Anda di halaman 1dari 7

“PERKEMBANGAN INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN ‘

1. Kondisi Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan


Di awal masa kemerdekaannya, Indonesia harus mengalami masalah baru di berbagai
bidang, dan pemerintah harus menyandarkan diri pada orang-orang yang berpengalaman,
seperti Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Dr. Ong Eng Die, Ignatius Joseph Kasimo, Ki Hadjar
Dewantara, dan lain-lain.
Terlepas dari peran para ahli ternyata Indonesia dapat bertahan juga karena partisipasi para
petani, dapat dibayangkan bahwa pada saat itu kas negara kosong dan pemasukan yang
berjalan saat itu dari hasil pertanian.

Untuk pertama kalinya dalam kehidupan rakyat Indonesia kebanyakan, segala sesuatu yang
serba paksaan dari bangsa asing hilang secara tiba-tiba.
Di pihak Belanda sendiri menganggap Revolusi Indonesia sebagai suatu zaman yang
merupakan kelanjutan dari masa lampau, mereka bertujuan menghancurkan sebuah negara
yang baru saja memproklamirkan kemerdekaan mulai dengan cara blokade ekonomi salah
satunya.
Meskipun telah dibacakan proklamasi, banyak raja-raja luar Jawa yang telah didukung dan
dijadikan kaya oleh Belanda sehingga tidak tertarik kepada Revolusi.
Mereka tidak menyukai pimpinan di Jakarta sebagai wakil-wakil kekuatan Revolusi,
meskipun tidak semua raja bersikap demikian, seperti Raja Bone di Sulawesi Selatan
menyatakam dukungannya dan mengakui kekuasaan G.S.S.J. Ratulangi sebagai Gubernur
Republik di sana.

Perubahan di masa awal kemerdekaan diantaranya meliputi perubahan di bidang pendidikan


dengan berdirinya Universitas Gadjah Mada yang merupakan Sekolah Tinggi teknik di
Bandung serta lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan di
tahun 1946 adalah Perguruan Tinggi Kedokteran, Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan,
Sekolah Tinggi Farmasi, dan Perguruan Tinggi Pertanian yang kesemuanya berada di Klaten,
sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.
Di bidang sosial dan budaya ditandai dengan lahirnya seniman dan sastrawan nasional, seperti
penyair Chairil Anwar, penulis prosa Pramoedya Ananta Toer, yang sebagian tulisannya
dikerjakan di penjara Belanda pada tahun 1947-1949, Wartawan Mochtar Lubis, dan lain-lain
serta terbentuknya PWI dan PGRI sebagai upaya untuk melakukan perjuangan melalui
organisasi.
Kemudian dalam bidang ekonomi yang paling signifikan yakni dicetaknya Oeang Repoeblik
Indonesia, uang adalah lambang utama suatu negara merdeka serta sebagai alat untuk
memperkenalkan diri kepada khalayak umum.
Meskipun tengah menghadapi inflasi dan blokade ekonomi, Indonesia dapat bertahan dengan
segala upayanya melalui para ahli di bidang ekonomi, satu hal yang menarik adalah ketika
tengah mengatasi blokade ekonomi, Indonesia berhasil mengirimkan bantuan beras ke India,
ini berkat dukungan dari para petani karena penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada
produksi pertanian. sehingga pemerintah RI bertahan sekalipun keadaan ekonomi sangat
buruk.

2. Kedatangan Sekutu (Inggris ) dan Belanda

A. Latar Belakang Kedatangan Sekutu (Inggris ) dan Belanda

Alasan Sekutu dan Belanda datang ke Indonesia karena:

 Belanda, yang masuk kelompok Sekutu, ingin kembali menjajah Indonesia


 Sebagai pemenang Perang Dunia II Sekutu bertanggung jawab atas wilayah-
wilayah jajahan Jepang termasuk Indonesia

Belanda merasa bisa kembali berkuasa atas Indonesia seperti sebelum direbut Jepang.
Artinya, Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.
Bagi Sekutu, setelah selesai Perang Dunia II, maka wilayah-wilayah bekas jajahan
Jepang adalah tanggung jawab Sekutu.

Sekutu memiliki tanggung jawab, yaitu:


 Pelucutan senjata tentara Jepang
 Memulangkan tentara Jepang
 Melakukan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang

B. Proses

Setelah diketahui Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus1945, maka Belanda


mendesak Inggris agar segera mensahkan hasil perundingan tersebut. Pada tanggal 24
Agustus 1945, hasil perundingan tersebut disahkan.
Berdasarkan persetujuan Potsdam, isi Civil Affairs Agreement diperluas. Inggris
bertanggung jawab untuk seluruh Indonesia termasuk daerah yang berada di bawah
pengawasan SWPAC (South West Pasific Areas Command).
Untuk melaksanakan isi Perjanjian Potsdam, maka pihak SWPAC di bawah Lord Louis
Mountbatten di Singapura segera mengatur pendaratan tentara Sekutu di Indonesia.
Kemudian pada tanggal 16 September 1945, wakil Mountbatten, yakni Laksamana Muda
WR Patterson dengan menumpang Kapal Cumberland, mendarat di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya. Dalam rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass seorang Belanda
yang mewakili H.J. Van Mook (Pemimpin NICA).
Setelah informasi dan persiapan dipandang cukup, maka Louis Mountbatten membentuk
pasukan komando khusus yang disebut AFNEI  (Allied Forces Netherlands East Indiers)
di bawahpimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tugas tentara AFNEI sebagai
berikut.
1. Menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban, dan
keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil.
5. Mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili sesuai
hukum yang berlaku.
Kedatangan tentara Sekutu diboncengi NICA yang akan menegakkan kembali
kekuatannya di Indonesia. Hal ini menimbulkan kecurigaan terhadap Sekutu dan bersikap
anti Belanda.
Sementara Christison sebagai pemimpin AFNEI menyadari bahwa, untuk menjalankan
tugasnya tidak mungkin tanpa bantuan pemerintah RI. Oleh karena itu, Christison
bersedia berunding dengan pernerintah RI. Kemudian, Christison pada tanggal 1 Oktober
1945 mengeluarkan pernyataan pengakuan secara de facto tentang negara Indonesia.
Namun, dalam kenyataannya pernyataan tersebut banyak dilanggarnya.

Bagi Sekutu, setelah selesai Perang Dunia II, maka wilayah-wilayah bekas jajahan
Jepang adalah tanggung jawab Sekutu.

Sekutu memiliki tanggung jawab, yaitu:


 Pelucutan senjata tentara Jepang
 Memulangkan tentara Jepang
 Melakukan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang

C. Akibat

Faktanya, rakyat Indonesia telah menyatakan proklamasi kemerdekaan negara


Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Proklamasi dilakukan oleh Soekarno dan Moh
Hatta atas nama rakyat Indonesia di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Kondisi ini
bertolak belakang dengan sudut pandang Belanda dan Sekutu. Terlebih Jepang, sebagai
pihak yang kalah perang, diminta Sekutu agar tetap menjaga Indonesia dalam keadaan
status quo.
Akibatnya terjadi pertentangan (konflik) antara Indonesia dengan Sekutu dan Belanda.
Rakyat Indonesia harus berhadapan dengan tiga pihak yaitu Jepang, tentara Inggris atas
nama Sekutu dan NICA yang mewakili Belanda dengan membonceng Sekutu.

Sehingga muncul berbagai pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan :

 Pertempuran 10 November
Awalnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya pada 25 Oktober
1945, tentara Sekutu berniat menguasai Surabaya.pertempuran pecah, pada 30
Oktober 1945, Jendral Mallaby tewas. 9 November Inggris mengultimatum agar
Rakyat Surabaya menyerahkan senjata, kalau tidak, pada 10 November akan
digempur habis dari darat, laut, udara. Namun, ultimatum dihiraukan oleh rakyat
Surabaya, dan bertekad untuk mempertahankan Surabaya sampai titik darah
penghabisan. Bung Tomo memimpin para arek-arek Surabaya yang membakar
semangat para pejuang.

  Bandung Lautan Api

Peristiwa yang terjadi pada 23 Maret 1946 para penduduk Bandung membakar rumah
mereka sebelum meninggalkan dan mengungsi ke daerah selatan Bandung, tak
kurang dari 200.000 ribu rumah dibakar dan dalam waktu tujuh jam! Ini dimaksudkan
agar mencegah tentara Sekutu dan NICA Belanda menggunakan Kota Bandung
sebagai markas militer.

 Pertempuran 5 Hari di Semarang

Pertempuran ini berlangsung pada 15-19 Oktober 1945, melawan tentara Jepang, dan
dihentikan saat adanya gencatan senjata. Penyebab utamanya,  karena larinya tentara
Jepang pada saat akan ditahan dan tewasnya Dr. Kariadi, yang dibunuh oleh tentara
Jepang saat akan memeriksa sumber air yang diduga diracuni oleh Jepang. 

 Pertempuran Ambarawa

Terjadi pada 20 November 1945 dan berakhir 15 Desember 1945, antara pasukan
TKR dan para pemuda melawan pasukan Sekutu Inggris. Bermula pada 20 Oktober
1945, tentara Sekutu yang membebaskan tawanan Sekutu dan menuju Magelang
untuk membebaskan tawanan NICA Belanda. Puncaknya pada 20 November perang
pun pecah, karena pihak Sekutu mengingkari janji yang telah disepakati terkait isi
naskah pada 2 November 1945.

 Pertempuran Medan Area

Pertempuaran yang terjadi pada 10 Desember 1945. Sekutu mendarat di Medan pada
9 Oktober, yang dipimpin oleh Brigadir Jendral T.E.D Kelly, yang diboncengi oleh
NICA. Para pejuang pada 13 Oktober telah siap membentuk Divisi Benteng, dan
terjadi pertempuran pertama di Medan pada tanggal itu. Puncaknya pada 10
Desember 1945.

 Perang Puputan

Perang ini dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, yang terjadi pada 20 November 1946.
Pasukan TKR bertempur habis-habisan dalam mengusir pasukan Belanda yang
kembali datang setelah kekalahan Jepang. 

 Pertempuran Lima Hari Lima Malam Di Palembang

Berlangsug pada 1-5 Januari 1947, dan berakhir dengan gencatan senjata pada 6
Januari 1947. Bermula tindakan pasukan sekutu yang melakukan penggeledahan
senjata rampasan dari Jepang di rumah para penduduk, hal itu menyinggung
perasaaan rakyat Palembang. 
3. Daftar pustaka

 Abdullah, Taufik dan A.B. Lapian, ed. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jilid 8
Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
 Lubis, Nina.H, dkk. 2003. Sejarah Tatar Sunda Jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian
dan Pemberdayaan Universitas Padjadjaran.
 Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia. Jilid VI.
Jakarta: Balai Pustaka.
 Ricklefs, M.C. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
 http://sixibab6.blogspot.com/p/kedatangan-sekutu-dan-belanda.html

Anda mungkin juga menyukai