Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Perkembangan


Tasawuf Di Indonesia Semester dua Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
Fakultas Ushuluddin

Disusun Oleh: KELOMPOK 01 TP 2/B

1. Fikri Amalia (1221040042)


2. Muhammad Zakir (1221040076)
3. Nabilah Huwaiza (1221040079)

Dosen Pengampu : Adnan, M.Ag

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat allah.SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis masih bisa diberikan kesempatan untuk menuangkan tulisan dalam
membuat makalah ini. Serta tidak lupa solawat serta salam semoga tercurah limpahkan
dari baginda besar nabi kita, nabi Muhammad.SAW. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memberikan wawasan mengenai Sejarah Islam dengan judul “ MASUKNYA
ISLAM KE INDONESIA ” dalam mata kuliah sejarah perkembangan tasawuf di
Indonesia.

Dalam makalah ini penulis mengharapkan teman-teman pembaca mampu untuk


memahami sejarah dari masuknya islam ke indonesia. penulis sadar bahwa materi kuliah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar penulis dapat menjadi lebih baik
lagi kedepannya.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi informasi kepada


pembacanya yang berguna, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang lebih
baik untuk agama maupun negara, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia dan
penerus peradaban Islam dunia.

Bandung, 4 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................................2

2.1 Teori masuknya Islam ke Indonesia..........................................................2

2.2 Cara- cara Islamisasi di Indonesia............................................................4

2.3 Masuknya Islam ke Indonesia...................................................................9

BAB III......................................................................................................................11

DAFTAR PUSAKA.................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam saat ini adalah agama yang dianut oleh sebagian besar orang Indonesia. Islam
dikatakan menyebar ke seluruh Indonesia sebagai akibat dari sejumlah faktor, antara lain
keterlibatan para pedagang Muslim Arab, adopsi oleh penguasa setempat, dan pengaruh
tasawuf. Namun, ada diskusi yang sedang berlangsung mengenai kapan Islam pertama kali
masuk ke Indonesia. Beberapa mengklaim itu pada abad ke-7, sementara yang lain
mengira itu pada abad ke-13. Menurut beberapa ahli sejarah, Indonesia pertama kali
dijajah Islam pada abad ketujuh. Berita Cina dari Dinasti Tang memberikan bukti sejarah
bahwa Islam pertama kali menyebar ke Indonesia pada abad ketujuh Masehi. Menurut
catatan, pada tahun 674 M, orang Arab yang telah masuk Islam tinggal di pemukiman
bernama Barus atau Fansur di pantai barat Sumatera. Bukti pengusaha Muslim Arab dan
Persia yang telah menjalin hubungan bisnis dengan Kerajaan Sriwijaya di Palembang juga
mendukung hal ini. Sangat mungkin bahwa penduduk setempat dan pedagang Muslim
akan membangun ikatan budaya dan agama melalui hubungan ekonomi mereka.

Di tinjau dari beberapa persfektif, pendapat, dan teori yang ada, oleh karena itu penting
untuk mempelajari sejarah masuknya islam di Indonesia untuk mempelajari sejarah
kekayaan, budaya, kemakmuran, dan pengetahuan di beberapa sektor lain yang dihimpun
oleh umat Islam di masa lalu, dan untuk dapat menarik belas kasih atau pelajaran dari
pengalaman dan kesulitan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja teori-teori masuknya Islam ke Indonesia?
2. Bagaimana cara- cara Islamisasi di Indonesia?
3. Bagaimana masuknya Islam ke Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori-teori masuknya Islam ke Indonesia.
2. Untuk mengetahui cara- cara Islamisasi di Indonesia.

1
3. Untuk mengetahui bagaimana masuknya Islam ke Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori masuknya Islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat
Menurut Snouck Hurgronje islam pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 M
melalui para pedagang dari Cambay, Gujarat, India. Faktanya sebagian besar sejarawan
Belanda berteori berasal dari India.

Salah satu ilmuwan Barat tersebut adalah Pijnappel, yang menghubungkan asal-usul
Islam di Indonesia dengan negara bagian Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang
Arab Syafii yang hijrah dan menetap di wilayah India membawa Islam ke Nusantara. 1
Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dengan alasan bahwa ketika Islam
tiba di beberapa kota pelabuhan di anak benua India dan tinggal di sana sebagai perantara
perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara, banyak penduduknya adalah Muslim.
Kemudian mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia) sebagai para penyebar Islam pertama,
barulah disusul oleh orang-orang Arab. Menurut beliau priode awal penyebaran islam di
Indonesia yang paling memungkinkan adalah abad ke-12 melalui perdagangan.2

2. Teori Arab
Teori Arab didukung oleh Crawfurd, yang menunjukkan bahwa interaksi antara
masyarakat Nusantara dan Muslim dari pantai timur India juga merupakan faktor penting
dalam penyebaran Islam di Nusantara. Mesir karena kesamaan penduduk muslim kedua
wilayah tersebut dengan mazhab Syafi'i. Teori Arab ini juga didukung oleh Nieman dan de
Hollander, dengan sedikit modifikasi dengan alasan bahwa Islam Nusantara berasal dari
Hamaut bukan dari Mesir.

Beberapa sarjana Indonesia setuju dengan teori Arab ini bahwa Islam datang ke nusantara
langsung dari Arab, bukan dari India, dan bertanggal pada abad pertama Hijriyah, atau abad

1
Nurkhalis A. Ghaffar, Tasawuf dan Penyebaran Islam di Indonesia, Jurnal Rihlah Vol. III No. 1 Oktober 2015.
Hal. 70.
2
https://an-nur.ac.id/teori-gujarat-teori-arab-teori-persia-teori-china

2
ketujuh M, bukan abad kedua belas atau ketiga belas. digambar. Seminar masuknya Islam di
Indonesia tahun 1969 dan 1978. Dalam hal ini, Hamka dengan tegas menolak teori Gujarati
yang disampaikan dalam seminar sejarah invasi Muslim ke Indonesia yang diadakan di
Medan pada 17-20 Maret 1963. Hamka juga membantah teori bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada 13 Maret 1963 dengan alasan bahwa Islam masuk ke Indonesia jauh lebih
awal, yaitu pada abad ke-7.3

3. Teori Persia
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh P.A Husein Djajadiningrat yang mengatakan
jika Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun ke 13 melalui kerajaan Samudra
Pasai. Hal ini bermula dari adanya persamaan budaya yang terdapat di kalangan masyarakat
Nusantara dan Persia yang umumnya tradisi dengan ajaran syiah 4 yaitu perintan 10 Muharam
atau asy-syura yang diperingati sebagai hari kematian cucu Nabi, Husen di Karbala. Tradisi
ini diperingati dengan membuat bubur asy-syura bahkan di Minangkabau dinamakan bulan
Hasan-Husen. Sedangkan di Sumatera Tengah dikenal dengan istilah bulan Tabut yakni
dengan cara membuat keranda diperuntukan untuk Husen yang disebut keranda tabut
kemudian dilempar ke sungai. Selain itu ada juga peninggalan arkeolog berupa batu nisan
yang berasal dari Gujarat pada makan Malik As-Saleh (1279 M) di Pasai dengan makam
Malik Ibrahim (1419 M) di Gresik.

4. Teori China
Teori yang mengatakan jika penyebaran Islam ini berasal dari China dibawa oleh
Muslim Kanton, orang Cina yang datng ke Jawa dan Sebagian ke Kedah dan Sumatera pada
abad ke 9M, kedatangan mereka ini sebagai pengungsian dari korban penumpasan Raja
masa Huang Chou terhadap bangsa Kanton selatan yang ternyata mayoritas Islam. Dalam
perkembangannya peranan bangsa Cina dalam penyebaran Islam mulai Nampak dengan
ditemukannya artefak yang berciri khas kebudayaan Cina seperti arsitektur masjid kuno
yang dimiliki oleh masjid Banten, Mustaka yang memiliki bentuk bola dunia yang serupa
dnegan stupa berkelilingi empat ular yang hampir selalu ada di arsitektur masjid kuno
sebelum tercampurnya dengan arsitektur corak Timur Tengah. Sebelumnya juga sudah

3
Abdul Gani Jamora Nasution, Novita Sari Nasution, Rizka Rahma Tanjung, Yunita Azhari. Perdebatan Daerah
Masuknya Islam di Indonesia. Alfihris: Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol.1, No.1 Januari 2023. Hal 80-81.
4
Ahmad Mansur Suryanegara, Menembus Sejarah: Wacana pergerakan Islam di Nusantara (Bandung: Mizan,
1996), h.90-92

3
terjalin hubungan dagang antara masyarakat Jawa dan Cina yang terbentuk dengan jalur
perdagangan. Jadi, jika dipahami melalui teori Cina sudah terdapat komunitas Muslim Cina
di jawa pada abad ke 11 dengan bukti adanya makam Islam yang kematramik Cina di situs
Leran. Bukti lainnya juga terdapat pada mesjid Demak dan catatn sejaraah lain yang
mengatakan jika beberapa sultan dan sunan yang menyebarkan agama Islam di Nusantara
memiliki darah keturunan Cina, misalnya Raden Fatah yang mempunyai nama Cina, Jin
Bun, demikian juga dengan Sunan Ampel.5

2.2 Cara-cara Islamisasi di Indonesia

1. Perdagangan
Diperkirakan bahwa islam masuk ke Indonesia itu pada abad ke 7. Ada beberapa pendapat
yang menyatakan bahwa awal mula masuknya islam ke Indonesia itu di Jawa, ada juga yang
mengatakan di Barus, ada juga yang menyatakan melewati pesisir Sumatra. Pedagang Islam
dari Arab, Persia dan India berdagang di kepulauan Indonesia dari abad ke-7, menyeberangi
Selat Malaka ke Asia Timur dan berhenti di lepas pantai Sumatera Utara untuk memasok air
minum dan perbekalan lainnya. Mereka yang singgah di lepas pantai Sumatera Utara
membentuk komunitas muslim dan menyebarkan agama Islam sambil berdagang. Selanjutnya
terjalinlah ikatan perkawinan dengan masyarakat adat dan penyebaran agama Islam melalui
perdagangan. Meskipun Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7, penyebarannya baru
meluas pada abad ke-13. Penyebaran Islam dimulai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan
Islam tertua di Indonesia, seperti Perlak dan Samudera Pasay di Aceh antara tahun 1292 dan
1297. Dulunya merupakan pusat perdagangan di wilayah pesisir Sumatera Utara, melalui
mana Islam menyebar ke Jawa dan timur Indonesia melalui jalur perdagangan Malaka.6

Meskipun terjadi perang, Islam masuk ke Indonesia dan peralihan dari Hindu ke Islam pada
umumnya berlangsung damai, antara lain karena Islam memiliki kekhasan dalam
mempertimbangkan satu hal.

1. Penyebar propaganda Islam pertama adalah kelompok Muslim abad pertama Hijriah.
Nabi Muhammad pernah bersabda: "Sebaik-baik abad adalah abad saya kemudian
abad berikutnya."

5
Ahmad M.Sewang dan Wahyuddin G, Sejarah Islam di Indonesia (Makassar: Alauddin Press,2010), h.25
6
Anas Salahudin, Acep Komarudin, dan Asep Andi Rahman. Sejarah Peradaban Islam. (Bandung: REMAJA
ROSDAKARYA, 2009). Hal 173-174

4
2. Mereka biasanya dari para pedagang dan pendatang. Secara umum pedagang dan
pendatang itu orang orangnya ramah, pekerja keras, dan baik hati.
3. datang sebagai kaum orang minoritas tanpa senjata.
4. Agama Islam tidak fanatik atau berat dalam menegakkan aturannya. Bahkan, mudah
diterima oleh semua kalangan umat manusia.
5. Untuk masuk Islam, cukup dengan melafalkan dua kalimat syahadat.
6. Dalam Islam ada sangat sedikit tugas dan kewajiban.
7. Penyiaran Islam secara bertahap.
8. Penyebaran Islam dilakukan dengan kebijaksanaan dan cara sebaik-baiknya.
9. Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara yang mudah dipahami oleh
masyarakat luas, dari kalangan bawah sampai kalangan atas, sesuai dengan sabda
Nabi Muhammad SAW. Itu berarti "berbicara dengan seseorang karena suatu
alasan".7

2. Perkawinan
Dari segi ekonomi, pedagang-pedagang muslim pada saat itu status sosialnya lebih baik
daripada status sosial penduduk pribumi, yang membuat para penduduk-penduduk pribumi
ingin menjadi pasangan pedagang tersebut. Sebelum menikah, mereka harus masuk islam
terlebih dahulu. Setelah mereka menikah sehingga menghasilkan keturunan, dari hal tersebut
ruang lingkup mereka menjadi lebih luas. Dengan meluasnya ruang lingkup mereka
terbentuklah kampung, daerah, dan kerajaan yang penduduknya memeluk agama Islam. Ada
juga wanita muslimin yang dinikahkan dengan bangsawan, anak raja, atau anak adipati.
Dengan menikahnya wanita muslim tersebut membuat orang yang akan menikahinya harus
masuk islam terlebih dahulu. Dan hal tersebut menguntungkan islam karena dengan masuk
islamnya bangsawan, anak raja, anak adipati dapat penyebaran islam akan lebih mudah.8

3. Tasawuf
Tasawuf adalah suatu sikap atau prilaku untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tasawuf
pada saat itu dapat dengan mudah menjadikan penduduk pribumi memeluk agama islam
karena pendekatan dakwahnya dapat menyesuaikan dengan budaya dan kepercayaan yang
7
Anas Salahudin, Acep Komarudin, dan Asep Andi Rahman. Sejarah Peradaban Islam. (Bandung: REMAJA
ROSDAKARYA, 2009). Hal 174-175
8
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000). Hal 202

5
telah ada pada masa itu.9 Ada juga yang menyatakan penyiar ajaran islam awal adalah guru
yang memiliki ciri sufi yang kental. Mereka mempunyai otoritas karismatik dan kekuatan
magis. Beberapa dari mereka menikahi putra dan putri bangsawan dan menganugerahi anak-
anaknya dengan darah bangsawan dan aura ketuhanan dan kharisma religius.10 Dan juga
dengan menikahnya orang Islam dengan bangsawa ataupun anak raja membuat mereka
mendapatkan dorongan dari penguasa-penguasa bahkan sampai membantu melakukan
penyebaran agama Islam.11 Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia,

a. Hamzah Fansuri

Nama Fansuri berasal dari kata bahasa Arab-nya "pancur" 12 yang merupakan kota
kelahiran beliau. Kota ini terletak diantara pantai Sinkil dan pantai Sibolga yang berada di
Sumatera Utara13 ada juga yang menyatakan di pesisir Barat Tanapuli Tengah yang dekat
dengan kota Barus. Kampung Fansur terkenal sebagai pusat pendidikan islam Aceh Selatan. 14
Belum ada kejelasan tentang kelahiran beliau tetapi ada beberapa pendapat menyatakan
tentang kelahiran beliau yaitu menurut Drewes, beliau hidup sebelum tahun 1590 M; menurut
Naquib Al-Attas, Fansuri hidup sampai tahun 1607 M (awal abad ke-17 M); menurut Solihin,
Fansuri hidup sebelum tahun 1630 M, sebab murid beliau yaitu Syafruddin Al-Sumatrani
wafat pada tahun 1630,15 sedangkan menurut Al Attas Guillot beliau meninggal tanggal 11
April 1527.

Beliau memiliki beberapa karya yang terdiri dari 3 risalah berbentuk prosa dan 32 syair-
syair.16 Diantara prosa tersebut yaitu Asrar al-Arifin, Sharab al-Asyikin dan Kitab Al-
Muntahi/ Zinat al-Muwahidin. Sedangkan yang syair-syair diantaranya yaitu Syair Burung

9
Abdul Gani Jamora Nasution, Novita Sari Nasution, Rizka Rahma Tanjung, Yunita Azhari. Perdebatan Daerah
Masuknya Islam di Indonesia. Alfihris: Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol.1, No.1 Januari 2023. Hal 78.
10
Nurkhalis A. Ghaffar, Tasawuf dan Penyebaran Islam di Indonesia, Jurnal Rihlah Vol. III No. 1 Oktober 2015.
Hal 74.
11
Nurkhalis A. Ghaffar, Tasawuf dan Penyebaran Islam di Indonesia, Jurnal Rihlah Vol. III No. 1 Oktober 2015.
Hal 75.
12
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hamzah_al-Fansuri
13
Depi Kurniati, Ulama-Ulama Sufi Penyebar Islam dari Aceh Abad 17, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021. 19-20
14
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hamzah_al-Fansuri
15
Ahmad Syukri, Hamzah Fansuri Dan Pembaharuan Kebudayaan Melayu. Prosiding International Seminar on
Islamic Studies And Education (ISOISE) Jambi: Kolaborasi Pascasarjana UIN STS Jambi Fakultas Pendidikan
Universitas Kebangsaan Malaysia, (2020). Hal 1-22.
16
Depi Kurniati, Ulama-Ulama Sufi Penyebar Islam dari Aceh Abad 17, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021. 21-22.

6
Unggas, Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung pipit, Syair Si Burung Pungguk, Syair
Sidang Fakir,17 Syair Jawi Fasal fi Bayan Ilm’ akhlak al-al-Tauhid, dan Syarab al-Asyiqin.18

Ajaran yang beliau ajarkan adalah Wujudiyah. Adapun makna kata tersebut memiliki
makna objektif dan subjektif jika diikuti dalam bahasa Arab. Kata pertama bentuk Masdar
dari Wujida, artinya ditemukan. Dan dalam pengertian subjektif dari kata wujud, masdar
berasal dari kata wajada yang artinya 'mendapatkan' atau 'menemukan'. Kedua makna ini
memiliki aspek- aspek yang berpadu serasi dalam sistem Ibnu Arabi. Aspek subjektif
mencakup aspek epistemologis, dan makna objektif mencakup aspek ontologis. Dalam
filsafat Arab, kata hakekat dikatakan diasosiasikan dengan Tuhan. Ada berarti Tuhan sebagai
realitas absolut, dan dalam arti lain, ada berarti menemukan Tuhan itu sendiri dan Tuhan
dialami oleh mereka yang mencari secara spiritual.19

b. Syamsuddin Al-Sumatrani

Menurut Nuruddin al-Raniri dalam karyanya Bustanul Salatin bahwa Syamsuddin al-
Sumatrani wafat pada 12 Rajab 1039H/1630M.20

Karya-karya yang beliau buat diantaranya Tanbih al-Tullab fii Ma’rifah al-Malik al-
Wahhab, Jauhar al-Haqaiq, kitab al-Harakah dan Mir’AH al-Mu’minin, Mir’atu’l-
Muhaqqiqin, Kharaqah, Dairatu’lWujud, Sirru’l-Anwar, Sirru’l-Rubu-biyah, dan Kasy Sirrul-
Tajjali’l-Sajani,21 Tariqah as-Salikin, Syarh Ruba’i lil Hamzah Fanshuri, dan Nur ad-
Daqaiq.22

Ajaran yang SyamsuddinAl-Sumatrani ajarkan yaitu diantaranya

1) Tuhan adalah Wujud Asli, Sumber Segala Wujud, Yang Memiliki Martabat
Ahadiyah.

2) Tuhan itu satu. Dalam martabat ini, sifat-sifat ketuhanan umumnya diberi bobot
lebih.

17
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hamzah_al-Fansuri
18
Depi Kurniati, Ulama-Ulama Sufi Penyebar Islam dari Aceh Abad 17, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021. Hal 21.
19
Ismail, Falsafah Wujudiyah Hamzah Fansuri Pemikiran dan Pengaruhnya di Dunia Melayu Nusantara, Jurnal
Manhaj, Vol. 4, No. 3, (2016, September) 239-252
20
Depi Kurniati, Ulama-Ulama Sufi Penyebar Islam dari Aceh Abad 17, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021. Hal 22.
21
Vladimir Braginsky, Isoriya Malayskoy Literatury 7-9 Vekov. Moskow: Nauka, 1983.
22
Depi Kurniati, Ulama-Ulama Sufi Penyebar Islam dari Aceh Abad 17, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021. Hal 23.

7
3) Hakikat dari zat dan Dua Puluh Sifatnya disebut juga dengan Maratabat Wahidiya,
yaitu hasil Tajalli Wujud Ilahi dengan nama yang satu, Allah S.W.T.

4) Tuhan itu qadim dan kekal, tetapi manusia itu fana.

5) Ajaran berada di Tujuh Martabat, tajalli dari Perwujudan Tuhan.

6) Ungkapan syahadat, la ilaha illahha juga dapat diartikan sebagai "tidak ada wujudku
hanya wujud Allah".

7) Orang yang berilmu sempurna adalah orang yang mengetahui sisi persamaan,
perbedaan antara tuhan dan makhluk.23

c. Nuruddin ar-Raniri

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Nur ad-Din Muhammad Ibn Ali Ibn Hasanji al-
Hamid asy-Syafi'i al-Asy'ari al-Aydarusi ar-Raniri. Beliau lahir sekitar abad ke 16 di Ranir
yang merupakan salah satu kota yang ada di India dan wafat tanggal 21 September 1658.

Karya-karya yang beliau buat diantaranya Ash-Shirah al-Mustaqim; Syifa’ al-qulub;


Bustan as-Salatin di Dzikir al-Awwalin wal Akhirin; Durrat al-Fara’idh bi Syarhi alAqaid;
ashShirath al-Mustaqim; Durrah al-Faraidh fi Syarh al-‘Aqaid24; Hidayah al-Habib fi at-
Targhib wa at-Tarhib fi al-Hadis; Bustan as-Salathin fi Zikir alAwwalin wa al-Akhirin;
Nubzah fi Da’wah az-Zil; Latha’if al-Asrar; Asrar alInsan fi Ma’rifah ar-Ruh wa al-Bayan;
atThibyan fi Ma’rifah al-Adyan fi at-Tashawwuf, Akhbar al-Akhirah fi Ahwal al-Qiyamah;
Hill az-Zil; Ma al-Hayah li Ahl al-Mayyit; Jawahir alUlum fi Kasyf al-Ma’lum; Ainaal-Alam
Qabl an Yukhlaq; Syifa’al-Qulub an at-Tasawwuf; Hujjah ash-Shiddiq fi Daf’I az-Zindiq; al-
Fath al-Mubin a’la al-Mulhidin; Al-Lam’an fi Takfir man Qala bi Khalq al-Qur’an;
Shawarim ashShiddiq fi Qath’i az-Zhindiq; Rahiq al-Muhammadiyah fi Thariq ash-
Shufiyyah, ba’du Khalq as-Samawat wa al-Ardh; Hidayah al-Imam bi Fadhl al-Mannan;
Ilaqah Allah al-Alam; Aqaid ash-Shufiyyah alMuwahhidin; Kayfiyyah ashShalah; al-Fath al-
Wadud fi Bayan Wahdah alWujud; Ya Jawwad Jud; Audah as-Sabil Laysa li Abathil al-
Muhidin Ta’wil; Syazarat al-Murid; dan Umdah al-I’tiqad.25

23
Anas Salahudin, Acep Komarudin, dan Asep Andi Rahman. Sejarah Peradaban Islam. (Bandung: REMAJA
ROSDAKARYA, 2009). Hal 174-175.
24
Muhammad Fayrus, Nuruddin ArRaniri: Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia. SIASAT Journal of Religion,
Social, Cultural and Political Sciences, (2018) 15-23.
25
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Substantia, Volume 17, Nomor 2, (2015,
Oktober) 79-190

8
Ajaran yang beliau ajarkan adalah tentang Tuhan. Raniri menyatakan bahwa apa yang
dimaksud Ibn Arabi tentang wujud Allah dan alam esa adalah sisi lahirian dan hakikat batin.
Hakikat ini menjelaskan tentang ke esaan Allah dan meniadakan apa-apa yang selain Allah.
Beliau menyatakan bahwa alam ini tidak ada, yang ada hanyalah Allah. Kedua, ajarannya
tentang alam yaitu, alam diciptakan oleh Allah melalui tajalli. Raniri menolak tentang teori
al-faidh yang dikemukakan oleh Al-Farabi yang menyatakan bahwa alam ini baqa sehingga
bisa memunculkan kemusyrikan. Ketiga, ajaran tentang manusia yaitu bahwa manusia adalah
mahluk Allah yang paling sempurna dan manusia adalah khalifah Allah di muka bumi ini.
Keempat, ajaran tentang wujudiyyah yaitu, pemikiran tentang wihdatil wujud akan membawa
pada kekafiran karena berusaha menyatukan Tuhan dengan mahluk. Kelima, ajaran tentang
hubungan syari’at dan hakikat yaitu, memisahkan antara syariat dan hakikat merupakan suatu
hal yang keliru.26

2.3 Masuknya Islam ke Indonesia

1. Jalur Pendidikan
Secara garis besar proses masuknya Islam ke Indonesia juga dilakukan lewat jalur
Pendidikan, baik melewati pondok pesantren ataupun pengajian yang diadakan oleh guru
pengajar agama, kiyai dan ulama. Pada mulanya, calon guru agama diajarkan terlebih dahulu
ilmu agama di pondok pesantren yang kemudian setelah selesai mereka kembali ke kampung
halaman dan kemudian mengajarkan ilmu yang di dapat selama mereka di pondok pesantren.

Adapun pesantren pertama yang didirikan di Indonesia adalah Pesantren Sodogiri


yang didirikan tahun 1718. Sebelum dibangunnya pesantren, pada awalnya tokoh yang
menyebarkan agama Islam di Nusantara mendirikan lembaga-lembaga atau media dakwah
berupa langgar atau masjid. Biasanya langgar atau masjid ini dibangun di dekat rumah warga
dengan tujuan agar pendakwah lebih mudah dalam menyebarkan agama Islam.
Setelah dirasa banyak masyarakat yang menerima dakwah mereka, maka dibangunlah
pondok pesantren yang menjadi saran dalam mendapatkan ilmu pengajaran agama. Adapun
ilmu yang diajarkan di pesantren ini mencakup ilmu aqidah, hadis, fiqih, dan tafsir.

26
Muhammad Fayrus, Nuruddin Ar-Raniri: Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia. SIASAT Journal of
Religion, Social, Cultural and Political Sciences, (2018) 15-23

9
Selain mendirikan beberapa pesantren, para tokoh juga menyebarkan agama Islam
dengan perantara kitab-kitab sastra, yang pada masa itu tulisan yang terdapat dalam kitab
sastra merupakan tulisan berbahasa jawa. Walaupun demikian penyebaran agama Islam
melaui kitab-kitab sastra ini dinilai efektif karena terdapat percampuran adat dari masyarakat
setempat dan agama Islam.

2. Jalur Kesenian/Budaya
Penyebaran agama Islam yang terkenal dengan jalur keseniannya yaitu dengan
menggunakan media wayang yang digunakan oleh Sunan Kalijaga. Menurut sumber Sunan
Kalijaga selama mementaskan pertunjukan wayangnya tidak pernah meminta untuk diberi
upah, namun mengajak para penonton yang hadir untuk mengikutinya dalam membaca
syahadat. Cerita yang dimainkan oleh Sunan Kalijaga sebagian besar mengambil dari cerita
Mahabharata dan Ramayana, namun tentu saja diselipkan ajaran dan tokoh pahlawan Islam.
Selain kesenian berupa wayang yang digunakan oleh Sunan Kalijaga, media seni lain yang
menjadi perantara dalam menyebarkan Islam di Indonesia antara lain seni sastra, seni
bangunan, dan ukir.27

Selain menggunakan wayang, arsitektur atau bangunan juga menjadi media dalam
penyebaran agama Islam.Penyebaran agama Islam di Indonesia lewat media banguna nterjadi
juga sebagai hasil dari akulturasi budaya Islam dan Hindu pada masa itu. Karena dengan
terjadinya akulturasi ini bertujuan untuk mengembangkan budaya yang baru dan
mempertahankan budaya yang lama. Sebagai contohnya ialah ciri pada masjid kuno di
Indonesia yang memiliki atap yang bersusun, Menara sebagai tempat untuk
mengumandangkan adzan yang didahului oleh pukulan bedul. Mesjid kuno ini bisa
ditemukan di Mesjid Kudus.

3. Jalur Politik
Kebanyakan masyarakat yang hidup di daerah Maluku dan Sulawesi menganut agama
Islam setelah raja yang memerintahnya juga memeluk agama Islam. Pengaruh kuat yang
dimiliki oleh pemerintah kerajaan sangat membantu dalam penyebaran agama Islam di
daerah ini. Selain itu, di daerah Indonesia bagian Timur, untuk kepentingan politik banyak
27
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000).

10
kerajaan Islam yang memerangi kerajaan non-Islam. Dengan hasil kemenangan tersebut,
banyak menarik penduduk kerajan yang awalnya tidak memeluk agama Islam kemudian
masuk Islam.28

BAB III
KESIMPULAN

Masuknya Islam ke Indonesia memiliki empat teori yaitu teori India yang
mengatakan bahwa Islam masuk sekitar abad ke-13 Masehi yang dikuatkan oleh salah satu
ilmuwan barat (Pijnappel), teori Arab yang didukung oleh Crawford dan beberapa sarjana
indonesia Bahwa arablah yang paling pertama membawa Islam ke Indonesia dan dengan ini
Hamka  dengan tegas menolak teori Gujarat dengan alasan bahwa Islam masuk ke Indonesia
jauh lebih awal yaitu pada abad ke-7, teori Persia yang pertama kali diperkenalkan oleh
Husein Djajadiningrat yang mengatakan bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada
tahun ke-13 melalui Kerajaan Samudra Pasai, teori Cina yang mengatakan jika penyebaran
Islam ini berasal dari Cina yang dibawa oleh Muslim Kanton dengan bukti peninggalan-
peninggalan artefak kuno dan beberapa Sultan dan Sunan yang memiliki darah keturunan
Cina. Adapun cara-cara Islamisasi di Indonesia menurut beberapa ahli sejarah yaitu melewati
perdagangan yang masuk ke Indonesia pada abad ke-7, lalu melewati perkawinan dengan
beberapa pedagang muslim yang menikah dengan pribumi dan yang terakhir oleh tasawuf
atau sikap para pedagang untuk mendekati diri kepada Allah sehingga karismatik dan
kekuatan magis yang mereka miliki membuat kagum para pribumi. Masuknya Islam ke
Indonesia menurut beberapa ahli sejarah melalui jalur pendidikan seperti pondok pesantren,
jalur kesenian atau budaya seperti menggunakan media wayang yang digunakan oleh Sunan
Kalijaga arsitektur atau bangunan juga menjadi media dalam penyebaran agama Islam lalu
yang terakhir adalah jalur politik yang mana kebanyakan masyarakat yang hidup di daerah
Maluku dan Sulawesi menganut agama Islam setelah raja yang memerintahnya juga memeluk
agama Islam.

28
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000).

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurkhalis A. Ghaffar, Tasawuf dan Penyebaran Islam di Indonesia, Jurnal Rihlah Vol. III
No. 1 Oktober 2015.
https://an-nur.ac.id/teori-gujarat-teori-arab-teori-persia-teori-china/
Abdul Gani Jamora Nasution, Novita Sari Nasution, Rizka Rahma Tanjung, Yunita Azhari.
Perdebatan Daerah Masuknya Islam di Indonesia. Alfihris: Jurnal Inspirasi
Pendidikan Vol.1, No.1 Januari 2023.
Ahmad Mansur Suryanegara, Menembus Sejarah: Wacana pergerakan Islam di Nusantara
(Bandung: Mizan, 1996),
Ahmad M.Sewang dan Wahyuddin G, Sejarah Islam di Indonesia (Makassar: Alauddin
Press,2010),
Anas Salahudin, Acep Komarudin, dan Asep Andi Rahman. Sejarah Peradaban Islam.
(Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2009).
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000).
Nurkhalis A. Ghaffar, Tasawuf dan Penyebaran Islam di Indonesia, Jurnal Rihlah Vol. III
No. 1 Oktober 2015.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hamzah_al-Fansuri
Depi Kurniati, Ulama-Ulama Sufi Penyebar Islam dari Aceh Abad 17, Tsaqofah & Tarikh:
Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021.
Ahmad Syukri, Hamzah Fansuri Dan Pembaharuan Kebudayaan Melayu. Prosiding
International Seminar On Islamic Studies And Education (ISOISE) Jambi: Kolaborasi
Pascasarjana UIN STS Jambi Fakultas Pendidikan Universitas Kebangsaan Malaysia,
(2020).
Ismail, Falsafah Wujudiyah Hamzah Fansuri Pemikiran dan Pengaruhnya di Dunia Melayu
Nusantara, Jurnal Manhaj, Vol. 4, No. 3, (2016, September)
Vladimir Braginsky, Isoriya Malayskoy Literatury 7-9 Vekov. Moskow: Nauka, 1983.
Muhammad Fayrus, Nuruddin ArRaniri: Kajian Pemikiran Tokoh Muslim Indonesia.
SIASAT Journal Of Religion, Social, Cultural and Political Sciences, (2018)
Abdul Majid, Karakteristik Pemikiran Islam Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Substantia, Volume
17, Nomor 2, (2015, Oktober)

12

Anda mungkin juga menyukai