Anda di halaman 1dari 7

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Ada beberapa cara atau usaha yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada kurun waktu 1945 – 1949. Secara garis
besar, ternagi menjadi usaha beberapa perjuangan diplomasi atau perundingan dan jalur
peperangan atau dengan kekuatan bersenjata, perjuangan bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaannya dapat dijabarkan sebagai berikut :

A. Perjuangan Bersenjata Rakyat dan Pemerintah di Berbagai Daerah.


Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui
kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Ketika negara kita
memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang masih ada di Indonesia.
Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia
seperti sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu. Tugas tersebut berlaku saat
Sekutu datang ke Indonesia.
Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha
mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Usaha tersebut mendapat
rintangan dari pihak Jepang sehingga di beberapa tempat terjadi pertempuran
antara tentara Jepang dengan rakyat Indonesia. Pertempuran-pertempuran
tersebut menimbulkan korban di kedua belah pihak. Ketika rakyat Indonesia
sedang menghadapi Jepang, Belanda (NICA) datang membonceng tentara
Sekutu. Tujuan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di
Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu
membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat
Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia
bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan
senjata rampasan dari Jepang dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah
pertempuran di mana-mana.
1. Pertempuran Surabaya
Tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Tanjung Perak,
Surabaya. Tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jendral AW.S
Mallaby. Kedatangan tentara tersebut diikuti oleh NICA. Mula-mula
tentara NICA melancarkan hasutan sehingga menimbulkan kekacauan di
Surabaya. Hal tersebut menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya
dengan tentara Sekutu.
Tanggal 28 Oktober hingga 31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang
hebat. Ketika terdesak, tentara Sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin
Indonesia untuk mengadakan gencatan senjata diSurabaya, dalam peristiwa
itu Brigjen AW.S Mallaby terbunuh, atas kematian Brigjen AW.S Mallaby
Mayor Jendral Mansergh mengeluaran ultimatum yang dimana Sekutu
memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya paling lambat
tanggal 9 November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila ultimatum tersebut
tidak dilaksanakan maka kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan
udara, namun rakyat Surabaya menolak ultimatum dan siap melawan
Sekutu.
Tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 tentara Sekutu menggempur
Surabaya dari darat, laut maupun udara. Di bawah pimpinan Gubernur
Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan
sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar
Bung Tomo membakar semangat rakyat. Dalam pertempuran yang
berlangsung sampai awal Desember itu gugur beribu-ribu pejuang
Indonesia. Hingga pada akhirnya pemerintah menetapkan 10 November
sebagai Hari Pahlawan.
2. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2000
pasukan Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini
memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah
satu korban sehungga naanya diabadikan menjadi nama salah satu Rumah
Sakit du kota Semarang sampai sekarang. Untuk memperingati peristiwa
tersebut maka pemerintah embangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu
Muda.
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini diawali denan kedatangan tentara Inggris di bawah
pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk
membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang, karena Sekutu
diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara
sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan
Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut
Letkol Isdiman gugur sebagau kusuma bangsa. Kemudian Kolonel
Sudirman terjun langsung dalam pertempuran tersebut hingga pada tanggal
15 Desember 1945 tentara Sekutu mundur sampai Semarang. Karena
jasanya pada tanggal 18 Desember 1945 Kolonel Sudirman diangkat
menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jendral. Sampai sekarang
tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari infantry.
4. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi Belanda dan
NICA di bawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan, pada
tanggal 13 Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam TKR terlibat
bentrok dengan pasukan Belanda, sehingga hal ini menjalar ke seluruh kota
Medan. Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan
Pertempuran Medan Raya.
5. Bandung Lautan Api
Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan Oktober 1945. Sekutu
meminta hasil lucutan tentara Jepang oleh TKR diserahkan kepada Sekutu.
Pada tangal 21 November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota Badung
dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah
ultimatum tersebut diulang tanggal 23 Maret 1946.
Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI mengosongkan
Bandung, tetapi pimpinan TRI di Yogyakarta mengintruksikan supaya
Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya dengan berat hati TRI
mengosongkan kota Bandung. Sebelum keluar Bandung pada tanggal 23
Maret 1946 para pejuang RI menyerang markas Sekutu dan
membumihanguskan Bandung bagian selatan, maka terjadilah Bandung
Lautan Api. Untuk mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki
mengabadikannya dalam sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo Bandung.

B. Aktifias Diplomasi Indonesia di Dunia Internasional dalam


Mempertahankan Kemerdekaan.
1. Perundingan Linggarjati
Perundingan linggarjati dilakukan mulai dari tanggal 10 November 1946 di
Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili
Perdana Menteri Sutan Syahrur sedangkan Belanda diwakili oleh Prof.
Schermerhorn. Perundingan tersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang
diplomat Inggris. Hasi perundingan Linggarjati kemudian disahkan pada
tanggal 25 Maret 1947. Berikut ini beberapa keputusa Perundingan
Linggarjati :
a) Belanda mengakui secara de facto wilayah Indonesia meliputi Jawa,
Madura, dan Sumatra.
b) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara
Indonesia Serikat, dengan salah satu negara bagiannya adalah republik
Indonesia.
c) Republic Indonesia serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia
dengan Ratu Belanda sebagau ketuanya.
2. Perundingan Renville
Kesepakatan yang dihasilkan pada perundingan Linggajati ternyata sulit
terlaksana. Belanda bahkan melancarkan Agresi Militer I pada tanggal 21
Juli 1947. Akibatnya Dewan Keamanan PBB kemudian mengirimkan
komisi jasa baik yang terdiri atas 3 negara yaitu Australia, Belgia, dan
Amerika Serikat. Mereka bertindak sebagai perantara perundingan.
Perundingan yang diinisiasi komisi tersebut kemudian dilakukan di sebuah
kapal perang milik Amerika Serikat. Perundingan ini dikenal dengan nama
perundingan Renville mengambil nama kapal tersebut : USS Renville.
Pemerintah Indonesia diwakili oleh Amir Syarifuddin sedangkan Belanda
diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Hasil perundingan tersebut (8
Desember 1947 – 17 Januari 1948) adalah :
a) Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera
sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.
b) Disetujuinya sebuah garis demakrasi yang memisahkan wilayah
Indonesia dan daerah pendidikan Belanda.
c) TNI harus ditarik mundur dari daeah-daerah kantongnta di wilayah
pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.
3. Perundingan Roem-Royen
Pada tanggal 7 Mei 1949 Mr. Moh Roem selaku ketuan delegasi Indonesia
dan Dr. Van Royen selaku ketua delegasi Belanda, berhasil membuat suatu
perjanjian. Perjanjian Roem-Royen akibat Agresi Militer Belanda II dan
dimediasi oleh UNCI (komisi PBB untuk Indonesia). Kesepakatan dari
perundingan ini yaitu :
a) Angkatan bersenjata indoneia akan menghentikan semua aktivitas
gerilya.
b) Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja
Bundar dengan maksud untuk mempercepat “penyerahan” kedaulatan
yang sungguh-sungguh dan lengkap kepada Indonesia dengan tidak
bersyarat.
c) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
4. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 didakanlah Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag (Belanda). Sebagai ketua KMB adalah Perdana
Menteri Belanda, Willem Drees. Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh Hatta
dan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Maarseveen. Isi dari perjanjian
KMB adalah sebagai berikut :
a) Belanda mengakui kedaulata kepada Republik Indonesia Serikat pada
akhir bulan Desember 1949
b) Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun setelah
pengakuan kedaulatan.
c) Antara ROS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia-Belanda yang akan diketuai Ratu Belanda.
d) Segera aan dilakukan penarkan mundur seluru tentara Belanda.
e) Pembentukan ANgkatan Peran RIS (APRIS) dengan TNI sebagai
intinya
Kemudian, upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan atas
Indonesia dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949, di waktu yan
bersamaan di Indonesia dan di negeri Belanda.
Daftar Pustaka
Samsiyah, Siti dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai