Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia sejak awal Islam yakni abad
pertama Hijriyah, atau sekitar abad ke-7 Masehi.
Teori ini hampir sama dengan teori pertama, bedanya teori ketiga ini beranggapan yang
membawa Islam ke bumi Nusantara ini ialah para pedagang Persia yang beragama
Islam dengan corak Syi'ah.
Teori ini didukung sejumlah manuskrip yang ditemukan di sejumlah perpustakaan di
Iran, termasuk di pusat-pusat manuskrip di Quom, Iran.
Teori ini sering merujuk pendapat Prof Hoesein Djajadiningrat dan Umar Amir Husen.
Bahkan, kedua tokoh ini dianggap sebagai pencetus teori ketiga.
Tradisi-tradisi sejumlah wilayah umat Islam di Indonesia masih dekat dengan tradisi
Syi'ah meskipun mereka menolak kalau tradisi itu bersumber dari Syi'ah.
Sejumlah daerah di Indonesia juga masih terus memeringati Hari Asyura yang
sesungguhnya adalah bagian tak terpisahkan dengan tradisi Syi'ah atau tradisi Islam
Persia. Integrasi tradisi Syi'ah di dalam tradisi keagamaan di Indonesia dahulu tidak
pernah dipersoalkan, karena tradisi itu diterima sebagai fenomena budaya ketimbang
sebagai fenomena agama (Islam).
Persoalan mulai muncul ketika tadinya sebuah fenomena budaya tersebut dikem-
bangkan menjadi fenomena agama
3. Teori Arab atau Makkah
Menurut teori ini, Islam datang dari sumbernya langsung, yaitu Arab. Teori ini banyak
dianut oleh para sejarawan yang intens dengan kajian Islam di Asia Tenggara, di
antaranya Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, Buya Hamka, Naquib al-Attas,
Keyzer, M. Yunus Jamil, dan Crawfurd.
Teori ini meyakini bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi.
Penyebaran Islam di Nusantara dilakukan oleh para musafir dari Arab yang memiliki
semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Teori ini didukung bukti
bahwa pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab).
4. Teori Tiongkok
C. Proses Islamisasi
Islam masuk ke Indonesia secara damai dan tanpa ada pergolakan apapun. Dengan cara
yang demikian banyak masyarakat yang simpati dan menaruh perhati yang lebih terhadap agama
Islam. Banyak sekali bentuk Islamisasi yang terjadi di Indonesia. Untuk itu kamu dapat
membaca dan mempelajari keterangan di bawah ini :.
Dalam bidang politik masuknya budaya Islam, kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha
mulai runtuh dan peranannya mulai digantikan oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.
Dalam sistem pemerintahan rajanya bergelar Sultan atau Sunan. Nama raja juga disesuaikan
dengan nama Islam. Dalam ajaran Islam menyebutkan bahwa manusia merupakan wakil
Tuhan di dunia. ketika menjalankan roda pemerintahan, sultan didampingi oleh ulama.
b. Bidang Sosial
Dalam ajaran agama Islam tidak menerapkan sistem kasta serti agama Hindu. Hal ini
menyebakan pengaruh Islam berkembang pesat dan mayoritas masyarakat Indonesia
memeluk agama Islam. Begitu juga dengan sistem penanggalan, pada awalnya masyarakat
Indonesia mengenal kalender Saka yang merupakan kalender Hindu. Dalam kalender Saka
terdapat nama hari pasaran seperti pahing, pon, wage, kliwon, dan legi.
c. Bidang Pendidikan
Adat istiadat dan kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa
ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak
dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan sholawat. Kita juga
melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang
banyak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
BAB IV
WALI SANGA
A. Wali Sanga
Walisongo berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan
Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan
Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan.
Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga
dalam hubungan guru-murid.
Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan
Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel.
Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan
sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus
murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali
Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di
tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-
Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang
menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk
peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian,
kemasyarakatan hingga pemerintahan. Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua
institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang
ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya
ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus
adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.Sedangkan
sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara
untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di
Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun
peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga
pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung,
membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
1. Sunan Gresik
1.Biodata
Nama Lengkap : Maulana Malik Ibrahim
Lahir : Samarkand, Asia Tengah
Nama Ayah : Jamaluddin Akbar Al Husaini
Nama Anak : Sunan Ampel, Ali Muthada
Tahun Wafat : 1419 Masehi
Dimakamkan : Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur
2.Biografi
Maulana Malik Ibrahim memiliki karomah atau biasa dikenal dengan kemuliaan yang
diberikan Allah SWT.
Karomah tersebut berupa beliau dapat menurunkan hujan lebat. Selain itu, beliau juga pernah
mengajarkan muridnya untuk menaklukkan atau mencegah perampok.
Selain karomah, Sunan memiliki karya dalam bidang kesenian dan juga pendidikan. Dalam
karya seni berupa Gundul-Gundul Pacul, Tembang Suluk, dan karya seni lainnya.
Kemudian dalam bidang pendidikan beliau mendirikan Pondok Pesantren yang berada di
daerah Leran, Kota Gresik.
Maulana Malik Ibrahim telah berjuang dalam menyebarkan ajaran Agama Islam di Pulau
Jawa. Hal ini menciptakan persepsi tersendiri mengenai asaln usul Sunan, dalam diri
masyarakat.
2. Sunan Ampel
1.Biodata
Nama Lengkap : Ahmad Rahmatillah
Anak : Sunan Bonang, Siti Syari’ah, Sunan Drajat, Sunan Sendayu, Siti
Muthmainnah, Siti Hafsah dari Istri Pertama, Dewi Murtasiyah.
2.Biografi
Asyiqah, Raden Husamuddin, Raden Zainal Abidin, Pangeran Tumapel dan Raden Faqih dari
Istri Kedua.
Metode dakwah yang di lakukan oleh Sunan Ampel memang sangat berbeda dengan wali
yang lain, metode dakwah dengan masyarakat kelas mengeha ke bawah di lakukan dengan
pembaruan dan pendekatan, sedangkan ketika menghdapai orang-orang yang cerdik dan
cendikia dengan pendekatakan intelektual dan penalaran logis.
3. Sunan Giri
1.Biodata
Nama Lengkap : Muhammad Ainul Yakin
Lahir : 1442 Masehi, Banyuwangi
Wafat : 1504, Giri
Dimakamkan : Masjid Sunan Giri, Batu
Ayah : Syekh Maulana Ishak
Ibu : Dewi Sekardadu, Nyai Semboja
Saudara Sekandung : Maulana Malik Ibrahim
2.Biografi
Kisah dari salah satu Wali Songo alias Sunan Giri ini dimulai ketika, ayahnya yaitu Maulana
Ishaq tertarik untuk mengunjungi wilayah Jawa Timur.
Tujuannya adalah untuk menyebarkan agama islam di sana. Saat itu ia bertemu dengan
Sunan Ampel yang masih menjadi sepupunya. Ia pun disarankan untuk berdakwah di daerah
Blambangan, yang letaknya di sebelah Selatan Banyuwangi Jawa Timur.
Pada saat itu hampir seluruh masyarakat di Blambangan sedang terjangkit suatu penyakit.
Termasuk Dewi Sekardadu yang merupakan seorang putri dari raja yang berkuasa di sana.
Sudah banyak tabib yang mencoba mengobatinya, tetapi belum ada yang berhasil
menyembuhkannya. Hingga pada suatu ketika, Raja pun membuat suatu sayembara.
Yang dimana isinya yaitu sebagai berikut : ” Barang siapa yang mampu atau berhasil
mengobati Sang Dewi, maka akan dijodohkan oleh Sang Dewi jika ia laki-laki.
4. Sunan Bonang
1. Biodata
Nama Lengkap : Raden Makdum Ibrahim
Saudara Kandung : Sunan Drajat, Asyikah, Siti Syari’ah, Pangeran Tumapel, Raden Faqih, Siti
Hafsah, Sunan Demak, Dewi Murtasiyah, Siti Muthmainnah, Sunan Lamongan
2. Biografi
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sunan Bonang lahir sekitar 1465 M. Beliau merupakan
putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati, atau yang biasa disebut Nyai Ageng Manila.
Maka dari itu, Sunan Bonang juga merupakan cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang
jika diteruskan akan bertemu dengan silsilah Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ibunya, merupakan putri dari seorang adipati Tuban yakni Aryo Tejo.
5. Sunan Drajat
1.Biodata
Wafat : 1522
Saudara : Sunan Bonang, Asyikah, Siti Syari’ah, Siti Hafsah, Dewi Murtasiyah,
2.Biografi
Sejak kecil Sunan Drajat memiliki kecerdasan luar biasa sehingga mampu menguasai materi
tentang agama Islam.
Beliau juga merupakan cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim yang menjadi satu-satunya
pelopor yang pertama kali mengembangkan Islam di Jawa.
Jika dari silsilahnya ditarik lebih jauh lagi, Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang
anak Syekh Jamaludin Akbar, atau yang dikenal Jumadil Kubro.
Sunan Drajat memiliki jiwa sosial tinggi selain kegiatannya untuk menyebarkan Islam, Ia
juga sangat peduli dengan kaum fakir dan miskin.
Pertama kali yang diupayakannya sebelum menyebarkan Islam adalah mengentaskan
kemiskinan agar rakyat bisa bangkit dan makmur.
6. Sunan Kalijaga
1.Biodata
Nama Panggilan : Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman
Wafat : Kadilangu
2.Biografi
Pada masa mudanya beliau merupakan seorang yang giat belajar dalam mencari ilmu, terutama
ilmu agama Islam.
Beliau juga pernah berguru kepada Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati dan Sunan Ampel.
Menurut cerita sejarah sunan Kalijaga memiliki usia hingga 100 tahun, dengan begitu berarti
beliau mengalami berakhirnya kekuasaan kerajaan Majapahit.
Selain itu beliau juga mengalami masa kesultanana Demak, Cirebon dan Banten.
7. Sunan Kudus
1.Biodata
Nama Lengkap : Ja’far Shadiq
Lahir : 9 Desember 1400, Yerusallem, Israel
Wafat : 5 Mei 1550, Kabupaten Kudus
Nama Ayah : Sunan Ngudung
Nama Ibu : Syarifah
Tempat Kerja : Kesultanan Islam Demak
Masa Jabatan :1400M-1550M/808H-958H(150 Tahun)
2.Biografi
Cara penyampaian dan penyebaran agama Islam oleh ayah dan anak ini sama-sama dengan
metode yang baik, halus, tidak memaksa sehingga banyak masyarakat yang berhasil memeluk
Islam.
Sunan Kudus dikenal sebagai wali dan pendakwah yang senang mengembara hingga ke
Makkah saat menunaikan ibadah haji.
Perjalanan dakwah Sunan Kudus tergolong sebagai usaha yang cukup keras dan amat sangat
sulit. Karena mengingat kuatnya keyakinan masyarakat Jawa terhadap ajaran Hindu Budha.
8. Sunan Muria
1. Biodata
Nama Lengkap : Raden Prawoto
Nama Ayah : Raden Said (Suna Kalijaga)
Nama Ibu : Dewi Saroh
Tempat Syiar : Kudus
Tempat Wafat : Desa Celo, Kecamatan Dawe, Kudus
Dimakamkan : Makam Sunan Muria
Saudara Kandung : Dewi Sofiah, Dewi Rakayuh, Sunan Gresik
Anak : Sunan Nyamplungan, Raden Ayu Nasiki, Pangeran Santri
2. Biografi
Sunan Muria memiliki pemecahan masalah yang selalu memberikan keadilan bagi semua pihak
yang terlibat.
Beliau juga memiliki kemampuan seperti bercocok tanam, berdagang, dan melaut yang
merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya.
Sikap Beliau yang ramah dan suka membantu membuat beliau sangat disegani oleh seluruh
masyarakat.
9. Sunan Gunung Jati
1. Biodata
Nama Lengkap : Syarif Hidayatullah
Lahir : 1448 Masehi
Wafat : 1568 Masehi, Cerebon
Dimakamkan : di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati
Nama Ayah : Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda
Nama Ibu : Nyai Rara Santang
2. Biografi
Sunan Gunung Jati memiliki kemampuan yang cukup jarang dimiliki oleh ulama pada
umumnya, antara lain yakni ahli bahasa, ahli menyusun strategi politik dan peperangan, ilmu
kedokteran, dan agama.
Pada saat itu beliau sangat terkenal karena kemahirannya untuk mendeteksi berbagai gejala
penyakit sekaligus menyembuhkannya. Warga percaya bahwa Sunan memiliki kesaktian
untuk menyembuhkan berbagai penyakit atas izin Tuhan.
B. Ulama –Ulama
A. Hamzah Fansuri
1. Biodata
Nama : Hmazah Al Fansuri
Lahir : Sumatra Utara
Wafat :1590
Kebangsaan : Indonesia
Hidup : Akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17
2. Biografi
Syeikh Hamzah Fansuri adalah seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan
terkemuka yang diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-
17.
Nama gelar atau takhallus yang tercantum di belakang nama kecilnya memperlihatkan
bahwa pendekar puisi dan ilmu suluk ini berasal dari Fansur, sebutan orang-orang Arab
terhadap Barus, sekarang sebuah kota kecil di pantai barat Sumatra yang terletak antara
kota Sibolga dan Singkel.
Sampai abad ke-16 kota ini merupakan pelabuhan dagang penting yang dikunjungi para
saudagar dan musafir dari negeri-negeri jauh.
B. Syamsuddin As-Sumatrani
1. Biodata
Nama : Syekh Syamsuddin bin Abdillah As-Sumatrani
Wafat : 1630, Malaka, Malaysia
Hidup : Antara akhir abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-17.
2.Biografi
Syeikh Syamsuddin As-Sumatrani adalah seorang ulama besar Aceh yang hidup pada
Abad ke-16 dan ke-17 Masehi.
Beliau merupakan murid dari seorang Ulama yang dikenal dengan nama Hamzah al-
Fansuri. Meskipun secara pasti tidak diketahui kelahiran beliau namun dari namanya
menunjukkan bahwa beliau merupakan Ulama yang berasal dari Pasai (Aceh).
Beliau meninggal dunia dalam pertempuran dengan portugis di Melaka pada pada tahun
1040 H/ 1630 M dan dikebumikan di Kampung Ketek, Melaka.
Dalam kitab Bustanul Salatin karya Syeikh Nurruddin ar-Raniri juga diperoleh
keterangan bahwa Syamsuddin wafat pada hari ke-12 bulan Rajab tahun 1039 H/1630 M.
C. Nuruddin Ar-Raniri
1. Biodata
Nama : Nuruddin Muhammad bin Ali Hasanji bin Muhammad bin Hamid Ar-
Raniri Al-Quraisyi Asy-Syafi’i.
Lahir : Abad ke-16 di Ranir
Wafat : 22 Zulhiyah 1069 H
2. Biografi
Nuruddin Ar-Raniri adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan
sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17. Nama aslinya adalah
Nuruddin bin Ali bin Hasanji bin Muhammad Hamid Ar-Raniri. Ia lahir di Ranir
(Rander), Gujarat, India, dan mengaku memiliki darah suku Quraisy, suku yang juga
menurunkan Nabi Muhammad SAW. Ayahnya adalah seorang pedagang Arab yang
bergiat dalam pendidikan agama .
Nuruddin adalah seorang polymath, yaitu orang yang pengetahuannya tak terbatas
dalam satu cabang pengetahuan saja. Pengetahuannya sangat luas, meliputi bidang
sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, dan mistisisme. Nuruddin mula-mula
mempelajari bahasa Melayu di Aceh, lalu memperdalam pengetahuan agama ketika
melakukan ibadah haji ke Mekah.
D. Nawawi Al-Bantani
1. Biodata
2. Biografi
Dalam masalah-masalah Agama keluarga nawawi termasuk keluarga besar yang menonjol
di daerahnya. Semua anggota keluarganya adalah orang-orang yang suka menuntut ilmu
khususnya ilmu3Yasin, Melacak Pemikiran Syaikh Nawawi Al-Bantani, Semarang:
RaSAIL Media Group, Cet Ke I, 2007, hlm. 60 4Sudirman Teba, Op Cit, hlm. 156 17 ilmu
pengetahuan agama
Ini semua membukakan jalan seluas-luasnya bagi nawawi untuk meraih sukses dalam
bidang ilmu pengetahuan
Latar belakang keluarga dan pendidikan keagamaannya cukup kuat untuk memberikan
arah pasti dan membentuk pola pikir dan kepribadian yang mantap menjadi seorang ulama
besar.
E. Syekh Ahmad Khatib As-Sambasi
1. Biodata
Nama: Syekh Ahmad Khatib As-Sambasi
Lahir:di daerah Kampung Dagang, Sambas, Kalimantan Barat, pada bulan Safar 1217H
Wafat: 1878 M
2. Biografi
Karya lain (juga berupa manuskrip) membicarakan tentang fikih, mulai thaharah, sholat dan
penyelenggaraan jenazah ditemukan di Kampung Mendalok, Sungai Kunyit, Kabupaten
Pontianak, Kalimantan Barat, pada 6 Syawal 1422 H/20 Desember 2001 M.
karya ini berupa manuskrip tanpa tahun, hanya terdapat tahun penyalinan dinyatakan yang
menyatakan disalin pada hari kamis, 11 Muharam 1281.
BAB V
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
1.Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Jawa. Menurut
adat Jawa kerajaan ini merupakan turunan dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak
berdiri pada tahun 1475 dan runtuh pada tahun 1554.
Walaupun rentan waktu berdirinya yang tergolong singkat namun Kerajaan Demak
memberikan dampak yang begitu besar pada masanya salah satunya adalah penyebaran
agama Islam di pulau Jawa.
Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja yang pernah berkuasa yaitu Raden Fatah, Pati
Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata dan Arya Penangsang. Pada masa
kejayaannya kerajaan ini menjadi kerajaan yang tak tersaingi di pulau Jawa khususnya.
Akhir dari Kerajaan Demak ditandai dengan tewasnya raja mereka yaitu Arya
Penangsang di tangan Sutawijaya anak angkat dari Joko Tingkir yang sebelumnya
melancarkan pemberontakan. Pemberontakan tersebut didasarkan atas perebutan
kekuasaan yang akhirnya dimenangkan oleh Joko Tingkir yang kemudian
memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang.
2. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon atau Kasultanan Cirebon adalah Kasultanan Islam yang cukup besar
di Jawa Barat pada abad 15-16 Masehi. Kasultanan Cirebon pertama kali di didirikan
pada tahun 1430 dan penguasa atau Sultan pertama yang menjabat di kerajaan adalah
Pangeran Walangsungsang sebagai Sultan Cirebon I dan menjabat dari tahun 1430 –
1479.
Kemudian pada tahun 1479 Sultan Cirebon I menyerahkan jabatan dan kekuasaannya
kepada Sunan Gunung Jati yang tidak lain ada keponakannya sendiri dan menjabat
sebagai Sultan Cirebon II.
Sultan atau penguasa Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Sultan Abdul Karim yang
merupakan penguasa Kasultanan Cirebon terakhir sebelum terbagi menjadi dua yaitu
kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.
3. Kerajaan Banten
Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa
tepatnya di Pasundan, Banten pada tahun 1526. Sultan pertama yang memimpin
kerajaan ini adalah Sultan Maulana Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan
Banten sebelum dipaksa bubar oleh kolonial Inggris adalah Sultan Maulana
Muhammad Syafiudin.
Raja atau sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung
Tirtayasa yang dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di masa
kepemimpinannya.
Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak faktor salah satunya
adalah adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana Sultan Haji anak dari
Sultan Ageng Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dari tangan sang ayah.
Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas pada pembubaran Kesultanan Banten pada
tahun 1813 oleh pemerintah Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.
4. Kerajaan Aceh
Kesultanan Peureulak merupakan sebuah kerajaan Islam yang berdiri tahun 840 hingga
1292. Sultan pertama serta pendiri Kesultanan Peureulak adalah Sultan Alaiddin Syed
Maulana Abdul Aziz Shah yang mendirikan Kesultanan Peureulak tahun 840 dan
berkuasa hingga tahun 864.
Kesultanan ini tercatat masuk dalam berbagai catatan Cina dan juga catatan dari
seorang pengembara terkenal Marco Polo yang dimana tertulis bahwa ia pernah
singgah ke negeri bernama Ferlec ( Peureulak) yang penduduknya sudah menganut
ajaran Islam.
Sultan terakhir yang memimpin Kesultanan Peureulak adalah Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat dari tahun 1267 hingga 1292 sebelum
Kerajaan atau Kesultanan Peureulak akhirnya digabungkan dengan Kerajaan Samudera
Pasai.
6. Kerajaan Banjar
Kesultanan Banjar berdiri sejak tahun 1520 dan bertahan hingga tahun 1905. Sultan
atau pemimpin pertama dari Kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah yang dilantik
pada tahun 1526 dan memimpin hingga tahun 1550.
Masa keemasan dari Kesultanan Banjar terjadi sejak periode awal tahun 1526 hingga
1787 yang dimana kerajaan ini terkenal akan aktivitas pertanian dan juga agensi
militernya.
Pada tahun 1860, Belanda secara langsung membubarkan Kesultanan Banjar yang
mengharuskan Kesultanan Banjar ditiadakan kembali. Namun sejarah mencatat bahwa
pemerintahan Banjar tetap ada hingga tahun 1905 yang dimana rakyat Banjar meyakini
adanya pemerintahan darurat. Pemimpin atau sultan terakhir Kerajaan Banjar adalah
Sultan Muhammad Seman.
7. Kerajaan Mataram Islam
Mataram Islam atau Kesultanan Mataram Islam merupakan kerajaan Islam di Jawa
yang di mana pada awalnya wilayah kerajaan ini merupakan sebuah hadiah bagi Ki
Ageng Pemanahan karena berhasil mengalahkan Arya Penangsang.
Pemimpin pertama Mataram Islam adalah Sutawijaya yang bergelar Panembahan
Senopati. Pemimpin yang paling terkenal dari Mataram Islam adalah Sultan Agung
yang dimana bukan hanya terkenal karena kepemimpinannya namun juga karena karya
dan penemunya yang diantaranya adalah menggabungkan tahun Masehi dengan tahun
Saka.
Masa kejayaan Kesultanan Mataram terjadi dibawah kepemimpinan Sultan Agung.
Mataram Islam sendiri mulai mengalami kemunduran sejak masa kepemimpinan
Amangkurat I dan akhir masa kejayaan Mataram Islam terjadi saat kepemimpinan
Amangkurat II.
8. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah dengan raja
pertama yang berkuasa yaitu Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Kerajaan ini pertama kali
berdiri pada tahun 1548 setelah Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang.
Tercatat kerajaan ini hanya mampu bertahan dalam kurun waktu yang singkat yaitu dari
1548 hingga 1586.
Dibalik masa kejayaannya yang hanya sebentar Kerajaan Pajang memiliki tiga raja
yang pernah berkuasa yakti Hadiwijaya atau Joko Tingkir sebagai pendiri serta raja
pertama, kemudian dilanjutkan oleh Arya Pangiri dan yang terakhir kekuasaan disi oleh
Pangeran Buwana atau Prabuwijaya.
Setelah sepeninggal Pangeran Buwana tidak ada penerus tahta kerajaan yang membuat
Kerajaan Pajang mengalami kekosongan kekuasaan dan akhirnya digabungkan dengan
Mataram Islam dibawah kepemimpinan Sutawijaya.
9. Kerajaan Samudera Pasai
Kesultanan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam Melayu yang berdiri di tanah
Malaka. Kerajaan ini pertama kali dibentuk dan didirikan oleh Parameswara pada tahun
1405. Kerajaan ini tercatat memiliki hubungan baik dengan Cina yang dimana tercatat
sudah banyak hubungan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Kerajaan Malaka terkenal sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan di selat
Malaka sekitar abad 15. Runtuhnya Kesultanan Malaka akibat dari invasi Portugis pada
tahun 1511 dan peristiwa tersebut menjadi salah satu awal mula invasi militer Eropa ke
Nusantara.
11. Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar yang ada di tanah
Maluku. Kesultanan Ternate pertama kali berdiri pada tahun 1257 dan didirikan oleh
Baab Mashur Malamo. Sejak awal berdirinya kerajaan ini telah banyak berpengaruh di
kawasan timur Nusantara.
Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi sekitar abad ke 16 dimana kerajaan ini
memiliki kekayaan hasil dari rempah-rempah dan juga kekuatan pasukan militernya.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kesultanan Ternate memilih bergabung
dengan Indonesia pada tahun 1950.
Tercatat ada beberapa nama pemimpin ternama di Kesultanan Maluku yaitu Baab
Mashur Malamo, Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah, dan Sulan Mudaffar Syah II
yang terakhir kali memimpin tahun 2015 silam.
12. Kerajaan Gowa
Kerajaan Gowa merupakan sebuah Kesultanan yang didirikan sejak tahun 1300 dan
bertahan hingga 1946. Raja atau sultan pertama yang menjabat adalah Tumanurung dan
Sultan yang paling terkenal dari Kesultanan Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Tercatat ada lebih dari 30 pemimpin di Kesultanan Gowa sejak awal berdirinya hingga
akhir riwayatnya. Sultan terakhir yang tercatat dalam sejarah kerajaan adalah Sultan
Muhammad Abdul Kadir Aiduddin.
Kesultanan Gowa sendiri saat ini sudah menjadi bagian dari Republik Indonesia yang
dimana sejak tahun 1946 secara resmi Kesultanan Gowa masuk dalam NKRI.
13. Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate merupakan salah satu dari 4 kerajaan Islam terbesar di tanah
Maluku. Kesultanan Ternate pertama kali berdiri pada tahun 1257 dan didirikan oleh
Baab Mashur Malamo. Sejak awal berdirinya kerajaan ini telah banyak berpengaruh di
kawasan timur Nusantara.
Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi sekitar abad ke 16 di mana kerajaan ini
memiliki kekayaan hasil dari rempah-rempah dan juga kekuatan pasukan militernya.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kesultanan Ternate memilih bergabung
dengan Indonesia pada tahun 1950.
Tercatat ada beberapa nama pemimpin ternama di Kesultanan Maluku yaitu Baab
Mashur Malamo, Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah, dan Sulan Mudaffar Syah II
yang terakhir kali memimpin tahun 2015 silam.
14. Kerajaan Tidore
Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam di tanah Maluku. Kesultanan
Tidore berdiri sejak tahun 1081 oleh Muhammad Naqil yang dinobatkan sebagai Sultan
pertama kerajaan Tidore. Kesultanan Tidore mengalami masa kejayaan sejak abad ke
16 hingga abad ke 18 yang di mana tercatat sudah puluhan kali pergantian
kepemimpinan di kerajaan ini.
Masa kejayaan Kesultanan Tidore mulai goyah sejak diadu domba oleh pihak
imperialisme barat yang datang ke Nusantara dengan Kesultanan Ternate.
Kesultanan Tidore resmi bergabung sebagai bagian dari NKRI pada tahun 1950.
Namun tahta Kesultanan masih berlanjut hingga saat ini dan sultan yang menjabat saat
ini adalah Sultan Husain Syah.
15. Kerajaan Buton