Kelompok 3:
-Marsha Sari Nurhasanah
-Salsa Nur Fatonah
-Shalma Nur Fitria
Sejarah Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya menjadi ujian pertama yang berupa serangan dari bangsa asing
pasca Indonesia merdeka. Pertempuran tersebut pun dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pertempuran pendahuluan, pertempuran puncak, dan pertempuran akhir
Ada banyak tokoh pertempuran Surabaya yang terlibat. Pertempuran ini menjadi ajang
untuk menunjukkan patriotisme dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap negaranya
yang saja berdiri.
Selain itu, tentara Britania juga datang dengan misi lain yaitu mengembalikan Indonesia
kepada administrasi pemerintahan sipil Hindia Belanda sebagai negeri jajahan Kolonial
Belanda. Hal inilah yang menjadi masalah awal dan kemudian membuat pasukan
Indonesia melakukan perlawanan
Kericuhan di dalam hotel tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Soedirman dan Hariyono
untuk naik ke atas hotel dan merobek bagian biru bendera Belanda dan mengembalikannya
menjadi bendera Indonesia.
Kejadian Pencetus dan Pertempuran Pertama
Isi dari selebaran tersebut ternyata adalah sebuah ultimatum yang ditujukan kepada
pasukan Indonesia untuk menyerah kepada pihak Sekutu dalam waktu 48 jam. Jika
permintaan itu tidak dituruti, maka konsekuensi yang akan diterima adalah ditembaki. Hal
itu membuat pasukan Indonesia di Surabaya semakin membenci pasukan Inggris dan
muncul seruan di radio untuk mengusir pihak Inggris dari wilayah tersebut.
Situasi memanas dan peperangan tidak bisa dihindari. Pada 27 Oktober pukul 2 siang,
terjadi kontak senjata pertama antara pasukan pemuda PRISAI dan pasukan Gurka yang
berasal dari pihak Sekutu. Mallaby pun mulai berani menguasai kendaraan berat pasukan
Indonesia dan pihak Inggris juga mulai mengevakuasi wanita dan anak-anak dari Kamp
Gubeng.
Pertempuran tidak bisa terelakkan. Gabungan antara TKR, Polisi, dan juga badan
perjuangan yang menyerang Inggris di Kota Surabaya bersatu padu melawan. Serangan ini
terjadi hingga 29 Oktober 1945 dan dikepalai oleh Komando Jenderal Mayor Yonosewoyo
Kematian Jenderal Mallaby
Pada 30 Oktober 1945, pukul 20.30, mobil Buick yang ditumpangi oleh Jenderal Mallaby
berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika melewati jembatan merah. Mereka
kemudian beradu mulut dan mengakibatkan adu tembak di antara kedua pasukan tersebut.
Salah satu tembakan mengarah ke Jenderal Mallaby dan berhasil membunuhnya dengan
seketika. Mobil yang digunakannya pun kemudian terbakar sehingga jasad Jenderal
Mallaby mengalami luka bakar yang sangat parah dan sulit untuk dikenali. Kematian
Jenderal Inggris ini membuat pasukannya marah.
Mereka bahkan mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 dan meminta pihak
Indonesia untuk menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan terhadap tentara
Inggris. Pasukan Indonesia menolak ultimatum tersebut dan kemudian membunyikan
semboyan ‘Merdeka Atau Mati’.
Komandan dan Pemimpin yang Terlibat dalam Pertempuran Surabaya
Tokoh pertempuran Surabaya yang terlibat langsung dan berpengaruh dalam peperangan
tersebut terdiri dari berbagai kalangan. Berikut ini adalah daftar komandan dan pemimpin
yang terlibat langsung dalam pertempuran Surabaya.
1. Bung Tomo
2. Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo
3. Mayjen sungkono
4. KH. Hasyim Asy’ari
5. Moestopo
6. Soegiarto
7. HR Mohammad Mangoendiprodjo
8. Muriel Stuart Walker
9. Abdul Wahab Saleh
10. KH. Wahab Hasbulla
Peristiwa Heroik Pertempuran Surabaya
Ultimatum yang dikeluarkan oleh pengganti Jenderal Mallaby, yaitu Mayor Jenderal
Robert Mansergh membuat pasukan Indonesia merasa direndahkan. Ultimatum itu ditolak
mentah-mentah dan dengan alasan bahwa Republik Indonesia sudah berdiri, dan TKR
(Tentara Keamanan Rakyat) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara.
Pada 10 November pagi, tentara Inggris melakukan serangan. Sebaliknya, pasukan sekutu
juga mendapatkan serangan dari pasukan Indonesia.
Pertempuran Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo yang mengomando pasukan Barisan
Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). Ia menggerakkan pasukan dengan kalimat yang
sangat populer yaitu ‘merdeka atau mati’. Penolakan ini menjadi awal dari pertempuran
puncak yang sangat legendaris.
Serangan berjalan alot dan berlangsung selama berhari-hari dan bahkan dari minggu ke
minggu. Perlawanan rakyat Indonesia yang pada awalnya dilakukan dengan cara spontan
dan tidak terkoordinasi. Akan tetapi semakin lama semakin mendapatkan ritmenya.
Pertempuran Surabaya ini memakan banyak sekali korban yang berjatuhan. Baik dari
kalangan pasukan Indonesia maupun dari pasukan Sekutu.
Menurut catatan, pasukan Indonesia kehilangan 20.000 nyawa. Sedangkan pihak Sekutu
kehilangan 1.500 nyawa. Pertempuran Surabaya adalah pertempuran yang dilaksanakan
selama 3 minggu dan menelan puluhan ribu korban jiwa.