Menegakkan
Panji-Panji NKRI
A. Perkembangan Indonesia pada Awal Kemerdekaan
Kemerdekaan yg diproklamasikan 17 Agustus 1945 segera tersebar ke berbagai
daerah di Indonesia. Berita proklamasi kemerdekaan disambut dengan penuh
sukacita. Meski demikian‚ proklamasi kemerdekaan bukan titik akhir perjuangan
bangsa Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia harus kembali b’juang
mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan. Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan ini yg menjadi periode penting dlm sej Indonesia
sbg negara merdeka.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dapat dikatakan lebih sulit daripada
perjuangan meraih kemerdekaan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
menjadi agenda para founding fathers (julukan bagi 68 orang tokoh Indonesia yg
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing
dan berperan dlm perumusan bentuk / format negara yg akan dikelola setelah
kemerdekaan).
Pemimpin:
Laksamana Lord Louis Mountbatten dari Inggris
3. PerlawananMempertahankan Kemerdekaan
Pada awalnya Sekutu dan Belanda belum mengetahui apabila rakyat
Indonesia telah membentuk pemerintah sendiri. Belanda mengira dapat
Pendaratan tentara Sekutu yg diboncengin NICA ditanggapi dengan sikap
kewaspadaan oleh rakyat Indonesia. Rakyat membentuk barisan perjuangan dgn
senjata seadanya. Dibeberapa t4 rakyat mendapatkan senjata dari tentara Jepang
secara sukarela. Di t4 lain pertempuran antara pemuda dan tentara Jepang utk
memperebutkan senjata tdk dapat dihindarkan. Pertempuran yg melibatkan tentara
Jepang dan rakyat Indonesia meletus di “Semarang‚ Yogyakarta dan Ambarawa”.
Sehingga rakyat Indonesia harus menghadapi 3 musuh sekaligus (tentara
Jepang‚ Sekutu dan Belanda).
c. Pertempuran
Surabaya
Rakyat Surabaya bersatu menentang kedatangan tentara Sekutu.
Rakyat Sekutu yg dikenal dgn sebutan arek2 Surabaya menunjukkan
semangat pantang menyerah. Hanya ada 2 pilihan di tangan rakyat
“merdeka/mati”. Sejak awal kedatangan tentara Sekutu‚ pemegang
Suasana tegangpun tercipta antara Sekutu dan para pejuang di Surabaya.
Ketegangan tsb akhirnya berujung bentrokan antara pasukan Sekutu dan
para pejuang. Pertempuran Surabaya berawal ketika tentara Sekutu (AFNEI)
mendarat di Surabaya 25 Oktober 1945. Tentara Sekutu dipimpin “Brigadir
Jenderal A.W.S. Mallaby”.
d. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa berlangsung dari Oktober – Desember 1945‚ meski terbatas dlm
jumlah personel dan senjata‚ pasukan TKR berhasil memukul mundur pasukan Sekutu.
20 Oktober 1945‚ pasukan Sekutu mendarat di Semarang. Kedatangan Sekutu dipimpin
Brigadir Jenderal Bethell. Pada awal kedatagannya mendapat sambutan baik dari rakyat
Semarang dan Ambarawa‚ karena b’t7n mengurus tawanan perang dan tentara Jepang
yg berada di Jateng. Sambutan baik juga datang dari Gubernur Jateng‚ Soeroso. Bahkan
ia menawarkan bantuan makanan dan keperluan2 lain utk pihak Sekutu. Sambutan baik
ini diberikan karena Sekutu b’janji tdk akan menganggu kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden di Magelang setelah kedatangan tentara
Inggris di Semarang. Pem Indonesia memperkenankan pasukan Inggris membebaskan
para tawanan Perang Belanda yg berada di Ambarawa dan Magelang.
Ternyata‚ pasukan Inggris datang bersama tentara NICA (Belanda). Mereka kemudian
mempersenjatai para tawanan perang yg dibebaskan. 26 Oktober 1945 pecah
pertempuran antara TKR dan tentara Sekutu.
Insiden pertempuran s4 terhenti setelah Presiden Soekarno bertemu dgn Brigadir
Jenderal Bethell di Magelang 2 Nov 1945.
K2nya menyepakati gencatan senjata dgn kesepakatan:
i.PertempuranMargarana
Terjadi di Bali utk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda. 2-3
Maret 1946 Belanda mendaratkan sekira 2000 tentara di Bali. Pada saat itu
Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai sedang berada di Yogyakarta. Selama di
Yogyakarta‚ I Gusti Ngurah Rai mengadakan pembicaraan dgn Markas Tertinggi
TRI mengenai pembinaan Resimen Sunda Kecil dan strategi menghadapi Belanda.
Setelah kembali dari Yogyakarta‚ I Gusti Ngurah Rai menemukan
kesatuan resimennya dlm keadaan terpecah belah. Ia segera mengonsolidasi
pasukannya utk menghadapi Belanda. Pada saat itu perkembangan situasi
politik di tingkat pusat pem RI kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi
karena hasil Perundingan Linggajati tdk mengakui Bali sbg wil RI.
Belanda berupaya mendirikan negara boneka di wil Indonesia bagian
timur “Negara Indonesia Timur”. Belanda kemudian membujuk I Gusti
Ngurah Rai utk bekerja sama‚ namun ia menolak ajakan tsb. Penolakannya
diperkuat dgn serangan terh Belanda 18 Nov 1946. Dalam serangan ini‚ I Gusti
Ngurah Rai beserta pasukannya berhasil menggepur Tabanan. Pasukan Bali
berhasil memaksa satu datesemen Belanda dgn p’senjataan lengkap menyerah.
Peristiwa tsb menyebabkan kemarahan Belanda‚ Belanda mengerahkan
seluruh kekuatannya di Bali dan Lombok utk membalas serangan I Gusti
Ngurah Rai. Pasukan Belanda berhasil mengalahkan pasukan I Gusti Ngurah
Rai dlm sebuah pertempuran di Desa Margarana. Dlm pertempuran ini I Gusti
Ngurah Rai beserta pasukannya menjlkan strategi Perang Puputan “Perang
Habis2n”. Karena kekuatan yg tdk seimbang‚ pasukan I Gusti Ngurah berhasil
dikalahkan Belanda‚ ia pun gugur bersama anak buahnya. Perang habis2n yg
dilakukan I Gusti Ngurah Rai menunjukkan semangat pantang menyerah dlm
menegakkan kedaulatan bangsa.
B.Antara Perang dan Diplomasi
1. Rangkaian Perjanjian Linggajati
Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia‚ Sutan
Sjahrir memerankan posisi penting dalam kebijakan pemerintah. Ia lebih
menekankan perjuangan diplomasi. Perjuangan diplomasi dipilih karena
Sutan Sjahrir memandang adanya kekuatan politik internasional yang
berkuasa setelah PD II. Perjuangan kemerdekaan Indonesia harus mampu
menekankan diri dalam lingkungan internasional. Perjuangan kemerdekaan
tdk dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Perjanjian Linggajati menjadi langkah awal pem RI untuk memperoleh
pengakuan kedaulatan dari pem Belanda secara internasional. Sebelum
Perjanjian Linggajati dilaksanakan‚ pem Indonesia harus melalui beberapa
perundingan awal‚ yaitu:
Sebagai penengah‚ Sekutu mengutus Sir Archibald Clark Kerr dari Inggris.
Perundingan ini mengagendakan penuntasan perundingan awal di Jakarta.
Indonesia mengharapkan adanya langkah-langkah nyata ke arah pengakuan
kemerdekaan Indonesia. Pihak Belanda menganggap perundingan di Hoge
Valuwe hanya perundingan pendahuluan karena mereka masih menunggu
pemilihan umum yg diselenggarakan di negeri Belanda 17 Mei 1946.
c. Pelaksanaan
Perjanjian Linggajati
Diprakarsai Lord Killearn (Inggris)
Indonesia mengirim delegasi :
Sutan Sjahrir (ketua)
Mr. Moh. Roem
Mr. Susanto
Tirtoprodjo
Dr. A.K. Gani
Isi P. Linggajati:
Belanda mengakui kedaulatan RI secara de facto atas Jawa‚ Madura dan Sumatra
RI dan Belanda akan bekerjasama membentuk RIS yg salah satu negara bagiannya
adalah RI
RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dgn Ratu Belanda sbg
ketuanya
Setelah p’janjian tsb ditandatangani‚ muncul pro dan kontra di anatara para tokoh
republik. Pihak yg tdk puas menilai p’janjia tsb melemahkan posisi Indonesia. Bagi Sutan
Sjahrir P. Linggajati menjadi langkah awal yg sangat diperlukan demi mendapatkan
kedaulatan penuh. Pandangan Sutan Sjahrir terbukti setelah rasa simpati dan dukungan
terh kemerdekaan Indonesia meluas. Sejumlah negara memberikan pengakuan terh
kedaulatan RI. Dukungan dari negara lain sangat penting utk mendapatkan pengakuan
secara internasional.
Dukungan dan pengakuan internasional terh kedaulatan RI menggoyahkan
posisi Belanda. Dukungan publik internasional menunjukkan keberadaan RI
sudah diakui sbg sebuah negara. Posisi ini menyulitkan Belanda apabila tetap
berupaya menguasai negara yg telah merdeka. Belanda berupaya melakukan
terot dgn cara memblokade Indonesia secara politik dan ekonomi. Cara tsb
dilakukan utk membatalkan hasil P. Linggajati secara pihak. 20 Juli 1947
Belanda melaksanakan operasi militer yg dikenal dgn Agresi Militer I Belanda.
d. Konferensi
Malino
B’langsung 15-26 Juli 1946
T7n:
Membentuk negara2 federal di daerah yg baru saja diserahterimakan Inggris
dan Australia kpd Belanda
Tindakan Van Mook mengacu pada pasal 1 dari “enam pasal tambahan” dlm
Perundingan Linggajati
Pembentukan negara federal yg dilakukan van Mook menimbulkan keresahan di
kalangan negara2 bagian dan daerah2 otonom yg tdk terwakili dlm susunan pem baru.
Mei 1948 negara2 federal bentukan van Mook mengadakan rapat di Bandung. Rapat
berlangsung hingga Juli 1948. negara2 federa menyebut rapat2 yg mereka adakan dgn
sebutan Bijeenkomst voor Federal Overleg / BFO (Pertemuan utk musyawarah federal).
Dlm p’kem nya‚ BFO berperan penting dlm upaya diplomasi antara Indonesia-Belanda.
BFO menjalin kerjasama dgn kabinet Belanda di Den Haag utk membentuk pem
interim (peralihan). Rancangan pembentukan pem interim yg dihasilkan saat rapat
BFO pada Mei 1948 dipadukan dgn rencana buatan kabinet Belanda menjadi
“Peraturan Pembentukan Pemerintah Interim di Indonesia” (Bustuursregeling
Indonesie in Overgangstijd = BFO). Rancangan tsb kemudian dibicarakan dgn pem RI
utk mendapatkan p’s7n. Namun dlm sebuah pertemuan di Kaliurang‚ Yogyakarta pada
Des 1948 pihak RI menolak rancangan tsb.
2. AgresiMiliter I Belanda
P. Linggajati sbg upaya penyelesaian konflik tdk cukup efektif utk meredam
p’selisihan Indo-Belanda. Sementara kesepakatan bau saja ditandatangani‚ Belanda
justru mencederai p’janjian dgn melancarkan serangan. 20 Juli 1947‚ Belanda
melancarkan agresi militer p’1 utk mendesak kedudukan pem RI. Dlm aksi ini
Belanda berhasil menerobos daerah2 yg dikuasai republik (Sumatra Timur‚ Jawa
Tengah‚ dan Jawa Timur)
Pasukan TNI membalas serangan yg dilancarkan Belanda. Dlm menghadapi agresi
militer‚ TNI menggunakan strategi baru “wehrkreise”‚ di jlkan dgn membentuk kantong2
perlawanan di daerah yg dikuasai Belanda. Strategi ini terbukti efektif dan menyulitkan posisi
Belanda.
Agresi Militer I Belanda mengalami kegagalan setelah para diplomat RI berhasil menarik
simpati dari publik internasional. Agustus 1947 para tokoh perwakilan Indonesia menghadiri
sidang Dewan Keamanan PBB‚ terlaksana setelah adanya desakan dari Australia dan India kpd
dewan Keamanan PBB utk mengambil tindakan guna mengakhiri permusuhan anatara RI –
Belanda. Agresi Militer I diakhiri dgn perundingan di atas kapal USS Renville. Akibat agresi ini‚
Belanda mendapat kecaman dari dunia internasional.
4. P.
Renville
Setelah KTN dibentuk‚ ia segera melaksanakan tugasnya. KTN
dibentuk di Indonesia 27 Okto 1947‚ para perwakilannya segera menghub
Indonesia-Belanda utk mengadakan pertemuan. Namun‚ baik pihak
Indonesia maupun Belanda tdk b'sedia mengadakan pertemuan di wil yg
dikuasai salah satu pihak. AS menawarkan agar pertemuan diadakan di
kapal USS Renvile milik AS. K2 belah pihak menye7i tawaran AS tsb.
Fungsi PDRI :
Mendataris kekuasaan pem RI
Pengatur komunikasi dan penyalur komunikasi RI dgn daerah2 serta
negara2 sahabat
7. Perjuangan Gerilya
Pada saat para pemimpin pem ditangkap‚ Panglima Besar Jenderal Sudirman tetap teguh
utk memimpin perang gerilya. Ketika memimpin gerilya “Jenderal Sudirman” sdg dlm
keadaan sakit parah. Meski demikian‚ ia b’janji akan menegakkan panji2 NKRI. Jenderal
dan rombongan melakukan p’jalanan dan p’gerakan dari Yogyakarta menuju Gunung
Kidul dengan melewati beberapa kecamatan menuju
Pracimantoro‚ Wonogiri‚ Ponorogo‚ Trenggelek dan Kediri. Dalam keadaan
sakit‚ Sudriman harus ditandu dan dipapah oleh pengawal utk memimpin pasukan serta
memberikan motivasi dan komando kpd para pejuang.
Dari Kediri Jenderal Sudirman dan pasukannya kemudian memutar kembali melewati
Trenggelek. P’jlanan terus berlanjut sampai akhirnya tiba di Desa Sobo‚ Jenderal dan
pasukannya telah menempuh p’jlnan sekitar 1000 km. Waktu gerilya mencapai 6 bl dgn
penuh derita‚ lapar dan dahaga. Ia tdk lagi memikirkan harta‚ jiwa dan raganya
dikorbankan demi tegaknya kedaulatan bangsa dan negara. Meski dlm keadaan
sakit‚ Jenderal terus memberi semangat kpd anak buahnya utk b’juang melawan Belanda.
8. Serangan Umum 1 Maret 1949
Setalah Agresi Militer II‚ pihak Belanda tdk segera menjlkan resolusi Dewan
Keamanan PBB yg dikeluarkan pada 28 Januari 1949. Sri Sultan Hamengku
Buwono IX meminta Jenderal Sudirman melakukan penyerangan terh Belanda
di Yogyakarta. Serangan dilakukan secara besar2n dan mengikutsertakan para
pejabat sipil. Serangan ini merupakan strategi TNI utk menunjukkan kpd
Belanda bahwa TNI dan pem Indonesia masih mempunyai kedudukan yg kuat.
Jenderal Sudirman memerintahkan komandan TNI set4‚ Letkol Soeharto yg
b’tugas memimpin komando penyerangan‚ sdgkan Jenderal Sudirman masih
tetap bergerilya di hutan. 1 Maret 1949 rencana serangan umum terh Belanda
di Yogyakarta di jlkan‚ TNI menggempur Kota Yogyakarta dari berbagai
penjuru. TNI berhasil menguasai Kota Yogyakarta selama 6 jam‚ namun
pasukan Belanda dapat memukul mundur pasukan TNI setelah pasukan
Belanda mendatangkan bantuan dari Gombang dan Magelang.
Keberhasilan serangan umum semakin memperkuat kedudukan Indonesia di
dunia internasional. Dampak secara langsung “Belanda-Indonesia kembali
dipertemukan dlm Perundingan Roem-Royen”. Setelah tercapai
kesepakatan‚ PDRI memerintahkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
mengambil alih pem dari pihak Belanda. Menanggapi situasi tsb‚ Panglima
Besar Jenderal Sudirman memperingatkan seluruh komandan pasukan
kesatuan utk siaga mengamankan pem di Yogyakarta.
9. PerundinganRoem-Royen
Dibentuk : 14 April 1949
Indonesia – Belanda kembali mengadakan perundingan di Jakarta.
Terselenggara atas
inisiatif PBB
Pem RI secara resmi kembali ke Yogyakarta pada 1 Juli 1949. 6 Juli 1949
para pemimpin RI kembali ke Yogyakarta. Setelah itu diadakan sidang p’1
kabinet RI “13 Juli 1949”. Pada kesempatan ini Sjafruddin Prawiranegara
mengembalikan mandatnya sbg kepala PDRI kpd Moh. Hatta
10. Peristiwa Yogya
Kembali
Sejak awal 1949 ada 3 kelompok pimpinan RI yg ditunggu utk kembali k
Yogyakarta‚ yaitu:
Kelompok Bangka
Kelompok PDRI di bawah pimpinan “Mr. Syafruddin Prawiranegara”
Angkatan perang di bawah pimpinan Panglima Besar “Jenderal
Sudirman”
11.Konferensi
Inter-Indonesia
Sebelum pelaksanaan KMB‚ pem RI melakukan pendekatan koordinasi dgn
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) / negara2 bentukan Belanda di
Indonesia. Koordinasi ini dilakukan terutama dlm kaitannya dgn pembentukan
negara RIS. Koordinasi juga dilakukan utk menciptakan satu front guna
menghadapi Belanda. Sehingga Indo dan BFO mengadakan “Konferensi Inter-
Indonesia”‚ penyelenggaraannya menunjukkan bahwa praktik devide et impera
Belanda tdk mampu memecah belah kekuatan Indonesia. Belanda gagal
memisahkan daerah2 di luar RI dari kesatuan RI. Agresi Militer II Belanda justru
menyadarkan negara2 federal anggota BFO bahwa Belanda tdk seharusnya
berkuasa lagi di Indonesia.
Konferensi Inter-Indonesia diadakan 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta. Konferensi
menghasilkan beberapa kesepakatan mengenai bentuk negara dan ketatanegaraan
Negara Indonesia Serikat.
Beberapa kesepakatan tsb sbb:
NIS di s7i dgn nama RIS berdasarkan demokrasi dan federalisme
RIS dikepalai seorang presiden konstitusional dibantu menteri2 yg b’tanggung jawab kpd DPR
Akan dibentuk 2 badan perwakilan (DPR dan DPN) bagian (Senat). Sebelum k2 badan
perwakilan
tersebut terbentuk‚ akan dibentuk DPRS
Pem federal sementara akan menerima kedaulatan dari Belanda dan RI
Angkatan perang RIS merupakan angkatan perang nasional. Presiden RIS merupakan
Panglima
Tertinggi Angkatan Perang RIS
Pertahanan negara menjadi tanggung jawab pem RIS. Negara2 bagian tdk diperkenankan
memiliki angkatan perang
Angkatan Perang RIS (APRIS) dibentuk utk melindungi bangsa Indonesia. Anggota APRIS
terdiri
atas Tentara Nasional Indonesia (TNI)‚ Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL)
‚ Koninklijk
Leger (KL) dan Territoriale Bataljons.
Anggota delegasi RI sangat bersyukur dgn keputusan yg dihasilkan KMB‚ ada beberapa
pihak yg merasa tdk puas dgn hasil keputusan tsb. Pihak yg merasa tdk puas menganggap
keputusan KMB merupakan bom waktu yg dibuat Belanda utk menganggu ketentraman
bangsa Indonesia.
15. Kembali
ke NKRI
Penyerahan dan pengakuan kedaulatan 27 Des 1949‚ menandai resminya negara RIS.
Dalam p’kembangannya banyak rakyat tdk puas dengan pembentukan RIS. Sebagian
besar rakyat yg tdk puas berada di negara2 bagia luar RI. Ke 15 negara bagian RIS
merupakan bentukan Belanda yg merasa belum sepenuhnya memperoleh kemerdekaan.