Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SKI

TEORI MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA DAN


STRATEGI DAKWAH INDONESIA

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMMAD PRADITIYA MURSID


NO : 22
KELAS : XII IPA 6

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KARANGANYAR


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Teori Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Masuknya Islam ke Nusantara atau Indonesia belum diketahui secara pasti Banyak
yang berpendapat masuknya Islam di Nusantara tidak lepas adanya jalur perdagangan di Selat
Malaka. Banyak kapal-kapal dagang muslim yang datang dan singgah di Nusantara. Adanya
interaksi antar pedagang dari penjuru dunia dengan intensitas tinggi, memunculkan beragam
teori mengenai proses masuknya Islam ke Nusantara.
Dalam buku Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di Indonesia (1995)
karya Ahmad Mansur Suryanegara, ada tiga teori mengenai masuknya Islam di Nusantara.
Ketiga teori tersebut yakni, Islam datang dari Gujarat (teori gujarat), Islam dari Arab (teori
Mekah) dan Islam datang dari Persia (teori Persia).

1. Islam datang dari Gujarat (teori gujarat)


Pada teori tersebut, Islam masuk di Nusantara dipercaya datang dari wilayah
Gujarat, India. Di mana melalui peran para pedagang muslim yang datang ke
Nusantara lewat jalur perdagangan Selat Malaka. Masuknya Islam dari Gujarat
dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dari Belanda. Ia berpendapat jika Islam masuk
ke Nusantara buka dari Arab tapi Gujarat, India. Hubungan langsung antara
Nusantara dan Arab baru terjadi pada masa kemudian. Seperti utusan dari Mataram
dan Banten ke Mekah pada abad ke-7. Ia juga berbendapat adanya persamaan unsur-
unsur Islam Nusantara dengan India.

2. Islam dari Arab (teori Mekah)


Dalam teori tersebut mengemukan pada abab ke-7 di pantai barat Sumatera
sudah ada perkampungan Islam. Hal itu di dukung adanya jalur perdagangan yang
bersifat internasional. Bahkan berita dari China, pada zaman Dinasti Tang pada 674
mesehi, jika orang-orang Arab sudah mendirikan perkampungan di pantai barat
Sumatera. Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud),
pada waktu Kerajaan Sriwijaya mengembangkan kekuasaan sekitar abad ke-8 dan 8,
para pedagang muslim sudah singgah. Banyak tokoh-tokoh yang mendukung teori
tersebut. Masuknya Islam ke Nusantara terjadi sebelum abad ke-7 masehi dan
berperan besar terhadap proses penyebaran selanjutnya.

3. Islam datang dari Persia (teori Persia)


Pada teori tersebut Islam masuk ke Nusantara abad ke-13 yang berasal dari
Persia. Dalam teori tersebut diungkapkan adanya kesamaan budaya yang dimiliki
oleh beberapa kelompok masyarakat Islam Nusantara dengan Persia. Dalam buku
Sejarah Islam Nusantara (2015) karya Michael Laffan, sejak awal masehi para
penguasa di kawasan barat Nusantara berbagi budaya istana yang bercorak India dan
mendapat keuntungan dari kehadiran para pedagang asing. Karena Asia Tenggara
berada di persimpangan dua zona perdagangan kuno yang penting. Pertama, meliputi
Samudera Hindia, sedangkan yang lain menyusuri Laut China Selatan. Kerajaan-
kerajaan di Asia Tenggara paling awal berasal dari berbagai catatan berbahasa China
yang merekam kedatangan para utusan dengan nama-nama yang tampaknya nama
muslim. Dari arah lain, memiliki laporan-laporan berbahasa Arab mengenai berbagai
rute pelayaran dari Teluk Persia ke pelabuhan-pelabuhan di China Selatan dengan
titik tumpu di Selat Makaka. Di sana para kapten menunggu perubahan angin monsun
untuk membawa mereka melanjutkan perjalanan atau kembali pulang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teori Masuknya Islam di


Nusantara", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/01/120000769/teori-masuknya-
islam-di-nusantara?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Strategi Dakwah Islam di Nusantara (Indonesia)


Dari pembahasan tentang masuknya Islam ke Nusantara, dapat dipahami bahwa
masuknya agama Islam ke Indonesia terjadi secara periodik, tidak sekaligus. Pada bagian ini
akan diuraikan mengenai strategi penyebaran Islam dan media yang dipergunakan oleh para
pedagang dan mubaligh dalam penyebaran Islam di Indonesia. 
1. Perdagangan 
Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah
perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada
abad ke-7 M hingga abad ke-16 M. Aktivitas perdagangan ini banyak melibatkan bangsa-
bangsa di dunia, termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina dan sebagainya. Mereka turut
ambil bagian dalam perdagangan di negeri-negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua
Asia. 
2. Perkawinan 
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang lebih
baik daripada kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak penduduk
pribumi, terutama para wanita, yang tertarik untuk menjadi isteri-isteri para saudagar muslim.
Hanya saja ada ketentuan hukum Islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus
diislamkan terlebih dahulu. Para wanita dan keluarga mereka tidak merasa keberatan, karena
proses pengIslaman hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, tanpa upacara atau
ritual rumit lainnya. 
3. Pendidikan 
Proses Islamisasi di Indonesia juga dilakukan melalui media pendidikan. Para ulama
banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa pesantren. Pada lembaga inilah,
para ulama memberikan pengajaran ilmu keIslaman melalui berbagai pendekatan sampai
kemudian para santri mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik. Setelah
mereka dianggap mampu, mereka kembali ke kampung halaman untuk mengembangkan
agama Islam dan membuka lembaga yang sama. Dengan demikian, semakin hari lembaga
pendidikan pesantren mengalami perkembangan, baik dari segi jumlah maupun mutunya.
4. Tasawuf 
Jalur lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses Islamisasi di Indonesia
adalah tasawuf. Salah satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya lokal,
sehingga menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menerima ajaran tersebut.
Pada umumnya, para pengajar tasawuf atau para sufi adalah guru-guru pengembara, dengan
sukarela mereka menghayati kemiskinan, juga seringkali berhubungan dengan perdagangan,
mereka mengajarkan teosofi yang telah bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas
masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal magis, dan memiliki kekuatan
menyembuhkan. Di antara mereka ada juga yang menikahi gadis-gadis para bangsawan
setempat. 
5. Kesenian 
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan
wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah materi dalam setiap pertunjukan yang
dilakukannya. Sunan Kalijaga hanya meminta kepada para penonton untuk mengikutinya
mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih diambil dari cerita
Ramayana dan Mahabarata, tetapi muatannya berisi ajaran Islam dan nama-nama pahlawan
muslim. 
Selain wayang, media yang dipergunakan dalam penyebaran Islam di Indonesia
adalah seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra. Di antara
bukti yang dihasilkan dari pengembangan Islam awal adalah seni bangunan Masjid Agung
Demak, Sendang Duwur, Agung Kasepuhan, Cirebon, Masjid Agung  Banten, dan lain
sebagainya. Seni bangunan Masjid yang ada, merupakan bentuk akulturasi dari kebudayaan
lokal Indonesia yang sudah ada sebelum Islam, seperti bangunan candi. Salah satu dari sekian
banyak contoh yang dapat kita saksikan hingga kini adalah Masjid Kudus dengan menaranya
yang sangat terkenal itu. 
6. Politik 
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
wilayah ini. Jalur politik juga ditempuh ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non
Islam, baik di Sumatera, Jawa, maupun Indonesia bagian Timur. 

Strategi Dakwah Islam di Nusantara (Indonesia) - Your All in ...


https://ex-school.com 

Anda mungkin juga menyukai