sembilan orang, diambil dari suatu Panitia Kecil ketika sidang pertama yaitu Panitia
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan.
Tugas panitia ini adalah untuk menampung saran dan usulan dari berbagai pemikiran para
anggota tentang dasar negara Indonesia merdeka. Panitia tersebut dinamakan Panitia
Sembilan dan bertugas menyusun rumusan dasar negara berdasarkan pemandangan umum
anggota.
Adapun nama nama anggota panitia sembilan adalah sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua)
3. Mr. Achmad Soebarjo (Anggota)
4. Mr. Mohammad Yamin (Anggota)
5. H. Agus Salim (Anggota)
6. KH. Wachid Hasyim (Anggota)
7. Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)
8. Abikoesno Tjokrosoejoso (Anggota)
9. Mr. Alexander Andries Maramis (Anggota)
Daftar Anggota Panitia Sembilan
Dan untuk lebih jelasnya, berikut ini daftar nama nama anggota panitia sembilan lengkap
beserta profil dan fotonya:
Haji Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia
Belanda pada 8 Oktober 1884 dan meninggal di Jakarta, Indonesia, 4
November 1954 pada umur 70 tahun. Ia adalah seorang pejuang
kemerdekaan Indonesia dan telah ditetapkan sebagai salah satu
Pahlawan Nasional Indonesia.
Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir (Abdul Kahar Muzakir) adalah Rektor
Magnificus yang dipilih Universitas Islam Indonesia untuk pertama kali
dengan nama STI selama 2 periode 1945 – 1948 dan 1948 – 1960. Ia
adalah salah satu tokoh Islam yang menjadi anggota BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
8. Abikoesno Tjokrosoejoso (Anggota)
Piagam Jakarta
Setelah melakukan kompromi dan perundingan, akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 anggota
Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) yang berisi:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan
dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan Rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam Hukum Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang
berkedaulatan Rakyat dengan berdasar kepada: “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.