Anda di halaman 1dari 3

Nama : Istiqomah

Kelas : XII MIPA 4


Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti

Sejarah Islam di Indonesia

ㅤㅤㅤAda banyak teori yang menegaskan awal mula masuknya agama Islam ke
masyarakat Nusantara kala itu. Teori-teori ini diperkuat oleh sejumlah bukti yang mendukung
adanya jejak sekaligus proses masuknya Islam ke tanah air.

1. Teori Gujarat.
Masuknya Islam ke Indonesia terjadi saat para pedagang Gujarat atau India datang
pada abad ke-13. Menurut teori ini, kedatangan pedagang muslim India ke Indonesia
yang membawa ajaran Islam melahirkan Kerajaan Samudera Pasai. Salah satu
buktinya yaitu ditemukannya makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu
pendiri Kerajaan Samudera Pasai. Corak nisan makam Malik As-Saleh disebut mirip
dengan nisan yang ada di India.

2. Teori Mekah
Berdasarkan teori Makkah, sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad
ke-7 Masehi. Beberapa sejarawan meyakini agama ini dibawa oleh para pedagang
muslim dari Arab yang datang ke Tanah Air. Salah satu buktinya karena beberapa
sumber dari naskah China kuno menyebut ada sekelompok orang Arab yang
bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada 625 M.

3. Teori Persia
Menurut teori ini, sejarah masuknya Islam ke Indonesia juga terjadi pada abad ke-13
melalui para pedagang Persia atau kini dikenal sebagai Iran. Hal ini tak lepas dari
munculnya beberapa kesamaan budaya Islam di Indonesia dengan Timur Tengah.
Salah satu contohnya adalah kaligrafi di batu nisan yang ada di Indonesia, dan ada
kesamaan ritual tabok di Bengkulu dan tabuik di Sumatera Barat yang hampir persis
dengan bangsa Persia.

ㅤㅤㅤProses perkembangan wilayah pengaruh Islam Nusantara dapat dilakukan antara lain
melalui beberapa jalur, sebagai berikut :

1. Jalur perdagangan
Para pedagang Muslim dari Arab, Gujarat, Persia yang berdatangan di wilayah
Nusantara umumnya tinggal selama berbulan-bulan di pusat-pusat perdagangan.
Sambil menunggu angin musim yang baik untuk berlayar kembali ke negara asal,
kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengadakan transaksi sekaligus sebagai sarana
atau media dakwah dengan para pedagang setempat. Saluran Islamisasi melalui
jalur perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut
serta dalam aktivitas perdagangan tersebut.
2. Jalur Perkawinan
Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial ekonomi yang
lebih baik daripada kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak
penduduk pribumi, banyak yang tertarik menjadi pasangan terutama isteri-isteri para
saudagar muslim. Keislaman mereka menempatkan diri dan keluarganya berada
dalam status sosial dan ekonomi cukup tinggi. Hingga mereka memiliki keturunan,
lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul kampung kampung dan
pusat-pusat kekuasaan Islam.

3. Jalur Pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi, mereka
menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan mendirikan
pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para
santri. Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama,
kyai-kyai, atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari berbagai
kitab-kitab, setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke
masing-masing kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi
kyai yang menyelenggarakan pesantren lagi.

4. Jalur Tasawuf.
Jalur tasawuf, yaitu proses islamisasi dengan mengajarkan teosofi dengan
mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada yaitu agama Hindu
ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan dengan
nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf
yang memberikan ajaran adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh
Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih
berkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20 ini.

5. Jalur Kesenian
Penyebaran agama Islam dengan menggunakan sarana kesenian, disesuaikan
dengan kondisi pada masanya. Saat itu kebudayaan pra Islam (pra Sejarah, klasik)
masih sangat kuat dan menyebabkan para mubaligh memanfaatkan kesenian
sebagai sarana syiar agama. Misalnya, di Jawa menggunakan wayang kulit,
gamelan, dan sebagainya.

Islam tersebar sedikit demi sedikit dan secara perlahan-lahan. Langkah penyebaran islam
mulai dilakukan secara besar-besaran ketika dakwah telah memiliki orang-orang yang
khusus menyebarkan dakwah. Setelah fase itu kerajaan-kerajaan Islam mulai terbentuk di
kepulauan.

A. Pulau Sumatera
ㅤㅤㅤDi Sumatra, berdiri kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam
pertama di Indonesia sejak 1261 M. Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan
karena letaknya strategis di dekat Selat Malaka. Adanya jalur perhubungan dengan Gujarat
membuat sektor perdagangan Samudera Pasai berkembang. Pendapat mengenai bukti
tertulis masuknya Islam di Sumatera, ditemukan sekitar abad ke-10 Masehi, yaitu makam
seorang wanita bernama Tuhar Amisuri di Barus. Catatan lain menyebutkan, makam
bertulisan Siti Tuhar Amisuri di Barus ditemukan pada abad ke-13.
B. Pulau Jawa
ㅤㅤㅤJalur perhubungan antara Pasai dan Malaka dengan Jawa sangatlah lancar. Banyak
pedagang Jawa berkunjung ke Pasai dan Malaka sembari berdakwah menyebarkan ajaran
Islam. Bahkan, tak sedikit ulama yang datang ke Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam di
kota-kota yang masih dikuasai kerajaan Hindu. Gerakan penyiaran ajaran Islam di Jawa tak
lepas dari peran para wali.

C. Pulau Sulawesi
Ajaran Islam perlahan berkembang di Sulawesi dan mulai diterima oleh masyarakat
setempat. Hingga pada 1562-1565, Kerajaan Gowa-Tallo, di bawah pimpinan Raja
Tumaparisi Kolama berhasil menaklukan daerah Selayar, Bulukumba, Maros Mandar, dan
Luwu. Pada masa itu, di Gowa-Tallo sudah ada kelompok-kelompok masyarakat muslim
dalam jumlah besar. Kemudian, atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana,
penyebaran Islam kian intens dan memperoleh kemajuan yang pesat. Pada 22 September
1605, raja Gowa, Karaeng Tonigallo, memeluk agama Islam dan memperoleh gelar Sultan
Alaudin. Beliau menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Ternate dan bersahabat baik
dengan Sultan Baabullah. Akhirnya, Kerajaan Gowa-Tallo resmi menjadi kerajaan bercorak
Islam dan gencar melakukan perluasan wilayah.

D. Pulau Kalimantan
ㅤㅤㅤMengacu pada prasasti-prasasti yang ada sekitar abad V M, di Kalimantan Timur
telah berdiri kerajaan Hindu, yakni Kerajaan Kutai, juga Kerajaan Sukadana. Pada abad XVI,
Islam mulai mengunjungi daerah Kerajaan Sukadana. Hingga pada 1590, kerajaan tersebut
resmi menjadi kerajaan Islam di bawah pimpinan Sultan Giri Kusuma.

Ketika Kerajaan Demak berdiri, para pemuka agama di Demak serentak menyebarkan
agama Islam di Kalimantan Selatan. Kemudian, Raja Banjar Raden Samudra masuk Islam
dan berganti nama menjadi Suryanullah. Selanjutnya, dengan bantuan Demak, Sultan
Suryanullah berhasil menguasai Kerajaan Negara Dipa dan Islam mulai berkembang luas di
Kalimantan.

E. Maluku dan Sekitarnya


Agama Islam sudah dikenal rakyat Ternate sejak abad XV M. Raja Ternate yang
pertama-tama memeluk Islam adalah Sultan Marhum (1465-1468). Kemudian, digantikan
oleh Sultan Zainal Abidin yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam di Maluku dan Irian.

Tak lama, Raja Tidore kemudian masuk Islam dan berganti nama menjadi Sultan Jamaludin.
Hal yang sama dilakukan oleh Raja Jailolo dan mengganti namanya menjadi Sultan
Hasanudin, dan Raja Bacan yang mengganti namanya menjadi Sultan Zainal Abidin.

Anda mungkin juga menyukai