Anda di halaman 1dari 13

Pertempuran

Surabaya
pertempuran antara pasukan Britania dan
pejuang Indonesia selama Revolusi
Nasional Indonesia

Pertempuran Surabaya merupakan pert empuran t ent ara dan milisi proklamasi kemerdekaan
Indonesia, t ent ara Brit ania Raya, dan India Brit ania. Puncaknya t erjadi pada t anggal 10 November
1945. Pert empuran ini adalah perang pert ama pasukan Indonesia dengan pasukan asing set elah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan sat u pert empuran t erbesar dan t erberat dalam sejarah
Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional at as perlawanan Indonesia t erhadap
kolonialisme.[2] Usai pert empuran ini, dukungan rakyat Indonesia dan dunia int ernasional t erhadap
perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat . 10 November diperingat i set iap t ahun sebagai
Hari Pahlawan di Indonesia.
Pert empuran Surabaya

Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Tentara India
menembaki penembak runduk Indonesia di balik tank Indonesia dalam pertempuran di
Surabaya, November 1945.

Tanggal 27 Oktober – 20 November 1945

(3 minggu dan 3 hari)

Lokasi Surabaya, Indonesia

Hasil Kemenangan Sekutu secara militer/taktis.

Indonesia menang secara strategis, politik, dan psikologis.

Britania perlahan berhenti membantu Belanda mendirikan kembali koloninya di


Indonesia dan menjadi netral.

Britania kemudian mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Perubahan
Tentara Sekutu berhasil menduduki Surabaya; Seluruh pasukan ditarik dari
wilayah Surabaya pada November 1946.
Pihak t erlibat

Republik Indonesia Sekutu

 Britania Raya
PETA
 India

 Belanda

 Hindia Belanda

 Karibia Belanda

NICA

Tokoh dan pemimpin

Sutomo
A.W.S. Mallaby †

Soengkono Robert Mansergh


Moestopo

Muhammad Mangundiprojo

Moehammad Jasin

Kekuat an

20.000 tentara infanteri (mayoritas mantan 30.000 (terbanyak)[1]

perwira dan prajurit PETA) dengan bantuan tank, pesawat, dan kapal perang

150.000 lebih personel milisi [1]

Korban

6.000[2]–16.000[1] tewas; lebih dari 20.000 luka- 500[3]–2.000[1] tewas; paling sedikit 210 prajurit
luka terluka

Ket ika pasukan Sekut u mendarat pada akhir Okt ober 1945, Surabaya digambarkan sebagai
"bent eng bersat u yang kuat [di bawah Pemuda]".[4] Pert empuran pecah pada 30 Okt ober set elah
komandan pasukan Brit ania, Brigadir A. W. S. Mallaby t ewas dalam baku t embak .[4] Brit ania
melakukan serangan balasan punit if pada 10 November dengan bant uan pesawat t empur. Pasukan
kolonial merebut sebagian besar kot a dalam t iga hari, pasukan Republik yang minim senjat a
melawan selama t iga minggu, dan ribuan orang meninggal dunia ket ika penduduk kot a mengungsi
ke pedesaan.
Meskipun kalah dan kehilangan anggot a dan persenjat aan, pert empuran yang dilancarkan pasukan
Republik membangkit kan semangat bangsa Indonesia unt uk memperjuangkan kemerdekaannya
dan menarik perhat ian int er nasional. Belanda t idak lagi memandang Republik sebagai kumpulan
pengacau t anpa dukungan rakyat . Pert empuran ini juga meyakinkan Brit ania unt uk mengambil sikap
net ral dalam revolusi nasional Indonesia; beberapa t ahun kemudian, Brit ania mendukung perjuangan
Indonesia di Perserikat an Bangsa-Bangsa.[2]

Kronologi penyebab peristiwa

Kedatangan Tentara Jepang ke Hindia Belanda (Indonesia)

Tanggal 1 Maret 1942, t ent ara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan t ujuh hari kemudian pada
t anggal 8 Maret 1942, pemerint ah kolonial Hindia Belanda menyerah t anpa syarat kepada
Kekaisaran Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijat i. Set elah penyerahan t anpa syarat t ersebut ,
Pulau Jawa secara resmi diduduki oleh Jepang.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tiga t ahun kemudian, Jepang menyerah t anpa syarat kepada sekut u set elah dijat uhkannya bom
at om oleh Amerika Serikat di Hiroshima t anggal 6 Agust us 1945 dan Nagasaki t anggal 9 Agust us
1945. Perist iwa it u t erjadi pada t anggal 14 Agust us 1945 yang menyebabkan t erjadinya
kekosongan kekuasaan. Dalam kekosongan kekuasaan asing t ersebut , Soekarno kemudian
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada t anggal 17 Agust us 1945.

Kedatangan Tentara Inggris & Belanda

Set elah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucut i senjat a para
t ent ara Jepang. Maka t imbullah pert empuran-pert empuran yang memakan korban di banyak
daerah. Ket ika gerakan unt uk melucut i pasukan Jepang sedang berkobar, t anggal 15 Sept ember
1945, t ent ara Inggris mendarat di Jakart a, kemudian mendarat di Surabaya pada t anggal 25
Okt ober 1945. Tent ara Inggris dat ang ke Indonesia t ergabung dalam AFNEI (Allied Forces
Netherlands East Indies) at as keput usan dan at as nama Blok Sekut u, dengan t ugas unt uk
melucut i t ent ara Jepang, membebaskan para t awanan perang yang dit ahan Jepang, sert a
memulangkan t ent ara Jepang ke negerinya. Namun selain it u t ent ara Inggris yang dat ang juga
membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administ rasi pemerint ahan Belanda sebagai
negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng
bersama rombongan t ent ara Inggris unt uk t ujuan t ersebut . Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia
dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan t ent ara AFNEI
dan pemerint ahan NICA.

Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya

Hotel Oranje Surabaya tahun 1937

Set elah munculnya maklumat pemerint ah Indonesia t anggal 31 Agust us 1945 yang menet apkan
bahwa mulai 1 Sept ember 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Put ih dikibarkan t erus di
seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera t ersebut makin meluas ke segenap
pelosok kot a Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya t erjadi pada insiden
perobekan bendera di Yamat o Hot eru / Hot el Yamat o (bernama Oranje Hot el at au Hot el Oranye
pada zaman kolonial, sekarang bernama Hot el Majapahit ) di Jalan Tunjungan no. 65 Surabaya.

Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada malam hari t anggal 18
Sept ember 1945, t epat nya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Put ih-Biru), t anpa
perset ujuan Pemerint ah RI Daerah Surabaya, di t iang pada t ingkat t erat as Hot el Yamat o, sisi
sebelah ut ara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihat nya dan menjadi marah karena
mereka menganggap Belanda t elah menghina kedaulat an Indonesia, hendak mengembalikan
kekuasaan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Put ih yang
sedang berlangsung di Surabaya.
Tak lama set elah mengumpulnya massa di Hot el Yamat o, Residen Soedirman, pejuang dan
diplomat yang saat it u menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui
pemerint ah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerint ah RI,
dat ang melewat i kerumunan massa lalu masuk ke Hot el Yamat o dikawal Sidik dan Hariyono.
Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr. Ploegman besert a kawan-kawannya dan memint a
agar bendera Belanda segera dit urunkan dari gedung Hot el Yamat o. Dalam perundingan ini
Ploegman menolak unt uk menurunkan bendera Belanda. Perundingan berlangsung memanas,
Ploegman mengeluarkan pist ol, dan t erjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman
t ewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga t ewas oleh t ent ara Belanda yang berjaga-jaga dan
mendengar let usan pist ol Ploegman, sement ara Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar
Hot el Yamat o. Sebagian pemuda berebut naik ke at as hot el unt uk menurunkan bendera Belanda.
Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke dalam hot el dan t erlibat dalam pemanjat an
t iang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek
bagian birunya, dan mengereknya ke puncak t iang bendera kembali sebagai bendera Merah Put ih.

Pengibaran bendera Indonesia setelah bendera belanda berhasil disobek warna birunya di hotel Yamato

Set elah insiden di Hot el Yamat o t ersebut , pada t anggal 27 Okt ober 1945 melet uslah
pert empuran pert ama ant ara Indonesia melawan t ent ara Inggris . Serangan-serangan kecil
t ersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di
kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawt horn memint a
bant uan Presiden Soekarno unt uk meredakan sit uasi.
Kematian Brigadir Jenderal Mallaby

Set elah gencat an senjat a ant ara pihak Indonesia dan pihak t ent ara Inggris dit andat angani pada
t anggal 29 Okt ober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begit u t et ap saja t erjadi
bent rokan-bent rokan bersenjat a ant ara rakyat dan t ent ara Inggris di Surabaya. Bent rokan-
bent rokan bersenjat a di Surabaya t ersebut memuncak dengan t erbunuhnya Brigadir Jenderal
Mallaby, (pimpinan t ent ara Inggris unt uk Jawa Timur), pada 30 Okt ober 1945 sekit ar pukul 20.30.
Mobil Buick yang dit umpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi
Indonesia ket ika akan melewat i Jembat an Merah. Kesalahpahaman menyebabkan t erjadinya
t embak menembak yang berakhir dengan t ewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh t embakan
pist ol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang t ak diket ahui ident it asnya, dan
t erbakarnya mobil t ersebut t erkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit
dikenali. Kemat ian Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan
berakibat pada keput usan penggant i Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh unt uk
mengeluarkan ult imat um 10 November 1945 unt uk memint a pihak Indonesia menyerahkan
persenjat aan dan menghent ikan perlawanan pada t ent ara AFNEI dan administ rasi NICA.

Perdebatan tentang pihak penyebab baku tembak

Mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah Surabaya

Tom Driberg, seorang Anggot a Parlemen Inggris dari Part ai Buruh Inggris (Labour Party). Pada 20
Februari 1946, dalam perdebat an di Parlemen Inggris (House of Commons) meragukan bahwa
baku t embak ini dimulai oleh pasukan pihak Indonesia. Dia menyampaikan bahwa perist iwa baku
t embak ini disinyalir kuat t imbul karena kesalahpahaman 20 anggot a pasukan India pimpinan
Mallaby yang memulai baku t embak t ersebut t idak menget ahui bahwa gencat an senjat a sedang
berlaku karena mereka t erput us dari kont ak dan t elekomunikasi. Berikut kut ipan dari Tom Driberg:

"... Sekitar 20 orang (serdadu) India (milik Inggris), di sebuah


bangunan di sisi lain alun-alun, telah terputus dari komunikasi
lewat telepon dan tidak tahu tentang gencatan senjata. Mereka
menembak secara sporadis pada massa (Indonesia). Brigadir Mallaby
keluar dari diskusi (gencatan senjata), berjalan lurus ke arah
kerumunan, dengan keberanian besar, dan berteriak kepada
serdadu India untuk menghentikan tembakan. Mereka patuh
kepadanya. Mungkin setengah jam kemudian, massa di alun-alun
menjadi bergolak lagi. Brigadir Mallaby, pada titik tertentu dalam
diskusi, memerintahkan serdadu India untuk menembak lagi.
Mereka melepaskan tembakan dengan dua senapan Bren dan massa
bubar dan lari untuk berlindung; kemudian pecah pertempuran
lagi dengan sungguh gencar. Jelas bahwa ketika Brigadir Mallaby
memberi perintah untuk membuka tembakan lagi, perundingan
gencatan senjata sebenarnya telah pecah, setidaknya secara lokal.
Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu, ia (Mallaby)
sayangnya tewas dalam mobilnya-meskipun (kita) tidak benar-benar
yakin apakah ia dibunuh oleh orang Indonesia yang mendekati
mobilnya; yang meledak bersamaan dengan serangan terhadap
dirinya (Mallaby).
Saya pikir ini tidak dapat dituduh sebagai
pembunuhan licik... karena informasi saya dapat secepatnya dari
saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang benar-benar ada di
tempat kejadian pada saat itu, yang niat jujurnya saya tak punya
alasan untuk pertanyakan ..."[5]

Semboyan Merdeka Atau Mati

Ult imat um-ult imat um yang disebarkan melalui pamflet udara oleh t ent ara Inggris membuat rakyat
Surabaya sangat marah. Nyaris seluruh sudut kot a Surabaya dipenuhi pemuda dan kelompok
bersenjat a. Dalam ingat an Suhario alias Hario Kecik (Wakil Komandan Tent ara Polisi Keamanan
Rakyat ), di sekit arnya berkumpul rat usan pemuda, semuanya membawa senjat a dan pist ol
ot omat is. Hario Kecik mengat akan bahwa mereka yang disebut t idak lengkap, membawa granat .[6]
Pert emuan pemuda dan kelompok bersenjat a di Surabaya memut uskan mengangkat Sungkono
sebagai Komandan Pert ahanan Kot a Surabaya dan mengangkat Surachman sebagai Komandan
Pert empuran. Dari sini, muncul semboyan "Merdeka at au Mat i" dan Sumpah Pejuang Surabaya
sebagai berikut .[7]

Tetap Merdeka!

Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada


17 Agustus 1945 akan kami pertahankan dengan sungguh-sungguh,
penuh tanggungjawab bersama, bersatu, ikhlas berkorban dengan
tekad: Merdeka atau Mati!
Sekali Merdeka tetap Merdeka!

— Surabaya, 9 November 1945, jam 18:46

10 November 1945

Bung Tomo di Surabaya, salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Foto terkenal ini bagi banyak
orang yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia mewakili jiwa perjuangan revolusi utama Indonesia saat itu.[8]
Set elah t erbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggant inya, Mayor Jenderal Robert Mansergh
mengeluarkan ult imat um yang menyebut kan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang
bersenjat a harus melapor dan melet akkan senjat anya di t empat yang dit ent ukan dan menyerahkan
diri dengan mengangkat t angan di at as. Bat as ult imat um adalah jam 6.00 pagi pada t anggal 10
November 1945.

Ult imat um t ersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang
t elah membent uk banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ult imat um t ersebut dit olak oleh pihak
Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia wakt u it u sudah berdiri, dan TKR (Tent ara
Keamanan Rakyat ) juga t elah dibent uk sebagai pasukan negara. Selain it u, banyak organisasi
perjuangan bersenjat a yang t elah dibent uk masyarakat , t ermasuk di kalangan pemuda, mahasiswa
dan pelajar yang menent ang masuknya kembali pemerint ahan Belanda yang memboncengi
kehadiran t ent ara Inggris di Indonesia.

Pada 10 November pagi, t ent ara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekut u
mendapat kan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.

Selain Bung Tomo t erdapat pula t okoh-t okoh berpengaruh lain dalam menggerakkan rakyat
Surabaya pada masa it u, beberapa dat ang dari lat ar belakang agama sepert i KH. Hasyim Asy'ari,
KH. Wahab Hasbullah sert a kyai-kyai pesant ren lainnya juga mengerahkan sant ri-sant ri mereka dan
masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada wakt u it u masyarakat t idak begit u pat uh kepada
pemerint ahan t et api mereka lebih pat uh dan t aat kepada para kyai/ulama) sehingga perlawanan
pihak Indonesia berlangsung alot , dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya.
Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spont an dan t idak t erkoordinasi, makin hari
makin t erat ur. Pert empuran ini mencapai wakt u sekit ar t iga minggu.

Set idaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia t ewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi
dari Surabaya.[2] Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 t ent ara.[9]
Pert empuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa t ersebut t elah
menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia unt uk melakukan perlawanan. Banyaknya
pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian
dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

Catatan kaki

1. Indonesian Heritage.

2. Ricklefs, hlm. 217.
3. Woodburn Kirby.

4. Parrott.

5. Batara R. Hutagalung: "10 November '45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?" Penerbit Millenium,
Jakarta Oktober 2001, cetakan xvi, 472 halaman

6. Padmowirio, Suhario (2001), Memoar Hario Kecik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 209

7. Evita, Andi Lili (2017). Paeni, Mukhlis; Sastrodinomo, Kasijanto, ed. Gubernur Pertama Di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hlm. 146–147. ISBN 978-602-1289-72-3.

8. Frederick, William H. (April 1982). "In Memoriam: Sutomo" (http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summari


ze/seap.indo/1107016901) (). Indonesia. Cornell University outheast Asia Program. 33: 127–128.
seap.indo/1107016901.

9. Woodburn Kirby, S (1965). The War Against Japan Vol. V. London: HMSO. ISBN 0-333-57689-6.

Referensi

Frederick, William H. (April 1982). "In Memoriam: Sut omo" (ht t p://cip.cornell.edu/seap.indo/1107
016901) . Indonesia. Cornell Universit y Sout heast Asia Program. 33: 127–128.

Frederick, Willam H. (1989). Visions and Heat: The Making of the Indonesian Revolution. At hens,
Ohio: Ohio Universit y Press. ISBN 978-0-8214-0906-0.

Friend, Theodore (2003). Indonesian Destinies (ht t ps://archive.org/det ails/indonesiandest in0


0t heo) . The Belknap Press of Harvard Universit y Press. ISBN 978-0-674-01834-1.

Parrot t , J. G. A. (Oct ober 1975). "Who Killed Brigadier Mallaby?" (ht t ps://web.archive.org/web/2
0060916200808/ht t p://cip.cornell.edu/Dienst /UI/1.0/Summarize/seap.indo/1107105571) .
Indonesia. 20 (20): 87–111. doi:10.2307/3350997 (ht t ps://doi.org/10.2307%2F3350997) .
JSTOR 3350997 (ht t ps://www.jst or.org/st able/3350997) . Diarsipkan dari versi asli (ht t p://cip.
cornell.edu/seap.indo/1107105571) t anggal 16 Sept ember 2006. Diakses t anggal 3 August
2012.

Reid, Ant hony (1973). The Indonesian National Revolution 1945–1950. Melbourne: Longman
Pt y. ISBN 978-0-582-71046-7.

Ricklefs, Merle Calvin (1993). A History of Modern Indonesia Since c. 1300 (edisi ke-Second).
MacMillan. ISBN 978-0-333-57689-2.

Tant ri, K't ut (1960). Revolt in Paradise (ht t ps://archive.org/det ails/revolt inparadise0000unse) .
London: William Heinemann.
Vickers, Adrian (2005). A History of Modern Indonesia (edisi ke-illust rat ed, annot at ed, reprint ).
Cambridge Universit y Press. ISBN 978-0-521-83493-3.

Woodburn Kirby, S. (1965). The War Against Japan. V. London: HMSO.


Sumber lain
"The Bat t le for Surabaya" (ht t p://www.nusant ara.com/herit age/surabaya.ht ml) . Indonesian
Heritage. Edit ions Didier Millet . Diakses t anggal 3 August 2012.

Bacaan lanjutan

Bayly and Harper (2007) Forgotten Wars: The End of Britain's Asian Empire (London:Penguin).

McMillan, Richard (2005) The British Occupation of Indonesia 1945–1946: Britain, the
Netherlands and the Indonesian revolution (London:Rout ledge).

Parrot t , J. G. A., Role of t he 49 Indian Infant ry Brigade in Surabaya, Oct .-Nov. 1945, Aust ralian
t hesis

Pranala luar

Pict ure of General Mallaby's burnt out car (ht t p://digilib.pet ra.ac.id/jiunkpe/mmedia/pust /194
5/jiunkpe-ns-mmedia-1945-na00001-31-wreckedcar-resource1.jpg) Diarsipkan (ht t ps://web.a
rchive.org/web/20160303201949/ht t p://digilib.pet ra.ac.id/jiunkpe/mmedia/pust /1945/jiunkpe-
ns-mmedia-1945-na00001-31-wreckedcar-resource1.jpg) 2016-03-03 di Wayback Machine..
This phot ograph was t aken in November 1945 by Sergeant s Davis and MacTavish of t he Brit ish
No. 9 Army Film and Phot ographic Unit . See Imperial War Museum Collect ion Search Reference
No. SE 5724 (ht t p://www.iwm.org.uk/collect ions/it em/object /205208464)

Pict ure of t he Int ernat io Building (ht t p://digilib.pet ra.ac.id/jiunkpe/mmedia/pust /1933/jiunkpe-


ns-mmedia-1933-na00001-10-int ernat io-resource1.jpg) Diarsipkan (ht t ps://web.archive.org/w
eb/20160304040041/ht t p://digilib.pet ra.ac.id/jiunkpe/mmedia/pust /1933/jiunkpe-ns-mmedia-
1933-na00001-10-int ernat io-resource1.jpg) 2016-03-04 di Wayback Machine. scene of 30
Oct ober Incident and Mallaby's Deat h.

(Indonesia) Lat ar belakang hari Pahlawan di yulian.firdaus.or.id (ht t p://yulian.firdaus.or.id/2004/1


1/10/lat ar-belakang-hari-pahlawan/) Diarsipkan (ht t ps://web.archive.org/web/201005121533
22/ht t p://yulian.firdaus.or.id/2004/11/10/lat ar-belakang-hari-pahlawan/) 2010-05-12 di
Wayback Machine.
(Indonesia) Menghayat i art i pent ing Hari Pahlawan di annabelle.aumars.perso.sfr.fr (ht t p://anna
belle.aumars.perso.sfr.fr/Menghayat i%20art i%20pznt ing%20Hari%20Pahlawan.ht m) oleh A.
Umar Said.

(Indonesia) Beberapa art ikel t ent ang hari pahlawan di opini.wordpress.com (ht t p://opini.wordpr
ess.com/cat egory/hari-pahlawan/)

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pertempuran_Surabaya&oldid=21486226"


Terakhir disunting 5 hari yang lalu oleh 114.5.241.189

Anda mungkin juga menyukai