Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia.
Dosen Pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tak lepas dari kontribusi yang baik
dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Demikian, besar pula harapan penulis agar makalah ini bisa dimanfaatkan
dengan baik dan menjadi salaah satu sumber ilmu yang bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fase perkembangan islam di indonesia ?
2. Apa teori masuknya islam di indonesia ?
3. Siapa saja tokoh yang menyebarkan islam di indonesia ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui fase perkembangan islam di indonesia.
2. Untuk mengetahui teori masuknya islam di indonesia.
3. Untuk mengetahui tokoh yang menyebarkan islam di indonesia.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
mengembangkan islam di seluruh daerah di jawa , bahkan sampai ke
luar jawa.
3. Tahap pelembagaan islam
Pada fase ini sudah mulai berdiri masjid sebagai tempat ibadah dan
menyebarkan ajaran islam. Pondok pesantren sebagai lembaga
pembelajaran juga sudah mulai ada pada fase ini. 1
1. Teori Gujarat
Teori pertama yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke
Nusantara dikenal dengan nama teori Gujarat. Teori ini menyatakan
bahwa Islam dibawa oleh para pedagang Gujarat yang berniaga ke
Nusantara pada abad ke-13 masehi. Teori ini dikemukakan oleh tokoh-
1M. Samsul Arifin, S.Pd.I, “Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII”, (Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2020), 17-18
2
tokoh barat, seperti pijnappel, G. W. J. Drewes, dan dikembangkan oleh
SnouckHurgronje. 2
Untuk memperkuat teori ini, Snouck Hurgronje mendasarkan
pendapatnya pada tiga alasan, yaitu:
a. kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam
penyebaran Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama terjalin
melalui jalur Indonesia-Cambay- Timur Tengah-Eropa.
c. Ditemukannya inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di
Sumatera pada tahun 1297 Masehi. Inkripsi tersebut memberikan
gambaran tentang hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.
Sebab, enkripsi itu bercorak khas Gujarat. Inkripsi ini berupa batu
nisan Sultan Samudra Pasai, yaitu Malik as-Saleh. 3
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan sanggahan terhadap teori Gujarat. Teori
ini menyatakan bahwa islam dibawa ke Nusantara langsung dari orang
Arab pada Abad ke-7 M saat kerajaan sriwijaya mengembangkan
kekuasaannya.4 Pendapat ini didukung oleh mayoritas sejarawan salah
2Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia; Dari Nalar Partisipasinya Patoris hingga Emansipatoris
(Yogyakarta: LKiS, 2005), hal. 29.
3Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara ( Yogyakarta: Diva Press, 2016), 16-17
4 Asfiati, M.Pd, “masuk dan berkembangnya islam di indonesia”, (jurnal thariqah Ilmiah, Vol.
3
satunya adalah Buya Hamka. Menurut mayoritas sejarawan, pembawa
islam ke Nusantara adalah para pedagang Arab, khususnya kaum
Alawiyin dari Hadramaut. Buya Hamka menyatakan adanya bukti
berupa tulisan dalam berita Dinasti Tang yang menginformasikan
tentang wirausahawan Arab yang sudah mendiami Pantai Barat
Sumatera sejak abad ke-7. 5 Teori Makkah pernah dikukuhkan dalam
sebuah seminar tahun 1962 di Medan tentang masuknya Islam di
Indonesia.
4
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori Makkah Ini
dibawa oleh pedagang Arab pada abad ke-7 dan berperan penting dalam
perdagangan. Dengan adanya tiga alasan di atas sudah jelas bahwa teori
Makkah ini meruntuhkan teori Gujarat. Teori Makkah ini juga memiliki
kekuatanargumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
3. Teori Persia
Selain teori Gujarat dan Makkah, ada juga teori yang diakui
oleh sejarawan terkait dengan masuknya Islam ke Nusantara. Teori
yang ketiga ini dikenal sebagai teori Persia. Bila dilihat dari waktu
masuknya Islam ke Nusantara, Teori ini berpendapat sama dengan
teori Gujarat, yakni Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13.
Namun, teori Persia berbeda perihal asal usul dari pembawanya.
Menurut teori ini, orang yang membawa Islam ke Nusantara berasal
dari Persia (Iran). Teori Persia didukung oleh Umar Amir Husen dan
Hoesein Djajadiningrat.6
5
c. Adanya penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja
huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik pada
tahun 1419.
e. Adanya perkampungan leren atau leran di Giri daerah Gresik.
Leren adalah nama salah satu pendukung Teori ini, yaitu Umar
Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat.
4. Teori Tiongkok
6
keturunan Tionghoa. Ibunya berasal dari campa Tiongkok
bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).
c. Adanya hikayat Hasanuddin dan sejarah Banten. Dalam hikayat
itu, nama dan gelar raja-raja Demak ditulis menggunakan istilah
Tiongkok, seperti “CekKoPo”, “Jin Bun”, cek Ban Cun”, “Cun
Ceh”, serta “Cu-Cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan
“Moechoel” ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol,
sebuah wilayah di utara Tiongkok yang berbatasan dengan
Rusia.
d. Keberadaan masjid-masjid tua berarsitektur Tiongkok di pulau
Jawa.
e. Fakta tentang pelabuhan-pelabuhan pada abad ke-15 di Gresik
diduduki pertama-tama oleh pedagang Tionghoa. Hal ini dapat
ditelusuri pada catatan-catatan Tiongkok. 7
5. Teori Turki
7Ibid, 17
7
a. Adat maulid barzanji yang dibaca saat 12 Robiul Awal, saat aqiqah,
syukuran dan tradisi lannya. Barzanji adalah nama keluarga yang
berpengaruh dan ulama’ di kurdistan.
b. Kitab Tanwīr al-Qulūb karangan Muhammad Amin al-Kurdi
populer dikalangan tarekat Naqsyabandi di Indonesia.
c. Di antara ulama di Madinah yang mengajari ulama Indonesia
tarekat Syattariyah yang kemudian di bawa ke Nusantara adalah
Ibrahim Al-Kurani. 8
8 Achmad Syafrizal, “Sejarah Islam di Nusantara”, (Jurnal Islamuna, Vol. 2, No. 2, 2015), 240
8
4. SunanKalijaga (Raden Mas Syahid)
5. Sunan Giri (Raden ‘Ainul Yaqin)
6. Sunan Drajat (Raden Qasim)
7. Sunan Kudus (Raden Ja’farShadiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Raden Syarif Hidayatullah)
9M. Samsul Arifin, S.Pd.I, “Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII”, (Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2020), 27
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fase perkembangan islam dibagi menjadi 3 tahap, yakni fase kehadiran
pedagang muslim yang dimulai sebelum abad ke 13 M, fase terbentuknya
kerajaan islam yang terjadi pada abad ke 13-16 M, dan yang terakhir
adalah fase pelembagaan islam.
2. Terdapat tiga teori tentang masuknya islam ke indonesia, teori gujarat
atau teori india, teori china atau teori tiongkok, teori arab atau teori
mekkah, teori persia, dan teori turki.
3. Tokoh yang menyebarkan islam di indonesia adalah walisongo.
Sedangkan yang menyebarkan islam pasca walisongo antara lain;
hamzah fansuri (aceh), syaikh muhammad arsyad al-banjari (kalimantan
selatan), syaikh muhammad yusuf al-makasari (sulawesi selatan), syaikh
abdus shamad al-palimbani (sumatra selatan), syaikh nawawi al-bantani
(banten), syaikh kholil (bangkalan, madura), KH. Sholeh darat al-
samarani (semarang, jawa tengah), KH. Ahmad dahlan,dan KH. Hasyim
Asy’ari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mahsun Fuad, 2005, “Hukum Islam Indonesia; Dari Nalar Partisipasinya Patoris
hingga Emansipatoris” (Yogyakarta: LKiS,).
11