Anda di halaman 1dari 4

Anas bin malik adalah seorang khodim pembantu nabi semenjak umur 10 tahun

bersama nabi hingga nabi wafat beliau genap pengabdiannya selama 10 tahun juga bersama
nabi. Dia sosok yang sangat patuh kepada nabi hingga nabi tidak pernah berkata kepada anas
bin malik yang masih kecil perkataan la taf’al kadza wa kadza tapi pekerjaan dan tingkah
laku dari anas bin malik selaras selera dengan ke inginan nabi sendiri. Sehingga mudah bagi
beliau untuk mendapatkan do’a – do’a dari nabi khususnya do’a yang di panjatkan nabi
kepada anas bin malik yaitu : semoga di berikan panjang umur, anak banyak, harta melimpah
dan dosa yang di ampuni oleh allah swt. Yang mana do’a ini spesial bagi anas bin malik
sehingga beliau di karuniai anak hampir sekitar 125 dengan jumlah begitu banyak pastilah
tidak satu ibu atau istri dari anas bin malik akhirnya keberuntungan bertubi-tubi datang
kepada anas bin malik dengan ke ikhlasan beliau mengabdikan dirinya kepada kanjeng nabi.

Anas bin malik sebelum beliau berwasiat sebelum meninggal untuk mengkuburnya
bersama dengan tongkat pemberian nabi di dalam kuburnya supaya malaikat mungkar dan
nakir enggan untuk memukul dan menayai atas apa yang telah di lakukan oleh anas bin malik
semasa di dunia. Bagitu istimewahnya anas bin malik bagi nabi maka sedikit pula hadits yang
diriwayatkan oleh anas bin malik dari kanjeng karena mulajamah selalu bersama nabi di
manapun dan kapanpun nabi ada pasti anas bin malik hadir. Itu juga berkat ke ridhoan
seorang ibu dan ayah kepada sang guru untuk keberlangsungan anaknya sebab beliau pasrah
100% kepada kanjeng nabi meski anas bin malik masih umur yang sangat belia yaitu 10
tahun.

Anas bin Malik adalah putra dari pasangan Malik bin an-Nadhr dan Ummu Sulaim.
Dia telah mengabdikan diri untuk melayani Rasulullah SAW selama sepuluh tahun. Hal ini
berawal saat Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah, ketika Anas masih berumur
10 tahun kala itu. Saat itu, ibunya mengajaknya mendatangi Rasulullah SAW dan berkata:
“Wahai Rasulullah SAW, sungguh orang-orang anshar dan perempuan-perempuan anshar
telah memberimu hadiah kecuali aku. Dan aku tidak menemukan sesuatupun untuk dapat aku
hadiahkan kepadamu, kecuali hanya anak laki-lakiku (ini). Maka terimalah dariku. Dia akan
melayani keperluanmu,” kata dia. Sejak itulah Anas resmi menjadi pelayan Rasulullah SAW
hingga beliau, saat Anas masih berumur 20 tahun.

Selain mendapat keistimewaan dapat melayani Rasulullah SAW, Anas juga mendapat
doa khusus dari beliau atas permintaan ibunya. Rasulullah bersabda: “Allahumma Aktsir
malahu, wawaladahu wa adkhilhul Jannah,” yang artinya: “Ya Allah, berikanlah ia harta yang
melimpah, keturunan yang banyak, dan masukkanlah ia ke surga. Berkat doa tersebut, Anas
dewasa memiliki kebun kurma luas yang dalam setahun dapat panen dua kali. Saat dirinya
meninggal, ia meninggalkan sekitar 120 orang anak dan cucu. Dia pun memiliki umur yang
panjang hingga 107 tahun, dan termasuk sahabat yang terakhir meninggal di Kota Bashrah
pada 93 Hijriyyah.

Selama menjadi pelayan Rasulullah SAW, Anas bin Malik tidak menyia-nyiakan
waktunya. Dia begitu banyak menyerap ilmu dengan menuliskannya sebagai hadits. Dia
menyerap ilmu yang dicontohkan Rasulullah SAW, baik dari segi perilaku maupun sabda-
sabdanya. Bahkan ia menduduki peringkat ketiga dari kalangan sahabat yang paling banyak
meriwayatkan hadits. Setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar, dia telah menerima dan
menuliskan 2.286 buah hadits bukan hanya dari Nabi Muhammad SAW, tapi juga penjelasan
dari guru-gurunya yang lain.

Mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Usaid bin al Hudhair dan Abi Thalhah.
Selain itu, dia juga memiliki banyak murid, salah satunya adalah Ibnu Sirrin dan Al Sya’bi.
Bukti bahwa dirinya benar-benar melayani Rasulullah SAW adalah pengakuan dari Abu
Hurairah yang mengatakan bahwa Anas bin Malik adalah orang yang paling mirip shalatnya
dengan Rasulullah SAW. Dan sejarah mencatat bahwa dirinya adalah salah satu sahabat yang
shalat menghadap dua qiblat, yakni ke Baitul Maqdis dan juga menghadap Ka’bah.

Dan di antara hadis yang telah diriwayatkan oleh Anas bin Malik adalah:

‫ ال يتمنين^ احدكم الموت من ضر اصابه فان كان البد فاعال فليقل اللهم احيني ما كانت الحياة‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
.‫خيرا لي وتوفني اذا كانت الوفاة خيرا لي‬

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian
berharap harap kematian lantaran musibah yang datang. Jika terpaksa, maka ucapkanlah: ‘Ya
Allah hidupkanlah aku jika hidup lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika mati lebih baik
bagiku’,” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Nabi Muhammad selalu mendampingi Anas bin Malik untuk memberi petunjuk dan
mengajarkan banyak hal padanya yang berkaitan dengan pengajaran agama Islam. Misalnya
saat akan makan, Rasulullah SAW memerintahkan Anas supaya membaca do’a sebelum
makan dan mengambil makanan yang berada dihadapannya terlebih dahulu. Anas bin Malik
sendiri memiliki nama panggilan khusus dari Rasulullah SAW, yakni Uneis. Saat menjadi
pembantu Nabi Muhammad SAW, dia hidup di dalam pendidikan dan penjagaan hingga
beliau meninggal. Jiwanya penuh dengan hidayah, hatinya penuh dengan hadits–hadits Nabi
sehingga ia menjadi orang yang lebih tahu tentang keadaan Nabi, rahasia, sifat-sifat Nabi
SAW yang tidak diketahui orang lain kecuali dirinya.

Ada salah satu kenangan manis Anas bin Malik dengan Rasulullah SAW. Anas bin
Malik berkata: “Rasulullah SAW adalah orang yang paling bagus akhlaqnya, yang paling
lapang dadanya, dan yang paling dermawan. Suatu hari, Beliau mengutusku untuk suatu
keperluan. Kemudian aku keluar dan aku menuju anak-anak kecil yang sedang main di pasar
untuk bermain bersama mereka dan akupun keluar tidak untuk menunaikan hajat Rasulullah
SAW.

Ketika aku sedang bermain bersama mereka, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di
belakangku dan memegang bajuku, kemudian aku memalingkan wajahku untuk melihatnya.
Seketika aku dapati Rasulullah SAW tersenyum manis kepadaku dan berkata: ‘Wahai Unais
apakah engkau sudah mengerjakan suatu keperluan yang telah aku perintahkan kepadamu?’
Maka aku pun berlari dan berkata: ‘Ya, aku akan kerjakan sekarang wahai Rasulullah’.

Demi Allah sungguh aku telah menjadi pembantu Rasulullah selama sepuluh tahun
dan Beliau pun tidak pernah mengatakan untuk sesuatu yang aku kerjakan: ‘Mengapa Engkau
kerjakan!’ dan untuk yang aku tinggalkan: ‘Mengapa Engkau tinggalkan?’,”. Dan Rasulullah
SAW apabila memanggil Anas, memanggilnya dengan panggilan Unais, yaitu dengan nama
panggilan yang penuh dengan kasih sayang. Terkadang Beliau juga memanggilnya dengan
panggilan wahai Anakku, panggilan yang penuh dengan keakraban.

Dan Rasulullah SAW memenuhi hatinya dengan nasihat-nasihat dan ucapan-ucapan


hikmah yang mulia, di antaranya: “Wahai Anakku, apabila Engkau mampu untuk melewati
hari-harimu dengan hati yang tidak ada kedengkian, maka kerjakanlah. Wahai anakku,
sesungguhnya semua itu adalah sunahku dan barang siapa menghidupkan satu dari sunahku
maka sungguh ia telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia bersamaku di
surga.

Wahai anakku, apabila Engkau ingin masuk kepada keluagamu, maka ucapkan salam
kepada mereka, yang akan menjadikan keberkahan untukmu dan keluargamu,” Dalam
hidupnya yang sangat panjang, Anas bin Malik selalu menggerakkan bibirnya untuk
menyebut Rasulullah SAW. Hari yang sangat menggembirakannya adalah hari pertemuannya
dengan Rasulullah SAW, dan hari yang menyedihkan baginya adalah hari perpisahannya
dengan Rasululullah SAW.
Anas bin Malik adalah seorang yang bersemangat untuk meneladani Rasulullah SAW
baik ucapan maupun perilakunya, mencintai apa yang dicintai Rasulullah SAW, membenci
apa yang dibenci Rasulullah SAW. Kata-kata yang selalu dia ucapkan adalah: “Sungguh aku
telah melihat Rasulullah SAW ketika datang kepada kami di Kota Madinah, dan sungguh aku
telah melihat Beliau ketika beliau wafat di antara kita maka tidak ada hari yang lebih
berharga dari pada keduanya.

Di hari pertama ketika Rasulullah SAW memasuki Kota Madinah, segala sesuatu
tampak bercahaya, dan dihari ketika Rasulullah SAW meninggal segala sesuatupun tampak
gelap gulita. Dan hari terakhir ketika aku melihatnya adalah hari senin, ketika Sang Nabi
membuka tirai kamarnya, maka aku melihat wajahnya putih bersih seperti lembaran kertas.
Dan di waktu itu semua orang berdiri di belakang Abu Bakar untuk melihat Nabi SAW, maka
hampir semua orang terkejut, ketakutan. Maka Abu Bakar memberikan isyarat kepada
mereka untuk bersabar dan tenang, kemudian meninggallah Rasulullah SAW di penghujung
hari Senin tersebut. Maka tidak ada pemandangan yang menyedihkan ketika kita menutupnya
dengan tanah,”.

Anas bin Malik juga adalah orang yang sangat mengharapkan syafaat pada hari
kiamat dari Rasulullah SAW. Dia selalu mengatakan: “Sesungguhnya aku ingin bertemu
Rasulullah SAW besok pada hari kiamat, dan aku akan mengatakan kepadanya: ‘Wahai
Rasulullah, ini adalah pembantu kecilmu Unais.” Sungguh beruntung Anas bin Malik atas
karunia Allah yang diberikan kepadanya, karena ia bisa mendampingi Rasulullah selama 10
tahun penuh yang membuat iri umat Islam lainnya di dunia.

Anda mungkin juga menyukai