Jenis alat musik tradisional Indonesia berdasarkan cara memainkannya dapat dibedakan
menjadi lima jenis yaitu alat musik pukul, alat musik tiup, alat musik gesek, alat musik sentuh
dan alat musik petik. Setiap jenis alat musik tradisional tersebut memiliki ciri dan cara
memainkannya masing masing. Dibawah ini terdapat beberapa jenis alat musik tradisional
berdasarkan cara memainkannya beserta penjelasannya.
Jenis alat musik tradisional berdasarkan cara memainkannya yang pertama ialah jenis alat
musik tiup. Alat musik tiup merupakan jenis alat musik tradisional yang dimainkan dengan
cara meniupnya. Namun cara meniup alat musik tersebut tidak boleh sembarangan karena
memerlukan teknik khusus yang digunakan. Caranya dengan meniup sekuat tenaga, tipis
maupun sedang. Dalam alat musik tiup ini terdapat lubang lubang tuts nada. Lubang tuts nada
tersebut memiliki jenis suara yang berbeda beda. Jenis alat musik ini bahkan dapat dimainkan
secara solo maupun grub. Biasanya dalam sebuah grub musik, alat musik tiup dipadukan
dengan beberapa jenis alat musik lain sehingga dapat dinikmati oleh pendengarnya. Jenis alat
musik tradisional Indonesia yang memainkannya secara ditiup misalnya harmonika, saksofon,
tuba, seruling, clarinet, horn, dan flute.
Jenis alat musik tradisional berdasarkan cara memainkannya selanjutnya ialah jenis alat musik
petik. Alat musik petik merupakan jenis alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara
dipetik. Alat musik ini banyak sekali peminatnya dan sering juga banyak yang mempelajarinya,
khususnya anak anak remaja hingga dewasa. Walaupun cara memainkannya cukup sulit karena
tekniknya yang rumit namum peminat jenis alat musik ini semakin lama semakin banyak.
Bahkan banyak musisi musisi musik yang piawai dalam memainkan alat musik petik ini. Tahap
kesulitan yang paling utama berada pada kunci nadanya. Namun walaupun demikian, alat
musik petik memiliki rentang nada yang cukup banyak. Jenis alat musik tradisional Indonesia
yang memainkannya secara dipetik misalnya harpa, bas, ukulele, gitar, mandolin, clarinet,
banjo, siter, kecapi, dan sasando.
Selanjutnya jenis alat musik tradisional berdasarkan cara memainkannya ialah jenis alat musik
pukul. Alat musik pukul merupakan jenis alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara
dipukul. Jenis alat musik ini biasanya tidak memiliki tangga nada maupun kunci yang jelas.
Maka dari itu nada nada yang digunakan umumnya hanya melengkapi dan mengikuti saja.
Dalam sebuah pertunjukan musik, alat musik ini biasanya dibunyikan diakhir setelah alat musik
lain dimainkan. Hal tersebut dilakukan agar nadanya dapat selaras dan enak didengar. Alat
musik pukul dapat digunakan untuk melengkapi musik musik yang bergaya beat dengan
hentakan yang cukup kuat. Jenis alat musik tradisional Indonesia yang memainkannya secara
dipukul misalnya kendang, rebana, gong, drum, ketipung, simbal, tamborin, dan kastanyet.
Jenis alat musik tradisional berdasarkan cara memainkannya yang terakhir ialah jenis alat
musik sentuh. Alat musik sentuh merupakan jenis alat musik tradisional yang dimainkan
dengan cara ditekan. Jenis alat musik ini biasanya dimainkan dalam acara pertunjukan musik
daerah maupun pertunjukan musik dengan taraf internasional. Alat musik tekan dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu alat musik tekan manual maupun alat musik tekan elektronik. Kedua
alat musik tekan tersebut memiliki teknik memainkan yang hampir sama. Tetapi tuts nadanya
terkadang memiliki suara yang berbeda. Tidak hanya itu saja, melainkan efek suara yang
dihasilkan juga berbeda. Dalam alat musik tekan elektronik lebih memiliki variasi nada yang
beragam. Jenis alat musik tradisional Indonesia yang memainkannya secara ditekan misalnya
organ, keyboard, dan piano.
Tarian Tradisional Nangroe Aceh Darrusalam
Hal itu juga dilambangkan dengan tarian adat Aceh yakni Tari saman, tari ini pada zaman
dahulu digunakan sebagai sarana dakwah para ulama-ulama Aceh.
Asal muasal Tari piring berasal dari Kota Minangkabau, fungsi tari daerah tersebut tidak
seperti saat ini yang mana digunakan sebagai acara pentas. Melainkan digunakan saat masa
panen tiba, tarian tersebut ialah bentuk rasa puji syukur kepada Dewi padi yang mereka
percayai telah memberikan hasil panen yang melimpah ruah kepada masyarakat Minang.
Hingga sekarang tarian ini masih dilestarikan oleh anak-anak bangsa, adapun tari Makan sirih
tersebut dipentaskan saat menyambut tamu besar seperti Gubernur atau pun Presiden negara.
Saat ini tarian ini dapat dipentaskan oleh siapa saja, hal itu terlihat dari banyaknya
perlombaan tari Melinting di Lampung.
Gerakannya lambat, seperti menghipnotis, mencerminkan gerakan tarian dari Negara Kamboja.
Tubuh penari harus fleksibel dan seperti tak bertulang.
Gerakannya cepat dan seperti halnya tarian dari Amerika Selatan, mereka memiliki akar dari
Afrika dan Karibia.
4. Tarian Jepang.
Gerakannya anggun dan biasanya mementingkan unsur simetris. Tarian Jepang tak hanya
ditarikan oleh kaum muda saja, melainkan juga oleh kaum tua.
Penari limbo tak hanya menunjukkan kemahirannya menari, namun juga mencampurnya
dengan gerakan akrobatik. Mereka harus bisa melewati kayu dengan melenturkan tubuh ke
belakang. Makin mahir, mereka membakar kayu yang akan dilewati.
6. Tari Balet.
Untuk belajar tari balet, memerlukan waktu yang panjang agar bisa menguasai teknik-
tekniknya. Dalam balet klasik, penari harus memiliki stamina kuat dan gerakan yang ditarikan
harus terlihat anggun.
7. Tari Tonga.
Tarian yang berasal dari pulau Pasifik ini menarikan puisi yang dibuat berdasarkan mitos dan
legenda. Misalnya, jika puisi tersebut menggambarkan bunga, penari mengayun-ayunkan
tangannya seolah angin yang membawa wanginya bunga. Penari Tonga biasanya berdiri atau
duduk, dengan menggerakkan tangan dengan anggun.
Tarian yang berasal dari suku Aborogin, Australia ini dipertunjukkan dengan gerakan yang
kuat, dimana setiap pergantian gerakan harus dilakukan dengan tepat sesuai pukulan alat
musik.
Pada jaman dulu, suku Maori di New Zealand biasa menarikan tarian Haka sebelum berperang
dan sesudah memenangkan peperangan. Kini, tim rugby New Zealand melakukan hal yang
sama sebelum memulai pertandingan.
Tarian yang muncul di abad 19 ini dilakukan sebelum suku Blackfoot melakukan perburuan.
Tarian ini dipercaya sebagai penghormatan terhadap hewan yang akan mereka buru
(buffalo=kerbau).
13. Tari Morris, Inggris.
Tarian ini dipertunjukkan dalam festival-festival. Dulu hanya laki-laki yang menari Morris,
namun sekarang semua orang menarikan tarian ini. Biasanya kostum yang mereka pakai adalah
baju putih, topi dengan hiasan bunga, dan selempang dua warna yang disematkan bel kecil.
Mereka juga membawa tongkat kecil atau sapu tangan.
Penari kipas dari Korea menggunakan kipas yang besar dalam berbagai warna. Lalu mereka
menyatukan kipas mereka dan menggerakkannya secara teratur mengayun ke atas dan ke
bawah.
Tarian ini biasanya berbentuk lingkaran terbuka. Penari berpegangan tangan atau merangkul
pinggang, atau bahu kemudian berputar-putar sambil mengangkat kaki mereka.