REVOLUSI INDONESIA
Kelompok 4
M. Deoval
M. Arthur
Halik Nazuar
M. Akbar Raihan
Erdyvan Robben
Ari Setiawan
Fajar Ramadhan
Reyza Bernardo
Hafidz pratama
Ferdinan Valencia
REVOLUSI INDONESIA
Revolusi Indonesia bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan dari pemerintah
kolonial yaitu Belanda. Revolusi ini berakar pada ide serta konsep-konsep yang lahir pada
zaman pergerakan nasional. Tahap awal revolusi Indonesia lebih mengedepankan aksi-aksi
spontan maupun fisik. Akan tetapi perjuangan secara fisik dan diplomasi saling berkaitan satu
sama lain sehingga rakyat juga dilibatkan dalam politik.
Revolusi Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara
RI yang baru lahir melawan kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu yang diwakili
Inggris.
gerakan revolusi sebenarnya sudah dimulai sejak 1908, dikenal hari kebangkitan nasional
Indonesia yang telah melahirkan revolusi fisik dan sosial yang berdampak pada perubahan
berbagai aspek.
KEADAAN INDONESIA SEBELUM TERJADI
REVOLUSI
Belanda menyerah tanpa syarat kepada jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8
maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus
1945. Di Indonesia, Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang dibuat Jepang
antara lain adalah PETA (Pembela Tanah Air), Heiho (pasukan Indonesia buatan Jepang),
PUTERA, Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Perlawanan terhadap penjajahan Jepang banyak dilakukan di beberapa daerah di
Indonesia.
Pemerintahan Jepang di Indonesia berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu di
Perang Dunia II. Dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh tentara
sekutu. Setelah mendengar adanya kekalahan Jepang, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh
Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan
tujuan bangsa Indonesia untuk merdeka. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan
Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, Vietnam
untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah beberapa lama pada 16 Agustus 1945, Soekarno-
Hatta diculik (Rengasdengklok). Pada 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan merdeka di
kediaman Soekarno.
Sebab-sebab terjadinya revolusi indonesia
SEBAB UMUM
Rakyat Indonesia semakin lama semakin miskin, melarat, tertindas, dan terkungkung.
Pertentangan kelas dan kebangsaan makin lama semakin tajam.
Pemerintah Belanda makin lama semakin reaksioner
Pergerakan nasionalis untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Belanda.
SEBAB KHUSUS
Negara Indonesia mengalami krisis sosial dan politik dengan intensitas yang tinggi. Krisis ini
disebabkan karena ada perasaan yang tidak aman dan penuh kegelisahan yang langsung
menyangkut soal kelangsungan hidup, yaitu pada saat tentara Jepang ditarik mundur karena
kekalahannya dari tentara sekutu. Jepang melepaskan Indonesia, dan Indonesia akan diduduki
lagi oleh Belanda.
Kekayaan dan kekuasaan sudah tertumpuk ke dalam genggaman beberapa orang kapitalis.
Jalannya revolusi indonesia
Pada akhir bulan Agustus 1945, pemerintahan republikan telah berdiri di Jakarta. Kabinet
Presidensial dibentuk, dengan Soekarno sendiri sebagai ketuanya. Hingga pemilihan umum
digelar, Komite Nasional Indonesia Pusat dibentuk untuk membantu Presiden dan bertindak
hampir sebagai badan legislatif. Komite serupa juga dibentuk di tingkat provinsi dan
kabupaten. Mendengar berita pembentukan pemerintah pusat di Jakarta, beberapa raja
menyatakan menggabungkan diri dengan Indonesia. Sementara beberapa lainnya belum
menyatakan sikap atau menolak mentah-mentah, terutama yang pernah didukung oleh
pemerintah Belanda.
Khawatir Belanda akan berusaha merebut kembali kekuasaan di Indonesia, pemerintah yang
baru dibentuk tersebut dengan cepat menyelesaikan persoalan administrasi. Saat itu,
pemerintahan masih sangat terpusat di pulau Jawa, sementara kontak ke luar pulau masih
sangat sedikit. Pada 14 November 1945, Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri pertama
mengetuai kabinet Sjahrir I.
Beberapa minggu setelah Jepang menyerah, Giyugun dan Heiho dibubarkan oleh pemerintah
Jepang. Struktur komando dan keanggotaan PETA dan Heiho pun hilang. Karena itu, pasukan
republikan yang mulai tumbuh di bulan September, tetapi lebih banyak berupa kelompok-
kelompok kecil milisi pemuda yang tidak terlatih, yang biasanya dipimpin oleh seorang
pemimpin karismatik. Dalam masa awal pembentukan struktur militer, perwira Indonesia yang
dilatih Jepang mendapat pangkat yang lebih tinggi dibanding perwira yang dilatih oleh
Belanda. Pada 12 November 1945, dalam sebuah konferensi antar panglima-panglima divisi
militer di Yogyakarta seorang mantan guru sekolah berumur 30 tahun bernama Sudirman
terpilih menjadi panglima Tentara Keamanan Rakyat, bergelar "Panglima Besar".
Situasi Belanda pada saat itu lemah setelah diamuk Perang Dunia Kedua di Eropa dan
baru bisa mengatur kembali militernya pada awal 1946. Jepang dan kekuatan sekutu lainnya
enggan menjadi pelaksana tugas pemerintahan di Indonesia.[15] Sementara Amerika
Serikat sedang fokus bertempur di kepulauan Jepang, Indonesia diletakkan di bawah
kendali seorang laksamana dari Angkatan Laut Britania Raya, Laksamana Earl Louis
Mountbatten, Panglima Tertinggi Sekutu untuk Komando Asia Tenggara. Enklaf-enklaf
Sekutu muncul di Kalimantan, Morotai, dan beberapa bagian di Irian Jaya; para pegawai
sipil Belanda telah kembali ke daerah-daerah tersebut. Di area yang dikuasa angkatan laut
Jepang, kedatangan pasukan Sekutu segera saja menghentikan aksi-aksi revolusioner,
dimana tentara Australia (diikuti pasukan Belanda dan pegawai-pegawai sipilnya), dengan
cepat menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Jepang, kecuali Bali dan
Lombok. Karena tidak adanya perlawanan berarti, dua divisi tentara Australia dengan
mudah menguasai beberapa daerah di bagian Timur Indonesia.
Inggris ditugaskan untuk mengatur kembali jalannya pemerintahan sipil di Jawa.
Belanda mengambil kesempatan ini untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonial
lewat NICA dan terus mengklaim kedaulatan atas Indonesia. Meskipun begitu, tentara
Persemakmuran belum mendarat di Jawa sampai September 1945. Tugas mendesak Lord
Mountbatten adalah pemulangan 300,000 orang Jepang dan membebaskan para tawanan
perang. Ia tidak ingin (dan tidak berdaya) untuk memperjuangakan pengembalian
Indonesia pada Belanda. Tentara Inggris pertama kali mendarat di Medan, Padang,
Palembang, Semarang dan Surabaya pada bulan Oktober. Dalam usaha menghindari
bentrokan dengan orang-orang Indonesia, komandan pasukan Inggris Letjen Sir Philip
Christison, mengirim para prajurit Belanda yang dibebaskan ke Indonesia Timur, dimana
pendudukan kembali Belanda berlangsung mulus. Tensi memuncak saat tentara Inggris
memasuki Jawa dan Sumatera; bentrokan pecah antara kaum republikan melawan para
"musuh negara", seperti tawanan Belanda, KNIL, orang Tionghoa, orang-orang Indo dan
warga sipil Jepang.
Peristiwa yang terjadi saat revolusi indonesia
REVOLUSI FISIK
Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya
di bawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby yang diikuti NICA yang ingin menegakkan
pemerintahan Hindia Belanda. Dengan cara menimbulkan kekacauan antara rakyat
dengan pasukan sekutu dan menimbulkan bentrokan, berujung pada peristiwa 10
November 1945, yang berakhir pada awal Desember. Tanggal 10 November diperingati
sebagai hari pahlawan sejak saat itu.
15 Oktober 1945, yaitu pertempuran antara Jepang dengan TKR dan para pemuda.
Peristiwa ini menyebabkan korban di kedua belah pihak.
Pertempuran Ambarawa
Pemberontakan Komunis
Pada 18 September 1948 Republik Soviet Indonesia
diproklamasikan di Madiun, oleh anggota PKI yang berniat
menjalankan sebuah pusat pembangkangan atas kepemimpinan
Sukarno Hatta, yang dianggap budak Jepang dan Amerika.
Pemberontakan Darul Islam
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi
Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata
Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan
kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut
Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.Pada saat dilantik sebagai
Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar
beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa
persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakkar
mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan
menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7
Agustus 1953.
Awalnya TNI tidak merespon karena sedang berkonsentrasi
melawan agresi Belanda. Namun setelah seluruh teritori kembali
disatukan pada 1950, maka pemerintah Republik Indonesia mulai
menganggap Darul Islam sebagai ancaman, terutama setelah beberapa
provinsi lainnya menyatakan bergabung dalam Darul Islam.
Perlawanan ini berhasil dipadamkan mulai tahun 1962, dan tanggal 3
Februari 1965, Kahar Muzakkar tertembak mati oleh pasukan TNI
dalam sebuah baku tembak.
DIPLOMASI
Perjanjian Linggarjati
Bulan Agustus pemerintah Belanda melakukan usaha lain untuk
memecah halangan dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke
Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil
republik itu. Konferensi antara dua belah pihak diadakan di bulan Oktober dan
November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khusus Inggris, Lord
Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati dekat Cirebon.
Perundingan Renville
Pada tanggal 16 Desember 1949 , Ir. Soekarna dipilih sebagai presiden RIS dan
Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden RIS. dan pada tanggal 17 Desember 1949 di
Keraton Yogyakarta, kedua tokojh tersebut dilantik sebagai presiden pertama RIS.