Anda di halaman 1dari 15

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Peradaban Islam dan Islam Nusantara

Dosen pengampu : Bapak H.Zainul Fanani, M.Ag.

Disusun oleh:

Fidela Shafa Salsabila (232103050057)

Srikandi Indah (232103050018)

Maulana Ahsan (232103050025)

Aisyah Zulfa Lina (232103050054)

PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UIN KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER

FEBRUARI 2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan nikmat, dan anugerah akal kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Masuknya Islam Ke Indonesia” dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi
Muhammad SAW, dan atas keluarga beliau, para sahabat-sahabat beliau, serta semoga kita kelak
termasuk menjadi bagian umat beliau dan mendapat syafaat beliau kelak di hari akhir nanti
Aamiin.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan literasi dan gambaran kepada
kita mengenai Masuknya Islam Ke Indonesia melalui pembahasan yang tekonsep secara
struktural, klasifikasi yang sistematis, serta referensi yang faktual. Serta harapan kami dengan
disusunya Makalah ini dapat memberikan manfaat berupa sedikit pengetahuan dan gambaran
kepada pembaca mengenai. Masuknya Islam Ke Indonesia. Kami sebagai penyusun makalah ini
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada selaku Dosen pengampu Mata
Kuliah Peradaban Islam dan Islam Nusantara Bapak H.Zainul Fanani, M.Ag. serta teman-teman
yang telah banyak memberikan dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga
proses penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Akhir kata kami selaku tim penyusun menyadari bahwa penyusunan Makalah ini sangat
jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan disebabkan oleh keterbatasan
kami, baik dari keterbatasan tempat, keterbatasan waktu, dan kemampuan biologis kami sebagai
manusia yang fana, maka sebab itu kami sangat menantikan sebuah saran, kritik dan masukan
dari teman-teman sekalian untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut makalah ini, agar
makalah ini selalu dinamis dan konsisten untuk selalu memberikan yang terbaik terhadap
sumbangsih ilmu pengetahuan.

Jember, 25 Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan masalah...........................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan........................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Teori Tentang Kedatangan Islam Ke Indonesia.............................................5

B. Bukti Atau Fakta Sejarah Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia ...............9

C. Perkembangan Islam Pada Masa Awal Pasca Masuknya Ke Indonesia ......11

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

A. Kesimpulan..................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada abad 7 masehi. Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Dal yang datang ke
Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa
Gujarat dan ada juga yang telah beradaptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari
jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di pesisir-pesisir Nusantara.

Lalu pada abad 13 Masehi berdirilah kerajaan kerajaan Islam diberbagai penjuru di
Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah
Java ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik
internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut
bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan
kerajaan Islam pertama di pulau Java yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai
bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islan yang lainnya, walaupun masih bersifat lekal.

Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia Belanda kedaerah
Nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah. Belanda datang ke
Indonesia dengan kamar dagangnya yakni VOC, semejak itu hampir seluruh wilayah
nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali Aceh. Saat itu antar kerajaan kerajaan Islam di
nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan
proses penyebaran dakwah

B. Rumusan masalah
a. Apa Teori Tentang Kedatangan Islam Ke Indonesia?
b. Apa Saja Bukti Atau Fakta Sejarah Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia?
c. Bagaimana Perkembangan Islam Pada Masa Awal Pasca Masuknya Ke Indonesia?

C. Tujuan pembahasan

4
a. Mengetahui Teori Tentang Kedatangan Islam Ke Indonesia
b. Mengetahui Bukti Atau Fakta Sejarah Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia
c. Mengetahui Perkembangan Islam Pada Masa Awal Pasca Masuknya Ke Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Tentang datangnya Islam Ke Indonesia

Proses datangnya Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner,


cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat- laun, dan sangat beragam. Menurut
para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia yaitu:

1. Teori India

Kebanyakan sarjana Belanda percaya bahwa kedatangan Islam datang dari


India, termasuk Pijnappel dari Leiden University, J.P Moquette dan Snouck
Hurgronje. Snouck Hurgronje meyakini bahwa abad ke-12 adalah masa yang paling
mungkin untuk penyebaran Islam di Nusantara1. Pijnappel mengatakan bahwa orang
Arab Syafi'i berimigrasi dan menetap di India, membawa Islam ke Nusantara. Dalam
perkembangan selanjutnya, teori tersebut dikemukakan oleh Snouck Hurgronje, yang
percaya bahwa meskipun Islam memiliki pengaruh yang kuat di kota-kota India
Selatan, banyak Muslim Dhaka tinggal di sana dan bertindak sebagai perantara
perdagangan antara Timur Tengah dan pulau-pulau. Mereka menyebarkan Islam ke
Kepulauan Melayu pertama, dan kemudian orang-orang Arab. Namun, Snouck
Hurgronje tidak secara spesifik menyebut wilayah India Selatan, karena menurutnya
itu adalah asal mula Grand Slam Nusantara, namun ia menyebutkan bahwa itu terjadi
pada abad ke-12. Ini adalah periode yang paling mungkin sejak Islam mulai
menyebar di Nusantara. Snouck Hurgronje jarang menggunakan fakta untuk
1
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana,
2007), hlm. 13.

5
menyebut peran orang Arab dalam penyebaran Islam di Nusantara. sehingga ia
menyimpulkan bahwa Islam di Nusantara tidak berasal dari Arabia. Di sisi lain, ia
meyakini bahwa Islam berasal dari India karena hubungan perdagangan yang terjalin
lama antara Nusantara dan India2.

2. Teori Gujarat

Teori Gujarat adalah asal muasal Islam di Nusantara dan terlihat memiliki
kekurangan- kekurangan khusus. Misalnya. Marison membuktikan ini. Dia percaya
bahwa meskipun Fatimi mengisyaratkan bahwa batu nisan yang ditemukan di
beberapa bagian nusantara mungkin berasal dari Gujarat atau Bangladesh, ini tidak
berarti bahwa Islam juga diperkenalkan di sana. Marisson membantah teori ini dan
menunjukkan bahwa selama Islamisasi Samudra Pasai (raja pertama meninggal pada
698/1297), Gujarat pada waktu itu masih kerajaan Hindu. Hanya setahun kemudian
(699/1298), Cambe di Gujarat diperintah oleh Muslim. Ia mengatakan bahwa jika
Gujarat adalah pusat Islam dan para penyebar Islam telah masuk ke Nusantara sejak
suat itu, maka Islam akan berdiri dan berkembang di Gujarat sebelum kematian Malik
Saleh. Itu didirikan dan dikembangkan di Gujarat sebelum 698/1297.3

Analisis penulis terhadap teori ini, memang bisa saja ada benarnya bahwa
islam datang dari india bila mana kita meninjaunya dari segi perdagangan dan lalu
lintas laut. Karena pedagang india juga aktif dalam hal mengunjungi nusantara
sebagai objek perdagangan dan juga tempat yang tidak begitu jauh dari nusantara.
Selain itu memang beberapa hal nama-nama ulama yang meningggal atau tempat
dikebumikannya ulama tersebut terlihat ulama yang berasal dari india.

3. Teori Arab
2
Sarkawi B. Husaini, Sejarah Masyarakat Islam Indonesia (Surabaya: Airlangga University Press. 2017), hlm, 2.
3
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah & Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII (Jakarta:
Kencana, 2013), hlm. 3.

6
Selain teori India, ada pula "teori Arab" yang meyakini bahwa Islam di
Nusantara berasal dari bahasa Arab. Teori ini juga telah didukung oleh banyak
sarjana, termasuk: Crawfurd. Niemann, dan pembela yang paling gigih adalah Naquib
al-Attas4

Pandangan ini didasarkan pada kesamaan antara mazhab di Koromandel dan


Malabar dengan mayoritas Muslim (yakni sekte Syafi'i) di Nusantara. Menurut
Arnold, sejak awal ab Hijriah atau abad ketujuh dan kedelapan Masehi, pedagang
Arab telah menduduki pos dominan dalam perdagangan Islam Timur-Barat. Fakta-
fakta dari Cina semakin menguatkan hipotesis ini bahwa pada akhir kuartal ketiga
abad ke-7, para saudagar Arab telah menjadi pemimpin pemukiman Muslim Arab di
sepanjang pantai Sumatra. Menurut laporan, beberapa dari mereka menikahi gadis-
gadis lokal, sehingga menjadikan inti kumpulan Muslim yang terdiri dari imigran
Arab dan penduduk lokal. Menurut Arnold, anggota komunitas Muslim juga
melaksanakan aktivitas untuk menyebarkan Islam5

4. Teori Persia

Teori yang dikemukakan oleh Otoritas Nasional Palestina percaya bahwa


Islam di Kepulauan Islam berasal dari Persia. Hoesein Djajadiningrat percaya bahwa
Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13, dengan Samudra Pasai sebagai pusatnya.
Argumentasinya didasarkan pada kesamaan budaya antara masyarakat Islam di
Nusantara dan budaya Persia. Ahmad Mansyur Suryanegara mencontohkan empat
kesamaan budaya antara Persia dan Islam di Nusantara. Pertama dari peristiwa 10
Muharram atau Asyura adalah untuk memperingati Syiah. Kedua, ada kesamaan
ajaran antara tokoh sufi Iran al-Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Muens juga mendukung
teori Persia ini. Mons mengatakan bahwa pada masa dinasti Sasanian pada abad ke-5
M, banyak orang Persia yang berada di Aceh. Dia mengatakan bahwa kata "Pasai"
berasal dari kata "Persia". Selain itu, Muns juga menyatakan bahwa ketika Ibnu

4
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam di Indonesia: Historis dan Eksistensinya (Jakarta: Kencana, 2019), h. 20
5
Husaini, Sejarah Masyarakat Islam Indonesia, h. 5

7
Batutah datang ke Aceh, ada dua ulama dari Persia, yaitu Tadjuddin al-Syirazi dan
Shiraz Jerman (Sayyid Syarif al-Ashbahani).6

5. Teori Cina

Pendapat mengatakan Islam di Nusantara adalah "teori Tionghoa" yang


menyatakan karena saat abad ke-9 Masehi, beberapa Muslim Tionghoa di Guangzhou
dan bagian Tiongkok selatan lainnya berdatangan ke Jawa, Kedah dan Sumatera.
Evakuasi tersebut terjadi karena pada era tersebut, penduduk Provinsi Guangdong dan
bagian lain China Selatan ditindas, dan mayoritas penduduk di daerah tersebut adalah
Muslim. Dengan munculnya bukti-bukti peninggalan budaya, peran orang Tionghoa
semakin terlihat jelas, yaitu adanya unsur Tionghoa pada bangunan berbagai masjid
Jawa Kuno, seperti bagian atas Masjid Vantaa Banten yang berbentuk bulat.7

Namun, teori Cina tidak berbicara tentang awal masuknya Islam, tetapi peran
yang dimainkan dalam pemberitaan tentang keberadaan komunitas Muslim di awal
Nusantara, dan peran dalam Islamisasi pada abad ke-15 dan ke-16. Tiongkok
memberikan banyak informasi sejarah bagi keberadaan komunitas Islam. Selain berita
Arab, berita tentang keberadaan orang Arab dan Muslim di Nusantara di China pada
abad ke-7 dan ke-8 juga pernah diberitakan. Ini menunjukkan bahwa Islam masih
hidup di Cina, kecuali lebih dulu dari sebelumnya. Jika Masjid Wajinzi (komunitas)
didirikan di Guangzhou pada abad ke-7, hanya makam (individu) atau interaksi
dengan perwakilan perdagangan yang akan ditemukan di Nusantara baru. Bahasa
Tionghoa yang unik juga meningkatkan keberadaan dan fungsinya.

6
Ahmad Fakhri Hutauruk, Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2020), h. 8
7
Husaini, Sejarah Masyarakat Islam Indonesia, h. 9-100

8
B. Bukti/Fakta Masuknya Islam di Indonesia

Naskah/manuskrip klasik, dari awal pertengahan abad ke-16 sampai pertengahan


awal abad ke-19. Sebelum Islam datang, leluhur bangsa Indonesia telah mewariskan
khazanah kebudayaan yang diantaranya berbentuk naskah atau manuskrip dalam jumlah
ribuan. Naskah tersebut berisi informasi mengenai sejarah kehidupan sosial, ekonomi,
politik, hukum, adat, keagamaan, dan kebudayaan pada umumnya dan tersebar pada
kerajaan-kerajaan yang ada di seluruh wilayah Nusantara.8

Naskah-naskah atau manuskrip ini ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf
Jawi (Arab-Melayu), dan di daerah-daerah tertentu dengan huruf Pegon (Arab-Jawa/
Sunda) serta huruf daerah setempat seperti Bugis, Rencong, dan lain-lain. Karya-karya
ulama berupa naskah/pustaka, salah satu contohnya adalah dari ulama Aceh berdasarkan
pelacakan dari berbagai sumber jumlah karya yang telah dihasilkan mencapai lebih dari
45 (empat puluh lima) buah, yang dikarang oleh 18 (delapan belas) orang ulama atau
penulis Aceh.9 Naskah/ pustaka tersebut meruapakan karya dari berbagai disiplin bidang
keilmuan. Karya-karya tersebut merupakan refleksi perkembangan intelektualisme dan
tradisi keilmuan Islam Indonesia, dapat juga merefleksikan perkembangan sejarah sosial
Islam di kawasan ini. Naskah-naskah/manuskrip Nusantara yang pernah diterbitkan
tersebut dihimpun dalam katalog tentang naskah/manuskrip Nusantara. 10 Dari naskah-
naskah kuno dan klasik Nusantara ini sedikit banyak dapat dihubungkan dengan sejarah
perekonomian-perdagang baik antar daerah maupun antar bangsa,11 dan berdasarkan
isinya dikelompokkan dalam:

1. Naskah sejarah politik; naskah-naskah Melayu yang dikaji oleh R. A. Hoesein


Djajadingrat: Bustanus Salatin, Tajus Salatin, Hikayat Aceh dsb. Naskah ini menjadi
acuan untuk judul tulisan: Critisch-overzicht van de in Maleiche werken vervatte
gegevens over de geschiedenis van het Soeltanaat an Atjeh. Naskah-naskah yang lain
berupa carita dan babad, seperti: Carita Purwaka, Tjaruban Nagari, Babad Tjerbon,

8
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya Bagi Kajian Sejarah Islam di Indonesia, cet. ke 2. (Jakarta:
Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag RI, 2012) hlm. 1.
9
Erawadi. Tradisi Intelektual Islam Aceh Abad XVIII Dan XIX, (2009), hlm. 24.
10
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya Bagi Kajian Sejarah Islam di Indonesia, cet. ke 2.
(Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag RI, 2012) hlm. 28-31.
11
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya…, hlm. 54.

9
Babad Alit, Babad Demak, Babad Gresik, Babad Mataram, Babad Pasarejan, Babad
Tanah Jawi, Babad Momara, Babad Sangkala, Babad/Sajarah Banten, Hikayat
Hasanuddin, dan lain-lain.12
2. Naskah Sejarah Sosial, naskah-naskah/manuskrip yg berisi tentang sejarah social yg
terjadi di wilayah Nusantar jumlah lebih dari 28 naskah dlm Bahasa Arab maupun
Melayu Indonesia. Naskah kelompok ini di tulis oleh para ulama perintis gerakan
pembaharuan Islam abad ke 17 dan 18 masing-masing berisi wiwayat hidup, tempat
asal, silsilah sampai kepada para gurunya, ajaran-ajaran dengan kitabnya, ditulis
dalam Bahasa Arab maupun Melayu berhuruf Jawi. Ajaran para perintis pembaharuan
Islam dan para pembaharu ini sekitar sufisme dengan tarekat, yakni sufisme bersifat
metafisik filosofis atau heterodoks atau wujudiyah seperti ajaran Hamzah Fansuri dan
Syamsuddin as-Sumatrani, perintis pembaharuan abad 17, Nuruddin ar-Raniri, Abd-
ar-Rauf as-Singkili yg diteruskan oleh pembaharu Islam abad 18à neosufisme (lebih
berpedoman pada syari’ah).13
3. Naskah Sejarah Ekonomi-Perdagangan, dalam naskah Hikayat, Babad, Tambo dan
semacamnya dijumpai adanya episode yang tentang pasar, perdagnagan, kehadiran
para pedagang di Bandar-bandar, atau pertanian di desa-desa, hal ini termasuk dalam
kehidupan perekonomian. Naskah-naskah ini dijadikan acuan bagi penulisan sejarah
perekonomian dan perdagangan pada masa kerajaan periode Hindu/Budha, termasuk
perkembangan Islam di Nusantara. Contoh tulisan yang menggunakan acuan naskah-
naskah asli kelompok ini misalnya: Indonesian Trade And Society, Essays in Asian
Social and Economic History karya J.C. van Leur tahun terbit 1955; Asian Trade and
European Influence in the Indonesian Archipelago Between 1500 and about 1630,
karya M.A.P. Meilink Roelofsz.14 Naskah-naskah yang memuat tentang ekonomi-
perdagangan misalnya Bustanul Salatin, Adat Makuta Alam, Peratoeran di dalam
Negeri Aceh Bandar as-Salam, dan Kanun Makeuta Alam Sultan Iskandar Muda.15

C. Perkembangan Islam Pada Masa Awal Pasca Masuknya ke Indonesia


12
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya…, hlm.46.
13
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya…, hlm. 51.
14
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya…, hlm. 55.
15
Uka Tjandrasasmita, Naskah Klasik dan Penerapannya…, hlm. 56.

10
Beberapa sejarawan menyebut Islam pertama kali memasuki wilayah di Indonesia
pada abad ke-7. Bukti sejarah masuknya agama Islam di Indonesia dimulai pada abad ke-
7 Masehi ditunjukkan oleh berita China dari zaman Dinasti Tang. Catatan tersebut
menerangkan bahwa pada 674 M, di pantai barat Sumatera telah terdapat perkampungan
bernama Barus atau Fansur, yang dihuni oleh orang-orang Arab yang memeluk Islam.
Hal ini juga didukung oleh keterangan para pedagang Muslim Arab dan Persia, yang
telah memiliki hubungan dagang dengan Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Sangat
mungkin bahwa melalui kontak bisnis, terjadi pula kontak budaya dan agama antara
masyarakat lokal dengan pedagang Muslim.

1. Masa sebelum penjajahan

Meski Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7, penyebarannya baru terjadi
pada sekitar abad ke-12. Pada awalnya, Islam diperkenalkan melalui para pedagang
Muslim Arab. Setelah itu, lewat aktivitas dakwah yang dilakukan para ulama. Bukti
yang memperkuat dugaan bahwa Islam mulai berkembang di Pulau Jawa pada abad
ke-11 adalah ditemukannya nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, yang
berangka tahun 1082 M. Selain itu, terdapat jirat atau batu nisan khas Gujarat di nisan
makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Di daerah Jawa lainnya, terdapat jirat yang
dibuat pada masa Kerajaan Majapahit, yaitu di Troloyo dan Trowulan. Jirat tersebut
menunjukkan bahwa pengaruh pemeluk Islam sudah ada di Kerajaan Majapahit.

Seiring berjalannya waktu, politik Islam juga mulai bertumbuh pada abad ke-
13 di pantai utara Sumatera. Dari catatan Marco Polo, yang singgah di Perlak ketika
dalam perjalanan pulang dari China menuju Persia pada 1292, dilaporkan bahwa
setidaknya ada satu kota Muslim di Indonesia. Diketahui bahwa saat itu telah ada
kerajaan Islam di Tumasik dan Samudra Pasai, yang menguasai perdagangan di Selat
Malaka dan memiliki pelabuhan-pelabuhan penting untuk mengekspor lada ke
Gujarat dan Benggala. Pelabuhan tersebut mulai ramai pada abad ke-12, ketika
Majapahit masih memiliki hegemoni di kawasan tersebut dan ketika para pedagang
Islam dari berbagai bangsa telah melakukan perdagangan dengan pedagang di
kawasan ini. Secara umum, para pedagang lokal dan bangsawan kerajaan besar

11
adalah orang-orang pertama yang mengadopsi agama baru. Penyebaran Islam pun
kian terasa setelah seorang pedagang Muslim menikahi wanita Indonesia.

2. Masa penjajahan Pada abad ke-17

Belanda mulai menjajah Indonesia karena tertarik akan kekayaan rempah-


rempah di sana. Kedatangan Belanda di Indonesia ini mengakibatkan terjadinya
monopoli pelabuhan pusat perdagangan. Di sisi lain, kondisi ini justu membantu
proses penyebaran Islam, karena para pedagang Muslim Indonesia pindah ke
pelabuhan kecil dan terpencil. Masih di periode yang sama, transportasi bertenaga
uap mulai diperkenalkan, sehingga hubungan antara Indonesia dengan negara Islam
lain, seperti Timur Tengah kian meningkat. Di Mekkah, jumlah peziarah tumbuh
secara signifikan. Kemudian pertukaran ulama dan mahasiswa juga mengalami
peningkatan. Sekitar 200 mahasiswa Asia Tenggara, mayoritas dari Indonesia, belajar
di Kairo pada pertengahan abad 1920-an. Selain itu, sekitar 2.000 warga Arab Saudi
juga merupakan keturunan Indonesia.

Bersamaan dengan itu, sejumlah pemikiran dan gerakan keagamaan Islam


mulai bertumbuh di Indonesia. Salah satu organisasi massa beraliran Islam pertama
adalah Sarekat Islam, yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16
Oktober 1905. Sarekat Islam berperan sebagai organisasi nasionalis pertama yang
melawan kolonialisme. Lewat organisasi ini, Islam berusaha diperjuangkan agar
menjadi identitas bersama di antara komposisi etnis dan budaya yang beragam di
Indonesia. Selain itu, aliran modernis Muslim mulai muncul di Sumatera Barat,
seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915).
Gerakan Modernis juga bertujuan untuk menghapus unsur-unsur yang dianggap jauh
dari Islam memasukkan nilai-nilai modern, misalnya membangun sekolah Islam dan
melatih perempuan menjadi pengkhotbah. Pada 1920-an, anak-anak di Pulau Jawa
juga mulai belajar Alquran. Segera setelah itu dibentuk Nahdlatul Ulama (NU) pada
1926 oleh Hasyim Asy'ari. Sejak saat itu, berbagai organisasi Muslim mulai
terbentuk, seperti Perti (1930) dan Nahdlatul Wathan yang ada di Lombok.16

16
Burhanudin, Jajat. (2013). Islam in Indonesia: Contrasting Images and Interpretations. Belanda: Amsterdam
University Press.

12
BAB III

PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Perkembangan Islam tidak lepas dari adanya para pedagang yang datang ke
indonesia dengan tujuan berdagang. contoh nya teori gujarat, pedagang dari gujarat
datang ke indonesia dan membawa agama islam, ada juga pedagang dari arab namanya
teori arab. Selain itu ada lagi teori lain yang awalnya juga berdagang seperti dengan
adanya Teori Tiongkok dan Teori Persia. Perkembangan islam di Indonesia juga tidak
lepas dari penyebar agama islam yang dikenal dengan Wali Songo di jawa dan proses
penyebarannya tidak lepas dari akulturasi dengan kebudayaan lama
sebelum masuknya islam.

B. Saran
Alhamdulilah telah terselesainya makalah ini kami berterima kasih pada dosen
pengampu dan demi kesempurnaan makalah ini kami mengharap kritik saran bagi si
pembaca dan semoga bisa bermanfaat bagi si pembaca sekian terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Daulay, Putra Haidar. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Kencana, 2007.

14
Husaini, B Sarkawi. Sejarah Masyarakat Islam Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.
2017.
Erawadi. Tradisi Intelektual Islam Aceh Abad XVIII Dan XIX, Aceh : Pulitbang Lektur
Keagamaan, Depag, 2009.
Tjandrasasmita Uka, Naskah Klasik dan Penerapannya, Jakarta: Puslitbang Lektur dan
Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI., 2012
Burhanudin,, Jajat. Islam in Indonesia: Contrasting Images and Interpretations. Belanda:
Amsterdam University Press. 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai