Anda di halaman 1dari 29

ISLAMIC HIGHER EDUCATION

in Indonesia

- Guruh Sugiharto, S.E., M.M.


Ronald A. Lukens-Bull
 Profesor Antropologi dan Studi Religi di
University of North Florida
 Mendapat Fullbright Senior Scholar Grant in
Islamic Studies tahun 2008
 Melakukan penelitian di Indonesia tentang
Pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN)
 Publikasi buku “Islamic Higher Education in
Indonesia: Continuity and Conflict” tahun 2013
Isi buku
1. Politisasi non-politik
2. “Dialek agama” dan tuduhan kafir
3. UIN: tradisi lama, arah baru
4. Perbedaan arah kiblat
5. Isu gender
6. Keislaman
PTAIN
 Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia
 Pengelolaan fungsional oleh Kemenag dan teknis
akademik oleh Kemendikbud
 Berawal dari Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta
tahun 1945
 Universitas Islam Indonesia (UII) di Jogjakarta
tahun 1948 dengan 4 fakultas: Agama, Hukum,
Ekonomi dan Pendidikan
 Dari fakultas agama UII kemudian menjadi PTAIN
pada tahun 1950
STAIN PTAIN terdiri dari 3 jenis, yaitu:

1. STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri)


memiliki 1-2 fakultas agama
IAIN 2. IAIN (Institut Agama Islam Negeri)
memiliki 4 fakultas agama
3. UIN (Universitas Islam Negeri)

UIN memiliki fakultas non agama/gabungan


Pesantren & Madrasah
 Pesantren & Madrasah lembaga pendidikan
tingkat SD, SMP dan SMA
 Pesantren (swasta) memiliki otonomi dalam
mengatur kurikulum pembelajaran dengan
pegawasan Kemenag
 Madrasah (negeri) mengikuti kurikulum pemerintah
 Pesantren dan Madrasah memiliki hubungan erat
dengan PTAIN
 Mayoritas mahasiswa di PTAIN berasal dari
pesantren dan Madrasah
 Mahasiswa fakultas tarbiyah (keguruan) setelah
lulus akan kembali mengajar di Pesantren dan
Madrasah
Nama PTAIN
 Pesantren sangat menjunjung tinggi figur
seorang kiyai (pemuka agama)
 Nama PTAIN yang ada di Jawa mayoritas
diambil dari nama kiyai penyebar agama
islam(walisongo)
 UIN Sunan Kalijaga (Jogjakarta)
 UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta)
 UIN Sunan Ampel (Surabaya)
 UIN Maulana Malik Ibrahim (Malang)
 Beberapa diantara menggunakan nama
daerah
 UIN Sumatera Utara (Medan)
 UIN Mataram (Lombok, NTB)
 Ikhlas
Ikhlas
 Bebas biaya pendidikan (tradisional)
 Kerja di usaha milik kiyai
 Sederhana
 Pakaian seragam
NILAI  Pondok (tempat tinggal)
Mandiri Sederhana
PESANTREN
 Keluarga: menghormati orangtua
 Cium tangan ke kiyai
 Tidak melihat mata ketika berbicara
 Mandiri
Keluarga  Mencuci baju
 Bersih-bersih
Pesantren Kampus
 Nilai pesantren ingin terus dilanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi
 Mendorong PTAIN mendirikan pesantren
mahasiswa atau ma’had
 Ma’had Al-Aly UIN Malang: mahasiswa semester 1
dan 2 wajib tinggal di pesantren, mempelajari
bahasa arab, ada ujian kelulusan
 UIN Surabaya: ektrakulikuler baca kitab kuning
 UIN Jogjakarta: kerjasama dengan pesantren
sekitar
 UIN Jakarta: membawa tradisi pesantren ke
dalam kampus seperti menjadikan para dosen
(pengajar) sosok panutan selayaknya kiyai
pesantren
Diversitas Islam
 Keberagaman (diversitas) dalam islam
dianalogikan seperti logat (dialek) berbahasa
 1 Bahasa Indonesia dengan beberapa logat:
jawa, bali, papua
 1 Agama Islam dengan beberapa variasi
mazhab: hanafi, maliki, syafii, hambali
 Melahirkan ormas islam: NU, Muhamadiyah
 NU yang cenderung tradisonal (klasikalis)
 Muhamadiyah yang cenderung modern
(reformis)
 Ahmadiyah tidak dianggap variasi dalam islam
karena menyimpang dari nilai utama islam
dengan mengakui nabi setelah Muhamada SAW
Salaf Salafi
 Mengacu kepada pesantren tradisional  Mengacu kepada golongan
(klasikalis) pembaharuan pemikiran agama dan
logika (reformis)
 Mempelajari kitab kuning
 Mencari berkah di makam wali  Ijtihad terbuka

 Membolehkan perantara Tuhan dengan  Menolak ziarah kubur (bid’ah)


manusia  Menolak perantara Tuhan dengan manusia
 Membolehkan politik praktis  Menolak politik praktis
KETERANGAN MUHAMADIYAH SALAFI
Aqidah dan ibadah Purifikasi akal (kontektualis) Purifikasi tekstualis

Muamalah Moderinisasi Menolak moderinisasi, tapi


menggunakan teknologi
Dunia barat Netral Musuh

Budaya lokal Menerima yang sesuai Menolak, mengacu


ajaran islam kepada budaya arab
NKRI Patuh dan setia Yamani: patuh
Haraki, Jihadi: negara
islam
Ilmu filsafat/tasawuf Mendukung Mengharamkan

Peran wanita Domestik dan publik Domestik saja

Poligami Membolehkan Menganjurkan

Cara berpakaian Bebas asal menutup aurat Jubah, jingkrang, cadar

Bidang kesenian Media dakwah Bid’ah, haram


Tuduhan ke PTAIN
 Hartono Ahmad Jaiz menulis buku “Ada
Kemurtadan di IAIN”
 IAIN mempelajari kesetaraan gender, pluralisme,
demokrasi
 Nurcholish Madjid menerima transplatasi liver dari
orang Cina
 Imam Suprayogo (UIN Malang) “makna murtad
itu pindah agama (keluar dari islam), tidak ada
UIN yang menjadi kampus Kristen atau Hindu”
ISLAM (umumnya) SALAFI

Pindah ke agama lain Kesetaraan gender

Menolak islam Feminisme


Perbedaan
Tidak melakukan ibadah: Syiah
pendapat solat

tentang Tidak poligami

MURTAD/KAFIR Tidak mendirikan negara


islam
Pluralisme

Demokrasi

Transplantasi organ tubuh


dari nonmuslim
Jihadis / Islamis
 Menolak demokrasi (politik kekuasaan)
 Ingin mendirikan negara islam
 Menggunakan cara kekerasan (radikal):
pemberontakan, pengrusakan
 “The best defense is offense”, sebaik-baik
pertahanan adalah menyerang!
 Ormas: Laskar Jihad, FPI (Front Pembela Islam),
HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)
Radikalisme
Indonesia akan bertahan terhadap radikalisme
dengan 2 syarat:
1. Populasi jihadis tetap minoritas
pemerintah membubarkan/membekukan
Laskar Jihad, FPI dan HTI
2. NU dan Muhamadiyah sebagai ormas terbesar
tetap berpegang teguh kepada Pancasila
Wahid Institute (NU) dan Ma’arif Institute
(Muhamdiyah) menerbitkan buku “Ilusi Negara
Islam”
AGAMA
Perubahan menjadi UIN
 Para pendiri UIN mayoritas merupakan lulusan
timur tengah dan sebagian lulusan barat

UIN  Universitas Al Azhar Kairo menjadi raw model


pendirian fakultas agama seperti F. Syariah, F.
Usluhudin, F. Adab
 Universitas Mc Gill Kanada menjadi raw model
pendirian fakultas non agama seperti Ilmu
Komunikasi, Psikologi
SAINS  Amin Abdullah: “Integrasi dan Interkoneksi
keilmuan, agama + sains = peradaban”
Timur Tengah Barat
+ Agama Islam + Sains (studi islam): antropologi, psikologi
+ Bahasa Arab + Bahasa Inggris
- Beasiswa sedikit + Beasiswa banyak
- Konserfatif - Liberal

Indonesia menggabungkan keduanya!


Fakultas Dakwah &
Fakultas Dakwah
Ilmu Komunikasi

Fakultas Usluhudin &


Fakultas Usluhudin
Studi Agama

Fakultas Syariah & Fakultas


Fakultas Syariah Ekonomi dan Bisnis Islam

Fakultas Tarbiyah
Fakultas Tarbiyah
& Keguruan
Menara Kembar Roda Ilmu Horizon Ilmu

Agama + Sains = UIN


Menjadi Universitas
 Pilihan prodi yang semakin beragam menarik
lebih banyak calon mahasiswa
 Lulusan UIN tidak menjadi ekstrim: tidak hanya
mempelajari doktrin agama tetapi juga
pengembangan metodologi sains
 Kemampuan berbahasa tidak hanya Arab tetapi
juga Inggris
 Melahirkan ulama yang intelek dan intelek yang
ulama
Ayatisasi
 Mencari ayat atas gejala sains yang ada,
sekedar membuktikan islam tidaklah antisains
 Jika tidak ada di Quran, maka akan ditolak
 Seharusnya dengan mempelajari Quran akan
membawa kita pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak berhenti sampai pada
pembuktian saja
 Mencari manfaat atas ilmu pengetahuan tersebut
(aksiologi)
Isu gender di PTAIN
 Pendirian PSW (Pusat Studi Wanita) di UIN Jogja
 Komunitas peneliti dan advokasi wanita
 Instruksi Presiden no.9/2000 (Gus Dur) tentang
pengarusutamaan gender
 Inisiasi fasilitas publik ramah-wanita: TPA (tempat
penitipan anak), ruang menyusui, anak tangga
max 10 cm untuk ibu hamil
 Sosialisasi hakim pengadilan: perceraian, hak
asuh anak, KDRT
 Sosialisasi kesehatan reproduksi: alat kontrasepsi,
HIV AIDS
 Poligami “membolehkan bukan menganjurkan”,
(AA Gym)
 Mencegah feminisme: dominasi wanita,
membenci pria, suka sesama wanita (lesbi),
menolak kodrat
Penyakit Sepilis
 Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme
 Fatwa MUI, Sepilis haram!
 Sekular: memisahkan urusan dunia dari
agama
 Pluralisme (agama): semua agama sama
akan masuk surga
 Liberal: pemahaman agama dengan akal
bebas tanpa batas, JIL

 Pluralisme (sosial): hidup bersama dalam


keberagaman (multikultural), saling
menghormati (toleransi)
 Islam menganjurkan pluralisme (sosial):
piagam madinah
 Indonesia: piagam jakarta (pancasila)
Walisongo
 Walisongo syiar islam dengan jalan damai
 Indonesia penduduk muslim terbanyak di dunia
 Sunan Kalijaga
 Pewayangan (Hindu): Mahabrata, Arjuna memiliki
senjata rahasia bernama kalimasada
ditransformasi menjadi kalimat syahadat
 Kentongan untuk memanggil orang ditransformasi
menjadi beduk azan memanggil orang solat
 Tembang gamelan ditransformasi menjadi syair
hadist: ilir-ilir
 Sunan Kudus
 Minaret candi Hindu ditransformasi menjadi Menara
masjid
 UIN ingin melestarikan ajaran walisongo tentang
moderasi islam, syiar islam dengan damai
Reformasi Pendidikan Islam

 Memelihara tradisi lama yang baik dan


mengambil tradisi baru yang lebih baik
 UIN mempertahankan tradisi moderasi islam
(jalan damai) dan terbuka terhadap
pengembangan sains modern
 Amin Abdullah “tidak hanya sekedar ritual
agama, tetapi juga intelektual kritikal”
 Masdar Hilmy “tidak sekedar mengaji, tetapi juga
melakukan kajian”
Diskusi
1. Masih terdapat ambiguitas terhadap Salafi dan
Wahabi, apa pendapat anda?

2. UIN masih menjadi pilihan kedua bagi calon


mahasiswa, jika tidak lulus di Universitas Umum
barulah ke UIN, “mahasiswa buangan”, apa yang
salah?

3. Kekhawatiran ilmu sains akan lebih mendominasi di


UIN sehingga ilmu agama kurang dipelajari,
apakah sebaiknya UIN fokus ke agama saja?
Terima kasih

“memelihara tradisi lama yang baik


dan mengambil tradisi baru yang lebih baik
- guruhsugiharto.2020 -

Anda mungkin juga menyukai