Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia.

Dosen Pengampu :

Disusun oleh kelompok 13:

Dewi Anjani 201210101

Eka Nur Fadhillah 201210114

Eva Yuli Rusmawanti 201210121

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‘alamin. Segala puji bagi Allah, yang telah


memberikan nikmat iman, islam, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Makalah berjudul “SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA”


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Pendidikan yang diampu oleh
dosen Arif Syaifudin, M.Pd.I

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tak lepas dari kontribusi yang baik
dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Meski demikian, makalah ini masih membutuhkan banyak perbaikan dari


segi penulisan, struktur penyusunan, ejaan, bahkan tanda baca. Oleh karenanya,
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk bahan evaluasi bagi penulis.

Demikian, besar pula harapan penulis agar makalah ini bisa dimanfaatkan
dengan baik dan menjadi salaah satu sumber ilmu yang bermanfaat.

Ponorogo, 3 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN .............................................................................................................. iv
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah................................................................................................... iv
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................ iv
BAB II ................................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 1
A. Fase Penyebaran Islam Di Indonesia ....................................................................... 1
B. Teori Masuknya Islam di Nusantara ........................................................................ 2
C. Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Nusantara ............................................................ 8
BAB III .............................................................................................................................. 10
PENUTUP ......................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebelum islam menyebar di indonesia, mayoritas masyarakatnya


mengaut agama hindu-budha yang sudah lebih dulu menyebar di indonesia.
Masih ada juga masyarakat yang mengatut kepercayaan animisme-
dimnamisme yang menjadi kepercayaan nenek moyang. Banyak kerajaan
hindhu-budha yang berdiri di indonesia yang membuat ekonomi indonesia
terangkat. Hal ini menjadi faktor ramainya para pedagang yang datang ke
indonesia yang mana pasti ada interaksi antara warga pribumi dan para
pedagang asing. Dalam intetaksi soasial inilah yang menjadi salah satu
faktor penyebaran islam di inadonesia.
Dalam buku-buku sejarah ditemukan banyak sekali perdebatan
tentang teori bagaimana islam masuk di indonesia. Ada 4 teori yang
menyatakan tentang bagaimana islam sampai di indonesia. Ke empat teori
ini tentunya memiliki sumber data masing- masing yang dapat mendukung
argumen mereka. Antara teori satu dengan yang lainnya bisa jadi terjadi
korelasi, bahkan bisa juga saling bertentangan. Banyaknya perdebatan
akibat teori-teori yang muncul menjadi alasan penyusunan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fase perkembangan islam di indonesia ?
2. Apa teori masuknya islam di indonesia ?
3. Siapa saja tokoh yang menyebarkan islam di indonesia ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui fase perkembangan islam di indonesia.
2. Untuk mengetahui teori masuknya islam di indonesia.
3. Untuk mengetahui tokoh yang menyebarkan islam di indonesia.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fase Penyebaran Islam Di Indonesia


1. Tahap kehadiran pedagang muslim ( sebelu abad ke 13 M)
Pendapat masuknya Islam ke Indonesia sejak abad ke-7 M atau ke-1 H,
dikemukakan oleh Syeh Syamsudin Abu Abdilah Muhammad bin Talib
Ad Dimasyqi (w.1327 M), ia menyatakan bahwa agama Islam masuk ke
Indonesia melalui Champa (Kamboja dan Vietnam) sejak zaman
khalifah Usman bin Affan yakni sekitar tahun 651 M atau abad ke-7.
Pada versi yang lain menyatakan bahwa abad ke-1 sampai ke-4 H,
terdapat hubungan perkawinan antara pedagang muslim dengan
penduduk setempat, sehingga mereka memeluk agama Islam.
2. Tahap terbentunya Kerajaan islam (13-16 M)
Fase ini ditandai dengan munculnya pusat-pusat kerajaan islam. Pada
akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam
pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang
sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut
hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di
Semenanjung Malaysia.
Akhir abad ke-15 M dan permulaan abad ke-16 M pusat-pusat
perdagangan di pesisir utara, seperti Gresik, Demak, Cirebon, dan
Banten telah menunjukkan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh
para wali di Jawa. Kemudian pada abad ke-16 M kegiatan itu muncul
sebagai kekuatan politik dengan adanya kerajaan Demak sebagai
penguasa Islam pertama di Jawa yang berhasil menyerang ibukota
Majapahit. Para wali dengan bantunan kerajaan-kerajaan di tanah jawa

1
mengembangkan islam di seluruh daerah di jawa , bahkan sampai ke
luar jawa.
3. Tahap pelembagaan islam
Pada fase ini sudah mulai berdiri masjid sebagai tempat ibadah dan
menyebarkan ajaran islam. Pondok pesantren sebagai lembaga
pembelajaran juga sudah mulai ada pada fase ini. 1

B. Teori Masuknya Islam di Nusantara


Sejak awal abad masehi telah ada rute-rute pelayaran dan
perdagangan antar pulau atau antar daerah. Kawasan timur yang
meliputi kepulauan India Timur dan Pesisir Selatan Cina sudah memiliki
hubungan dengan dunia Arab melaluiperdagangan. Perbedaan sudut
pandang dan bukti-bukti yang telah di temukanmenyebabkannya
beragamnya teori-teori masuknya Islam ke Indonesia. Dan dalam literatur
sejarah, dicatat tiga teori tentang masuknya Islam ke Nusantara yakni teori
Gujarat, teori Makkah teori Persia selain 3 teori tersebut, ada dua lagi teori
terbaru yang dikenal dengan teori Tiongkok dan teori Turki. Masing-masing
teori tersebut memiliki argumentasi untuk memperkuat pendapatnya,
meskipun beberapa kalangan membantah suatu teori dan membenarkan
teori yang lain.

Berikut ini adalah teori-teori tentang pembawa Islam ke Nusantara.

1. Teori Gujarat
Teori pertama yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke
Nusantara dikenal dengan nama teori Gujarat. Teori ini menyatakan
bahwa Islam dibawa oleh para pedagang Gujarat yang berniaga ke
Nusantara pada abad ke-13 masehi. Teori ini dikemukakan oleh tokoh-

1M. Samsul Arifin, S.Pd.I, “Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII”, (Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2020), 17-18

2
tokoh barat, seperti pijnappel, G. W. J. Drewes, dan dikembangkan oleh
SnouckHurgronje. 2
Untuk memperkuat teori ini, Snouck Hurgronje mendasarkan
pendapatnya pada tiga alasan, yaitu:
a. kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam
penyebaran Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama terjalin
melalui jalur Indonesia-Cambay- Timur Tengah-Eropa.
c. Ditemukannya inskripsi tertua tentang Islam yang terdapat di
Sumatera pada tahun 1297 Masehi. Inkripsi tersebut memberikan
gambaran tentang hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.
Sebab, enkripsi itu bercorak khas Gujarat. Inkripsi ini berupa batu
nisan Sultan Samudra Pasai, yaitu Malik as-Saleh. 3

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori Gujarat Ini


dibawa oleh pedagang Gujarat dan dikemukakan oleh tokoh-tokoh
barat. Dengan adanya tiga alasan yang memperkuat teori Gujarat
komam maka teori masuknya islam dari Gujarat ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Para ahli pendukung teori
Gujarat ini, lebih memusatkan perhatian pada timbulnya kekuasaan
politik Islam yaitu adanya Kerajaan Samudra Pasai.

2. Teori Makkah
Teori ini merupakan sanggahan terhadap teori Gujarat. Teori
ini menyatakan bahwa islam dibawa ke Nusantara langsung dari orang
Arab pada Abad ke-7 M saat kerajaan sriwijaya mengembangkan
kekuasaannya.4 Pendapat ini didukung oleh mayoritas sejarawan salah

2Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia; Dari Nalar Partisipasinya Patoris hingga Emansipatoris
(Yogyakarta: LKiS, 2005), hal. 29.
3Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara ( Yogyakarta: Diva Press, 2016), 16-17
4 Asfiati, M.Pd, “masuk dan berkembangnya islam di indonesia”, (jurnal thariqah Ilmiah, Vol.

01, No. 2, 2014), 20

3
satunya adalah Buya Hamka. Menurut mayoritas sejarawan, pembawa
islam ke Nusantara adalah para pedagang Arab, khususnya kaum
Alawiyin dari Hadramaut. Buya Hamka menyatakan adanya bukti
berupa tulisan dalam berita Dinasti Tang yang menginformasikan
tentang wirausahawan Arab yang sudah mendiami Pantai Barat
Sumatera sejak abad ke-7. 5 Teori Makkah pernah dikukuhkan dalam
sebuah seminar tahun 1962 di Medan tentang masuknya Islam di
Indonesia.

Adapun yang menjadi landasan dari teori Makkah ini adalah


sebagai berikut:

a. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Buya Hamka, pada abad ke-7


sampai sekitar tahun 674 di Pantai Barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam dalam (Arab). Diperkirakan, pedagang Arab
sudah mendirikan perkampungan di kantonsejak abad ke-4. Bukti
ini sesuai dengan berita dari Tiongkok.
b. Terkait dengan berdirinya Kerajaan Islam pertama di Nusantara,
yakni Samudra Pasai. Para pendukung teori Makkah berdasarkan
pendapatnya pada fakta bahwa Kerajaan Samudra Pasai menganut
aliran Mazhab Syafi'i sedangkan pengaruh Mazhab Syafi'i yang
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Makkah. Sementara,
Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi. Para pendukung
Teori ini berkesimpulan bahwa tidak mungkin Islam dibawa oleh
pedagang Gujarat yang bermazhab Hanafi.
c. Terkait dengan gelar bagi raja-raja Samudra Pasai. Perlu diketahui,
para raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al Malik; gelar
tersebut sejatinya berasal dari Mesir. Ini semakin memperkuat
fakta bahwa Islam berasal dari Makkah.

5Afred Suci, 121 Indonesia'sScandals(Jakarta: Loveable, 2014), hlm. 429.

4
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori Makkah Ini
dibawa oleh pedagang Arab pada abad ke-7 dan berperan penting dalam
perdagangan. Dengan adanya tiga alasan di atas sudah jelas bahwa teori
Makkah ini meruntuhkan teori Gujarat. Teori Makkah ini juga memiliki
kekuatanargumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.

3. Teori Persia
Selain teori Gujarat dan Makkah, ada juga teori yang diakui
oleh sejarawan terkait dengan masuknya Islam ke Nusantara. Teori
yang ketiga ini dikenal sebagai teori Persia. Bila dilihat dari waktu
masuknya Islam ke Nusantara, Teori ini berpendapat sama dengan
teori Gujarat, yakni Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13.
Namun, teori Persia berbeda perihal asal usul dari pembawanya.
Menurut teori ini, orang yang membawa Islam ke Nusantara berasal
dari Persia (Iran). Teori Persia didukung oleh Umar Amir Husen dan
Hoesein Djajadiningrat.6

Adapun landasan argumentasi para pendukung Teori ini


adalah sebagai berikut:
a. Adapun peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya
Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Seperti
diketahui, peringatan 10 Muharram sangat dijunjung oleh orang
Syiah/Islam Iran. Di Sumatera Barat peringatan ini disebut
upacara Tabuik/Tabut.
b. Adanya kesamaan ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jenar
dengan Sufi dari Iran, yaitu Al Hallaj. Seperti tercatat dalam
buku-buku sejarah dan tasawuf, kedua Sufi tersebut mempunyai
banyak kesamaan baik dari segi ajaran hingga kematiannya.

6 Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara , 16

5
c. Adanya penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja
huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik pada
tahun 1419.
e. Adanya perkampungan leren atau leran di Giri daerah Gresik.
Leren adalah nama salah satu pendukung Teori ini, yaitu Umar
Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori Persia Ini


dibawa oleh orang Persia (Iran) pada abad ke-13. Adapun 5 alasan di
atas digunakan para pendukung teori Persia untuk memperkuat
teorinya. Para pendukung Teori ini juga bersepakat bahwa Islam di
Nusantara tidak berasal dari Gujarat atau Arab/Mekah, tetapi dari
Persia.

4. Teori Tiongkok

Selain tiga teori tersohor yang disebutkan sebelumnya, juga


ditemukan teori baru tentang asal usul Islam di Nusantara yaitu teori
Tiongkok. Menurut teori ini, agama Islam masuk ke Indonesia dibawa
oleh perantau Tionghoa pada abad ke 7M. Salah satu argumen yang
menjadi dasar dari teori ini adalah fakta bahwa orang-orang Tionghoa
sudah ada di Kepulauan Nusantara sejak abad pertama Hijriyah.

Bukti-bukti lain yang dijadikan dasar pemikiran para


pendukung teori Tiongkok adalah sebagai berikut:

a. Fakta bahwa telah terjadi perpindahan orang-orang Islam dari


Canton (Tiongkok) ke Asia Tenggara (Kedah kePalembang)
sekitar tahun 879.
b. Terkait dengan keberadaan raja pertama Kerajaan Islam di tanah
Jawa yakni Raden Patah. Seperti diketahui, Raden Patah
merupakan raja pertama kerajaan Demak yang merupakan

6
keturunan Tionghoa. Ibunya berasal dari campa Tiongkok
bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).
c. Adanya hikayat Hasanuddin dan sejarah Banten. Dalam hikayat
itu, nama dan gelar raja-raja Demak ditulis menggunakan istilah
Tiongkok, seperti “CekKoPo”, “Jin Bun”, cek Ban Cun”, “Cun
Ceh”, serta “Cu-Cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan
“Moechoel” ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol,
sebuah wilayah di utara Tiongkok yang berbatasan dengan
Rusia.
d. Keberadaan masjid-masjid tua berarsitektur Tiongkok di pulau
Jawa.
e. Fakta tentang pelabuhan-pelabuhan pada abad ke-15 di Gresik
diduduki pertama-tama oleh pedagang Tionghoa. Hal ini dapat
ditelusuri pada catatan-catatan Tiongkok. 7

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori Tiongkok ini


adalah teori baru dan agama Islam yang masuk ke Indonesia dibawa
oleh perantau Tiongkok. Dengan adanya 5 bukti di atas dapat dijadikan
argumentasi oleh para pendukung teori Tiongkok. Teori ini juga
dijadikan sebagai teori yang mendekati kebenaran perihal asal usul
Islam di Nusantara

5. Teori Turki

Teori ini diajukan oleh Martin Van Bruinessen yang


dikutip dalam Moeflich Hasbullah. Ia menjelaskan bahwa selain
orang Arab dan Cina, Indonesia juga diislamkan oleh orang-orang
Kurdi dari Turki. Teori ini dikuatka dengan beberapa data,
diantaranya.

7Ibid, 17

7
a. Adat maulid barzanji yang dibaca saat 12 Robiul Awal, saat aqiqah,
syukuran dan tradisi lannya. Barzanji adalah nama keluarga yang
berpengaruh dan ulama’ di kurdistan.
b. Kitab Tanwīr al-Qulūb karangan Muhammad Amin al-Kurdi
populer dikalangan tarekat Naqsyabandi di Indonesia.
c. Di antara ulama di Madinah yang mengajari ulama Indonesia
tarekat Syattariyah yang kemudian di bawa ke Nusantara adalah
Ibrahim Al-Kurani. 8

C. Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Nusantara


Bagi masyarakat muslim Indonesia sebutan Walisanga memberikan
makna Khusus terhadap keberadaan tokoh-tokoh yang berperan penting
dalam pengembangan Islam pada abad ke -15 hingga 16 Masehi di pulau
Jawa. Kehadiran Walisanga dengan ajaran-ajarannya memiliki pengaruh
yang kuat dalam masyarakat Islam di Jawa. Masyarakat Jawa memanggil
Sunan kepada para Walisanga. Kata Sunan atau susuhunan berasal dari kata
suhun-kasuhun-sinuhun berarti yang dijunjung tinggi/ dijunjung di atas
kepala juga bermakna paduka yang mulia. Gelar atau sebutan Sunan yang
digunakan oleh para raja Mataram Islam sampai kerajaan Surakarta dewasa
ini. Bagi Sebagian besar masyarakat Jawa, Walisanga dianggap memiliki
nilai kekeramatan dan Kemampuan-kemampuan di luar kelaziman.
Walisanga merupakan sembilan ulama Yang merupakan pelopor dan
pejuang penyiaran Islam di Jawa pada abad XV dan XVI. Masih terdapat
perbedaan pendapat tentang nama-nama Walisanga. Namun yang lazim
Disebut sebagai Walisanga adalah sebagai berikut:

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)


2. Sunan Ampel (Raden Rahmatullah)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

8 Achmad Syafrizal, “Sejarah Islam di Nusantara”, (Jurnal Islamuna, Vol. 2, No. 2, 2015), 240

8
4. SunanKalijaga (Raden Mas Syahid)
5. Sunan Giri (Raden ‘Ainul Yaqin)
6. Sunan Drajat (Raden Qasim)
7. Sunan Kudus (Raden Ja’farShadiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Raden Syarif Hidayatullah)

Walisanga diterima dengan baik oleh masyarakat, karena


kedatangan para wali Di tengah-tengah masyarakat Jawa tidak dipandang
sebagai sebuah ancaman. Para Wali menggunakan unsur-unsur budaya lama
(Hindu dan Buddha) sebagai media dakwah. Dengan sabar sedikit demi
sedikit Walisanga memasukkan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam unsur-
unsur lama yang sudah berkembang. Perjuangan Walisangaam dakwah
nyaris tanpa konflik, karena Walisanga sangat halus dalam mengajar
Masyarakat dan semua dilakukan dengan jalan damai.9

Setelah wali somgo wafat, ada beberapa ulama yang melanjutkan


dakwanya. Diantara beberapa ulama’ tersebut adalah hamzah fansuri (aceh),
syaikh muhammad arsyad al-banjari (kalimantan selatan), syaikh
muhammad yusuf al-makasari (sulawesi selatan), syaikh abdus shamad al-
palimbani (sumatra selatan), syaikh nawawi al-bantani (banten), syaikh
kholil (bangkalan, madura), KH. Sholeh darat al-samarani (semarang, jawa
tengah), KH. Ahmad dahlan,dan KH. Hasyim Asy’ari.

9M. Samsul Arifin, S.Pd.I, “Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII”, (Jakarta: Direktorat
KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2020), 27

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fase perkembangan islam dibagi menjadi 3 tahap, yakni fase kehadiran
pedagang muslim yang dimulai sebelum abad ke 13 M, fase terbentuknya
kerajaan islam yang terjadi pada abad ke 13-16 M, dan yang terakhir
adalah fase pelembagaan islam.
2. Terdapat tiga teori tentang masuknya islam ke indonesia, teori gujarat
atau teori india, teori china atau teori tiongkok, teori arab atau teori
mekkah, teori persia, dan teori turki.
3. Tokoh yang menyebarkan islam di indonesia adalah walisongo.
Sedangkan yang menyebarkan islam pasca walisongo antara lain;
hamzah fansuri (aceh), syaikh muhammad arsyad al-banjari (kalimantan
selatan), syaikh muhammad yusuf al-makasari (sulawesi selatan), syaikh
abdus shamad al-palimbani (sumatra selatan), syaikh nawawi al-bantani
(banten), syaikh kholil (bangkalan, madura), KH. Sholeh darat al-
samarani (semarang, jawa tengah), KH. Ahmad dahlan,dan KH. Hasyim
Asy’ari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Samsul, 2020 “Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII”, (Jakarta:


Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI)

Syafrizal Achmad, 2015, “Sejarah Islam di Nusantara”, (Jurnal Islamuna, Vol. 2,


No. 2

Aizid Rizem, 2016, “Sejarah Islam Nusantara” (Yogyakarta: Diva Press)

Asfiati, 2014, “masuk dan berkembangnya islam di indonesia”, (jurnal thariqah


Ilmiah, Vol. 01, No. 2)

Suci Afred, , 2014, “Indonesia's Scandals”, (Jakarta: Loveable)

Mahsun Fuad, 2005, “Hukum Islam Indonesia; Dari Nalar Partisipasinya Patoris
hingga Emansipatoris” (Yogyakarta: LKiS,).

11

Anda mungkin juga menyukai