Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI MASUKNYA ISLAM


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Pesantren dan Aswaja
Dosen: Muhammad Mudarik S.S M.A

Oleh:
1. Alfi Maulidia (20188401011010)
2. Zuhriyatul Muthoharoh (20188401011117)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM
Jl. Raya putat lor Gondanglegi Malang
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Dalam kesempatan ini kami, ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang
– orang yang langsung atau tidak telah terlibat dalam kelancaran penulisan makalah ini.
Karya tulis ini bertujuan agar kita dapat memahami materi tentang teori masuknya islam.
Demikian yang dapat kami sampaikan atas segala kekurangan dalam tulisan ini kami mohon
maaf sebesar – besarnya.

Malang, 17 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Dan Berkembangnya Agama Dan Kebudayan Indonesia
B. Teori gujarat
C. Teori mekkah
D. Teori persia
E. Teori c ina

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penyebaran Islam di Indonesia umumnya di Jawa tidak dapat dilepaskan dari
peranan para pedagang Islam, ahli ahli agama Islam dan raja-raja atau penguasa yang telah
memeluk Islam. Proses masuknya Islam ke Indonesia pertama kali melalui lapisan bawah,
yakni masyarakat sepanjang pesisir utara. Dalam hal ini, pembawa Islam kepada masyarakat
Nusantara adalah para saudagar-saudagar muslim, baik yang datang dari Gujarat maupun
Arab dengan cara berdagang. Dari hubungan ini mereka saling mengenal dan terjadi
hubungan yang dinamis di antara mereka. Para saudagar muslim tidak semata-mata hanya
berdagang melainkan juga berdakwah.Masuknya Islam ke wilayah Indonesia oleh M. C.
Ricklefs dibagi menjadi dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama
Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia, seperti Arab, India, dan Cina
yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara menetap di suatu wilayah
Indonesia,melakukan perkawinan dengan penduduk asli dan mengikuti gaya hidup lokal yang
sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa, Melayu atau suku lainnya.

1.2 Rumusan Maslah

1. Bagaimana Peroses Masuk Dan Berkembangnya Agama Dan Kebudayan Indonesia ?


2. Bagaimana teori gujarat ?
3. Bagaimana teori mekkah ?
4. Bagaimana teori persia ?
5. Bagimana teori cina ? 

1.3 Tujuan

Ingin mempelajari teori-teori masuknya islam di nusantara melalui teori gujarat, teori
makkah, teori persia dan teori cina.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peroses Masuk Dan Berkembangnya Agama Dan Kebudayan Indonesia

Proses masuknya dan berkembangnya agama islam di indosesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalm bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 4 teori  yaitu Gujrat,
teori makkah, teori persia, dan teori cina. Keempat teori tersebut memberikan jawaban
tetntang permasalahan waktu masuknya islam ke indonesia, asal negara dan prilaku tentang
membayar atau pembawa agama islam ke nusantara.

2.2 Teori Gujarat

Teori gujrat adalah sebuah teori yang dicatuskan oleh Suouck Hurgronje (1857-1936)
yang menyatakan bahwa islam masuk keindonesia dari wilayah-wilayah di anak benua india.
Tempat-tempat seperti Gujrat, bengali dan malabar disebut sebagaiasal masuknya islam di
nusantara.

Dalam L’arabie et les indes  Neerlandadaise, snouck mayatakan teori tersebut 


didasarkan pengamatan tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai arab yang ada dalam islam pada
masa awal, yakni pada abad ke-12 atau ke-13. Snouck juga materinya di dukung hubungan
yang sudah terjalin lama antara wilayah nusantara dengan daerah india.

Islam tidak mungkin masuk nusantara indonesia langsung dari arabia tanpa melalui
ajaran tasawuf yang berkembang di india. Dijelaskan pula bahwa daerah tersebut adalah
Gujrat. Daerah yang pertama yang dimasuki adalah samudra pasai. Waktunya pada abad ke-
13.

Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebnayakan adalah sarjana dari belanda. Sarjana
yang menyatakan teori ini adalah J. Pijnapel dari universitas leiden abad ke-19. Menurutnya
orang-orang  Arab barmazhab syafei telah bermukim di gujarat dan melebar sejak awal
hijryyah abad ke-7 Masehi namun yang menyebarkan islam ke indonesia menurut pijnapel
bukanlah dari orang abar langsung, melainkan pedagang gujarat yang telah memeluk islam
dan berdagang kedunia timur, termasuk indonesia.

Dalam perkembangan selanjutnya, teori ini diamini dan disebarkan oleh seorang 
orientalis terkemuka di belanda. Snouck Hurgronje. Menurutnya islam terlebih dahulu
berkembang di kota-kota pelabuhan anak benua india. Orang-orang gujarat telah lebih awal
membuka hubungan dengan indonesia dibanding dengan pedagang arab. Dalam pandangan
Hurgroje, kedatangan orang arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang arab pada
berikutnya. Orang-orang arab yang datang kebanyakna adalan keturunan Nabi Muhamad.
Yang menggunakan gelar “Sayid” atau “Syarif” di depan namnya.

Teori gujarat kemudian dikembangkan oleh J.P. moquetta pada tahun 1912 yang
memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan malik Al-Saleh yang wapat pada tanggal
17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di pasai.

Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
2. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
3. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat. 

2.3 Teori Makkah

Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung
dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M.
Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA,
salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini
pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam
Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang
mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan
argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber lokal Indonesia dan
sumber Arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai
nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam
pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh
sebelum tarikh masehi.

Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak
kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang
cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA, melakukan upaya
yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang
hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam
di Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di
Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab), bukan dari hanya
sekadar perdagangan. Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang
diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara)
yang telah melakukan islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari
satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu
teori Gujarat.Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).Dasar teori ini adalah:

1. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
2. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab
Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India
adalah penganut mazhab Hanafi.
3. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
dari Mesir.

Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi
masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

2.4 Teori Persia

Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan
analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai
hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang
berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda)
diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran
mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah
dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati dihukum oleh
penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketauhidan Islam
(murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang dikemukakan
Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi pahat pada
batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain adalah
bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafi’i, sama seperti kebanyak muslim di
Iran. Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya
masyarakat Islam Indonesia seperti:

1. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu
Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra
Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau
Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
2. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al –
Hallaj.
3. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda
bunyi Harakat.
4. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
5. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah
satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.

Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan


kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk
ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada
abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa
Persia dan Gujarat (India).

Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan
para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.

Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang
dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
1. Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di
Jawa Timur.
2. Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel
Surabaya.
3. Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum
Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
4. Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin,
menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.
5. Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri
(Gresik)
6. Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah
Kudus.
7. Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran
Islam di daerah Demak.
8. Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid
menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.
9. Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa
Barat (Cirebon)

Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa sebagian
memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat dengan Allah, sehingga
dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang dikasihi Allah.

2.5 Teori Cina

Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di


Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina
atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia—terutama melalui kontak dagang.
Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru
berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan,
menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam
pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.

Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad
dan hikayat), dapat diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokat tersebut ditulis bahwa
raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan
Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan (sekarang termasuk
Vietnam). Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja
Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah Cina, seperti “Cek Ko Po”,
“Jin Bun”, “Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan
“Moechoel” ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang
berbatasan dengan Rusia.

Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang
didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting
sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki
pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina.
BAB III

PENUTUP

 3.1 KESIMPULAN

1. Teori gujarat

Agama islam dibawa kenusantara oleh para pedagang muslim dari gujarat, india. Teori ini
berdasarkan argumentasinya pada pengamatan bentuk  relief nisan sultan malik al-saleh yang
memiliki kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat. Hal tersebut dianggap
sebagai bukti adanya hubungan gajirit dan samudra pasai. Bhakan penganut teori ini merajuk
nama nabi Muhamad fakir dari melebar sebagai pembawa agama islam ke nusantara \.
Diantara pedagang teori ini adalah w.f stutteherhelm.

2. Teori mekah

Dalam teori ini bahwa kelompok pemduduk nusantara yang masuk islam menganut
mazhab syafi’i. Mazhab safi/i merupakan mazhab istimewa di mekah. Selain itu. Sejak tahun
674 telah terdapat perkampungan-perkampungan orang arab di laut sumatra, yaitu barus ,
suatu daerah yang penghasil kapur terkenal.diantara pendukung teori ini yaitu Van Laeur dan
Hamka.

3. Teori Persia

Teori ini didasrkan adanya beberapa kesaman budaya yang hidup dikalangan masyarakat
Nusantara dengan bangsa persia. Kesamaan budaya tersebut antara lain bisa dilihat pada
diperingatannya hari asyura atau 10 muharam, suatu peringatan kaum sya’ah untuk
mengenang  kematian Husein,, putara Ali bin abi thalib. Teori ini dikemukakan oleh P.A.
Hoessein Djajadiningrat.

Meskipun ada teori yang mengenai siapa pembawa islam ke nusantara, para sejarawan
sependapat bahwa bahwa agama tersebut kemudian disebarkan dan dikembangkan oleh para
ulama pri bumi yang sering di sebut wali songo atau 9 wali.

4. Teori cina

Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa)
berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia
jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau
Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia—terutama melalui kontak dagang.
Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru
berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan,
menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam
pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanegara, ahmad mansur. 2009. Api Sejarah. Bandung : PT Grafindo Media pratama

Sudarmanto.Y.B..1996.Jejak-Jejak Pahlawan dari Sultan Agung Hingga Syekh Yusuf.


Jakarta: Grasindo.

Suryanegara, Ahmad Mansur. 1996. Meneruskan Sejarah – Wacana Pergerakan Islam di


Indonesia. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai