anggota keluarga Zuhra yang
terkemuka adalah Abdul Al-Rahman bin Awf, salah satu sahabat terdekat Nabi SAW.
Tetapi kemungkinan juga, nenek moyang Ar-Raniry adalah keluarga Humayd, sering
dihubungkan dengan Abu Bakar Abdullah bin Zubayr Al-Asadi Al-Humaydi
(w.219/834), dikenal sebagai seorang ulama Makkah yang terkemuka. Al-Humaydi
adalah seorang murid Al-Syafi’i paling terkenal, dia juga adalah seorang muhaddits
terkemuka di Hijaz.6
Beliau belajar ilmu agama pertama kali di kota kelahirannya, kemudian ke Tarim
(Arab Selatan) yang dipandang sebagai pusat studi ilmu agama pada masa itu. Kemudian
beliau melanjutkan pendidikannya di Mekkah dan Madinah sekaligus melaksankan
ibadah haji (1621). Setelah itu beliau kembali ke tanah kelahirannya di India.
3
Musyafar, Rusydiyanto. AJARAN WUJUDIYAH MENURUT NURUDDIN AR-RANIRY. JURNAL POTRET PEMIKIRAN -
Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam. Volume 22, Nomor 1. 2018. Hlm 2.
4
Nur Syaifan.. Kritik Terhadap Pemikiran Tasawuf Al-Raniri. Vol.3 No.2. Jogyakarta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2013. Hlm 140
5
Fayrus Muhammad. Nuruddin Ar-Raniry: Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia. Universitas Paramadina.
2019. Hlm 16.
6
Ummayah. BIOGRAFI NURUDDIN AR-RANIRY. UIN SMH Banten. 2018. Hlm 13-14.
3
Terkait dengan bidang kajian keislamannya, misalnya pada konsep tasawuf Syekh
Nuruddin merupakan seorang Syekh dalam tariqat Rifa’iyah yang didirikan oleh Ahmad
Rifa’i. Beliau masuk tariqat ini melalui Syaikh Abu Hafs Umar bin Abdullah Ba Syaiban.
Dalam bidang hukum islam (fikih), beliau dipengaruhi oleh ajaran-ajaran fikih yang
berasal dari mahdzab Syafi’i. Beliau juga merupakan ulama yang memiliki
kecenderungan pada tegaknya syariat islam secara kaffah. 7
Kedatangan pertama beliau ke Aceh tidak mendapatkan sambutan yang layak oleh
Sultan Iskandar Muda kemudian beliau melanjutkan perjalanan ke semenanjung Melayu
dan menetap di Pahang. Karena pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda, paham
keagamaan yang di anut adalah paham Wujudiyyah dengan tokohnya Syamsuddin as-
Sumatrani yang dimana paham tersebut bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh
Syekh Nuruddin.
Puncak karir Syekh Nuruddin dimulai pada kedatangan beliau yang kedua di
Aceh, setelah meninggalnya Sultan Iskandar Muda yang digantikan oleh Sultan Iskandar
Tsani. Syekh Nuruddin kemudian diangkat oleh Sultan Iskandar Tsani menjadi penasehat
sekaligus menjadi Mufti dan mendapat gelar Syaikh al-islam. Setelah beliau mendapat
7
Ibid., 75
8
Rusdiyanto, “Ajaran Wujudiyah Menurut Nuruddin Ar-Raniry’, JURNAL POTRET PEMIKIRAN: Jurnal
Penelitian dan Pemikiran Islam 22, no. 3 (2018): hlm 3.
4
pijakan kuat dari Sultan Aceh, kemudian beliau melancarkan pembaharuan islamnya
disana. Menurutnya islam diwilayah ini telah dikacaukan dengan kesalah pahaman atas
doktrin sufi. Syekh Nuruddin yang lebih berorientasi pada syariah dengan mendapat
dukungan penguasa beliau “membersihkan” Aceh khususnya dari gagasan filosofis
sufistik Hamzah Fansuri dan Samsuddin yang dianggap menyimpang pada konsep
Wahdatul al-wujud yang dianggap Pantheisme. Hal tersebut juga mendapat dukungan
dari Abdurouf Singkel yang menekankan pentingnya syariah dalam menempuh jalan
tasawuf.9
Beliau di Aceh selama 7 (tujuh) tahun sebagai seorang alim, seorang Mufti dan
penulis yang sangat produktif. Beliau banyak mencurahkan tenaga dan fikirannya untuk
menentang paham wujudiyah. Lebih jauh beliau mengeluarkan fatwa yang keras untuk
memburu orang-orang sesat (pengikut paham wujudiyah), membunuh orang-orang yang
menolak melepaskan keyakinan dan praktik tersebut, dan juga membakar kitab-kitab
karya Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani.10
1 Fikih
a Shirah al-Mustaqiim
Kitab ini ditulis dengan bahasa Melayu dan isinya membahas mengenai
ibadah, shalat, puasa, zakat, haji dan juga berisi mengenai hukum qurban,
berburu, dan hukum haram halalnya makanan.
b Kaifayatu al-Shalat (Cara Melakukan Sembhayang)
9
Musyaffaa, “Pemikiran dan Gerakan Dakwah Syekh Nuruddin Ar-Raniry”, Jurnal Ilmiah Syi’ar 18, no. 1 (2018):
hlm 84.
10
Ibid., 85
5
2 Akidah
a. Syifa’ul al-Qulub (Obat Hati)
Berisi mengenai pengertian kalimat syahadat dan cara-cara berdzikir
kepada Allah.11
b. Hidayatul al-imam bi Fadhli al-Mannan (Bimbingan Iman dengan
Karunia Tuhan).
Isinya menjelaskan tentang pengertian agama yang terdiri dari Iman,
Islam, Ma’rifat dan Tauhid.
c. Aqoid al-Shuffiyah al-Muwahhidin (Akidah Ahli Sufi yang Mengesakan
Tuhan).
Kitab ini ditulis dengan bahasa Arab. Isinya mengenai akidah dan
pengalaman keruhanian orang-orang sufi dalam berdzikir dengan La
Ilaaha Illa Allah.
3 Tasawuf dan Ilmu Kalam
a. Nabzah fi Da’wa al-Zhill ma’a Shahibihi (Uraian singkat tentang dakwaan
bayangan-bayangan dengan kawannya). Kitab ini berisikan tentang
kesesatan ajaran wujudiyah yang dipaparkannya melalui soal jawaban.
Kitab ini ditulis dengan bahasa Arab.
b. Asraru al-Insan fi Ma’arifati ar-Ruh wa ar-Rahman (Rahasia Manusia
dalam mengetahui Ruh dan Tuhan). Kitab ini diterjemahkan dari bahasa
Arab ke bahasa Melayu atas permintaan Sultan Iskandar Tsani. Kitab ini
selesai ditulis pada masa Sultanah Safiatuddin.12
4 Sejarah
a. Bustanu as-Salathin fi Zikri al-Awwalin wa al-Khairiin (Taman para
Sultan tentang riwayat hidup orang-orang dahulu dan kemudian). Kitab ini
ditulis sekitar tahun 1630-an.13 Kitab sejarah karangan Syekh Nuruddin
yang terbesar dalam bahasa Melayu. Kitab ini di tulis setelah beliau berada
di Aceh selama 7 (tujuh) tahun dan didedikasihkan untuk Sultan Iskandar
11
Musyaffaa, “Pemikiran dan Gerakan Dakwah Syekh Nuruddin Ar-Raniry”, Jurnal Ilmiah Syi’ar 18, no. 1 (2018):
75.
12
Ibid., 76
13
Muhammad Fayrus, “Nuruddin ar-Raniry; Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia”, SIASAT: Jornal of
Social, Cultural and Political Studies 4, no. 2 (2019): 18
6
Tsani. Terdiri dari 7 (tujuh) bab antara lain: Pertama, kitab ini terdiri dari
10 pasal, berisi tentang 7 (tujuh) pertela langit dan bumi. Kedua, terdiri
dari 13 pasal, bab ini berisi tentang sejarah para nabi dan raja. Terutama
pada pasal 12 dan 13 menjelaskan mengenai sejarah Negara-negara
Melayu, terutama sejarah Malaka dan Pahang tidak lupa juga kerajaan
Aceh. Ketiga, terdiri dari 6 pasal. Dalam bab ini menerangkan mengenai
raja-raja yang adil dan mentri-mentri yang berakal dan bijaksana.
Keempat, bab ini terdiri 2 pasal. Pada bab ini menerangkan mengenai para
raja yang bertapa dan waliyullah. Kelima, terdiri 2 pasal, pada bagian ini
menerangkan para raja dan mentri yang dzalim. Keenam, terdiri 2 pasal,
menerangkan mengenai orang-orang pemurah, mulia dan pemberani.
Ketujuh, bagian ini menerangkan mengenai ilmu filsafat, ilmu ketabiban,
sifat-sifat perempuan serta hikayat ajaib yang jarang terjadi. 14
5 Hadis
a. Hidayat al-Habib fi al-Targhib wa al-Tarhib (Petunjuk kekasih dalam hal
yang memberikan dan menakutkan). Kitab ini berisikan 831 hadis,
sekarang kitab ini dicetak dengan judul “al Fawa’idu al-Bahiyah fi al-
Ahdists al-Nabawiyyah” dalam kitab Hasiyyatu Jam’il al-Fawaid,
karangan Daud ibn Abdillah al-Fatani.15
14
Musyaffaa, “Pemikiran dan Gerakan Dakwah Syekh Nuruddin Ar-Raniry”, Jurnal Ilmiah Syi’ar 18, no. 1 (2018):
hlm 77.
15
Ibid., hlm 78
7
C. Pemikiran dan Peranan Syekh Nuruddin Ar-Raniry dalam Perkembangan Dunia
Islam
8
di Aceh. Menurutnya Islam di Aceh telah dikacaukan kesalahpahaman atas doktrin
mistisisme.19
9
terhadap Golongan Atheis), Ar-Raniry malah memandang Syaikh Hamzah Fansuri
sebagai ulama zindiq.21
Ia hidup di Aceh selama 7 tahun sebagai alim, mufti, dan penulis produktif yang
menentang doktrin Wujudiyyah yang dianut oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin As-
Sumatrani. Menurut Ar-Raniry, Wujudiyyah itu suatu paham yang menyesatkan. Ia
mengeluarkan fatwa untuk memburu orang yang dianggap sesat, membunuh orang yang
menolak bertobat dari kesesatan, serta membakar buku-buku yang berisi ajaran sesat.
Nuruddin Ar-Raniry, adalah seorang sosok sufi yang tidak toleran dan ortodoks,
yang tidak menghargai karya dan pemikiran orang lain. Tetapi disisi lain ia dianggap
21
Musyaffaa, “Pemikiran dan Gerakan Dakwah Syekh Nuruddin Ar-Raniry”, Jurnal Ilmiah Syi’ar 18, no. 1 (2018):
hlm 82-83
22
Zainurrafiq Muhammad.2017. KRITIK NURUDDIN AL-RANIRI TERHADAP HAMZAH FANSURI DALAM KITAB
“HUJJAH AL-SHIDDIQ LIDHAF’I AL-ZINDIQ”. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Hlm 27
23
Ibid hlm 27
24
Majid Abdul. KARAKTERISTIK PEMIKIRAN ISLAM NURUDDIN AR-RANIRY. Substantia, Volume 17 Nomor2, Oktober
2015. Hlm 181-182
10
berjasa dalam mengembangkan ilmu keislaman yang integral antara syariat dan tasawuf.
25
25
Ibid hlm 182
26
Musyafar, Rusydiyanto. AJARAN WUJUDIYAH MENURUT NURUDDIN AR-RANIRY. JURNAL POTRET PEMIKIRAN -
Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam. Volume 22, Nomor 1. 2018. Hlm 9-10
27
Alimron. Teks dan Konteks Kitab Hadis Melayu Pertama:Studi atas Naskah Hidayat al-habib Karya al-Raniri. UIN
Raden Fatah. Diya al-Afkar Vol. 6, No. 1, Juni 2018. Hlm 20-21
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji al-Hamid (al-Humayd) al-Syafi’i al-
Aydarusi al-Raniri, lahir di Ranir (sekarang Rander), sebuah kota pelabuhan tua di
Gujarat, India. Tanggal dan tahun kelahirannya tidak diketaui secara pasti, 28 tetapi
Syaikh Nuruddin diperkirakan lahir sekitar akhir abad ke-16 . Nuruddin Ar-Raniry
meninggal dunia pada tanggal 22 Dzulhijjah 1096 H/21 September 1685 M di India.
12
memahami tauhid, bidang politik, hadist, sejarah serta dalam perkembangan bahasa
Melayu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Musyaffaa. “Pemikiran dan Gerakan Dakwah Syekh Nuruddin Ar-Raniry”. Jurnal Ilmiah
Syi’ar 18, no. 1 (2018)
Fayrus Muhammad. 2019. Nuruddin Ar-Raniry: Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia.
Jakarta : Universitas Paramadina.
Musyafar, Rusydiyanto. 2018. Ajaran Wujudiyah Menurut Nuruddin Ar-Raniry. Jurnal Potret
Pemikiran - Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam. Volume 22, Nomor 1.
Nur Syaifan. 2013. Kritik Terhadap Pemikiran Tasawuf Al-Raniri. Vol.3 No.2. Jogyakarta
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Majid Abdul. Karakteristik Pemikiran Islam Nuruddin Ar-Raniry. Substantia, Volume 17
Nomor 2. 2015.
Alimron. Teks dan Konteks Kitab Hadis Melayu Pertama:Studi atas Naskah Hidayat al-habib
Karya al-Raniri. UIN Raden Fatah. Diya al-Afkar Vol. 6, No. 1, Juni 2018
Ummayah. 2018. Biografi Nuruddin Ar-Raniry. Banten : UIN SMH Banten.
14