Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Sejarah Masuknya Islam di Kawasan Melayu Nusantara

Disusun untuk memenuhi tugas pada


Mata Kuliah “Islam dan Peradaban Melayu”

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Tria Rahmawati (2020202113)


M.Farhan Ferdino (2020202120)
Yuli Anita (2020202142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
202
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Untuk mempelajari suatu agama, termasuk agama Islam harus
bermuladari mempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-
agama dunia.Setelah itu dapat dipahami pula proses kelahiran Islam sebagai
salah satu dariagama dunia, terutama yang dilahirkan di Timur Tengah, yaitu
Yahudi, Kristen,dan Islam. Ketiganya dikenal sebagai agama langit atau
wahyu. Kedua hal itu,geografi persebaran dan persebaran agama itu sendiri.
Selanjutnya untuk dapatmemahami proses perkembangan Islam sehingga
menjadi salah satu agama yangdianut oleh penduduk dunia yang cukup luas,
harus dikenali lebih dahulu tokoh penerimaan ajaran yang sekaligus
menyebarkan ajaran itu yaitu Muhammad SAW sang pembawa risalah.
Keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam
sebagai pendatang, untuk mendapatkan simbol-simbol kulturalyang selaras
dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yangakan
dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam. Langkah ini merupakan salahsatu
watatk Islam yang pluralistis yang dimiliki semenjak awal
kelahirannya.Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah
bersamaan.Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang
didatanginyamempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan.
Proses masuknyaIslam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para
Tokoh yangmengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung
mengetahui tentangmasuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di
Indonesia, ada pulayang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang
dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena
tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokoh-tokoh itu
diantaranya, Marcopolo,Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de
Sequeira, Sir Richard Wainsted.

1
2. Rumusan Masalah
a. Apa saja teori-teori masuknya islam ke kawasan nusantara?
b. Bagaimana saluran dan cara-cara Islamisasi di Indonesia?
c. Apa saja pengaruh masuknya islam terhadap budaya lokal?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang teori-teori masuknya islam ke kawasan
nusantara
b. Untuk mengetahui Bagaimana saluran dan cara-cara Islamisasi di
Indonesia
c. Untuk mengetahui pengaruh masuknya islam terhadap budaya lokal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Masuknya Islam Ke Kawasan Melayu Nusantara

1. Teori Gujarat
Menurut J. Pijnapel yang membawa masuk Islam ke Indonesia adalah
orang-orang Gujarat asli yang sudah memeluk agama Islam. Mereka (para
pedagang Gujarat) mulai melakukan transaksi dagang ke dunia bagian
Timur, termasuk Indonesia. Masuknya para pedagang Gujarat ke tanah
Nusantara (Indonesia) dengan membawa agama dan kebudayaan Islam
diperkirakan para abad ke-13 Masehi. Banyak pedagang Gujarat yang
menetap di Indonesia dengan alasan menunggu datangnya angin musim.
Pada saat menetap itulah para pedagang Gujarat mulai melakukan
interaksi sosial dengan penduduk lokal atau pedagang lokal. Dari situlah
mulai terjadi asimilasi budaya yang terjadi melalui perkawinan. Dengan
perkawinan tersebut, penyebaran ajaran agama dan kebudayaan Islam di
Nusantara masuk ke dalam sebuah keluarga. Semakin banyaknya para
pedagang yang melakukan perkawinan dengan penduduk lokal, maka penyebaran
agama dan kebudayaan Islam semakin cepat. Setelah sudah banyak penduduk
yang memeluk agama Islam, terciptalah sebuah perkampungan bagi para
pedagang Islam yang letaknya ada di daerah pesisir.
Bukan hanya perkampungan saja yang dibangun, mereka para pedagang
Gujarat mulai mendirikan sebuah Kesultanan Samudera Pasai. Kesultanan
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara (Indonesia)
yang letaknya berada di Aceh. Dengan lahirnya kerajaan Islam pertama,
maka kelahiran-kelahiran kerajaan Islam lainnya semakin tumbuh dengan
cepat, sehingga penyebaran Islam tumbuh dengan cepat juga. Bahkan,
seiring dengan perkembangannya, kerajaan Islam bukan hanya ada di

3
Aceh, tetapi ada di beberapa pulau di Indonesia, salah satunya adalah
pulau Jawa.1
2. Teori Persia
Bukti yang diajukan teori ini adalah ditemukan pengaruh Persia dalam
kehidupan masyarakat pada abad ke-11. Bukti-bukti tersebut mengacu pada
pengaruh bahasa, Ini dapat dilihat dari bahasa Arab yang digunakan masyarakat
Indoenesia. Kata-kata yang berakhiran huruf “ta” pada kata marbuthah ketika
berhenti dibaca “h”. Menurut Nurkholis ini menunjukkan bahwa bahasa Arab
tidak langsung dari Arab, tapi dari Persia. Salah seorang tokoh teori ini adalah P.
A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini menitikberatkan tinjauannya kepada budaya
yang hidup di kalangan msyarakat Islam Indonesia memiliki kesamaan dengan
India/Gujarat diantaranya:
a. Adanya peringatan 10 Muharram sebagai hari Asyura, yang dikenal
sebagai hari peringatan orang syi’ah atas terbunuhnya Husein bin Ali bin
Abi Muthalib.
b. Adanya kesamaan ajaran antara Syekh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran
al-Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam pengajian quran tingkat awal
dalam sistem mengeja huruf Arab, untuk tanda-tanda huruf harakah.
d. Nisan pada makam Malikul Saleh (1297) dan makam Malik Ibrahim
(1419 di Gersik). 5) Pengakuan umat Islam Indonesia terhadap Mazhab
Syafi’I sebagai mazhab yang paling utama di daerah Malabar.2
3. Teori China
Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Sumanto Al
Qurtuby, mereka berpendapat bahwa sebenarnya kebudayaan Islam
masuk ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China. Teori

1
https://www.gramedia.com Teori Gujarat: Proses Masuknya Islam ke Indonesia - Gramedia
2
Ahmad Mansur Surya Negara, Memahami Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di Indonesia
(Bandung: Mizan, 1996), pp. 90-1.

4
ini berpendapat, bahwa migrasi masyarakat muslim China dari Kanton ke
Nusantara, khususnya Palembang pada abad ke 9 menjadi awal mula
masuknya budaya Islam ke Nusantara. Hal ini dikuatkan dengan adanya
bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak) adalah keturunan China,
penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China, dan catatan yang
menyebutkan bahwa pedagang China lah yang pertama menduduki
pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.3 Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid
tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di
berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang pada
abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki
pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina.4
4. Teori Mekkah/Arab
Teori ini menyatakan bahwa Islam dibawa dan disebarkan ke
Nusantara langsung dari Arab pada abad ke 7 M saat Kerajaan Sriwijaya
mengembangkan kekuasaannya. 10 Argumen teori ini sangat kuat. Pada
abad ke 7/8 Selat Malaka sudah ramai dilintasi para pedagang muslim
dalam pelayaran dagang ke negeri-negeri Asia Tenggara dan Asia Timur.
Di perkampungan-perkampungan ini diberitakan, orang-orang Arab
bermukim dan menikah dengan penduduk lokal, lalu membentuk
komunitas-komunitas Muslim.5 Karena sebagian besar pedagang
menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada masa
menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk
mengembangkan Islam. Hubungan Muslim Timur Tengah dan Muslim di
wilayah Nusantara ini banyak dikisahkan oleh pengembara Cina, ITsing,
yang pernah menumpang kapal Arab atau Persia dari Kanton yang

3
https://www.ruangguru.com/blog/4-teori-masuknya-islam-ke-nusantara
4
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2005), hlm. 8
5
Anonim, Khilafah dan Jejak Islam: Kesultanan Islam Nusantara (Bogor: Pustaka Thariqul
Izzah, 2011), 8-9.

5
berlabuh di pelabuhan sungai Bogha (Musi) di masa kekuasaan kerajaan
Sribuza atau Siriwijaya. Kenyataan bahwa penduduk Sriwijaya dijuluki
“Abu” juga memperkuat adanya kontak Muslim Timur Tengah dengan
Muslim di Nusantara pada sejak abad ke 7 M. HAMKA secara tegas
menyatakan Islam datang ke Indonesia pada tahun 674 Masehi. dibawa
oleh pedagangpedagang Arab. Berkenaan dengan pertanyaan dimanakah
tempat yang pertama kali didatangi oleh saudagar-saudagar Arab ini?
Juneid Parinduri menyatakan daerah Barus Tapanuli (Barus-Sibolga kab.
TAPTENG). Ini dibuktikan dengan adanya makam yang bertulis HaMim
yang diartikan tahun 670 Masehi. 10 Teori ini mendapat perhatian dan
pembenaran dalam seminar-seminar sejarah masuknya Agama Islam ke
Indonesia (1963); sejarah Islam di Minangkabau (1969); sejarah Islam
Riau (1975); sejarah masuknya Islam ke Kalimantan (1976), dan
dibicarakan pula pada seminar pendahuluan sejarah Islam di Indonesia.
Teori ini menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab, dibawa
oleh pedagang-pedagang Arab pada abad pertama hijriah.6
B. Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia
1. Saluran Perdagangan
melalui perdagangan itu mungkin dapat digambarkan sebagai berikut:
mulal-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan dan
kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk sementara
maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang
menjadi perkampunganperkampungan. Perkampungan golongan pedangan
Muslim dari negeri-negeri asing itu disebut Pekojan.7

6
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII dan
XVIII (Bandung: Mizan, 1994), p. 28.
7
Ibid., hlm. 201.

6
2. Saluran Perkawinan
ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, tempat mencari
kedamaian diantara dua individu. Kedua individu yauitu suami isteri
membentuk keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini
berarti membentuk masyarakat muslim. Saluran Islamisasi melalui
perkawinan yakni antara pedagang atau saudagar dengan wanitia pribumi
juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan Islamisasi. Jalinan
baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan antara putri kaum pribumi
dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang
muslim.8 Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi, terutama putri- 16 Ibid., hlm. 201. 17 Ibid., hlm. 202 putri
bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum
kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah setelah mereka
mempunyai kerturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul
kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim.9
3. Saluran Tasawuf
Dalam hal ini para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu
berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di
tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki
keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu
proses islamisasi dengan mengajarknan teosofi dengan mengakomodir
nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada yaitu agama Hindu ke
dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan
dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima.10
4. Saluran Pendidikan

8
Ibid., hlm. 202
9
Badri Yatim, op.cit., hlm. 202.
10
Busman Edyar, dkk (Ed), op.cit, hlm. 208

7
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi,
mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan
mendirikan pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran
agama Islam bagi para santri.11 Pada umumnya di pondok pesantren ini
diajarkan oleh guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama,setelah
keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke masingmasing
kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai
yang menyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang
mengajarkan semakin terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan
mencapai radius yang lebih jauh lagi.
5. Saluran Kesenian
Dalam seni adalah dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh
masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang itu disisipkan ajaran agama
Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang masyarakat untuk melihat
pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan dakwah keagamaan Islam.12
6. Saluran Politik
Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi.
Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan
mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi
dan raja sebagai panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya.
Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku, kebanyakan rakyatnya masuk
Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.13

11
Di pesantren ini para santri diajarkan berbagai kitab kuning. Kitab kuning adalah sebutan
untuk buku atau kitab tentang ajaran-ajaran Islam atau tata bahasa Arab yang dipelajari di pondok
pesantren yang ditulis atau dikarang oleh para ulama pada abad pertengahan dalam hurup Arab.
Disebut kitab kuning karena biasanya dicetak dalam kertas berwarna kuning yang dibawa dari Timur
Tengah. (lebih lanjut tentang pesantren dapat dilihat dari buku: Lebih lanjut baca Zamachsyari
Dhofier, Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Hidup Kya, (Jakarta: LP3S, 1982).
12
Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 205
13
Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 206-207.

8
C. Pengaruh Masuknya Islam Terhadap Budaya Lokal
1. Bangunan
Masuknya buadaya Islam pada saat itu memunculkan akuturasi
budaya. Salah satu wujud akulturasi tersebut dapat dilihat pada bangunan-
bangunan, seperti masjid, istana, dan makam. Pada bangunan masjid,
pengaruh Islam dapat kita lihat pada bagian atap masjid dengan bentuk
seperti tumpang atau berbentuk seperti limas yang di mana semakin ke
atas atapnya akan semakin kecil. Uniknya lagi jumlah atap masjid pasti
ganjil dan biasanya akan diberi kemuncak atau mustaka. Contoh seperti
masjid Demak, masjid Gunung Jati, dan masjid Kudus. Dan istana yang
ada di Indonesia ternyata bentuk bangunannya merupakan akulturasi dari
budaya Islam. Akuturasi itu dapat dilihat pada asritekturnya dan hiasan-
hiasan yang ada di istana. Misalnya, istana Kesultanan Yogyakarta yang
diberukan patung penjaga Dwarapala (Hindu). Makam juga mengalami
akulturasi dengan budaya Islam yang dapat dillihat pada makam-makam
kuno yang letaknya ada di atas bukit dan terbuat dari batu. Makam-makam
kuno seperti itu sering disebut dengan Jirat atau Kijing. Selain itu, batu
nisannya juga terbuat dari batu dan biasanya akan diberikan cungkup atau
kubba. Salah sau contoh makan seperti itu adalah makam Sendang Duwur.
2. Seni Rupa
Pada ajaran agama Islam, menggambar manusia atau hewan adalah
sebuah larangan, sehingga para umat Islam membuat seni rupa dalam
bentuk tulisan arab yang diukir atau sering kita kenal dengan tulisan
kaligrafi. Kaligrafi ini sering kita jumpai di masjid, musholla, rumah, dan
lain-lain. Selain itu, seni rupa juga mengalami akulturasi yang dibuktikan
dengan adanya sinkretisme (perpaduan). Sinkretisme adalah hasil dari
gabungan antara dua aliran seni logam. Sinkretisme bukan hanya
ditemukan di masjid, tetapi terkadang dapat ditemukan di pintu atau tiang.

9
3. Aksara atau Sastra
Tulisan Arab berkembang lagi menjadi Arab Melayu. Aksara Arab
Melayu sering dikenal sebagai tulisan atau istilah Aksara Arab gundul.
Akulturasi dalam bidang aksara juga dapat dilihat dengan perkembangan
kaligrafi. Kaligrafi menjadi semakin berkembang, hingga memiliki
berbagai macam bentuk yang indah. Dalam bidang seni sastra, pengaruh
Islam sangat terlihat terutama pada perkembangan hikayat. Hikayat adalah
cerita atau sebuah dongeng yang isi ceritanya diambil dari sebuah
peristiwa atau tokoh-tokoh terkenal. Sastra hikayat ditulis dalam bentuk
sastra prosa. Adapun contoh-contoh hikayat, seperti Hikayat Pandawa
Lima (Hindu), Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Babad Tanah Jawi (Jawa
Kuno), dan lain-lain.14
4. Sistem Pemerintahan
Masuknya agama Islam membuat banyak sekali kerajaan Islam yang
mulai berdiri, sehingga kerajaan-kerajaan Hindu Buddha mulai mengalami
keruntuhan. Pengaruh Islam terhadap sistem pemerintahan dapat kita lihat
pada raja-raja Islam terdahulu. Setiap seorang raja pasti memiliki gelar
“Sultan” atau “Sunan”. Selain itu, proses pemakaman raja menggunakan
proses Islam bukan lagi proses Hindu atau Buddha.15

14
https://www.gramedia.com Teori Gujarat: Proses Masuknya Islam ke Indonesia –
Gramedia
15
https://www.gramedia.com Teori Gujarat: Proses Masuknya Islam ke Indonesia –
Gramedia

10
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Jadi ada 4 teori yang merangkum tentang masuknya islam ke kawasan
nusantara yaitu teori Gujarat, Persia, Cina, dan Mekkah.
Begitu juga Islam berkembang di Nusantara melalui enam saluran
yang saling melengkapi satu dengan lainnya yaitu salurann perdagangan,
perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian dan politik.

Pengaruh masuknya islam terhadap budaya local seperti bangunan


(Pada bangunan masjid, pengaruh Islam dapat kita lihat pada bagian atap
masjid dengan bentuk seperti tumpang atau berbentuk seperti limas yang di
mana semakin ke atas atapnya akan semakin kecil. Uniknya lagi jumlah atap
masjid pasti ganjil dan biasanya akan diberi kemuncak atau mustaka. Contoh
seperti masjid Demak, masjid Gunung Jati, dan masjid Kudu), Seni Rupa (
kaligrafi di mushollah dan masjid), Aksara atau Sastra (Hikayat Pandawa
Lima (Hindu), Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Babad Tanah Jawi (Jawa
Kuno), dan lain-lain), Sistem Pemerintahan (proses pemakaman raja
menggunakan proses Islam bukan lagi proses Hindu atau Buddha).
2. Saran
Kami sebagai penyususn makalah, menyadari bahwa makalah ini masih
banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami
akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharap
kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Khilafah dan Jejak Islam: Kesultanan Islam Nusantara. Bogor:


Pustaka Thariqul Izzah, 2011.

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara


abad XVII dan XVIII, Bandung: Mizan, 1994.

Suryanegara, Ahmad Mansur. Memahami Sejarah, Wacana Pergerakan Islam


di Indonesia, Bandung: Mizan, 1996.

Edyar, Busman, dkk (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka


Asatruss, 2009).

Yatim, Badri, Sejarah Islam di Indonesia, (Jakarta: Depag, 1998). Sejarah


Peradaban Islam, (Jakarta: Raja G

Tjandrasasmita, Uka, (Ed.), Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: PN


Balai Pustaka, 1984).

Sunanto, Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Rajawali


Pers 2012.

https://www.gramedia.com Teori Gujarat: Proses Masuknya Islam ke


Indonesia – Gramedia

https://www.ruangguru.com/blog/4-teori-masuknya-islam-ke-nusantara

12

Anda mungkin juga menyukai