Anda di halaman 1dari 20

XI IPS I

REVOLUSI INDONESIA
Kelompok 4
M. Deoval
M. Arthur
Halik Nazuar
M. Akbar Raihan
Erdyvan Robben
Ari Setiawan
Fajar Ramadhan
Reyza Bernardo
Hafidz pratama
Ferdinan Valencia
REVOLUSI INDONESIA
Revolusi Indonesia bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan dari pemerintah
kolonial yaitu Belanda. Revolusi ini berakar pada ide serta konsep-konsep yang lahir pada
zaman pergerakan nasional. Tahap awal revolusi Indonesia lebih mengedepankan aksi-aksi
spontan maupun fisik. Akan tetapi perjuangan secara fisik dan diplomasi saling berkaitan satu
sama lain sehingga rakyat juga dilibatkan dalam politik.
Revolusi Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara
RI yang baru lahir melawan kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu yang diwakili
Inggris.
gerakan revolusi sebenarnya sudah dimulai sejak 1908, dikenal hari kebangkitan nasional
Indonesia yang telah melahirkan revolusi fisik dan sosial yang berdampak pada perubahan
berbagai aspek.
KEADAAN INDONESIA SEBELUM TERJADI
REVOLUSI
Belanda menyerah tanpa syarat kepada jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8
maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus
1945. Di Indonesia, Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang dibuat Jepang
antara lain adalah PETA (Pembela Tanah Air), Heiho (pasukan Indonesia buatan Jepang),
PUTERA, Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Perlawanan terhadap penjajahan Jepang banyak dilakukan di beberapa daerah di
Indonesia.
Pemerintahan Jepang di Indonesia berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu di
Perang Dunia II. Dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh tentara
sekutu. Setelah mendengar adanya kekalahan Jepang, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh
Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan
tujuan bangsa Indonesia untuk merdeka. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan
Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, Vietnam
untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah beberapa lama pada 16 Agustus 1945, Soekarno-
Hatta diculik (Rengasdengklok). Pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan merdeka di
kediaman Soekarno.
Sebab-sebab terjadinya revolusi indonesia
SEBAB UMUM

 Rakyat Indonesia semakin lama semakin miskin, melarat, tertindas, dan terkungkung.
 Pertentangan kelas dan kebangsaan makin lama semakin tajam.
 Pemerintah Belanda makin lama semakin reaksioner
 Pergerakan nasionalis untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Belanda.

SEBAB KHUSUS
 Negara Indonesia mengalami krisis sosial dan politik dengan intensitas yang tinggi. Krisis ini
disebabkan karena ada perasaan yang tidak aman dan penuh kegelisahan yang langsung
menyangkut soal kelangsungan hidup, yaitu pada saat tentara Jepang ditarik mundur karena
kekalahannya dari tentara sekutu. Jepang melepaskan Indonesia, dan Indonesia akan diduduki
lagi oleh Belanda.
 Kekayaan dan kekuasaan sudah tertumpuk ke dalam genggaman beberapa orang kapitalis.
Jalannya revolusi indonesia
Pada akhir bulan Agustus 1945, pemerintahan republikan telah berdiri di Jakarta. Kabinet
Presidensial dibentuk, dengan Soekarno sendiri sebagai ketuanya. Hingga pemilihan umum
digelar, Komite Nasional Indonesia Pusat dibentuk untuk membantu Presiden dan bertindak
hampir sebagai badan legislatif. Komite serupa juga dibentuk di tingkat provinsi dan
kabupaten. Mendengar berita pembentukan pemerintah pusat di Jakarta, beberapa raja
menyatakan menggabungkan diri dengan Indonesia. Sementara beberapa lainnya belum
menyatakan sikap atau menolak mentah-mentah, terutama yang pernah didukung oleh
pemerintah Belanda.
Khawatir Belanda akan berusaha merebut kembali kekuasaan di Indonesia, pemerintah yang
baru dibentuk tersebut dengan cepat menyelesaikan persoalan administrasi. Saat itu,
pemerintahan masih sangat terpusat di pulau Jawa, sementara kontak ke luar pulau masih
sangat sedikit. Pada 14 November 1945, Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri pertama
mengetuai kabinet Sjahrir I.
Beberapa minggu setelah Jepang menyerah, Giyugun dan Heiho dibubarkan oleh pemerintah
Jepang. Struktur komando dan keanggotaan PETA dan Heiho pun hilang. Karena itu, pasukan
republikan yang mulai tumbuh di bulan September, tetapi lebih banyak berupa kelompok-
kelompok kecil milisi pemuda yang tidak terlatih, yang biasanya dipimpin oleh seorang
pemimpin karismatik. Dalam masa awal pembentukan struktur militer, perwira Indonesia yang
dilatih Jepang mendapat pangkat yang lebih tinggi dibanding perwira yang dilatih oleh
Belanda. Pada 12 November 1945, dalam sebuah konferensi antar panglima-panglima divisi
militer di Yogyakarta seorang mantan guru sekolah berumur 30 tahun bernama Sudirman
terpilih menjadi panglima Tentara Keamanan Rakyat, bergelar "Panglima Besar".
Situasi Belanda pada saat itu lemah setelah diamuk Perang Dunia Kedua di Eropa dan
baru bisa mengatur kembali militernya pada awal 1946. Jepang dan kekuatan sekutu lainnya
enggan menjadi pelaksana tugas pemerintahan di Indonesia.[15] Sementara Amerika
Serikat sedang fokus bertempur di kepulauan Jepang, Indonesia diletakkan di bawah
kendali seorang laksamana dari Angkatan Laut Britania Raya, Laksamana Earl Louis
Mountbatten, Panglima Tertinggi Sekutu untuk Komando Asia Tenggara. Enklaf-enklaf
Sekutu muncul di Kalimantan, Morotai, dan beberapa bagian di Irian Jaya; para pegawai
sipil Belanda telah kembali ke daerah-daerah tersebut. Di area yang dikuasa angkatan laut
Jepang, kedatangan pasukan Sekutu segera saja menghentikan aksi-aksi revolusioner,
dimana tentara Australia (diikuti pasukan Belanda dan pegawai-pegawai sipilnya), dengan
cepat menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Jepang, kecuali Bali dan
Lombok. Karena tidak adanya perlawanan berarti, dua divisi tentara Australia dengan
mudah menguasai beberapa daerah di bagian Timur Indonesia.
Inggris ditugaskan untuk mengatur kembali jalannya pemerintahan sipil di Jawa.
Belanda mengambil kesempatan ini untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonial
lewat NICA dan terus mengklaim kedaulatan atas Indonesia. Meskipun begitu, tentara
Persemakmuran belum mendarat di Jawa sampai September 1945. Tugas mendesak Lord
Mountbatten adalah pemulangan 300,000 orang Jepang dan membebaskan para tawanan
perang. Ia tidak ingin (dan tidak berdaya) untuk memperjuangakan pengembalian
Indonesia pada Belanda. Tentara Inggris pertama kali mendarat di Medan, Padang,
Palembang, Semarang dan Surabaya pada bulan Oktober. Dalam usaha menghindari
bentrokan dengan orang-orang Indonesia, komandan pasukan Inggris Letjen Sir Philip
Christison, mengirim para prajurit Belanda yang dibebaskan ke Indonesia Timur, dimana
pendudukan kembali Belanda berlangsung mulus. Tensi memuncak saat tentara Inggris
memasuki Jawa dan Sumatera; bentrokan pecah antara kaum republikan melawan para
"musuh negara", seperti tawanan Belanda, KNIL, orang Tionghoa, orang-orang Indo dan
warga sipil Jepang.
Peristiwa yang terjadi saat revolusi indonesia
REVOLUSI FISIK
 Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya
di bawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby yang diikuti NICA yang ingin menegakkan
pemerintahan Hindia Belanda. Dengan cara menimbulkan kekacauan antara rakyat
dengan pasukan sekutu dan menimbulkan bentrokan, berujung pada peristiwa 10
November 1945, yang berakhir pada awal Desember. Tanggal 10 November diperingati
sebagai hari pahlawan sejak saat itu.

 Pertempuran lima hari di Semarang

15 Oktober 1945, yaitu pertempuran antara Jepang dengan TKR dan para pemuda.
Peristiwa ini menyebabkan korban di kedua belah pihak.

 Pertempuran Ambarawa

kedatangan tentara Inggris 20 Oktober 1945, dengan tujuan membebaskan tentara


sekutu. Sekutu dan NICA bergerak ke Magelang untuk membebaskan tawanan Belanda
secara sepihak, dan terjadi perlawanan dengan TKR dan para pemuda. Inggris dan NICA
terdesak ke Ambarawa . Dalam pertempuran ini Letkol Isdiman gugur, dan digantikan
Kolonel Sudirman. Pada 15 Desember 1945 berhasil memukul mundur Sekutu.
 Pertempuran Medan Area
Pada 9 Oktober 1945, Sekutu yang diboncengi Belanda dan NICA
dibawah pimpinan Brigjen T.E.D Kelly mendarat di Medan. 13 Oktober
1945, pemuda yang tergabung dengan TKR bentrok dengan Belanda
yang berusaha menduduki kota Medan. 10 Desember Sekutu dan
NICA meluncurkan serangan besar, paa April 1945 Sekutu berhasil
menduduki Medan dan pusat perjuangan rakyat medan berpindah ke
Pemantang Siantar.

 Bandung Lautan Api


Oktober 1945 sekutu tiba di Bandung dan meminta lucutan
senjata Jepang. 21b November 1945 sekutu mengultimatum Bandung
untuk dikosongkan, dan di ulang lagi pada 23 Maret 1946. pemerintah
RI di Jakarta menyuruh mengosongkan kota Bandung, tapi pimpinan
TRI Yogyakarta sebaliknya. Akhirnya TRI mengungsi ke tempat aman.
Sebelum keluar Bandung, 23 Maret 1946 para pejuang menyerang
markas sekutu dan membumihanguskan Bandung.
 Agresi Militer Belanda I
Pada tengah malam 20 Juli 1947, Belanda meluncurkan serangan
militer yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I (Operatie
Product), dengan tujuan utama menghancurkan kekuatan republikan.
Aksi militer ini melanggar perjanjian Linggarjati, dan dianggap
pemerintah belanda sebagai aksi polisionil untuk penertiban dan
penegakkan hukum.
Negara-negara lain bereaksi negatif terhadap aksi Belanda ini.
Australia, India, Uni Soviet, dan Amerika Serikat segera mendukung
Indonesia. Di Australia, misalnya, kapal berbendera Belanda diboikot
mulai bulan September 1945. Dewan keamanan PBB mulai bertindak
aktif dengan membentuk Komisi Tiga Negara untuk mendorong
negosiasi. PBB kemudian mengeluarkan resolusi untuk gencatan
senjata.

 Pemberontakan Komunis
Pada 18 September 1948 Republik Soviet Indonesia
diproklamasikan di Madiun, oleh anggota PKI yang berniat
menjalankan sebuah pusat pembangkangan atas kepemimpinan
Sukarno Hatta, yang dianggap budak Jepang dan Amerika.
 Pemberontakan Darul Islam
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi
Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata
Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan
kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut
Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.Pada saat dilantik sebagai
Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar
beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa
persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakkar
mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan
menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7
Agustus 1953.
Awalnya TNI tidak merespon karena sedang berkonsentrasi
melawan agresi Belanda. Namun setelah seluruh teritori kembali
disatukan pada 1950, maka pemerintah Republik Indonesia mulai
menganggap Darul Islam sebagai ancaman, terutama setelah beberapa
provinsi lainnya menyatakan bergabung dalam Darul Islam.
Perlawanan ini berhasil dipadamkan mulai tahun 1962, dan tanggal 3
Februari 1965, Kahar Muzakkar tertembak mati oleh pasukan TNI
dalam sebuah baku tembak.
DIPLOMASI
 Perjanjian Linggarjati
Bulan Agustus pemerintah Belanda melakukan usaha lain untuk
memecah halangan dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke
Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil
republik itu. Konferensi antara dua belah pihak diadakan di bulan Oktober dan
November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord
Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati dekat Cirebon.

 Perundingan Renville

Perundingan Renville berlangsung dari tanggal 8 Desember 1947-17 Januari


1948. Delegrasi Indonesia terdiri atas perdana menteri Amir Syarifuddin, Mr.
Ali Sastroamijoyo, Dr. Tjoa Sik len, Mr. Moh. Roem, Haji Agus Salim, Mr.
Nasrun dan Ir. Juanda. Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir
Wijoyoatmojo, Pangeran Kartanagara, Jhr. van Vredenburgh, Dr. Soumokil dan
Zulkarnain.
Ternyata wakil-wakil Belanda hampir semuanya berasal dari bangsa Indonesia
sendiri yang pro-Belanda. Dengan demikian, Belanda tetap ingin melakukan
politik adu domba agar mudah menguasai Indonesia.
Perjanjian Renville sangat merugikan pihak Indonesia, tetapi atas
desakan KTN, Indonesia harus menyetujuhinya. Perjanjian tersebut
ditandatangani kedua belah pihak tanggal 17 Januari 1948.
Penandatanganan perjanjian Renville menimbulkan kerugian dan
akibat yang buruk bagi pemerinta Indonesia. Kerugian yang diderita
Indonesia adalah sebagai berikut:
Wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit dan terkurung
oleh daerah-daerah kekuasaan Belanda.

1. Daerah-daerah gerilya TNI yang berada di daerah kantong harus


ditinggalkan sehingga terjadilah hijrah besar-besaran TNI dari Jawa
Timir-Barat ke pusat pemerintahan RI di Yogyakarta.
2. Timbulnya reaksi keras dari kalangan para pemimpin Republik
Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin
yang dianggap telah menjual negara kepada Belanda.
3. Perekonomian Indonesia diblokade secara ketat oleh Belanda.
 Perundingan Roem-Royen
Setelah adanya resolusi Dewan Keamanan PBB pada tanggal 23 Maret
1949, PBB memrintahkan UNCI agar membantu pelaksanaan resolusi
tersebut. UNCI kemudian menemui para pemimpin RI dan Belanda
yang akhirnya mereka berhasil dibawa meja perundingan. Delegasi
Indonesia diketuai oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan pihak Belanda
diketuai oleh Dr. J.H van Royen. Pada tanggal 17 April 1949, dimulailah
perundingan pendahuluan di Jakarta yang dipimpin oleh Marle
Cochran, wakil Amerika Serikat dalam UNCI. Dalam perundingan
selanjutnya delegasi Indonesia adalah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX. Akhirnya, pada tanggal 7 Mei 1949 dicapailah
persetujuan yang disebut Roem-Royen Statement. Pernyataan
pemerintah RI dibacakan oleh ketua delegasi Indonesia Mr. Moh.
Roem yang berisi, antara lain bahwa pemerintah RI akan:
1.Mengeluarkan perintah penghentian perang gerilya.
Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang bertujuan
mempercepat penyerahan kedaulatan yang lengkap dari tidak bersyarat kepada
negara RIS.
2. selanjutnya, delegasi Belanda membacakan pernyataannya yang dilakukan
oleh Dr. J.H van Royen yang berisi, antara lain bahwa Belanda akan:
Menyetujui Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.
3. Membebaskan para pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang
ditawan sejak tanggal 19 Desember 1948.
4. Menyetujui Republik Indonesia menjadi bagian dari RIS.
5. Mengadakan KMB secepatnya di Den Haag setelah pemerintah Republik
Indonesia kembali ke Yogyakarta.
6. Dengan dicapainya perjanjian Roem-Royen, mulailah diadakan tindakan
pelaksanaannya yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
Seluruh tentara Belanda harus segera ditarik dari Yogyakarta.
7. Setelah kota Yogyakarta dikosongkan dari tentara Belanda, pada tanggal 29
Juni, selanjutnya TNI mulai menggantikannya memasuki kota. Keluarnya
tentara Belanda dan masuknya TNI tersebut diawasi oleh UNCI. Panglima
Besar Jenderal Sudirman dengan ditandu beserta para pejuang lainnya tiba di
Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.
 Konferensi Antar-Indonesia

Dalam perundingan Roem-Royen, bangsa Indonesia menyatakan


kesediannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Sebagai persiapan menghadapi KMB, diadakan Konferensi Antar-
Indonesia yang bertujuan mengadakan pembicaraan antara Badan
Permusyawaratan Federal (Bijeenkomst voor Federaal Overleg/BFO)
dan Republik Indonesia guna mendapatkan kesepakatan yang
mendasar untuk menghadapi KMB. BFO ialah negara-negara boneka
buatan Belanda di Republik Indonesia. Namun, mereka menetang
Agresi Militer Belanda II atas kota Yogyakarta.

Konferensi Antar-Indonesia dilangsungkan dalam dua tahap. Tahap


pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli 1949 yang
dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta. Tujuan konferensi ini
merupakan untuk membahas berbagai hal yang ada kaitannya dengan
pembentukan negara federal sementara. Keputusan penting yang
diambil, antara lain sebagai berikut:
1. Nama negara federal ialah Republik Indonesia Serikat (RIS).
2. RIS akan dikepalai oleh presiden yang dipilih negara-negara bagian (RI
dan BFO).
3. Dalam konstitusi sementara harus ada ketentuan tentang negara-negara
bagian yang dihimpun dalam RIS.
4. RIS akan menerima kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun
dari Kerajaan Belanda.
5. Angkatan Perang RIS ialan angkatan perang nasional.
6. Pertahanan negara ialah semata-mata hak pemerintah RIS.

Sidang kedua Konferensi Antar-Indonesia diselenggarakan di Jakarta


pada tanggal 30 Juli 1949. Persetujuan yang dicapai, antara lain bendera
RIS ialah sang Merah Putih, lagu kebangsaanya adalah Indonesia Raya,
dan bahasa resminya ialah Bahasa Indonesia. Presiden RIS dipilih oleh
para wakil dari RI dan BFO. Pengisian keanggotaannya MPRS,
diserahkan kepada kebijaksanaan negara-negara bagian yang jumlahnya
16 negara. Kedua delegasi juga setuju untuk membentuk Panitia
Persiapan Nasional yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaannya KMB.
 Konferensi Meja Bundar dan Pengakuan Kedaulatan

Dengan berhasilnya Konferensi Antar-Indonesia, bangsa Indonesia berhasil


menyelesaikan masalahnya sendiri. Bangsa Indonesia kini bersiap menghadapi
KMB. Pada tanggal 4 Agustus 1949 telah diangkat delegasi Republik Indonesia
untuk menghadiri KMB yang terdiri atas Drs. Moh Hatta, Mr. Moh. Roem,
Prof. Dr. Mr Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamijoyo, Ir. Juanda, Dr.
Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Joyohadikusumo, Mr. Abdul
Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B Simatupang dam Mr. Sumardi. Sedangkan
delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak.

KMB diselenggarakan di Den Haag, Belanda, dari tanggal 23 Agustus-02


November 1949. KMB ialah konferensi segitiga antara delegasi dari negeri
Belanda, RI dan BFO di bawah pengawasan komisi PBB.

Oleh karena antara RI dan BFO telah terdapat kesamaan pendirian, dalam


setiap persidangan KMB pihak RI hanya menghadapi delegasi Belanda. Hal ini
memperlancar jalannya perudingan sehingga pada tanggal 29 Oktober 1949
telah ditanda-tangani Piagam Persetujuan Konsitusi RIS. Pada tanggal 2
November 1949 perundingan ditutup dengan keputusan antara lain sebagai
berikut:
Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat.
1. Penyelesaian soal Irian Barat ditangguhkan sampai tahun berikutnya.
2. RIS sebagai negara yang berdaulat penuh bekerja sama dengan Belanda dalam
suatu perserikatan yang dipimpin oleh ratu Belanda atas dasar sukarela dengan
kedudukan dan hak yang sama.
3. RIS mengembalika semua hak milih Belanda, memberikan hak konsesi dan izin
baru bagi perusahaan-perusahaan.
4. Semua utang bekas Hindia Belanda harus dibayar oleh RIS.
5. Dalam bidang militer akan dibentuk Angkatan Perang Republik Indonesia
seringan dengan TNI sebagai intinya.
6. Pada tanggal 6-14 Desember 1949, Komisi Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
mengadakan sidang untuk membahas hasil-hasil KMB. Selanjutnya, sidang
berhasil menyepakati Undang-Undang Dasar RIS sebagai Konstitusi RIS.

Pada tanggal 16 Desember 1949 , Ir. Soekarna dipilih sebagai presiden RIS dan
Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden RIS. dan pada tanggal 17 Desember 1949 di
Keraton Yogyakarta, kedua tokojh tersebut dilantik sebagai presiden pertama RIS.

Sejak tanggal 27 Desember 1949a pemerintah Belanda secara resmi telah


mengakui kedaulatan Indonesia. Dengan demikian, berakhir pula masa
penjajahan Belanda di Indonesia dan mulailah berdiri tegak negara Indonesia
Serikat yang merdeka dan berdaulat penuh dengan menggunakan UUD RIS. Pada
tanggal 28 Desember 1949 pusat pemerintah RIS yang berada di Yogyakarta
dipindahkan ke Jakarta.
PENGARUH REVOLUSI INDONESIA
 Gerakan revolusi nasional Indonesia ini memberikan efek langsung
pada kondisi ekonomi, sosial dan budaya Indonesia itu sendiri, di
antaranya kekurangan bahan makanan, dan bahan bakar. Ada dua efek
dalam ekonomi yang ditimbulkan oleh gerakan nasional Indonesia
yang berdampak langsung dengan ekonomi Kerajaan Belanda dan
Indonesia, keduanya kembali untuk membangun ekonomi mereka
secara berkelanjutan setelah Perang Dunia II dan gerakan revolusi
Indonesia. Republik Indonesia mengatur kembali setiap hal yang
dibutuhkan oleh rakyat Indonesia yang awalnya diblokade oleh
Belanda.
 Persatuan dari setiap daerah di Indonesia menjadi kuat
 Revolusi Indonesia mengilhami bangsa lain untuk bebas dari
penjajahan
 Hubungan Indonesia dengan bangsa lain menjadi kuat

Anda mungkin juga menyukai