Anda di halaman 1dari 6

NAMA : I.G.

AYU DUHITA ARI PUSPITA

KELAS : 9-H

ABSEN : 18

JUDUL : TULISKAN PERAN KOTA SURABAYA DALAM


MEMPERTAHANKAN NKRI MELIPUTI : SEBAB-SEBAB,
TOKOH, PERISTIWA, DAN KESIMPULAN

1. Kota Surabaya, Jawa Timur dikenal sebagai Kota Pahlawan yang mempunyai
peran penting dalam peristiwa pertumpahan darah untuk mempertahankan NKRI.
Mengapa demikian?

Respon masyarakat Surabaya atas Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui


Pertempuran Surabaya merupakan bagian terpenting. Para pemuda Surabaya
dengan segenap jiwa raganya berupaya untuk mempertahankan bangsa Indonesia.
Perjuangan arek-arek Surabaya ini seakan menujukkan pada dunia bahwa
Indonesia sudah benar merdeka.

Pertempuran Surabaya telah mewakili semangat daerah lain untuk


mempertahankan kemerdekaan. Melalui pengorbanan para pejuang seakan
melambangkan persatuan demi Revolusi.

10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan merupakan hari


pembersihan berdarah sebagai hukuman dari pasukan inggris terhadap perlawanan
Indonesia. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya,  pemerintah
kemudian menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Pertempuran
Surabaya merupakan titik balik bagi Belanda dalam menghadapi kenyataan bahwa
Indonesia telah merdeka. Surabaya mewakili seluruh bangsa Indonesia untuk
mengusir panjajahan dari tanah air.
2. Siapa saja para pahlawan yang berperan andil dalam pertempuran Surabaya
untuk mempertahankan kemerdekaan?

a. Bung Tomo

Sutomo atau akrab dipanggil Bung Tomo merupakan jurnalis media elektronik
yang mempunyai kemampuan orasi luar biasa yang membuat semangat para
pejuang semakin berkobar. “Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap merdeka atau mati!” adalah salah satu kalimat paling terkenal
yang diucapkan Bung Tomo.

b. KH. Mas Mansur

Empat serangkai yang terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara,
dan KH. Mansur sering disbeut tokoh sentral pejuang tanpa senjata. KH. Mansur
merupakan salah satu pejuang Surabaya yang berjuang lewat organisasi dan karya
tulisan. ia memang tak mengangkat senjata, namun kiprahnya di bidang
politik membuat NICA mengincarnya dan membuatnya di penjara
hingga meninggal di tahanan.
c. HR. Mohammad Mangoendiprojo

Perannya dalam pertempuran Surabaya adalah mengoordinir pengambilan senjata


dari tentara Jepang untuk mempersenjatai Tentara Keamanan Rakyat dan
memegang kunci menegoisasi gencatan senjata dengan Brigadir Mallaby.
d. Gubernur Suryo

Peran Gubernur Suyo adalah berhubungan dengan perjanjian gencatan senjata


dengan Brigadir Mallaby. Hal yang diingat mengenai Gubernur Suyo adalah
ketegasan dalam menentang ultimatum Inggris agar menyerahkan Surabaya setelah
kematian Mallaby.
e. Mayjen Sungkono

Peran penting Mayjen Sungkono adalah sebagai Panglima Angkatan Perang


Surabaya dan penyulut semangat para pejuang hingga mereka tak takut akan
persenjataan lengkap dan mutakhir milik tentara Inggris.
3. Peristiwa-Peristiwa Sejarah dalam Mempertahankan NKRI

A. Insiden Hotel Yamato


Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr.W.V.Ch Ploegman pada malam
hari tanggal 19 September 1945, tepat pukul 21.00 berhasil mengibarkan bendera
Belanda (Merah-Putih-Biru).
Warga yang melewati depan Hotel Yamato dibuat emosi dengan berkibarnya
bendera Belanda di puncak menara hotel, padahal Indonesia sudah merdeka.
Warga menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia. Warga yang
tidak terima atas pengibaran bendera tersebut pun memadati halaman hotel beserta
gedung.
Tak lama setelah mengumpulnya massa, Residen Sudirman sebagai Residen
Daerah Surabaya Pemerintah RI masuk ke hotel Yamato dengan dkawal oleh Sidik
dan Hariyono. Ia berunding dengan Mr.Ploegman agar bendera Belanda segera
diturunkan. Dalam perundingan ini Ploegman menolak dan mengeluarkan pistol
dan terjadilah perkelahian. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, sementara
Sudirman dan Hariyono melarikan diri keluar hotel Yamato.
Para pemuda yang mengetahui berantakannya perundingan tersebut mendebrok
masuk ke hotel Yamato dan terjadilah perkelahian di lobi hotel. Sebagian pemuda
berusaha naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera. Hariyono bersama
Sudirman, dan Kusno Wibowo berhasil merobek bendera Belanda dan merobek
bagian biru serta mengereknya ke puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut
oleh massa di bawah hotel dengan pekik “Merdeka” berulang kali.

Peran Peristiwa dalam Perang Kemerdekaan Indonesia


Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945
meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara AFNEI.
Serangan tersebut banyak memakan korban baik militer Indonesia dan Inggris.
Akhirnya Jenderal D.C Hawthorn meminta Presiden Sukarno untuk meredakan
situasi dengan mengadakan gencatan senjata.
Gencatan senjata gagal beserta tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby dan
dikeluarkannya ultimatum 10 November oleh pihak Inggris dan terjadinya
pertempuran 10 November yang terbesar dalam sejarah perang Kemerdekaan
Indonesia dan ditetapkan menjadi Hari Pahlawan.
B. Pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945
Pertempuran Surabaya merupakan satu rangkaian peristiwa pertempuran yang
terjadi antara tentara Indonesia dengan tentara sekutu. Pertempuran Surabaya
diawali dengan kedatangan Brigade 49/Divisi India ke-23 dibawah komando
Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby pada 25 Oktober 1945 di Surabaya. Tugas
Pasukan ini melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan para tahanan sekutu.
Semula disambut baik oleh Indonesia, tetapi saat membonceng NICA muncul
pergerakan rakyat indonesia melawan tentara sekutu. Pada tanggal 30 Oktober 145
terjadi bentrokan tentara Indonesia dengan sekutu yang menewaskan Brigadir
Jenderal A.W.S.Mallaby. Hal ini mendoorng sekutu mengirim pasukan lebih besar
dibawah pimpinan Mayor Jenderal R.C. Mansergh.
Pada tanggal 9 November, pihak sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat
Indonesia tetapi tidak dihiraukan karena danggap menghina pejuang Indonesia.
Pada 10 November, tentara Inggris melakukan serangan besar melibatkan 30.000
pasukan, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang. Tentara Inggris
menganggap perlawanan rakyat Surabaya dapat ditaklukkan dlm beberapa hari.
Diluar dugaan pelopor pemuda dan para tokoh agama terus menggerakkan
semangat perlawanan hingga perlawanan berlanjut berminggu-minggu.
Meskipun pada akhirnya kota Surabaya berhasil dikuasai sekutu, namun
Pertempuran Surabaya menjadi simbol nasionalis atas perlawanan bangsa
Indonesia trhadap penjajah dan untuk mengenang peristiwa ini tanggal 10
November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Pera penting Surabaya dalam mempertahankan NKRI


Pertempuran Surabaya sebagai pembentukan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia
untuk menentang kembali dominasi sekutu/NICA di Indonesia. Pertempuran
Surabaya juga merupakan barometer dan motivasi bagi daerah-daerah lain yang
ada di wilayah teritorial Indonesia utk melakukan hal yg sama melawan penjajah.
4. Kesimpulan
Para pejuang menyerahkan seluruh jiwa dan raganya dalam memperjuangkan
kemerdekaan dimana kemerdekaan adalah hak bagi seluruh rakyat. Melalui
perlawanan atau pertempuran hebat yang terjadi merupakan perjuangan rakyat
mempertahankan NKRI. Tidak ada perbedaan golongan,tingkatan, agama, dan
paham. Ketika satu Indonesia terancam, satu bangsa Indonesia akan membela dan
berjuang bersama.
Yang patut kita tiru adalah dimana rakyat menjad satu, dan melupakan semuanya
kecuali Republik Indonesia. Pemerintah beserta rakyat berkorban dan
mempertahruhkan nyawa demi keutuhan NKRI.
Kita sebagai generasi bangsa patutnya melanjutkan perjuangan Bung Tomo dalam
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman dalam dan luar negeri. Jika
Pertempuran Surabaya dapat menjadi lambang perlawanan nasional karena
berhasil mempersatukan seluruh bangsa dalam mengusir penjajah, maka peristiwa
tersebut menginspirasi seluruh anak bangsa untuk selalu bersatu dan tidak mudah
terpecah belah.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai