Anda di halaman 1dari 9

Muhammad Bahrul Ula, Kepemimpinan KH Achmad Ghonim Jauhari ….

Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari


Dalam Inovasi Pendidikan Pesantren

Muhammad Bahrul Ula


Mahasiswa Universitas Al Falah As Sunniyyah
Muhammadbahrulula418@gmail.com

Abstract
Pesantren adalah institusi pendidikan yang bersifat pribumi,
asli Indonesia dan berakar kuat di masyarakat, pesantren telah
diakui sebagai institusi pendidikan yang berpartisipasi dalam
mendidik bangsa dan elemen utama pesantren yang terdiri dari
kyai, santri, masjid, Gubuk dan kitab kuning merupakan unsur
unik Membedakan pendidikan pesantren dengan pendidikan
lainnya, Kepemimpinan KH Achmad Ghonim Jauhari dalam ide
kreatif, inovatif, dan solutif dalam membuat perombakan
system pendidikan pesantren agar menjadikan peserta didik
yang memiliki pengetahuan agama dan memiliki pengetahuan
umum yang kuat secara seimbang dengan berbagai asrama
khusus kitab, tahfidzul qur’an dan lembaga-lembaga formal,
namun semua membutuhkan dukungan dan pasti banyak pula
hambatanya seprti sisi pendukung pasangan, dana, santri dan
wali santri sedangkan factor penghambat ialah sarana
prasarana, problem intern siswa dan walisantri
Kata kunci: Kepemimpinan, Inovasi Pendidikan Pesantren.
Abstract
Islamic boarding schools are educational institutions that are
indigenous, native to Indonesia and are firmly rooted in
society, Islamic boarding schools have been recognized as
educational institutions that participate in educating the
nation and the main elements of Islamic boarding schools
which consist of kyai, students, mosques, huts and yellow
books are unique elements that distinguish Islamic boarding
schools with other education, KH Achmad Ghonim Jauhari's
leadership in creative, innovative, and solutive ideas in making
overhaul of the pesantren education system so that students
who have religious knowledge and have strong general
knowledge are balanced with various hostels specifically for
books, tahfidz al qur'an and formal institutions, but all need
support and of course there are many obstacles such as the
support of spouses, funds, students and guardians of students
while the inhibiting factors are infrastructure, internal
problems of students and guardians
Keywords: Leadership, Islamic Boarding School Educational Innovation
Muhammad Bahrul Ula, Kepemimpinan KH Achmad Ghonim Jauhari ….

Pendahuluan
Pondok pesantren ialah lembaga pendidikan tertua di
Indonesia yang sangat menarik untuk diteliti dan dibahas. Pondok
pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren adalah
lembaga tradisional yang dalam bacaan tekhnis berarti tempat yang
dihuni oleh para santri yang mencari ilmu.(Khusnuridlo, 2003, p. 78)
Pondok pesantren sebagai lembaga tertua saat ini menjadi
salah satu sorotan publik yang juga memiliki karakteristik dalam hal
pendidikan, yaitu pertama: terjalinnya hubungan yang sangat akrab
antara kyai dengan santri dan santri dengan santri. kedua: kyai
disamping sebagai pemilik pesantren juga sebagai pengasuh,
pendidik, dan orang tua bagi santri dengan otoritas penuh pesona,
kyai penentu utama Pesantren. Ketiga: pemeliharaan yang sangat
kuat terhadap literatur-literatur klasik yang dikenal dengan kitab-
kitab kuning.
Pondok pesantren lahir sebagai perwujudan dari dua
keinginan yang bertemu. Keinginan orang yang menimba ilmu
sebagai bekal hidup (santri) dan keinginan orang yang secara ikhlash
mengajarkan ilmu dan pengalamannya kepada umat (Kyai).
Pendidikan pesantren mempunyai iklim belajar yang
kondusif, hal ini didukung oleh seorang kyai (sebagai pemimpin),
ustadz (guru), santri dan wali santri secara sinergis sesuai kapasitas
dan kapabilitasnya masing-masing sehingga terwujudnya
kenyamanan pendidikan atara bebera elemen pendidikan
menjadikan tujuan dan visi serta misi pendidikan akan tercapai. Oleh
karna itu, kepemimpian kyai menjadi ujung tombak dari pondok
pesantren.(Dhofier, 1990)
Kepemimpinan harus ada jika suatu organisasi hendak berjalan
efektif. Oleh sebab itu kepemimpinan dalam organisasi adalah
kepemimpinan administratif ataukepemimpinan manajerial. Karena
pemimpin dalam organisasi merupakan manajer yang menjalankan
fungsi-fungsi manajemen sejak dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan
(controlling) dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisienMenurut Soebardi dan John “Lembaga-lembaga pesantren itulah
yang paling menentukan watak keislaman dari kerajaan-kerajaan islam
dan yang memegang peran penting bagi penyebaran islam sampai ke
pelosok-pelosok. Dari lembaga-lembaga pesantren itulah usul-usul
sejumlah manuskrip tentang pengajaran Islam di Asia Tenggara, yang
tersedia secara terbatas, yang dikumpulkan oleh pengembara-pengembara
pertama dari perusahaan-perusahaan dagang belanda dan Inggris sejak
akhir abad ke-16. Untuk dapat betul-betul memahami sejarah Islamisasi
di wilayah ini, kita harus mulai mempelajari lembaga-lembaga pesantren
tersebut, karena lembaga-lembaga inilah yang menjadi anak panah
penyebaran islam diwilayah ini(Arifin, 1993).
Dalam strategi pendidikan untuk memepertahankan
kekhasan kesalafannya KH.Ahmad Ghonim menggunakan beberapa
strategi, salah satunya adalah strategi kualitas. Dengan
mengelompokkan kemampuan dari peserta didik tersebut dengan
membuat beberapa asrama yang khusus berbeda tingkat
kurikulumnya menyesuaikan dengan kemampuan santri tersebut.
Pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari telah melakukan inovasi pada
sistem pendidikannya sehingga pondok tersebut cukup mempengaruhi
pemikiran pendidikan masyarkat dan pondok pondok disekitarnya.
Dengan data data tersebut, memang ada inovasi yang dilakukan oleh kyai
Ghonim di Pesantren Assunniyyah Al Jauhari, sehingga system
pendidikan di pesantren Assunniyyah Al Jauhari berbeda dari
sebelumnya, langkah langkah tersebut adalah indikasi kepemimpinan
dari seorang kyai Ghonim sebagai pengasuh, sehingga melalui indikasi
tersebut masih dimungkinkan banyak lagi langkah dan strategi yang
dilakukan oleh Kh. Achmad Ghonim Jauhari yang menjadikan pesantren
Assunniyah Al Jauhari dibawah kepemimpinan beliau berbeda dengan
yang lain.
Kh. Achmad Ghonim Jauhari dalam memimpin pesantren dengan
model kepemimpinan dan inovasinya yang menjadikan pesantren
Assunniyyah Al Jauhari semakin berkembang dan diterima oleh
masyarakat, perlu dipelajari oleh pesantren dan lembaga pendidikan
didalam pesantren, karena perkembangan zaman menuntut pesantren
untuk terus berkembang sesuai dengan zamannya, dan Kh. Achmad
Ghonim Jauhari dengan inovasi dan kepemimpinannya di pesantren
Assunniyyah Al Jauhari bisa menjadi acuan dan contoh untuk lembaga
lain. Berdasarkan konteks penelitian yang telah dipaparkan, maka fokus
dalam penelitian ini adalah Bagaimana inovasi pendidikan KH. Achmad
Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren, Bagaimana pola kepemimpinan
KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren dan Apa faktor
pendukung dan faktor penghambat inovasi pendidikan pesantren KH.
Achmad Ghonim Jauhari. Mendeskripsikan dan mengkaji bentuk inovasi
pendidikan pesantren, pola kepemimpinan dan factor pendukung serta
penghambatnya.
Muhammad Bahrul Ula, Kepemimpinan KH Achmad Ghonim Jauhari ….
Pembahasan
Inovasi Pendidikan Pesantren
Sebagai seorang pemimpin selaknya memberikan suatu
contoh yang baik bagi setiap elemen di bawahnya agar merangsang
yang lain untuk menerapkanya seorang kiai mempunyai keluarga,
pengurus dan santri yang menjadi elemen penting di bawahnya agar
pendidikan pondok pesantren bisa berkembang dan maju
selayaknya kiai tersebut bisa memberikan inovasi pada lembaga
yang di didiknya dengan tujuan menjadi semangat dan pelucut
inovasi bagi yang lain. Mendirikan madrasah Diniyah adalah sebuah
ciri khas dan identitas dari pondok pesantren namun beliau
memberikan inovasi dari tempat dan asrama yang di sendirikan
supaya menjadi lebih focus dan terarah serta tidak terkontaminasi
oleh lingkungan yang kurang jernih.
Selaras dengan teori inovasi sumber daya manusia yang di
nyatakan oleh Malayu bahwa sumber daya manusia juga menjadi
peranan penting di sebuah pendidikan yang baik untuk
mengaplikasikan visi dan misi nya melalui mutu dan ketangguhan
sumber daya supaya arah pembelajaran menjadi jelas dan tidak
mengambang(Malayu S.P.Hasibuan, 2016)
KH. Achmad Ghonim Jauhari mendirikan beberapa lembaga
formal untuk mendukung kemampuan dan bekal santri ketika hidup
bermasyarakat. Hal tersebut sesuai dengan teori Inovasi kurikulum
pesantren yang menurut Mujamil Qomar yang mengatakan bahwa alumni
pondok pesantren tidak hanya terkenal dengan ilmu agamanya namun
juga mampu menjadi lulusan yang berpengetahuan luas serta mampu
menjadi kiai besar(Qomar, 2007) Selaras pula dengan penelitian
terdahulu karya tollib yang menyatakan bahwa pondok pesantren
mengelola kurikulum sendiri tanpa terpaku pada pemerintah dan kitab
kuning serta bernaungan madrasah Diniyah(Tolib, 2015)
Santri zaman sekarang banyak yang tertarik dalam bidang Al
Qur’an sehingga di buatkanlah asrama yang berfokuskan hanya kepada
atahfidzul qur’an sehingga mengeluarkan lulusan yang berkopeten di
bidang Al Qur’an Ini juga termasuk salah satu meningkatkan sumber
daya menusia di bidang membaca dan menghafal Al Qur’an.
Memfokuskan Asrama Tahfidzul Qur’an merupakan inovasi yang sangat
membangun motivasi siswa seperti menurut Napitupulu tentang teori
inovasi yang mengaktakan bahwa “menyendirikan dalam pembelajaran
Al Qur’an adalah solusi dari metode menghafalkan dan membaca Al
Qur’an”(Napitupulu, 2018)

Pola Kepemimpinan
Seorang pemimpin layak menjadi seorang teladan dan
panutan bagi yang di pimpin terkadang agar semua system berjalan
sesuai dengan alurnya, begitu halnya KH. Achmad Ghonim Jauhari
adalah tokoh panutan masyarakat, putra dari seorang kiai yang
kharismatik ternama yakni KH. Jauhari Zawawi mempunyai magnet
dan daya tarik sendiri, namun beliau tidak bergantung pada
keramatan ayahnya saat memimpin pondok pesantren di bantu oleh
beberapa istri dan beberapa anak serta mantu namun meski beliau
pengasuh utama namun beliau selalu bermusyawarah dalam
menyelesaikan problem dan masalah setiap Inovasi yang kami
terapkan. Menurut Gary A. Yukl Kepemimpinan demokratis adalah
keterbukaan dan keinginan memosisikan pekerjaan dari, oleh dan
untuk bersama(Yukl, 1981) selaras dengan pengertian menurut
Kartini KartonoKepemimpinan adalah pengaruh interpersonal yang
di lakukan dalam suatu pemimpin demokratis, dan diarahkan,
melalui proses komunikasi, menuju pencapaian dari tujuan atau
sasaran yang di tentukan. Juga Menurut teori Gary A. Yukl
menggambarkan untuk menjadi pemimpin gaya demokratis
bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian
adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin
berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis. Pemimpin
yang demokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pemimpin selalu mendengar dan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, perasaan, interaksi, dan perbedaan-perbedaan
individual karyawan; dalam mengerjakan suatu tugas
tertentu, pemimpin selalu memandang kelompok secara
keseluruhan, bukan sekedar kumpulan individu.
2. Pemimpin lebih menempatkan diri untuk ber sebagai
konsultan, advisor, guru, dan fasilitator, daripada sebagai
direktur atau manajer.
3. Pemimpin menempatkan diri sebagai model perilaku yang
dapat diteladani pengikutnya.
4. Pemimpin memberikan semangat dan bimbingan kepada
pengikutnya untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya
dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dengan
mengembangkan tanggung jawab secara mandiri.
5. Dalam melakukan fungsi pengendalian dan evaluasi,
pemimpin selalu mengikutsertakan pengikutnya untuk
bersama-sama mengambil bagian, termasuk dalam proses
pengambilan keputusan(Kartono, 1994)

Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa KH. Achmad


Ghonim Jauhari adalah sosok Pemimpinya sangat demokratis dalam
mengelola dan memimpin pendidikan pesantren.
Muhammad Bahrul Ula, Kepemimpinan KH Achmad Ghonim Jauhari ….
Faktro Pendukung Dan Faktor Penghambat Inovasi
Beberaapa faktor Faktro Pendukung dalam inovasi
pendidikan pesantren yang kami dapatkan saat melakukan
observasi, interview dan merekam segela kegiatan dari KH. Achmad
Ghonim Jauhari di setiap harinya sebagai berikut :
1. Peran pasangan
2. Donatur
3. Achivement Santri
4. Critical Guardian Wali Santri
Sebuah Inovasi Pendidikan pasti menemukan lika - liku dan
menuai problematikan, begitu halnya di Inovasi KH. Achmad Ghonim
Jauhari dalam pendidikan pesantren yaitu :
1. Biaya Prasarana
2. Naughty Santri
3. Troubled Wali Santri

Kesimpulan
Dari pemaparan data di atas peneliti bisa menyimpulkan
bentuk Inovasi, Pola Kepemiminan factor pendukung dan factor
penghambatnya sebagai berikut :
1. Inovasi KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pondok
pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari
Kencong Jember Mendirikan sekolah formal, membentuk
Asrama santri Fokus Tahfidzul Qur’an, Membuat Pendidikan
Khusus Kitab Kuning ( MADIN) dan Membuat Pemetaan
Asrama.
2. Pola Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam
inovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember adalah
menggunakan dua pola kepemimpinan yaitu pola
kepemimpinan Otoriter dan pola kepemimpinan Demokrasi.
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam inovasi
pendidikan pesantren oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari di
Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.
a. Faktor Pendukung yaitu Peran Pasangan, Donatur,
Achivement Santri dan Critical Guardian Wali
Santri.
b. Faktor Penghambat ialah Biaya Prasarana, Naughty
Santri dan Troubled Wali Santri.
Daftar Pustaka
Arifin, I. (1993). Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren
Tebuireng. Kalimasahada Press.

Dhofier, Z. (1990). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai.


LP3ES.

Kartono, K. (1994). Pemimpin dan kepemimpinan. Raja Grafindo


Persada.

Khusnuridlo, S. M. dan. (2003). Manajemen Pondok Pesantren. Diva


Press.

Malayu S.P.Hasibuan. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi


Aksara.

Napitupulu, D. S. (2018). Inovasi Sistem Pendidikan Pondok


Pesantren. In Jurnal Al-Fatih (Vol. 1, Issue 2). DIVA Press.

Qomar, M. (2007). Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan


Islam. Manajemen Pendidikan Islam.

Tolib, A. (2015). Pendidikan di pondok pesantren modern. In Risâlah,


Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam (Vol. 2, Issue 1). Bumi
Aksara.

Yukl, G. (1981). Leadership in Organizations. Prentice Hall, Englewood.

Atmaturida. Sistem Pengelolaan Pondok Pesantren, (Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta, 2001)

Daud Ali, Mohammad. Lembaga-lembaga Islam di Indonesia (Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada, 1995)

Mas’ud, Abdurrahman. Dinamika Pesantren dan Madrasah


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002)

Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara,


2009).

Nata, Abuddin. Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam


di Indonesia. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005)
Muhammad Bahrul Ula, Kepemimpinan KH Achmad Ghonim Jauhari ….

Nawawi. 2006. Sejarah dan Perkembangan Pesantren. dalam Jurnal


Studi Islam dan Budaya Idba’, Vol.4, No.1, Th.2006.

Sutrisno, Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam;


Membentuk Insan Kamil yang sukses dan Berkualitas
(Yogyakarta: Fadilatama, 2011)

Taufik, Akhmad. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam,


(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005)

Anda mungkin juga menyukai