Anda di halaman 1dari 9

MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DALAM NOVEL SEJARAH

Struktur Penjabaran

Orientasi Perang Bali yaitu adalah tentara Jepang yang

menyerah kepada sekutu ketika bom atom

dijatuhkan sekutu di Hiroshima dan Nagasaki.

saat itu Jepang sedang menjajah Indonesia,

termasuk pulau Bali yang sudah diduduki lebih

dari 3 tahun( sejak pendaratan pertama Serdadu

Jepang di Pantai Sanur pada tanggal 19 Februari

1942 ).

Penduduk Bali sangat merasakan kekejaman

tentara Jepang. Terutama ketika terjadi

perampasan padi milik penduduk demi

memenuhi kebutuhan Jepang ia menjajah di

mana-mana.

Setelah agak lama berpikir keras, pelan-pelan

aku berkata,"saya tidak akan pergi Kalau

pemimpin-pemimpin masih tinggal di sini. kalau

harus pergi kita pergi semua.kalau tidak, ya tidak

semua, tetapi sebenarnya,kita belum perlu tahu

Puputan.Tak ada gunanya.Kini Jepang bukan

musuh kita yang sesungguhnya.musuh utama

kita adalah Belanda yang akan datang nanti. kita

berontak melawan Jepang hanya untuk mencari


senjata.

Kalau sekarang gagal, kita hanya rugi tak

dapat senjata.tak perlu mengorbankan jiwa untuk

melawan Jepang.Jepang sudah kalah

perang.percuma kita berkorban untuk melawan

orang yang sudah kalah.Taruhlah kita dapat

membunuh seratus orang Jepang. tapi kalau di

antara kita mati seorang dan tak ada dapat

senjata, kita masih rugi. karena itu tak ada

gunanya kita Puputan." sampai di sini aku

berhenti sebentar untuk mengetahui reaksi

Cokorda. Tetapi ternyata beliau diam.maka aku

melanjutkan kata-kataku dengan agak lebih

cepat:

"Seandainya kita melawan dan semua gugur di

sini,apa boleh buat. tidak mengapa Tetapi kalau

kita ditangkap hidup-hidup, diikat dengan

tali,lalu diperontakankan dan dihinakan di

hadapan rakyat,alangkah malunya. karena itu,

Mari kita pergi saja dari sini selepasnya. Saya

yakin Jepang tak akan berani menembaki kita."

dalam hal ini aku yakin sekali Jepang hanya

menjaga keamanan sebelum sekutu tiba.Tetapi

kalau mereka diserang, tentu mereka akan

membela diri.

Pengungkapan peristiwa
Sebenarnya, kalau mereka mau, pasti sudah
ratusan atau bahkan ribuan Pemuda gugur pada

waktu penyerangan tanggal 13 Desember

1945.itu mereka sudah mengetahui sebelumnya

rencana kami.Hal itu terjadi karena gerak-gerik

dan persiapan yang kami lakukan sangat

mencolok.Selain itu, juga karena Jepang

mempunyai mata-mata di setiap pasukan atau

kelompok pejuang. apapun yang direncanakan

pasti sudah diketahui mereka, bahkan sebelum

anak buah kami mengetahuinya.

Aku ingat, sehari sebelum tanggal 13

Desember 1945 itu banyak Serdadu Jepang

berkacamata hitam berkeliaran di mana-mana,

terutama di seputar asrama TKR. Ada juga yang

bertugas meneropong dari kejauhan. mereka

tidak mengenakan seragam tentara. saat itu aku

berkesimpulan bahwa rencana kami pasti sudah

bocor.Hal tersebut Lalu kusampaikan kepada Pak

Wisnu saat beliau datang siang itu.

Menuju konflik Rupanya NICA melihat kami berlarian. tak

Ayal,mereka segera melepas tembak-tembakan

dengan gencar. saat itu masih banyak kawan

yang belum melewati pagar. Malah Ada pula

yang masih kebingungan.seorang kawan,saking

kesusahan dan takutnya, masuk ke pagar pohon


jarak yang agak besar.tetapi yang bisa masuk

hanya kepalanya, sedangkan badan dan

pantatnya tak bisa masuk.

Dia Lalu menarik kepalanya dengan tergesa-

gesa,bermaksud mencari jalan lain.Tetapi

Celaka, kepalanya terjepit pohon jarak yang

besar-sebesar itu. Dia menjerit-jerit minta tolong

agar kakinya ditarik. tentu saja tak ada yang

sempat mengorbankan diri untuk menolong

teman dalam keadaan demikian. Tetapi akhirnya,

Setelah lama bergulat melawan pohon jarak itu,

bisa juga dia membebaskan kepalanya.dia

beruntung tak kena tembakan.

Sementara itu tanpa ada yang memberi

Komandan, pasukan pak Rai Secara otomatis

langsung saling mengerti untuk mengambil

tempat bertahan di sepanjang Pematang. pasukan

yang tak bersenjata sudah mundur beberapa

puluh meter.beberapa kawan masih bingung Dan

Panik. malah ada seorang anak buah Tiaga yang

mendadak sakit perut dan minta izin buang air

besar. tentu saja tidak diizinkan,hanya perlu

beberapa sekon setelah tembakan musuh yang

pertama, kami sudah dapat membalas tembakan


itu.

Munuju konflik Baru saja berjalan 100 meter, penunjuk jalan

berkata bahwa dia melihat seorang berpakaian

hijau di Seberang jurang. kawan yang di

belakang,termasuk Pak Rai, bahkan belum

sempat melangkah. Aku juga baru berjalan

beberapa langkah saja.mendengar suara berita

itu,aku merasa khawatir. Siapakah yang

dilihatnya itu? Musuh ataukah teman?

Mungkinkah musuh sudah tiba di tengah

Hutan? perasaanku sungguh tidak enak.untuk

memastikannya, aku pergi ke muka hendak

menyelidiki sendiri.aku pinjam pistol dari

seorang teman yang tidak bisa lagi ku ingat

namanya.Sesampainya dimuka, kudengar sebuah

suara yang mengatakan " GEWAPEND"Jelas

sekali itu bahasa Belanda yang artinya

bersenjata. sudah jelas itu musuh. Rupanya

patroli musuh melaporkan kepada komandannya

bahwa ada orang banyak di sini.

Puncak konflik Ku arakan senjata ke pohon tersebut.setelah

melakukan beberapa tembakan.

Tembakan musuh Berhenti sejenak, tetapi

kemudian mereka memulai lagi.tembakan musuh


di sebelah timur agak berkurang

ramainya.rupanya mereka bergerak.kawan yang

bertahan di sebelah paling timur mungkin Letnan

Maudana. Dia berteriak memberitahu bahwa

dibalik pohon enau di sebelah timur ada musuh

berkumpul.mungkin hendak mengurung kami.

mendengar ini segera ku Arahkan motir ke

pohon enau tersebut.

Dan,blaaam! kali ini tidak keras

tembakannya.entah apa sebabnya. ada jatuh di

rumpun bambu.50 meter di muka pasukan kita

ada kebetulan ada sepuluh Serdadu NICA di

sana. Sungguh mengherankan kekuatan peluru

mortir Jepang itu.Rumpun bambu yang terkena

tembakannya nyaris tumbang seluruhnya.

Kena seru teman-teman yang melihat Serdadu

NICA itu kena tembak.yang tidak mengetahui

ada musuh di sana pun misuh-misuh ."kurang

ajar! menembak dekat sekali di muka kita! kalau

kena bagaimana?" mereka menyumpah-nyumpah

Pertempuran sudah berlalu kira-kira setengah

jam. belum ada yang mau mundur. kedua belah

pihak tetap bertahan dengan alasan masing-

masing.NICA tak mau mundur barangkalii


karena menunggu bantuannya sebentar lagi

datang. kami tidak mau mundur Betapak pun.

kalau mundur, tentu kami akan hancur,

berhubung Medan di belakang kami adalah

lapangan terbuka sepanjang 300 meter.

Puncak konflik "Tembak!"Letnan Dhiasa, komandan 12,7

mengeluarkan perintahnya yang diikuti suara

tembakan 12 7 dibarengi semua tembakan brend,

sten dan senapan-senapan yang ada pada kami.

Terjadilah salvo yang hebat sekali. kami lihat

serdadu-serdadu NICA yang sedang enak

beristirahat sambil makan-makan itu jauh

tengkurap tergelimpangan. Beberapa bahkan

Bergelinding ke bawah.yang masih hidup

kemudian mengeluarkan tembakan balasan.

mula-mula dengan beberapa tembakan saja,

tetapi makin lama makin hebat.mereka

menembak dengan berbagai macam senjata,

termasuk mortir-mortir berat dan ringan serta

peluru-peluru api,longser,dan tek-tung yang

menakutkan.

Sementara itu pasukan ALRI sudah tiba di

tempat pertahanan Kompi suginyar dan langsung

membantu dengan tembakan.Hanya Mitraliur


yang belum menembak Kemudian datang lagi

Pasukan Suprapto dari atas. melihat mereka

datang. Pak Rai agak marah, karena Kompi

Wijana itu harus tetap di tempat. tapi kesalahan

ini malah menguntungkan, karena mereka dapat

membantu. Dan NICA mungkin mengira

pengunduran pasukan Keiki Kredek dan pasukan

Prapto secara terang-terangan Itu adalah sebuah

pancingan. karena itu, mereka tak berani maju

mengejar.

Tembakan-tembakan otomatis sangat efektif.

setiap Serdadu NICA, yang berdiri untuk

mengambil kawan-kawannya yang mati,jatuh

pula Terkena tembakan kami. kami bersorak-

sorak kegirangan menyaksikan Serdadu serdadu

Belanda jatuh bergelimpangan. Serdadu serdadu

Belanda itu bodoh sekali berperang terlalu

menganggap enteng kami. posisi mereka sangat

mudah ditembak.mereka berkonsentrasi

menembak ke arah datangnya tembakan 12,7 itu.

Beribu-ribu peluru dilontarkan ke arah 12,7

dan berpuluh-puluh diantara peluru-peluru itu

tempat mengenai sasaran. Bahkan ada yang

mengenai kepala Letnan Dhiasa tetapi dia tidak

apa-apa karena memakai topi baja. hanya topi


bajanya yang peot peot.

Resolusi Sebaiknya kita pecah-pecah pasukan kita

menjadi grup-grup kecil, supaya lebih mudah

bergerak. kemudian,grup-grup kecil ini kembali

ke daerah masing-masing.yang dari Tabanan ke

Tabanan,yang dari Bandung ke Bandung, yang

dari Singaraja ke Singaraja, dan seterusnya.

kalau sudah sampai di tempat,tugas pertama

ialah memperbaiki daerah,karena menurut

laporan-laporan sebagian besar daerah kita sudah

dikuasai musuh.

Kemudian, kalau keadaan sudah

menginginkan,baru kita melanjutkan perjuangan

kita dengan gerakan operasi. kalau belum bisa

bergerak, Lebih baik diam saja dahulu.tetapi kita

harus tetap berhubungan satu sama lain. dan

yang terpenting, Jangan sampai ada yang

berkhianat.

Koda Kapten Sugianyar meninggal dunia karena

terkena tembakan dari sekutu tepat di bagian

kepala Dan Pak Rai yang tetap murka kepada

para sekutu Belanda

Anda mungkin juga menyukai