Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen pengampu :

Disusun oleh :
1. Silvi Nabilatun Naja ( 23201183)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Dari penyusunan makalah ini mudah-mudahan apa yang kami susun ini

bisa bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman serta orang lain yang ingin

mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini. Puji

dan syukur hanya bagi Allah SWT. Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya

selain darinya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam

mengarungi kehidupan ini. Alhamdulillah dari izin dan kehendak dari-Nya lah,

sehingga dapat kami selesaika makalah ini berjudul “Masuknya Islam di

Indonesia ”

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen sehingga makalah ini dapat

terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali dalam

penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak

kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian

kepada dosen serta teman-teman sekalian yang kadangkala hanya menuruti egoisme

pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah kami dilain waktu.

Kediri,07 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................i

DAFTAR ISI..........................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN................................................1

A. Latar Belakang..................................................1

B. Rumusan Masalah................................................1

C. Tujuan Pembahasan..............................................2

BAB 11. PEMBAHASAN................................................3

A. Sejarah masuknya Islam di Indonesi................................3

B. Penyebaran Islam di Indonesia....................................7

C. Kerajaan Islam di Indonesia.......................................10

BAB 111 PENUTUP....................................................12

A. Kesimpulan...................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia terkenal terkenal sebagai bangsa yang ramah dan suka

bergaul dengan bangsa lain, banyak bangsa lain yang datang ke wilayah

Indonesia untuk menjalin hubungan dagang. Selain ramah dan suka bergaul,

ramainya perdagangan di Indonesia yang melibatkan para pedagang dari

berbagai negara di sebabkan melimpahnya hasil bumi dan letak kepulauan

Indonesia pada jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Pada abad ke-7 M

Selat Malaka telah dilalui oleh pedagang Islam dari India, Kedatangan Islam

ke wilayah wilayah Indonesia itu bisa diterima dengan baik sebab Islam

datang dengan cara baik pula. Mereka, pembawa ajaran Islam datang

dengan prinsip prinsip persamaan antarmanusia, perdamaian, ketentraman,

serta menghilangkan kasta dan perbudakan yang sebelumnya sering terjadi

di wilayah itu. Sehingga tidak ada paksaan dari masyarakat disana saat

diajak untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, mereka melakukannya

dengan senang hati.

B. Rumusan Masalah

1. Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia

2. Penyebaran Islam di Indonesia

3. Kerajaan Kerajaan di Indonesia

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Indonesia?

2. Untuk mengetahui penyebaran Islam di Indonesia?

3. Untuk mengetahui kerajaan kerajaan di Indonesia?

2
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia

Indonesia yang terbentang luas terletak di antara Benua Asia dan Australia,

serta antara Samudra Hindia dan Pasifik. Luas wilayahnya mencapai 1.948.732

km, dengan bentangan terpanjang Timur-Barat 5.150 km, Utara Selatan 1.930 km.

Terdiri atas pulau pulau yang mencapai sekitar 13.667 pulau. Penduduknya

menempati urutan keempat besar dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat

dan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Berbicara mengenai Islam di

Indonesia, tidak terlepas dari grand theory tentang masuknya Islam di Indonesia.

Belum ada kesepakatan yang bulat dikalangan para ahli. Terfokus pada tiga

masalah pokok, yaitu a. Tempat asal kedatangan b. Para pembawaannya dan c.

Waktu kedatangannya. Menyangkut ketiga masalah tersebut, setidaknya beberapa

teori besar yang dapat dikemukakan.

Pertama, teori arab. Menurut teori ini, Islam datang langsung dari Arab,

tepatnya dari Hadramaut. Teori ini pertama kali dikedepankan oleh

Crawfurd( 1820), keyzer( 1859), Nieman (1861), de Hollander(1861). Sebagai

identifikasi sekaligus untuk mempermudah pengelompokannya, teori ini disebut


dengan " teori Arab ". Crawfurd menyatakan bahwa Islam datang langsung dari

Arab, namun, ia menyebutkan adanya hubungan dengan orang orang

Mohammedan di India Timur.

Keyzer beranggapan bahwa Islam datang dari mesir yang bermazhab Syafi'i,
sama seperti yang dianut kaum muslimin Indonesia pada umumnya.
Teori sama juga diajukan oleh Hamka dalam seminar " sejarah masuknya

Islam di Indonesia" pada tahun 1962. Menurutnya, Islam masuk ke Indonesia

langsung dari Arab ( mekah), bukan dari India. Sementara itu, menurut Arnold,

bahwa untuk menetapkan masuknya agama Islam di Indonesia dengan tepat

tidaklah mungkin. Ada kemungkinan dibawa ke Indonesia oleh pedagang

pedagang Arab pada permulaan abad tahun Hijriah, lama sebelum ada tulisan

tulisan sejarah tentang perkembangan Islam itu.

Kedua, teori India atau Gujarat. Disebutkan pula dalam buku buku sejarah,

Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang India, atau disebut "teori India".

Teori ini menyatakan bahwa Islam di Indonesia datang dari India. Untuk pertama
kalinya, teori ini dikemukakan oleh Pijnapel, seorang ahli Melayu dari Universitas

Leiden, Belanda, pada tahun 1872. Azyumardi Azra menulis, "Berdasarkan

terjemahan Prancis tentang catatan perjalanan Suleiman, marco polo, dan ibnu

Batuta, ia menyimpulkan bahwa orang orang Arab yang bermazhab Syafi'i dari

Gujarat dan malabar di India yang membawa Islam ke Asia tenggara ".

Sesungguhnya ulasan panjang lebar juga dikemukakan oleh C. Snouck Hurgronje

dalam bukunya Islam Oost Nederland Indie.

Teori ini kemudian direvisi oleh C. Snouck Hurgronje, yang menyebutkan

bahwa Islam yang tersebar di Hindia Belanda ( Indonesia) berasal dari wilayah

Malabar dan Coromandel. Kota kota tersebut merupakan pelabuhan di India

Selatan, setelah Islam berpijak kuat di wilayah tersebut. Penduduk yang berasal

dari Deccan bertindak sebagai perantara dagang antara negeri negeri Islam dan
penduduk Indonesia.

Selanjutnya, orang orang dari Deccan dalam jumlah besar menetap di kota

pelabuhan di kepulauan Indonesia untuk menyemaikan benih benih agama Islam


tersebut. Alasan Snouck Hurgronje bahwa Islam di Indonesia berasal dari Deccan

adanya kesamaan tentang paham Syafi'iyah yang kini masih berlaku di pantai

Coromandel.

Ketiga, teori yang dikembangkan Fatimi menyatakan bahwa Islam datang dari

Benggali (Bangladesh). Ia mengutip keterangan Tome Pires yang mengungkapkan

bahwa kebanyakan orang terkemuka di Pasai adalah orang Benggali atau

keturunan mereka. Islam muncul pertama kali di Semenanjung Malaya dari arah

pantai Timur, bukan dari Barat ( Malaka), pada abad ke 11m, melalui Kanton,

Phanrang (Vietnam), Leran, dan Trengganu. Ia beralasan bahwa doktrin Islam di

Semenanjung lebih sama dengan Islam di Phanrang, elemen elemen prasasti di


Trengganu juga lebih mirip dengan prasasti yang ditemukan di Leran. Drewes,

yang mempertahankan teori Snouck Hurgronje, menyatakan bahwa teori Fatimi

ini tidak bisa diterima, terutama karena penafsirannya atas prasasti yang ada

dinilai merupakan perkiraan liar belaka. Lagi pula Mazhab yang dominan di

Benggali adalah Mazhab Hanafi, bukan Mazhab Syafi'i seperti di Semenanjung


Malaya dan Indonesia secara keseluruhan.

Akan tetapi, Fatimi berpendapat, bentuk dan gaya batu nisan ini justru mirip

dengan batu nisan yang terdapat di Benggali. Karena seluruh batu nisan itu

pastilah didatangkan dari daerah itu. Ini menjadi alasan utamanya untuk

menyimpulkan, asal Islam yang datang ke Indonesia adalah wilayah Benggali.

Dalam kaitannya dengan " teori batu nisan" ini, Fatimi mengkritik para ahli yang

kelihatannya mengabaikan batu nisan Siti Fatimi (bertahun 475H/1082 M) yang


ditemukan di Leran, Jawa Timur.

5
Keempat, teori persia pembangunan teori ini di Indonesia adalah P.A. Housen

Djajadiningrat. Fokus pandangan teori ini tentang masuknya agama Islam di

Indonesia berbeda dengan teori Arab dan India, sekalipun mempunyai kesamaan

pada masalah Gujarat, serta mazhab Syafi'i nya. Teori persia lwbih

menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan

masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan persia.

Pandangan ini hampir mirip dengan pandangan Morrison yang melihat persoalan

masuknya Islam di Indonesia dari sisi kesamaan mazhab, meski berbeda dengan

asal muasalnya. Kesamaan kebudayaan yang dimaksud dalam teori persia ini

adalah, pertama, 10 Muharram atau asyura sebagai hari peringatan Syiah terhadap

syahidnya Husein. peringatan ini ditandai dengan pembuatan bubur Syura. Kedua,

nisan Malik Al Saleh dan Maulana Malik Ibrahim dipesan dari Gujarat.ketiga,

pengakuan umat Islam Indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi'i sama dengan
Mazhab Muslim Malabar. Argumen ini sama dengan argumen Morrison.

Pandangan ini agak ambigu karena di satu sisi ia menekankan kesamaan

budaya Islam Indonesia dengan persia, tetapi disisi lain dalam hal pandangan

mazhab ia terhenti sampai di Malabar, tidak sampai Mekah, pusat Mazhab Syafi'i.

Menjawab teori persia ini, K.H. Saifuddin Zuhri, seorang intelektual Islam dan

mantan menteri Agama RI, sukar menyatakan menerima pendapat bahwa Islam

datang ke Indonesia dari Persia, bila berpedoman bahwa Islam masuk sejak abad

ke-7, yang berarti pada masa Bani Umayyah. Saat itu tumpuk kekuasaan politik

dipegang oleh bangsa Arab dan pusat peradaban Islam berkaisar di Mekkah,

Madinah, Damaskus, dan Baghdad.

Tidak mungkin Islam Indonesia berasal dari Persia, mengingat zaman itu Islam

juga baru masuk ke Persia.


Dalam seminar bertema "Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia" yang

diadakan di Medan pada tanggal 17-20 Maret 1969 dan seminar di Aceh pada

tanggal 10-16 Juli 1978 dan 25-30 September 1980, disimpulkan bahwa Islam

masuk ke Indonesia langsung dari Arabia, bukan dari India. Waktu kedatangan

Islam pada abad ke-7 M, bukan abad ke 12-13 M. Hasil seminar memperkuat

"teori Arab" yang dikemukakan Al Attas sekaligus sebagai bentuk persetujuan

para sejarawan Indonesia terhadap pandangan Al Attas.

B. Penyebaran Islam di Indonesia

Meskipun Islam baru dapat berkembang setelah berdirinya kerajaan Islam, atau
setidaknya ketika ada jalinan hubungan dagang antara saudagar muslim dengan

pribumi. Akan tetapi, cara kedatangan Islam dan penyebarannya di Indonesia

tidak dilakukan dari saluran politik atau perdagangan semata. Setidaknya ada

enam saluran berkembangnya Islam di Indonesia, yaitu saluran perdagangan,

politik, perkawinan, pendidikan, kesenian, dan tasawuf.

1. Melalui perdagangan

Pedagang pedagang muslim yang berasal dari Arab, persia, dan India telah ikut

ambil bagian dalam jalan lalu lintas perdagangan yang menghubungkan Asia

Barat, Asia Timur, dan Asia Tenggara, pada abad ke-7 sampai abad ke-16 M. Para

pedagang muslim yang akhirnya juga singgah di Indonesia ini, ternyata tidak

hanya semata mata melakukan kegiatan dagang. Melalui hubungan perdagangan


tersebut, agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia.

Pada abad ke-9 orang orang Islam mulai mendirikan perkampungan Islam di
keddah(Malaka), Aceh, dan Palembang.
Lada akhir abad ke-12 M, kekuasaan politik dan ekonomi kerajaan Sriwijaya

mulai merosot karena didesak oleh kekuasaan Kertanegara dari Singosari.

Seiring dengan kemunduran Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para

Mubalighnya semakin giat melakukan peran politik dalam mendukung daerah

pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang

berakhirnya kerajaan Hindu-Budha abad ke -13 M, berdiri kerajaan kecil yang

bercorak Islam, yaitu samudra pasai yang terletak di pesisir timur laut wilayah

Aceh. Kemudian pada awal abad ke-15 M telah berdiri kerajaan Malaka. Sejak

saat itu, Aceh dan Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran

yang ramai dan banyak dikunjungi oleh para pedagang Islam dan penduduk dari
berbagai daerah interaksi yang akhirnya banyak yang masuk Islam.

2. Melalui politik

Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika samudra pasai

menjadi kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama Islam. Proses

seperti ini terjadi pula di Maluku dan Sulawesi Selatan; kebanyakan rakyat masuk

Islam setelah raja mereka memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja

sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula

bahwa kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk


kerajaan yang bukan muslim untuk memeluk agama Islam.

3. Melalui Perkawinan

BTidak dapat dipungkiri, dari segi ekonomi, para pedagang muslim memiliki

status sosial yang sangat baik dibandingkan kebanyakan pribumi.

Sehingga penduduk pribumi, terutama putri putri bangsawan, tertarik untuk

menjadi istri para pedagang itu. Sebelum prosesi pernikahan, mereka telah di
islamkan terlebih dahulu, dan mereka memiliki keturunan, lingkungan kaum

muslimin semakin luas. Oleh karenanya, tidak heran banyak sekali bermunculan

kampung kampung muslim.

4. Melalui pendidikan

Pada proses ini, biasanya dilakukan melalui pendidikan pendidikan yang

dilakukan oleh para wali, ulama, kiai, atau guru agama yang mendidik murid

murid mereka. Tempat yang paling pesat untuk mengembangkan ajaran Islam

adalah dipondok pesantren. Di tempat itu, para santri dididik dan diajarkan

pendidikan agama Islam. Setelah lulus dari pesantren, para santri kembali ke
daerah asal untuk kemudian menyebarkan kepada masyarakat umum, pelajaran

yang telah mereka peroleh dipesantren.

5. Melalui jalur kesenian

Kesenian merupakan bahwa untuk berdakwah bagi para pemuka agama di

Indonesia. Pada proses ini yang paling terkenal menggunaknya adalah para wali

yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Salah satu media pertunjukan yang

paling terkenal melalui pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga, penyebar Islam di

daerah jawa Tengah adalah sosok yang mahir dalam memainkan wayang. Cerita

wayang diambil dari kisah Mahabarata dan Ramayana, tetapi oleh sunan Kalijaga

diselipkan tokoh tokoh dari pahlawan Islam. Namun tertentu disebutnya sebagai

simbol Islam.

6. Melalui Tasawuf

9
Tasawuf merupakan bagian ajaran dari agama Islam. Para tokoh tasawuf ini

biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik penduduk untuk

memeluk ajaran agama Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam

bentuk penyembuhan bagi orang orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan.

Ada juga yang termanifestasi sebagai kekuatan kekuatan magic yang memang
sudah sangat akrab dengan penduduk pribumi saat itu.

C. Kerajaan Kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia adalah sebagai suatu

wujud keanekaragaman masyarakat yang terhimpun dalam wadah kebersamaan.


Pada kesempatan ini akan dibahas bagaimana kerajaan kerajaan di luar pulau Jawa

atau di Jawa.

1. Kerajaan samudra pasai

Kerajaan samudra pasai adalah kerajaan kembar yang terletak di pesisir timur laut

Aceh. Kerajaan samudra pasai didirikan pada awal atau pertengahan abad ke 13 M

oleh Sultan Al Malik Al Shalih(1261-1297). Kemunculan kerajaan samudra pasai

adalah hasil bumi dari proses Islamisasi daerah daerah pantai yang pernah

disinggahi pedagang pedagang muslim sejak abad ke-7 ke-8, seterusnya. Bukti

berdirinya kerajaan samudra pasai pada abad ke-13 M didukung adanya nisan

kuburan terbuat dari granit asal Samudra Pasai. Dari nisan tersebut dapat

diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun
696H, yang diperkirakan dengan tahun 1297 M.

2. Kerajaan Aceh Darussalam

Kesultanan Aceh Darussalam memulai pemerintahnya ketika kerajaan samudra

pasai sedang berada di ambang keruntuhan.

10
Samudra pasai diserang oleh kerajaan Majapahit hingga mengalami kemunduran

pada sekitar ke-14, tepatnya pada 1360. Pada masa akhir riwayat kerajaan Islam

pertama di Indonesia itulah benih benih kesultanan Aceh Darussalam mulai lahir.

Kesultanan Aceh Darussalam di bangun di atas puing puing kerajaan kerajaan

Hindu-Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti kerajaan Indra patra, Dan
kerajaan Indrapura.

3. Kerajaan Malaka

Pendiri kerajaan Malaka adalah pangeran Parameswara, berasal dari Majapahit.

Secara geografis, letak kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berada di


Semenanjung malaka dengan ibukota di Malaka. Letak tersebut berpengaruh besar

terhadap perkembangan kehidupan pemerintah, kehidupan ekonomi, sosial, dan

budaya masyarakat. Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan

penyebaran Islam di Asia tenggara, ketika kerajaan Malaka mengalami masa

kejayaan. Kerajaan ini memegang peranan penting dalam kehidupan politik dan

kebudayaan Islam di sekitar perairan Indonesia. Kerajaan Malaka terletak di jalur

pelayaran dan perdagangan antara Asia Barat dengan Asia Timur. Sebelum

menjadi kerajaan yang merdeka, Malaka termasuk wilayah Majapahit.

11
BAB 111

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia Indonesia yang

terbentang luas terletak di antara Benua Asia dan Australia, serta antara Samudra

Hindia dan Pasifik.Fokus pandangan teori tentang masuknya agama Islam di

Indonesia berbeda dengan teori Arab dan India, sekalipun pmempunyai kesamaan

pada masalah Gujarat, serta mazhab Syafi'i nya. Teori persia lwbih

menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan

masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan

persia.Penyebaran Islam di Indonesia Meskipun Islam baru dapat berkembang

setelah berdirinya kerajaan Islam, atau setidaknya ketika ada jalinan hubungan

dagang antara saudagar muslim dengan pribumi.

Kerajaan Kerajaan Islam di Indonesia Kerajaan Kerajaan Islam yang

berkembang di Indonesia adalah sebagai suatu wujud keanekaragaman


masyarakat yang terhimpun dalam wadah kebersamaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra (ed), perspektif Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 1989), hlm.xii-xiii.

T.W. Arnold, The Preaching of Islam, A History of the Propagation of the

Muslim Faith, (London: Lucac & Company, 1935), hlm.363.

Agus Sunyoto, Walisongo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan, hlm.23.

Ricklefs,M,C,, A History of Modern Indonesia Since c.1300,2nd edition,

(London: MacMillan, 1991),

13

Anda mungkin juga menyukai