Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA

SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 3
KELAS : IX.C
NAMA : -LISA ANGGRAINI
-ALIYA LUBNA
-LARASSATI AYU PUTRI
-CHESYA SEMBITA
-CINTA ANGGELINA
-NUR AZIZAH

SMPN 03 BENGKULU TENGAH


2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia.
Menurut M.C. Ricklefs, penyebaran agama Islam di nusantara adalah proses yang
sangat penting, tetapi juga tidak jelas. Lebih jauh, Ricklefs mengatakan pada umumnya
proses islamisasi kemungkinan berlangsung dalam dua proses.
Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam dan kemudian
menganutnya.
Kedua, orang-orang asing yang telah menganut Islam melakukan perkawinan
dengan penduduk lokal sehingga mereka telah menjadi orang Indonesia. Kedua proses
itu pun mungkin terjadi secara bersamaan. Masuknya agama dan budaya Islam ke
Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan Asia kuno. Diskusi tentang
asal kedatangan Islam, pembawanya, dan waktu kedatangannya kemudian melahirkan
banyak teori.

2. TUJUAN
Untuk mengetahui sejarah masuknya islam ke nusantara indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA.


Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. di
Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi pedagang dari
Lamuri (Aceh), Barus, Palembang, Sunda Kelapa, dan Gresik. Bersamaan dengan itu,
datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah pada abad ke-7 Masehi
(abad ke-1 Hijriyah). Malaka menjadi pusat utama lalu lintas perdagangan dan
pelayaran. Mereka tidak hanya berdagang, tetapi sekaligus berdakwah menyebarkan
agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini sejak abad ke-1
Hijriyah. Masuknya agama Islam di Nusantara melalui jalur perdagangan berlangsung
dengan cara-cara damai. Ajaran islam mudah diterima dan mendapat perhatian dari
penduduk Nusantara. Berbagai sumber sejarah menyatakan bahwa agama Islam sudah
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun keberadaan para pemeluk ajaran Islam
menjadi jelas pada abad ke-13 yang ditandai dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai
di Aceh sebagai kerajaan Islam yang pertama.
a) Teori Mekah
Menurut teori Mekah, proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah
atau Arab. Terjadi pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Para pedagang
dari Timur Tengah memiliki misi dagang dan dakwah sekaligus. Bahkan motivasi
dakwah menjadi pendorong utama mereka datang ke Nusantara. Orangorang Arab yang
datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad saw.
b) Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat adalah sebuah wilayah di India
bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Menurut teori ini, orang-orang Arab
bermazhab
Sya’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak
awal Hijriyah (abad ke-7 Masehi).
c) Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya, ada kesamaan budaya dan
tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia.
d) Teori Cina
Menurut teori Cina, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di tanah Jawa)
berasal dari para pedagang Cina. Mereka telah berhubungan dagang dengan penduduk
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia

2 . CARA - CARA DAKWAH DI NUSANTARA


a. Perdagangan
Berdasarkan data sejarah, perdagangan merupakan media dakwah yang paling banyak
dilakukan oleh para penyebar Islam di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari adanya
kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 M hingga ke 16 M. Jalur ini
dimungkinkan karena orang-orang Melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan
orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramai para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia).
Disamping berdagang mereka juga menyiarkan agama Islam. Fakta sejarah ini dapat
diketahui berdasarkan data dan informasi yang dicatat oleh Tome’Pires, bahwa seorang
musafir asal Portugis menceritakan tentang penyebaran Islam antara tahun 1512 sampai
tahun 1515 Masehi yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga kepulauan
Maluku.
Ia juga menyatakan bahwa pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir Pulau
Jawa yang ketika itu masih penganut Hindu dan Budha maupun animisme dan
dinamisme. Para penyebar agama Islam berhasil mendirikan masjid-masjid dan
mendatangkan para ahli agama dari luar sehingga jumlah mereka semakin bertambah
banyak.
Di beberapa tempat, para bupati yang ditugaskan di daerah pesisir oleh kerajaan
Majapahit banyak yang kemudian memeluk Islam. Para bupati tersebut memeluk Islam
bukan hanya karena faktor politik yang sedang tidak stabil di pusat kekuasaan
Majapahit, namun juga karena faktor hubungan ekonomi yang baik dengan para
pedagang muslim. Hubungan dagang yang baik akhirnya memberikan kekuatan secara
ekonomi bagi para saudagar muslim dan mengukuhkan kebaradaan mereka sebagai
mitra para bupati dan penduduk setempat.
Kekuatan ini memberikan pengaruh secara sosial maupun psikologis yang dengan
sendirinya memudahkan agama Islam dapat diterima oleh para bupati dan penduduk
setempat. Karena pada saat itu, hampir semua jalur strategis perdagangan internasional
dikuasai oleh para pedagang muslim, maka mau tidak mau jika para bupati ingin
memajukan daerahnya dari segi pembangunan ekonomi maka ia harus bekerjasama
dengan para pedagang muslim.
b. Perkawinan
Proses penyebaran Islam di Indonesia juga banyak dilakukan melalui pernikahan antara
para pedagang muslim dengan wanita Indonesia. Jalur perdagangan internasional yang
dikuasai oleh para pedagang muslim menjadikan para pedagang Islam memiliki
kelebihan secara ekonomi.
Para pedagang muslim yang tertarik dengan wanitawanita Indonesia yang ingin
menikah mensyaratkan agar para wanita tersebut harus memeluk Islam sebagai
prasyarat dalam sebuah pernikahan. Karena dalam Islam tidak diperbolehkan
pernikahan dengan orang yang berbeda agama, dan para penduduk lokal pun tidak
keberatan dengan prasyarat tersebut.
Melalui pernikahan ini tidak hanya menjadikan penganut agama Islam semakin banyak,
namun juga semakin mengukuhkan generasi-generasi Islam di Indonesia. Apalagi jika
pernikahan terjadi antara keluarga bangsawan dengan keluarga saudagar muslim, tentu
akan semakin menguatkan posisi tawar mereka di masyarakat. Dari pernikahan ini
kemdian terbentuklah komunitaskomunitas muslim di Indonesia. Sebagai contoh yang
dapat dikemukakan adalah pernikahan antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan
Nyai Manila dan Raja Brawijaya V dengan Putri Campa, dan lain-lain.
c. Pendidikan
Proses masuknya Islam juga dilakukan melalui jalur pendidikan. Para ulama banyak
yang mendirikan lembaga pendidikan Islam. Di lembaga pendidikan inilah para ulama
semakin menguatkan posisi agama Islam dengan pengajaran-pengajaran keislaman.
Salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi ciri awal penyebaran Islam adalah
pesantren.
Istilah pesantren digunakan untuk menunjukkan lembaga pendidikan yang banyak
digunakan oleh ulama di Jawa dan Madura, sementara di Aceh dikenal dengan nama
“dayah” dan di Minangkabau dikenal dengan istilah “Surau”. Awalnya, pesantren
(dayah/surau) adalah tempat kegiatan keagamaan yang kemudian berkembang menjadi
suatu lembaga tempat kegiatan pendidikan.
Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel, salah seorang pengkaji keislaman di
Indonesia, menjelang abad ke-12 pusatpusat pendidikan di Aceh, Palembang
(Sumatera), Jawa Timur dan Gowa (Sulawesi), pesantren atau dayah telah banyak
menghasilkan tulisan-tulisan penting dan menarik bagi santri untuk belajar.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, pesantren tidak mengenal perbedaan status
sosial antara yang satu dengan lainnya, sehingga semua orang memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan pendidikan. Hal inilah yang menjadi kelebihan pesantren
(dayah/surau) yang dikembangkan oleh umat Islam, yaitu dapat diakses oleh siapapun,
karena dalam ajaran Islam menuntut ilmu adalah suatu kewajiban baik bagi laki-laki
maupun perempuan.
Dengan semakin banyaknya penganut agama Hindu dan Budha yang belajar di
pesantren (dayah/surau), hal itu semakin meningkatkan jumlah masyarakat yang
memeluk Islam. Dari situ kita juga memahami bahwa posisi pesantren (dayah/surau)
sejak awal Islam masuk ke Indonesia telah memainkan peran yang penting dalam proses
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di antara lembaga pendidikan pesantren yang tumbuh pada masa awal Islam adalah
Pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta, Surabaya, dan Pesantren
Giri yang didirikan oleh Sunan Giri yang popularitasnya melampaui batas pulau Jawa
hingga Maluku. Bahkan menurut catatan sejarah, Sunan Giri dan para ulama lainnya
pernah diundang ke Maluku untuk memberikan pelajaran agama Islam. Banyak dari
mereka yang menjadi guru, khatib (pengkhutbah), hakim (qadli) bahkan muadzin di
Maluku. Dengan cara-cara pendidikan tersebut agama Islam terus meluas ke seluruh
penjuru nusantara.

d. Tasawuf
Para pelaku tasawuf atau sufi umumnya adalah pengembara. Mereka dengan sukarela
mengajar penduduk lokal tentang berbagai hal. Mereka juga sangat memahami
persoalan para penduduk lokal dari berbagai sisi. Para sufi memiliki sifat dan budi
pekerti yang luhur sehingga memudahkan mereka bergaul dan memahami masyarakat.
Mereka memahami problem kemiskinan dan keterbelakangan sekaligus juga memahami
kesehatan spiritual masyarakat. Mereka juga memahami hal magis yang digandrungi
masyarakat penganut paham animisme dan dinamisme kala itu. Hal ini menjadikan para
sufi mampu melihat celah yang dapat dimasuki ajaran-ajaran Islam. Dengan tasawuf,
bentuk ajaran Islam yang disampaikan kepada penduduk pribumi dapat dengan mudah
masuk ke alam pikiran mereka. Di antara para sufi yang memberikan ajaran Islam
kepada masyarakat adalah Hamzah Fansury dari Aceh, Syaikh Lemah Abang, dan
Sunan Panggung dari Jawa.

e. Kesenian dan Budaya


Para tokoh penyebar Islam mengajarkan Islam menurut bahasa dan adat istiadat
masyarakat setempat. Sebagian besar nama-nama mereka telah melegenda, seperti
Walisongo. Penyebaran Islam melalui kesenian atau budaya termasuk yang paling
banyak mempengaruhi masyarakat, seperti wayang, sastra, dan berbagai kesenian
lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan para penyebar Islam untuk menarik
perhatian masyarakat, sehingga tanpa terasa mereka pun tertarik pada ajaranajaran
Islam.
Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah meminta
bayaran dalam pertunjukan seni-nya, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Meski sebagian cerita wayang masih
dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapi dalam cerita itu disisipkan ajaran
dan nama-nama pahlawan Islam. Selain wayang, bentuk kesenian lain yang dijadikan
media islamisasi adalah sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni arsitektur (seperi
terlihat pada bentuk masjid-masjid peninggalan para ulama atau Wali Songo), dan seni
ukir yang banyak terdapat di kediaman atau masjid-masjid peninggalan para Wali.

3 . KERAJAAN -KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA

A . Kerajaan samudra pasai


Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan Samudera Pasai berada di wilayah yang strategis yaitu di pesisir utara
Sumatera di wilayah Aceh tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, berada di Selat
Malaka yang merupakan wilayah jalur perdagangan rempah – rempah pada masanya.
Hal ini menyebabkan Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan di
Indonesia.
B . Kerajaan aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 M¹². Ia
berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Aceh dan menaklukkan
Samudera Pasai, salah satu pusat Islam di Sumatera². Ia juga membangun angkatan
darat dan laut yang kuat untuk menghadapi ancaman dari Barat, terutama Portugis yang
telah menguasai Melaka².
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda (1607-1636 M)¹². Di bawah kepemimpinannya, Aceh berhasil menguasai Pahang,
sumber timah utama di Nusantara, dan menyerang Melaka beberapa kali². Sultan
Iskandar Muda juga memperluas wilayah Aceh hingga ke Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, dan Nias². Ia juga memperkuat hubungan diplomatik dengan Kesultanan
Utsmaniyah dan kerajaan-kerajaan Islam lainnya².
C . Kerajaan demak
Kerajaan Demak atau Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.
Kerajaan yang berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah dan
mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono.
Kerajaan Demak terletak di daerah Demak, Jawa Tengah. Pada awalnya, Demak
merupakan wilayah kadipaten yang tunduk pada kekuasaan Majapahit.
Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan
Raden Patah dengan adanya peran sentral Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden
Patah adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.

D . Kerajaan panjang
Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 dan
diperkirakan terletak di Desa Pajang, Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura,
Kabupaten Sukoharjo. Kerajaan Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau dikenal
dengan nama Jaka Tingkir.
Sultan Hadiwijaya mampu membawa Pajang mencapai puncak kejayaan. Dengan
letaknya yang berada di daerah pedalaman, Pajang menerapkan sistem agraris berupa
pertanian sebagai mata pencaharian utama di Kerajaan Pajang. Setelah 21 tahun berdiri,
Pajang mengalami kemunduran hingga runtuh pada tahun 1587.
Berdirinya Kerajaan Pajang
Menurut Babad Banten menyebutkan bahwa keturunan sultan Pajang berasal dari
Pengging, sebuah kerajaan kuno di Boyolali dengan Andayaningrat sebagai
pemimpinnya. Diperkirakan, Andayaningrat atau dikenal dengan nama Jaka Sanagara
atau Jaka Bodo masih memiliki hubungan kekerabatan dengan raja Majapahit.

E . Kerajaan Mataram Islam


Kerajaan Mataram Islam berawal dari sebidang tanah perdikan yang diberikan oleh
Sultan Adiwijaya dari Kesultanan Pajang kepada Ki Pemanahan sebagai bentuk balas
jasa karena telah membantu dalam melakukan perlawanan terhadap Arya Penangsang.
Di masa pemerintahan Sultan Agung Kerajaan Mataram Islam mengalami puncak
kejayaan. Pada masa itu Kerajaan Mataram Islam berhasil melakukan perluasan wilayah
dan menguasai daerah Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, Jawa Barat, dan
Madura. Sultan Agung juga turut aktif dalam melakukan perlawanan terhadap
kependudukan VOC di wilayah Batavia. Tercatat Kerajaan Mataram Islam telah
melakukan serangan sebanyak dua kali ke Batavia.
Secara umum keruntuhan Kerajaan Mataram Islam ditandai dengan disepakatinya
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi
dua bagian yakni Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

F . Kerajaan banjar
Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar adalah sebuah
kesultanan yang wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari Tanjung Sambar sampai
Tanjung Aru.
Kerajaan Banjar berdiri pada Tahun 1520 dan menjadi Kesultanan Banjar sejak 1526
Lalu dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar tetap
mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905.

G . Kerajaan Gowa tallo


Kerajaan Gowa-Tallo adalah salah satu kerajaan bercorak Islam yang ada di Provinsi
Sulawesi Selatan. Berbagai peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo menjadi bukti
berdirinya Kesultanan Islam ini di Masa lalu.
Dulu, kerajaan Gowa-Tallo dikenal sebagai kerajaan dengan kekuatan militer dan
pengaruh yang kuat. Bahkan di masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin, kerajaan ini
menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia Timur. Hingga saat ini terdapat
berbagai peninggalan sejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo yang menarik untuk diketahui.
Bahkan masyarakat bisa mengunjungi tempat-tempat tersebut untuk melihat lebih dekat
jejak-jejak kerajaan Makassar ini di masa silam.
h. Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore pertama kali didirikan pada tahun 1081. Saat itu, agama dan letak pusat
kekuasaan Kerajaan Tidore belum bisa dipastikan.
Peninggalan Kerajaan Tidore
Ada banyak jejak peninggalan dari Kerajaan Tidore yang masih bertahan dan bisa
dilihat hingga kini, antara lain:
1. Istana Kerajaan Tidore (Kadato Kie).
2. Masjid Sultan Tidore.
3. Benteng Torre dan Tahula.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Sejarah islam masuk ke nusantara berdasarkan teori ada 4 teori, yaitu teori india/
gujarat, teori arab / mekah, teori persia dan teori cina.
Ada beberapa cara islam masuk ke indonesia yaitu dengan cara :
1. Perdagangan
2. Pendidikan
3. Tasawuf
4. Kesenian
5. Perkawinan
Sejarah islam masuk ke nusantara juga dapat dilihat dari banyaknya kerajaan islam
yanng ada di indonesia.

Anda mungkin juga menyukai