Anda di halaman 1dari 23

Pertempuran

Surabaya
artikel daftar Wikimedia

Pertempuran Surabaya merupakan pert empuran ant ara pasukan pejuang Indonesia yang
diorganisir oleh pasukan anggot a eks. Pembela Tanah Air yang dibent uk oleh Pasukan Jepang
dan Polisi Ist imewa di wakt u masa Pendudukan Jepang di Indonesia (yang dulunya Hindia
Belanda) pada saat it u, yang bert ujuan unt uk mencegah pasukan sekut u pasca Jepang
menyerah t anpa syarat kepada sekut u di Perang Pasifik yang mendarat di kot a Surabaya yang
t erdiri dari pasukan Kekaisaran Brit ania dengan sukarelawan Persemakmuran Brit ania yakni
Angkat an Darat India Brit ania dengan mendapat kan dukungan khusus oleh t ent ara Kekaisaran
Belanda. Puncaknya t erjadi pada t anggal 10 November 1945. Pert empuran ini adalah perang
pert ama pasukan Indonesia dengan pasukan Sekut u set elah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dan sat u pert empuran t erbesar dan t erberat dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia yang menjadi simbol nasional at as perlawanan Indonesia t erhadap kolonialisme dan
Imperialisme.[2] Usai pert empuran ini, dukungan rakyat Indonesia dan dunia int ernasional
t erhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat . 10 November diperingat i set iap
t ahun sebagai Hari Pahlawan di Indonesia.
Pertempuran Surabaya
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Tentara India Britania menembaki penembak


runduk Indonesia di balik tank Indonesia
dalam pertempuran di Surabaya, November
1945.
Tanggal 27 Oktober – 20 November
1945
(3 minggu dan 3 hari)

Lokasi Surabaya, Indonesia

Hasil kemenangan Britania


Britania perlahan berhenti
membantu Belanda
mendirikan kembali
koloninya di Indonesia dan
menjadi netral.
Britania kemudian
mendukung perjuangan
kemerdekaan Indonesia.

Perubahan Pasukan Britania berhasil


wilayah menduduki Surabaya;
Seluruh pasukan ditarik dari
Surabaya pada November
1946.

Pihak terlibat
Republik Kekaisaran
Indonesia Britania
Britania Raya
India

Tokoh dan pemimpin


Sutomo A.W.S. Mallaby †
Soengkono Robert Mansergh
Moestopo
Muhammad
Mangundiprojo
Moehammad Jasin
Hario Jonosewojo

Pasukan
TKR Surabaya, 5th Indian Infantry
Sidoarjo, Gresik Division
Barisan 23rd Indian
Pemberontakan Infantry Division
Rakyat Indonesia 49th Indian Infantry
(BPRI) Brigade
Polisi Istimewa
Surabaya

Kekuatan
20.000 tentara 30.000 tentara
infanteri (mayoritas Kekaisaran Britania
mantan prajurit dan Angkatan Darat
PETA) India Britania[1]
150.000 lebih dengan bantuan tank,
personel milisi[1] pesawat, dan kapal
perang

Korban
6.300[2]–15.000[3] 500–1,500 tewas[4]
tewas; lebih dari tewas; paling sedikit
20.000 luka-luka 210 prajurit terluka

Ket ika pasukan Brit ania mendarat pada akhir Okt ober 1945, Surabaya digambarkan sebagai
"bent eng bersat u yang kuat [di bawah Pemuda]".[5] Pert empuran pecah pada 30 Okt ober
set elah komandan pasukan Brit ania, Brigadir A. W. S. Mallaby t ewas dalam baku t embak .[5]
Brit ania melakukan serangan balasan punit if pada 10 November dengan bant uan pesawat
t empur. Pasukan kolonial merebut sebagian besar kot a dalam t iga hari, pasukan Republik yang
minim senjat a melawan selama t iga minggu, dan ribuan orang meninggal dunia ket ika penduduk
kot a mengungsi ke pedesaan.

Meskipun kalah dan kehilangan anggot a dan persenjat aan, pert empuran yang dilancarkan
pasukan Republik membangkit kan semangat bangsa Indonesia unt uk memperjuangkan
kemerdekaannya dan menarik perhat ian int er nasional. Belanda t idak lagi memandang Republik
sebagai kumpulan pengacau t anpa dukungan rakyat . Pert empuran ini juga meyakinkan Brit ania
unt uk mengambil sikap net ral dalam revolusi nasional Indonesia; beberapa t ahun kemudian,
Brit ania mendukung perjuangan Indonesia di PBB.[2]

Latar belakang

Kedatangan Pasukan Jepang di


Indonesia (Hindia Belanda)
Tanggal 1 Maret 1942, t ent ara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan t ujuh hari kemudian pada
t anggal 8 Maret 1942, pemerint ah kolonial Hindia Belanda menyerah t anpa syarat kepada
Kekaisaran Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijat i. Set elah penyerahan t anpa syarat t ersebut ,
Pulau Jawa secara resmi diduduki oleh Jepang.
Proklamasi Kemerdekaan NKRI
Tiga t ahun kemudian, Jepang menyerah t anpa syarat kepada sekut u set elah dijat uhkannya
bom at om oleh Amerika Serikat di Hiroshima t anggal 6 Agust us 1945 dan Nagasaki t anggal 9
Agust us 1945. Perist iwa it u t erjadi pada t anggal 14 Agust us 1945 yang menyebabkan
t erjadinya kekosongan kekuasaan. Dalam kekosongan kekuasaan asing t ersebut , Soekarno
kemudian memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada t anggal 17 Agust us 1945.

Kedatangan Tentara Britania


Set elah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucut i senjat a para
t ent ara Jepang. Maka t imbullah pert empuran-pert empuran yang memakan korban di banyak
daerah. Ket ika gerakan unt uk melucut i pasukan Jepang sedang berkobar, t anggal 15
Sept ember 1945, pasukan Brit ania mendarat di Jakart a, kemudian mendarat di Surabaya pada
t anggal 25 Okt ober 1945. Tent ara Brit ania dat ang ke Indonesia t ergabung dalam AFNEI (Allied
Forces Netherlands East Indies) at as keput usan dan at as nama Blok Sekut u, dengan t ugas
unt uk melucut i senjat a t ent ara Jepang, membebaskan para t awanan perang yang dit ahan
Jepang, sert a memulangkan t ent ara kekaisaran Jepang ke negerinya. Namun selain it u t ent ara
Brit ania yang dat ang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administ rasi
pemerint ahan sipil Hindia Belanda sebagai negeri jajahan kolonial Belanda yang disebut NICA
(Netherlands Indies Civil Administration).
Insiden di Hotel Majapahit,
Tunjungan, Surabaya

Hotel Oranje Surabaya tahun 1937

Set elah munculnya maklumat pemerint ah Indonesia t anggal 31 Agust us 1945 yang
menet apkan bahwa mulai 1 Sept ember 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Put ih
dikibarkan t erus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera t ersebut makin
meluas ke segenap pelosok kot a Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya
t erjadi pada insiden perobekan bendera di Yamat o Hot eru / Hot el Yamat o (bernama Oranje
Hot el at au Hot el Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hot el Majapahit ) di Jalan
Tunjungan no. 65 Surabaya.

Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada malam hari t anggal
18 Sept ember 1945, t epat nya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Put ih-Biru),
t anpa perset ujuan Pemerint ah RI Daerah Surabaya, di t iang pada t ingkat t erat as Hot el Yamat o,
sisi sebelah ut ara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihat nya dan menjadi marah
karena mereka menganggap Belanda t elah menghina kedaulat an Indonesia, hendak
mengembalikan kekuasaan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera
Merah Put ih yang sedang berlangsung di Surabaya.

Tak lama set elah mengumpulnya massa di Hot el Yamat o, Residen Soedirman, pejuang dan
diplomat yang saat it u menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih
diakui pemerint ah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya
Pemerint ah RI, dat ang melewat i kerumunan massa lalu masuk ke Hot el Yamat o dikawal Sidik
dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr. Ploegman besert a kawan-
kawannya dan memint a agar bendera Belanda segera dit urunkan dari gedung Hot el Yamat o.
Dalam perundingan ini Ploegman menolak unt uk menurunkan bendera Belanda. Perundingan
berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pist ol, dan t erjadilah perkelahian dalam ruang
perundingan. Ploegman t ewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga t ewas oleh t ent ara
Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar let usan pist ol Ploegman, sement ara Soedirman dan
Hariyono melarikan diri ke luar Hot el Yamat o. Sebagian pemuda berebut naik ke at as hot el
unt uk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke
dalam hot el dan t erlibat dalam pemanjat an t iang bendera dan bersama Koesno Wibowo
berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak
t iang bendera kembali sebagai bendera Merah Put ih.

Pengibaran bendera Indonesia


setelah bendera belanda berhasil
disobek warna birunya di hotel
Yamato

Set elah insiden di Hot el Yamat o t ersebut , pada t anggal 27 Okt ober 1945 melet uslah
pert empuran pert ama ant ara Indonesia melawan t ent ara Inggris . Serangan-serangan kecil
t ersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa
di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawt horn memint a
bant uan Presiden Soekarno unt uk meredakan sit uasi.

Kematian Brigadir Jenderal Mallaby


Set elah gencat an senjat a ant ara pihak Indonesia dan pihak t ent ara Inggris dit andat angani pada
t anggal 29 Okt ober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begit u t et ap saja
t erjadi bent rokan-bent rokan bersenjat a ant ara rakyat dan t ent ara Inggris di Surabaya.
Bent rokan-bent rokan bersenjat a di Surabaya t ersebut memuncak dengan t erbunuhnya Brigadir
Jenderal Mallaby, (pimpinan t ent ara Inggris unt uk Jawa Timur), pada 30 Okt ober 1945 sekit ar
pukul 20.30. Mobil Buick yang dit umpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan
sekelompok milisi Indonesia ket ika akan melewat i Jembat an Merah. Kesalahpahaman
menyebabkan t erjadinya t embak menembak yang berakhir dengan t ewasnya Brigadir Jenderal
Mallaby oleh t embakan pist ol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang t ak diket ahui
ident it asnya, dan t erbakarnya mobil t ersebut t erkena ledakan granat yang menyebabkan
jenazah Mallaby sulit dikenali. Kemat ian Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada
pihak Indonesia dan berakibat pada keput usan penggant i Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden
Robert Mansergh unt uk mengeluarkan ult imat um 10 November 1945 unt uk memint a pihak
Indonesia menyerahkan persenjat aan dan menghent ikan perlawanan pada t ent ara Inggris.

Perdebatan tentang pihak penyebab


baku tembak

Mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak


di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah
Surabaya

Tom Driberg, seorang Anggot a Parlemen Inggris dari Part ai Buruh Inggris (Labour Party). Pada
20 Februari 1946, dalam perdebat an di Parlemen Inggris (House of Commons) meragukan
bahwa baku t embak ini dimulai oleh pasukan pihak Indonesia. Dia menyampaikan bahwa
perist iwa baku t embak ini disinyalir kuat t imbul karena kesalahpahaman 20 anggot a pasukan
India pimpinan Mallaby yang memulai baku t embak t ersebut t idak menget ahui bahwa gencat an
senjat a sedang berlaku karena mereka t erput us dari kont ak dan t elekomunikasi. Berikut
kut ipan dari Tom Driberg:

"... Sekitar 20 orang (serdadu) India (milik Inggris), di sebuah bangunan di


sisi lain alun-alun, telah terputus dari komunikasi lewat telepon dan tidak
tahu tentang gencatan senjata. Mereka menembak secara sporadis pada
massa (Indonesia). Brigadir Mallaby keluar dari diskusi (gencatan senjata),
berjalan lurus ke arah kerumunan, dengan keberanian besar, dan berteriak
kepada serdadu India untuk menghentikan tembakan. Mereka patuh
kepadanya. Mungkin setengah jam kemudian, massa di alun-alun menjadi
bergolak lagi. Brigadir Mallaby, pada titik tertentu dalam diskusi,
memerintahkan serdadu India untuk menembak lagi. Mereka melepaskan
tembakan dengan dua senapan Bren dan massa bubar dan lari untuk
berlindung; kemudian pecah pertempuran lagi dengan sungguh gencar. Jelas
bahwa ketika Brigadir Mallaby memberi perintah untuk membuka tembakan
lagi, perundingan gencatan senjata sebenarnya telah pecah, setidaknya
secara lokal. Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu, ia (Mallaby)
sayangnya tewas dalam mobilnya-meskipun (kita) tidak benar-benar yakin
apakah ia dibunuh oleh orang Indonesia yang mendekati mobilnya; yang
meledak bersamaan dengan serangan terhadap dirinya (Mallaby). Saya pikir
ini tidak dapat dituduh sebagai pembunuhan licik... karena informasi saya
dapat secepatnya dari saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang benar-
benar ada di tempat kejadian pada saat itu, yang niat jujurnya saya tak punya
alasan untuk pertanyakan ..."[6]

Semboyan Merdeka Atau Mati


Ult imat um-ult imat um yang disebarkan melalui pamflet udara oleh t ent ara Inggris membuat
rakyat Surabaya sangat marah. Nyaris seluruh sudut kot a Surabaya dipenuhi pemuda dan
kelompok bersenjat a. Dalam ingat an Suhario alias Hario Kecik (Wakil Komandan Tent ara Polisi
Keamanan Rakyat ), di sekit arnya berkumpul rat usan pemuda, semuanya membawa senjat a dan
pist ol ot omat is. Hario Kecik mengat akan bahwa mereka yang disebut t idak lengkap, membawa
granat .[7] Pert emuan pemuda dan kelompok bersenjat a di Surabaya memut uskan mengangkat
Sungkono sebagai Komandan Pert ahanan Kot a Surabaya dan mengangkat Surachman sebagai
Komandan Pert empuran. Dari sini, muncul semboyan "Merdeka at au Mat i" dan Sumpah Pejuang
Surabaya sebagai berikut .[8]

Tetap Merdeka!

Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada 17


Agustus 1945 akan kami pertahankan dengan sungguh-sungguh, penuh
tanggungjawab bersama, bersatu, ikhlas berkorban dengan tekad: Merdeka
atau Mati! Sekali Merdeka tetap Merdeka!

— Surabaya, 9 November
1945, jam 18:46

Pertempuran

Bung Tomo di Surabaya, salah satu


pemimpin revolusioner Indonesia
yang paling dihormati. Foto terkenal
ini bagi banyak orang yang terlibat
dalam Revolusi Nasional Indonesia
mewakili jiwa perjuangan revolusi
utama Indonesia saat itu.[9]

Set elah t erbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggant inya, Mayor Jenderal Robert
Mansergh mengeluarkan ult imat um yang menyebut kan bahwa semua pimpinan dan orang
Indonesia yang bersenjat a harus melapor dan melet akkan senjat anya di t empat yang
dit ent ukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat t angan di at as. Bat as ult imat um adalah
jam 6.00 pagi pada t anggal 10 November 1945.

Ult imat um t ersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang
t elah membent uk banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ult imat um t ersebut dit olak oleh
pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia wakt u it u sudah berdiri, dan TKR
(Tent ara Keamanan Rakyat ) juga t elah dibent uk sebagai pasukan negara. Selain it u, banyak
organisasi perjuangan bersenjat a yang t elah dibent uk masyarakat , t ermasuk di kalangan
pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menent ang masuknya kembali pemerint ahan Belanda
yang memboncengi kehadiran t ent ara Inggris di Indonesia.

Pada 10 November pagi, t ent ara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekut u
mendapat kan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.

Selain Bung Tomo t erdapat pula t okoh-t okoh berpengaruh lain dalam menggerakkan rakyat
Surabaya pada masa it u, beberapa dat ang dari lat ar belakang agama sepert i KH. Hasyim Asy'ari,
KH. Wahab Hasbullah, KH. Abdul Karim sert a kyai-kyai pesant ren lainnya juga mengerahkan
sant ri-sant ri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada wakt u it u masyarakat
t idak begit u pat uh kepada pemerint ahan t et api mereka lebih pat uh dan t aat kepada para
kyai/ulama) sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung alot , dari hari ke hari, hingga dari
minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spont an dan
t idak t erkoordinasi, makin hari makin t erat ur. Pert empuran ini mencapai wakt u sekit ar t iga
minggu.

Akibat
Perkiraan kemat ian di Indonesia berkisar ant ara 6.300 sampai 15.000, dan perkiraan kurang lebih
200.000 orang melarikan diri dari kot a yang hancur t ersebut .[2][3] Korban warga Brit ish Indian
berjumlah 295 orang t ewas dan hilang.[10] Pert empuran berdarah di Surabaya yang memakan
ribuan korban jiwa t ersebut t elah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia unt uk
melakukan perlawanan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban
pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia
hingga sekarang.

Catatan kaki

1. Indonesian Heritage.
2. Ricklefs, hlm. 217.
3. Vickers, hlm. 98.
4. Woodburn Kirby.
5. Parrott.
6. Batara R. Hutagalung: "10 November '45.
Mengapa Inggris Membom Surabaya?"
Penerbit Millenium, Jakarta Oktober
2001, cetakan xvi, 472 halaman
7. Padmowirio, Suhario (2001), Memoar
Hario Kecik, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, hlm. 209
8. Evita, Andi Lili (2017). Paeni, Mukhlis;
Sastrodinomo, Kasijanto, ed. Gubernur
Pertama Di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. hlm. 146–147. ISBN 978-
602-1289-72-3.
9. Frederick, William H. (April 1982). "In
Memoriam: Sutomo" (http://cip.cornell.ed
u/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1
107016901) (). Indonesia. Cornell
University outheast Asia Program. 33:
127–128. seap.indo/1107016901.
10. Woodburn Kirby, hlm. 336.

Referensi

Frederick, William H. (April 1982). "In


Memoriam: Sutomo" (http://cip.cornell.
edu/seap.indo/1107016901) .
Indonesia. Cornell University Southeast
Asia Program. 33: 127–128.
Frederick, Willam H. (1989). Visions
and Heat: The Making of the Indonesian
Revolution (https://archive.org/details/
visionsheatmakin0000fred) . Athens,
Ohio: Ohio University Press. ISBN 978-
0-8214-0906-0.
Friend, Theodore (2003). Indonesian
Destinies (https://archive.org/details/in
donesiandestin00theo) . The Belknap
Press of Harvard University Press.
ISBN 978-0-674-01834-1.
Parrott, J. G. A. (October 1975). "Who
Killed Brigadier Mallaby?" (https://web.
archive.org/web/20060916200808/htt
p://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Sum
marize/seap.indo/1107105571) .
Indonesia. 20 (20): 87–111.
doi:10.2307/3350997 (https://doi.org/
10.2307%2F3350997) .
JSTOR 3350997 (https://www.jstor.or
g/stable/3350997) . Diarsipkan dari
versi asli (http://cip.cornell.edu/seap.in
do/1107105571) tanggal 16
September 2006. Diakses tanggal
3 August 2012.
Reid, Anthony (1973). The Indonesian
National Revolution 1945–1950.
Melbourne: Longman Pty. ISBN 978-0-
582-71046-7.
Ricklefs, Merle Calvin (1993). A History
of Modern Indonesia Since c. 1300
(edisi ke-Second). MacMillan.
ISBN 978-0-333-57689-2.
Tantri, K'tut (1960). Revolt in Paradise
(https://archive.org/details/revoltinpar
adise0000unse) . London: William
Heinemann.
Vickers, Adrian (2005). A History of
Modern Indonesia (https://archive.org/
details/historyofmoderni00adri) (edisi
ke-illustrated, annotated, reprint).
Cambridge University Press. ISBN 978-
0-521-83493-3.
Woodburn Kirby, S. (1965). The War
Against Japan. V. London: HMSO.

Bacaan lanjutan

Bayly and Harper (2007) Forgotten


Wars: The End of Britain's Asian Empire
(London:Penguin).
McMillan, Richard (2005) The British
Occupation of Indonesia 1945–1946:
Britain, the Netherlands and the
Indonesian revolution
(London:Routledge).
Parrott, J. G. A., Role of the 49 Indian
Infantry Brigade in Surabaya, Oct.-Nov.
1945, Australian thesis

Pranala luar

Picture of General Mallaby's burnt out


car (http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/m
media/pust/1945/jiunkpe-ns-mmedia-1
945-na00001-31-wreckedcar-resource
1.jpg) Diarsipkan (https://web.archive.
org/web/20160303201949/http://digili
b.petra.ac.id/jiunkpe/mmedia/pust/19
45/jiunkpe-ns-mmedia-1945-na00001-
31-wreckedcar-resource1.jpg) 2016-
03-03 di Wayback Machine.. This
photograph was taken in November
1945 by Sergeants Davis and
MacTavish of the British No. 9 Army
Film and Photographic Unit. See
Imperial War Museum Collection
Search Reference No. SE 5724 (http://
www.iwm.org.uk/collections/item/obje
ct/205208464)
Picture of the Internatio Building (htt
p://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/mmedia/
pust/1933/jiunkpe-ns-mmedia-1933-na
00001-10-internatio-resource1.jpg)
Diarsipkan (https://web.archive.org/we
b/20160304040041/http://digilib.petra.
ac.id/jiunkpe/mmedia/pust/1933/jiunk
pe-ns-mmedia-1933-na00001-10-intern
atio-resource1.jpg) 2016-03-04 di
Wayback Machine. scene of 30
October Incident and Mallaby's Death.
(Indonesia) Latar belakang hari
Pahlawan di yulian.firdaus.or.id (http://
yulian.firdaus.or.id/2004/11/10/latar-b
elakang-hari-pahlawan/) Diarsipkan (h
ttps://web.archive.org/web/201005121
53322/http://yulian.firdaus.or.id/2004/
11/10/latar-belakang-hari-pahlawan/)
2010-05-12 di Wayback Machine.
(Indonesia) Menghayati arti penting
Hari Pahlawan di
annabelle.aumars.perso.sfr.fr (http://a
nnabelle.aumars.perso.sfr.fr/Menghay
ati%20arti%20pznting%20Hari%20Pahl
awan.htm) oleh A. Umar Said.
(Indonesia) Beberapa artikel tentang
hari pahlawan di opini.wordpress.com
(http://opini.wordpress.com/category/
hari-pahlawan/)

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pertempuran_Surabaya&oldid=25451670"

Halaman ini terakhir diubah pada 19 Maret 2024,


pukul 04.14. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai