Anda di halaman 1dari 5

Kisah Nabi Ibrahim AS,

Nabi Ibrahim AS dalam pandangan umat Islam adalah seorang Nabi atau Rasul Allah yang juga
wajib diimani. Para ahli memperkirakan bahwa ia hidup dalam abad ke-18 atau 19 sebelum
masehi. Pada mulanya ia bermukim di negeri kelahirannya, Urkasdim (di Irak Selatan),
kemudian di Harran (di Syiria Utara) dan terakhir di Kan'an (Palestina atau Israel sekarang).Ia
wafat dan di makamkan di Hebron (kurang lebih 30 kilometer di selatan Yerussalem).
Nabi Ibrahim adalah putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang
bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar mmbnh
setiap anak laki-laki yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa.
Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.Orang tuanya menyembunyikan
Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun
yang memeliharanya. Tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan
haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah
terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai
bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan
tidak mampu berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai
berpikir tentang Tuhan.Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Pada benaknya, inilah
Tuhannya. Tetapi setelah bintang itu hilang ketika hari menjadi siang, Ibrahim pun menetapkan
keyakinannya, bahwa ia tidak akan bertakwa kepada Tuhan yang terbenam.
Demikian pula pada bulan dan matahari. Setelah ia yakin pada bulan,bintang, dan matahari
tiada kekal maka ia berseru kepada kaumnya, "Hai Kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri
dari segala apa yang kamu persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan
yang telah menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.
Ketika Raja Namrud beserta orang-orangnya pergi berburu Nabi Ibrahim memasuki tempat
berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali berhala yang tetap
ditinggalkan utuh, yaitu berhala yang paling besar. Di leher berhala yang paling besar itu
ditaruhkannya kampak yang digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala lainnya.
Setelah Raja Namrud beserta pengiringnya pulang dari berburu dan mengetahui berhala-
berhala di tempat peribadahannya hancur mereka menjadi berang. Mereka menuduh Nabi
Ibrahim telah melakukannya karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu.
Nabi Ibrahim di tangkap dan dihadapkan pada Raja Namrud.
Sang raja bertanya, "Hai Ibrahim! Kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab, "Bukan aku yang menghancurkannya tetapi berhala
yang paling besar itu. Tentulah dia tidak mau kamu persekutukan dengan berhala-berhala yang
lebih kecil, buktinya kampak penghancur berhala itu masih bergantung dileherny."
Raja Namrud bukan main marahnya mendengar jawaban Nabi Ibrahim, dia merasa
dipermainkan.
Raja Namrud berkata, "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan."
Nabi Ibrahim menjawab, "Nah, kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak
mampu berbuat apa-apa itu?"
Mendengarkan perkataan Nabi Ibrahim itu sebagian orang-orang berbalik menjadi pengikutnya,
sedangkan sebagian lainnya ragu-ragu.

Hukuman Bakar Bagi Nabi Ibrahim

Setelah terlihat pengaruh Nabi Ibrahim semakin besar di kalangan pengikutnya, Raja Namrud
merasa terdesak dan terjatuh harga dirinya. Oleh karena itu, untuk menjaga wibawanya,
Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya untuk menangkap Ibrahim
untuk dihukum mati, yaitu dengan cara dibakar.
Tetapi Allah SWT. kembali memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah berfirman kepada api:

َ ‫علَىََ ِإب َْراه‬


َ‫ِيم‬ َ َ‫س ََل ًما‬ َ ‫َارََ ُكونِيَ َب ْرد‬
َ ‫ًاَو‬ ُ ‫ َياَن‬.....
Artinya:
"Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya: 69)
Setelah api padam, keluarlah Ibrahim tanpa mengalami cedera sedikit pun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan ayahnya, agar
tidak lagi menyembah berhala, dan tidak memperturutkan jalan setan, agar terlepas dari
siksaan Allah. Namun, ayah Ibrahim menjawab:

َ َ‫قَا َل أ َ َراغِبٌ أ َ ْنت‬


‫ع ْن آ ِل َهتِي يَا إِ ْب َراهِي ُم ۖ لَئ ِْن لَ ْم ت َ ْنت َ ِه ََل َ ْر ُج َمنَّكَ ۖ َوا ْه ُج ْرنِي َم ِليًّا‬

Artinya:

"Berkata ayahnya, "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jika kau
hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhan niscaya aku akan menyiksamu! Dan
tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (Q.S. Maryam: 46)
Sementara itu Raja Namrud ingkar saja kepada Allah, maka Allah menghukum Raja Namrud
beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat luar biasa bnyaknya. Nyamuk-
nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki lubang-lubang hidung,
dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim mempunyai istri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar beliau
mempunyai anak yang bernama Ishak, sedangkan Siti Sarah baru melahirkan anaknya setelah
usianya lanjut.

Nabi Ibrahim Hijrah ke Negeri Syam

Setelah menyadari bahwa keadaannya kurang aman, Nabi Ibrahim pindah ke Negeri Syam,
meninggalkan Nabinya Babil, dengan istrinya yang bernama Sarah disertai Luth yang kemudian
menjadi nabi juga. Sejak dahulu Negeri Syam menjadi negeri yang aman dan sejahtera.
Tidak lama kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Negeri Mesir. Ketika Raja Mesir mendengarkan
tentang kecantikan Sarah, ia menyuruh Ibrahim untuk menghadapnya.
Setelah menghadap Raja Mesir, Ia bertanya kepada Nabi Ibrahim, "Siapakah perempuan yang
bersama denganmu?"
Ibrahim menjawab, "Saudaraku."
Nabi Ibrahim berdusta terhadap orang yang akan menganiayanya, atas izin Allah.
Dibolehkannya berdusta terhadap orang yang ingin menganiaya ini disebutkan dalam Al-Qur'an
surat An-Nisa ayat 148 dan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dan Tirmidzi Ibnu
Mundir, Ibnu Abi Hattim, Ibnu Mirdawah, dari Abu Hurairah dari Rasulullah dan juga hadis
Bukhari Muslim.
Nabi Ibrahim tidak pernah berdusta, kecuali dalam tiga hal:
1. Ia mengatakan sakit sewaktu diajak ke tanah lapang.

2. Kepada Raja Namrud waktu ditanya yang menghancurkan patung-patung


berhalanya.

3. Kepada Raja Mesir ia mengatakan bahwa Sarah adalah saudara. Kalau tidak
demikian, tentu istrinya akan dirampas oleh Raja Mesir, yaitu Fir'aun.

Siti Sarah mendapatkan hadiah seorang perempuan hamba sahayat bernama Hajar dari Raja
Mesir karena jasanya yang telah menyembuhkan kembali tangan Raja Mesir yang semula
terkatub keduanya dan tidak dapat membuka. Kemudian Hajar diberikan kepada Nabi Ibrahim
untuk dijadikan istrinya.
Ketika Nabi Ibrahim kembali ke Syam, Siti Sarah telah berusia lanjut, sedangkan beliau belum
dikaruniai anak. Namun, tidak lama kemudian, Siti Hajar melahirkan anak yang diberi nama
Ismail. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang melahirkan seorang anak yang diberi
nama Ishaq.
Dari kedua orang inilah terlahir beberapa kaum. Dari keturunan Ishaq, banyak yang menjadi
Nabi dan orang-orang besar ternama yang disebut Bapak Kaum Bani Israil, sedangkan dari
Nabi Ismail, banyak menjadi orang mulia dan akhirnya menurunkan seorang rasul yang
bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.

Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah untuk Pindah ke Mekah


Sudah menjadi kebiasaan bahwa orang itu lebih cinta kepada anak kandungnya daripada anak
tirinya. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang tidak begitu menyukai Ismail. Berkali-kali
ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk memindahkan Ismail, tetapi permohonannya itu tidak juga
dituruti oleh Nabi Ibrahim.Karena perintah Allah, Nabi Ibrahim pindah dengan membawa Siti
Hajar dan anaknya Ismail yang masih kecil dan masin menyusu. Setelah Nabi Ibrahim
mengumpulkan perbekalan, beliau mengajak Hajar dan Ismail untuk pindah atas perintah Allah.

Berjalan ketiga orang-orang itu menuju tanah-tanah yang pada masa itu masih kosong, dan
masih berupa padang pasir yang berbatu-batu.
Kemudian Siti Hajar berkata dalam hatinya:
Padang Pasir yang sangat luas
Terik matahari yang sangat panas
Jika bukan Tuhan menyertaiku
Tak akan aku kuat menahan panas badanku
Berkata dengan bersih di dalam hati
Aku taat kepada perintah Ilahi
Hanya aku dan anakku mendiami
Padang pasir yang sunyi dan tandus ini
Penderitaanku ini pengorbanan
Menjadi contoh anak cucuku kemudian
Hajar dengan mendoa ya rabbi ya rahman
Sabarkanlah hati hamba-Mu ini dengan aman
Demikianlah doa Siti Hajar di dalam hatinya. Nabi Ibrahim pun sebelum pergi ke Syam juga
berdoa diantaranya:

"Hai Tuhanku! Aku menempatkan keluargaku ini pada tempat yang tandus kering dan tiada
tanaman pada sisi rumah-Mu yang mulia ini. Hai Tuhanku! Supaya mereka mendirikan salat,
hendaklah Engkau jadikan hati manusia condong kepada mereka, berikanlah rezeki kepada
mereka dengan buah-buahan untuk tanda bersyukur."
Kemudian kembalilah Nabi Ibrahim ke Syam meninggalkan Siti Hajar dan Ismail.

Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Ibrahim a.s.

1. Nabi Ibrahim a.s. diutus Allah sebagai rasul-Nya ditengah masyarakat yang kufur
musyrik kepada Tuhan.

2. Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar, seorang pemahat patung berhala sebagai
sesembahnya, sedangkan Nabi Ibrahim sangat menentangnya (membencinya) berhala
itu.

3. Nabi Ibrahim a,s berani memusnahkan patung berhala yang menjadi sesembah
ayahnya dan kaumnya, sehingga beliau dijatuhkan hukuman mati, yaitu dengan dibakar.

4. Nabi Ibrahim a.s. dibakar, namun ia tidak terluka sedikitpun ketika ia keluar dari
kobaran api yang menyala-nyala, sebab ia dilindungi Allah SWT.

5. Nabi Ibrahim a.s. mendapatkan ujian yang sangat berat, yakni disuruh
menyembelih anak kandungnya (Ismail), maka perintah Tuhan dipatuhinya dan karena
itu Allah menggantikannya dengan seekor kambing sehingga anaknya selamat.

6. Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang istri yang saleh dan anak keturunannya
pun menjadi anak yang saleh pula, bahkan menjadi rasul.

7. Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT. agar memperlihatkan kepadanya


bagaimana Allah menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Permohonan itu
bukanlah karena ia kurang percaya kepada Allah, melainkan untuk menambah
ketentraman hati dan keyakinannya.

8. Untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT.


janganlah segan-segan bertanya dan meminta bimbingan. Wlaupun beliau seorang Nabi
dan Rasul Allah, Nabi Ibrahim a.s tetap berusaha untuk memperkokoh keimanan dan
keyakinan karena kimanan yang kokoh akan menambah ketentraman batin.

Anda mungkin juga menyukai