Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL ANALISIS NOVEL SEJARAH NERAKA DI TIMUR JAWA

I. Membuat sinopsis
Kisah ini bercerita tentang Adi dan teman-temannya yang berawal dari datangnya
kembali ras kulit putih ke tanah Jawa. Soekarno dan Hatta pada saat itu telah mengeluarkan
perintah umum kepada rakyat Indonesia untuk tidak berurusan dengan pasukan Inggris.
Terdengar suara kericuhan dari pemuda-pemuda lainnya. Kericuhan tersebut disebabkan
Belanda memasang bendera merah putih biru. Akhirnya datang salah seorang Residen
Surabaya didampingi dengan dua orang pemuda pada saat itu untuk melakukan
perundingan dengan Mr. Ploegman. Semenjak kedatangan wakil residen tersebut, terdengar
suara tembakan dan teriakan dari dalam gedung hotel.
Suara senapan dari tentara NICA dan tentara Jepang yang berada diloby hotel justru
semakin membakar semangat masyarakat Surabaya. Diatas gedung, bendera merah putih
biru telah diturunkan, dan disobek warna birunya. Pimpinan Inggris Mayor Jenderal D.C
Hawthorn mengundang Sukarno dan beberapa perwakilan dari pemerintah pusat untuk
mengadakan gencatan senjata. Arek-arek Surabaya kecewa ketika melihat pimpinan
tertingginya tidak menghendaki suatu perjuangan bersenjata, dan memilih berdamai dengan
serigala.
Kematian Mallaby telah membawa kabar buruk bagi seluruh arek-arek karena Inggris
memaksakan agar seluruh rakyat Surabaya menyerahkan seluruh senjata yang dimiliki.
Mereka mengancam akan menjatuhkan hukuman ke tanah Surabaya apabila persyaratan
tidak dipenuhi. Arek-arek Surabaya mencoba tetap berada di bawah radar dan menunggu
Inggris untuk menyerang terlebih dahulu. Pertempuran telah dimulai oleh Inggris yang
mengeluarkan meriam, bom, dan peluru. Mereka dengan senjatanya berani menghadang
pasukan Inggris. Inggris telah berhasil menguasai 2/3 dari keseluruhan Kota Surabaya. Kisah
tersebut berakhir menjadi dua kubu, yaitu sebagian mengungsikanwarga setempat ke Solo
dan sebagian lagi tetap bergerilya melawan Inggris. Perpisahan dua kubu tersebut diiringi
dengan gaungan meriam dan bom yang menghantam gedung- gedung di Surabaya.

II. Menganalisis struktur teks


1. Orientasi
Pada buku ini, menjelaskan tentang kedatangan kembali ras kulit putih ke tanah Pulau Jawa.
Mereka yang dalam tiga tahun lalu sudah meninggalkan Indonesia, kini sudah kembali ke
Jakarta. Surat kabar maupun penyiaran di radio terus memberitakan kabar tersebut. Hal ini
telah menjadi suatu pertanda yang tidak baik, bukan hanya bagi masyarakat Surabaya, tapi
bagi seluruh rakyat Indonesia. Kali ini hanya dalam hitungan waktu, mereka kelak akan
kembali ke tanah Surabaya. 1942, adalah kali terakhir kami melihat orang-orang itu
menginjakan kaki di tanah ini. Terakhir kalinya menginjakan kaki pada gedung-gedung
penting di Surabaya. Meskipun pada akhirnya tiba masa yang lebih kejam dari mereka,
namun untuk sesaat kami berbahagia atas kepergian mereka dari tanah Jawa. Satu hal yang
kutahu pasti, kedatangan mereka tidak akan membawa berita baik bagi bangsa ini.

2. Komplikasi
Komplikasi pada buku ini berawal ketika Abi mendengar kalimat “Londo ngamuk”
yang terdengar dari luar ruang peristirahatannya tersebut. Dengan keadaan yang tidak
kondusif tersebut, akhirnya datang salah seorang residen Surabaya didampingi dengan dua
orang pemuda pada saat itu untuk melakukan perundingan dengan Mr. Ploegman, orang
yang bertanggung jawab atas kericuhan yang terjadi di pagi hari tersebut. Setelah beberapa
menit semenjak kedatangan wakil residen tersebut, terdengar suara tembakan dan teriakan
dari dalam gedung hotel. Sontak masyarakat yang berada diluar gedung mencoba
menerobos lobi hotel tersebut. Dengan keadaan lobi hotel yang penuh darah, masyarakat
yang tersisa memasang tangga untuk mencapai taing bendera tersebut. Diatas gedung,
bendera merah putih biru telah diturunkan, dan disobek warna birunya. Abi melihat keatas,
dan melihat sahabatnya berada pada salah satu titik gedung tersebut.
Soekarno dan beberapa perwakilan dari pemerintah pusat untuk mengadakan
genjatan senjata. Dalam perjanjian genjatan senjata tersebut, keduanya sepakat untuk
membentuk suatu badan yang bertanggung jawab atas penyelesaian konflik antara arek
Surabaya dengan pihak Inggris. Arek-arek Surabaya kecewa ketika melihat pimpinan
tertingginya tidak menghendaki suatu perjuangan bersenjata dan memilih berdamai dengan
serigala. Sepanjang perjalanan dari gedung pertemuan, hingga gedung internatio (tempat
menetapnya perwira-perwira tentara sekutu), selalu diiringi oleh masyarakat yang
menghujat para pimpinan-pimpinan sekutu tersebut. Diatas jembatan merah, pertempuran
sudah tida dapat dihindarkan. Satu mobil yang ditumpangi oleh Brigadir Jenderal A.W.
Mallaby meledak begitu saja. Hal tersebut justru membuat tentara Inggris semakin membabi
buta, mereka mengejar para militant yang masih mencoba untuk bersembunyi.

Kapal-kapal perang sudah menyiapkan meriamnya di sekitar pelabuhan dan


perbatasan-perbatasan kota. Langit terbelah oleh pesawat tempur yang siap menjatuhkan
bom-bomnya. Disisi lain, arek-arek Surabaya mencoba tetap berada dibawah radar dan
menungu Inggris untuk menyerang terlebih dahulu. Bangunan-bangunan mulai roboh, tiang-
tiang serta pohon-pohon juga mulai tumbang. Banyak mayat berkelimpangan seperti seekor
binatang disepanjang jalan dan selokan.
Namun hal tersebut tidak membuat rakyat Surabaya mundur, dengan semangat perjuangan
mereka berani menghadang pasukan-pasukan Inggris. Bermodalkan bambu runcing, senjata
tajam dan segelintir senjata api yang diperoleh dari tentara Jepang, tidak menggoyahkan
pasukan-pasukan tersebut. Pertempuran berlangsung cukup lama. Inggris telah berhasil
menguasai 2/3 dari keseluruhan Kota Surabaya. Jalan-jalan besar menjadi sepi, kabel-kabel
telepon bergelantung hingga beberapa jengkang dari permukaan tanah. Mayat-mayat
manusia ataupun binatang bergelimpahan mengisi sisi jalan dan selokan-selokan. Sesekali
terdengar gema suara peluru dalam gedung-gedung yang kososng dan derap kaki yang
tenggelam dibalik genangan air. Suasana yang sangat tidak layak disaksikan, seperti neraka
telah jatuh di tengah Surabaya.

5. Resolusi
Resolusi pada cerita ini dengan kalimat yang di ucapkan Tigor “apa kau suah lupa dengan
apa yang diperjuangkjan Idrus? Karenanya kau masik bisa berdiri disinin sekarang! Bahkan,
jika ia masih ada disini, kuyakin ia akan melakukan apa yang akan kulakukan. Aku tidak
berasal dari daerah ini, tapi aku rela mati berjuang demi mereka . semestinya kalian malu
untuk mempertimbangkan lari dari medan pertempuran!”. “ini bukan maslaah ego, ini
tentang perjuangan. Tidak akan lahir pejuang untuk memperjuangkan tanah ini, jika seluruh
rakyatnya dikebumikan dalam aktu yang singkat!” bentak Farid kepada Tigor. Kelompok kecil
relawan tersebut akhirnya terpecah menjadi dua kubu. Farid, Abi, dan segelintir relawan
lainnya berusaha untuk mengungsikan warga setempat ke Solo. Sedangkan Tigor dan
beberapa relawan lainnya tetap untuk memutuskan bergerilya melawan serdadu-serdadu
Inggris. Tidak ada perpisahan yang istimewa diantaranya hanya diiringi dengan gaungan
meriam dan bomyang menghantam gedung-gedung di Surabaya.
6. Koda
Minggu ketiga, semenjak pertama kali Masergh menghujani Surabaya dengan peluru dan
meriamnya. Kini dentuman-dentumannya sudah berhenti bergema dalam lorong-lorong
gedung yang kosong. Dari kejauhan, kini yang namannya dari kota ini adalah asap hitam
yang pekat. Di sepanjang perjalanan ke Solo, sesekali aku menegok kebelakang.
Mengingat bagaimana Ibu dan Dewi masih melambaikan tangan ke arahku. Semoga mereka
baik-baik saja, aku percaya tuhan akan selalu melindungi mereka. Setidaknya kini peluru
tidak akan lagi menghujani diriku, hanya kerinduan dan kehalaimpaan yang bergema dari
bilik kalbu. Ratusan ribu korban jiwa berguguran hanya untuk menumpaskan beberapa ribu
orang Londo. Meskipun dalam batinnya mereka tahu untuk tidak lagi mengusik Republik ini.
Yakinlah yang terjadi dalam satu bulan terakhir kelak akan berbalas hasil yang lebih baik.
Sesungguhnya jasamu tidak akan mampu tergantikan oleh materi. Mereka adalah bangsa
yang bebas ketika kita masih dirantai 350 tahun dalam kebodohan. Sampai kapanpun, kita
tidak akan bisa mengalahkan mereka menggunakan senjata yang mereka miliki. Perjuangan
dengan senjata telah dilakukan. Kini jalan lain juga harus ditempuh, satu jalan yang tidak
mengguanakan api dan darah.

III. Nilai-nilai yang terdapat


 Nilai agama :
Abi berdoa untuk diberikan perlindungan.
Bukti : “Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan perlindungan-Nya kepadaku
dan keluargaku, gumam abi dalam dalam malam yang panjang itu.”
 Nilai moral :
Bukan egois menjadi pejuang tetapi dalam memperjuangkan harus lihat kondisi sekitar.
Bukti : “Ini bukan masalah ego, ini tentang perjuangan. Tidak akan lahir pejuang untuk
memperjuangkan tanah ini. Jika seluruh rakyatnya dikebumikan dalam waktu yang singkat!”
IV. Keteladanan dari Tokoh
 Sikap semangat berjuang yang tinggi dalam memperjuangkan Indonesia
 Sikap peduli terhadap sesama teman
 Pantang menyerah dalam mencapai tujuan
 Membantu tanpa menggunakan kekerasan
 Mempunyai tekad yang kuat dalam membuktikan dirinya menjadi orang yang
bermanfaat
 Mudah beradaptasi terhadap tempat baru

Anda mungkin juga menyukai