Anda di halaman 1dari 153

DASAR-DASAR

KEPENDIDIKAN
(a) Pandangan tentang manusia,
(b) Hakikat pendidikan,
(c) Landasan dan azas-azas pendidikan serta
penerapannya,
(d) Masyarakat masa depan,
(e) Lingkungan pendidikan,
(f) Aliran-aliran pendidikan,
(g) Permasalahan pendidikan,
(h) Sistem pendidikan nasional dan
(i) Pendidikan dan pembangunan nasional.
HAKIKAT MANUSIA
Perbedaan Manusia dan Hewan
Hewan Manusia
1. Memiliki kemampuan 1. Ketika dilahirkan tidak
siap pakai ketika lahir berdaya sama sekali
2. Makhluk biologis 2. Makhluk biologis,
3. Punya instik individu dan sosial
4. Bertindak menurut 3. Potensi yang
instink berkembang
5. Tidak mengenal etika, 4. Bertanggung jawab
estetika dan agama 5. Punya etika, estetika,
dan agama
Sifat Hakikat Manusia

Ciri-ciri yang menjadi karakteristik,


yang secara prinsipil membedakan
hewan dari manusia
Wujud Sifat Hakekat Manusia
• Kemampuan Menyadari diri
• Kemampuan bereksistensi
• Memiliki kata hati
• Memiliki moral
• Kemampuan bertanggung jawab
• Memiliki rasa kekebasan
• Melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
• Kemampuan menghayati kebahagiaan
Pandangan tentang Hakekat
Manusia

1. Pandangan Psikoanalitik
2. Pandangan Humanistik
3. Pandangan Behavioristik
Pandangan Psikoanalitik

Pandangan Psikoanalitik Tradisional


Dipelopori oleh Hansen, Stevic, Warner dan
Sigmund Freud
Tingkah laku manusia digerakkan oleh
dorongan yang bersifat instinktif dan
diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan
instink biologis manusia
Struktur Kepribadian Manusia terdiri
dari 3 komponen (Freud)

• Id yang berfungsi untuk menggerakkan


seseorang untuk memuaskan kebutuhannya
• Ego berfungsi untuk menjembatani antara
keinginan id dg lingkungan yang realistis
• Super ego berfungsi untuk mengawasi dan
mengontrol tingkah laku seseorang agar
sesuai dengan aturan dan nilai-nilai moral
Pandangan Neoanalitik

Pandangan ini tetap mengakui adanya id, ego, dan


superego, namun lebih menekankan pada fungsi ego
sebagai pusat kepribadian seseorang. Ego berfungsi
sebagai pengarah terujudnya id, dan bersifat
rasional serta bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial seseorang. Dalam perujudan
diri manusia untuk memenuhi kebutuhannya,
manusia tidak hanya digerakkan oleh instink, tetapi
juga atas rangsangan yang datang dari
lingkungannya
Pandangan Humanistik
Dipelopori oleh : Rogers, Adler, Martin Buber
Menurut Adler :
1.Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yg positif, mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dalam berbagai hal, mampu
menentukan nasibnya sendiri, sehingga manusia terbebas dari
kecemasan dan kegelisahan.
2.Pada hakekatnya gambaran pribadi manusia adalah selalu dalam
proses menjadi, yang merupakan satu kesatuan potensi yang terus
menerus berubah dan berkembang, tidak pernah selesai dan tidak
pernah sempurna
3.Manusia digerakkan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai
sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam
membantu orang lain dan dalam membuat dunia menjadi lebih baik
Pandangan Humanistik

Menurut Martin Buber :


Manusia merupakan suatu (eksistensi) yang
berpotensi, tetapi potensi itu terbatas,
sehingga sulit untuk memperkirakan
bagaimana masa depan manusia tersebut.
Manusia tidak dapat dikatakan baik atau jahat
tetapi mengandung kedua kemungkinan itu
Pandangan Behavioristik
Pandangan dipelopori oleh : Skinner, Kohler,
Thorndike
Menurut pandangan behavioristik :
Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan
di mana individu itu berada
Tingkah laku manusia dapat dikendalikan dengan
mengatur lingkungan tempat individu itu berada
Hakikat Manusia dan
dimensi-dimensinya
1. Dimensi Keindividualan

Setiap individu manusia yang dilahirkan telah


dikarunia potensi yang berbeda dengan yang
lainnya. Tiap individu memiliki kehendak, cita-
cita, kecendrungan, semangat, dan daya tahan
yang berbeda
1. Dimensi keindividualan
Menurut Langeveld:
Tiap individu memiliki dorongan untuk mandiri
yang sangat kuat, meskipun pada anak terdapat
rasa tidak berdaya, sehingga memerlukan pihak
lain (pendidik) yang dapat dijadikan tempat
bergantung yang memberikan perlindungan dan
bimbingan
Pendidikan berfungsi mengembangkan
kepribadian atau menemukan kediriannya sendiri.
Pendidikan harus bersifat demokratis
2. Dimensi Kesosialan
Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk
bisa hidup dengan baik. Tiap individu mempunyai
dorongan untuk bergaul dengan sesama manusia.
Dalam pergaulan terdapat kesediaan untuk
memberi dan menerima
Immanuel Kant:
Manusia hanya menjadi manusia jika berada di
antara manusia. Individu dapat mengembangkan
dirinya hanya dalam pergaulan sesama manusia
3. Dimensi kesusilaan
Manusia memiliki nilai-nilai, menghayati dan
melaksanakan nilai-nilai dalam kehidupannya. Nilai
merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi karena
mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan,
dan sebagainya yang dijadikan pedoman dalam
hidup.
Ada 2 hal terkait dengan kesusilaan :
1.Etiket : kepantasan dan kesopanan
2.Etika : kebaikan
4. Dimensi Keber agamaan

Manusia adalah makhluk religius karena manusia


sejak dulu percaya bahwa di luar alam yang
dapat dijangkau dengan alat indra, diyakini
adanya kekuatan supranatural yang menguasai
hidup di alam semesta
Beragama merupakan kebutuhan manusia,
karena manusia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat untuk bertopang
dan untuk keselamatan hidupnya
HAKIKAT PENDIDIKAN
• mengapa ?
• apa ?
• siapa ?
• di mana ?
• kapan ?
• bagaimana ?
KEMUNGKINAN DAN
KEHARUSAN PENDIDIKAN

KEMUNGKINAN KEHARUSAN

• DAPATKAH MANUSIA DIDIDIK?


• MANUSIA DAPAT DIDIDIK, KARENA :
MUNGKINKAH MANUSIA DIDIDIK ?

• Dasar biologis : fakta biologis menunjukkan bahwa anak


manusia ketika baru dilahirkan da-lam keadaan tidak berdaya
tetapi mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang
karena:
– Kemampuan anak bersifat fleksibel
– Anak manusia mempunyai otak yang besar dan
berpermukaan luas.
– Mempunyai pusat syaraf yang berfungsi untuk menerima
pengaruh dari luar dirinya sehingga dapat terjadi proses
belajar.
• Dasar psikologis dan sosial
– Anak manusia ketika dilahirkan membawa
bermacam-macam kemampuan po-tensial, yang
membutuhkan stimuli dari lingkungan.
– Manusia merupakan makhluk sosial. Kehidupan
secara bersama diperlukan oleh-manusia. Dan
dalam kehidupan bersama ini ada proses saling
mempe-ngaruhi.

• Kesimpulan : manusia dapat dididik.


HARUSKAH MANUSIA DIDIDIK ?

• Dasar biologis :
– pendidikan diperlukan oleh manusia karena :
• Untuk menyesuaikan diri dengan lingkung-annya, anak
manusia tidak memiliki instink yang sempurna sbmana
dimiliki oleh hewan.
• Anak manusia perlu masa belajar yang pan-jang
sebagai bekal menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara konstruktif
• Dasar psiko-sosio-antropologis
– Untuk menghadapi kehidupan yang dilingkupi tantangan,
manusia harus memiliki berbagai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Potensi untuk ini sudah ada tinggal
pengembangannya.
– Kemampuan manusia menyesuaikan diri de-ngan
lingkungan sosial bukan bawaan tetapi hanya dapat
diperoleh melalui pendidikan.
– Kebudayaan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
hasil karya dari orang-orang yang terdidik.
• Kesimpulan : manusia harus didik.
A. Pengertian Pendidikan itu ?
1. Driyarkara (1980): Pendidikan adalah usaha sadar
untuk memanusiakan manusia muda
2. Crow dan Crow: Proses yang berisi berbagai macam
kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang
untuk kehidupan sosialnya dan meneruskan
kebudayaan
3. Ki Hajar Dewantara (Tokoh Pendidikan Nasional
Indonesia) : Pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelek) dan pisik anak.
Pengertian Pendidikan
3. Langeveld: Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain . Diperlukan kewibawaan orang dewasa sebagai pendidik,
sehingga anak dengan sukarela melakukan segala sesuatu yang
dituntut oleh pendidik
4. John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan Pragmatisme) : Pendidikan
adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia
5. Dictonary of Education: Proses mengembangkan kemampuan, sikap
dan ingkah laku dalam masyarakat; Proses sosial, yaitu pengaruh
lingkungan terhadap invidu
lanjutan
6. UU RI No. 2 tahun 1989 (Bab I, ps 1, ayat 1)
Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang
7. UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, ps 1, ayat 1)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara
Pendidikan
Ciri-ciri umum Pendidikan
1. Mengandung tujuan yang ingin dicapai
yaitu perkembangan kemampuan individu
2. Usaha yang disangaja dan terencana untuk
mencapai tujuan
3. Dapat dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat
Mendidik
• Langeveld: Membimbing anak supaya jadi
dewasa dengan usaha yang disengaja
• Hoogveld: Membantu anak supaya ia
cakapmenyelenggarakan tugas hidupnya atas
tanggung jawab sendiri
• Ki Hajar Dewantara: Menuntun segala kekuatan
kodrat anak sebagai manusia sebagai anggota
masyarakat agar mancapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan


kesatuan dari bermacam-macam komponen
yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya dalam mempengaruhi perkembangan
peserta didik menuju kedewasaannya
Unsur-unsur Pendidikan
• Peserta Didik
• Pendidik
• Tujuan Pendidikan
• Materi (isi) pendidikan
• Metode/alat pendidikan
• Lingkungan Pendidikan
1.Pendidik, 2.Tujuan Pendidikan , 3.Materi
(isi) pendidikan, 4.Metode/alat pendidikan,
5.Lingkungan Pendidikan

• Apa
• Siapa
• Dimana
• Kapan
• Mengapa
• Bagaimana
1. Peserta Didik
Ciri-cirinya:
1. Individu yang memiliki potensi pisik dan psikis yang khas
(unik)
2. Individu yang sedang dalam perkembangan
3. Individu yang membutuhkan bimbingan dan perlakuan yang
manusiawi
4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

UU RI No. 20 tahun 2003 (Bab I, pasal 1 ayat 4)


Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu
UU RI No. 20/2003 (Bab V, pasal 12, ayat 1): Setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:

a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang


danutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya
c. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya
d. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya
e. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara
f. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik agar dia menjadi dewasa

Pendidik ada 2 macam:


1. Pendidik karena kodrat : orang tua
2. Pendidik karena jabatan (profesi) : orang diberi
tugas untuk mendidik di lembaga pendidikan
Pendidik
Pendidik harus memiliki kewibawaan, yaitu
kekuatan bathin pendidik, sehingga
menimbulkan sikap menurut, mengakui dan
menerima dari pihak lain (siswa). Pendidik dapat
berwibawa karena peserta didik membutuhkan
suatu perlindungan, bantuan dan bimbingan, di
pihak lain pendidik rela dan bersedia
memenuhinya
UU RI No. 20 tahun 2003:

Bab XI, pasal 39 ayat 1:


Pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi
Bab XI pasal 40 ayat 1:
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang
pantas dan memadai
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas
d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan
hak atas hasil kekayaan intelekrual
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanan tugas
Bab XI pasal 40 ayat 2 :
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan
c. Memberikan teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya
Pasal 42 ayat 1:
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional
Pasal 42 ayat 2:
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi
Pasal 43 ayat 1 :
Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar
belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan,
dan prestasi kerja
Pasal 43 ayat 2 :
Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
Tujuan Pendidikan
Plato :
Membebaskan dan Memperbaharui, lepas dari
belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran

Aristoteles :
Tujuan pendidikan harus sama dengan tujuan
akhir pembentukan negara dan harus sama pula
dengan sasaran utama penyusunan hukum dan
tujuan konstistusi negara, yaitu kehidupan yang
baik dan berbahagia (Eudaimonia)
HIRARKHI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

TUJUAN PEND. NASIONAL

TUJUAN INSTITUSIONAL
SD, SMP, SMA/SMKK DAN PT)

TUJUAN KURIKULER
(BID. STUDI IPS, IPS, BAHASA DLL)

TUJUAN INSTRUKSIONAL
STANDAR KOMPETENSI-KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR KOMPETENSI
Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Pendidikan Nasional bertujuan untuk


mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab
Fungsi tujuan Pendidikan
Fungsi tujuan :
1. Memberikan arah kegiatan pendidikan
2. Merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
kegiatan pendidikan

Hirarkhi Tujuan Pendidikan


1. Tujuan Pendidikan nasional
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Kurikuler
4. Tujuan Pembelajaran (Umum dan Khusus)
Fungsi Pendidikan

Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya

Pendidikan diartikan sebagai kegiatan


pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain
Fungsi Pendidikan
Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang


sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu
pembentukan pribadi bagi mereka yang belum
dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan
bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha
sendiri.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan
Warganegara

Pendidikan sebagai penyiapan warganegara


diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik
Fungsi Pendidikan
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja


diartikan sebagai kegiatan membimbing
peserta didik sehingga memiliki bekal dasar
utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena
bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam
kehidupan manusia.
Mendidik, Mengajar dan Belajar

 Mengajar : kegiatan dimana terjalin hubungan


interaksi dalam proses belajar dan mengajar
antara tenaga kependidikan dengan peserta didik.
 Belajar : suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
(Skinner)
Mendidik
 Mendidik adalah menuangkan cinta ke dalam
cetakan berupa anak didik, agar mereka tumbuh dan
berkembang dalam kebaikan kreativitas cinta dan
kasih sayang.
 Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya (Ki
Hajar D)
 Mendidik adalah mempengaruhi dan membimbing
anak dalam usahanya mencapai kedewasaan
(Langgeveld)
MENDIDIK

Mendidik adalah menuntun segala kekuatan


kodrat yang ada pada anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagian setinggi-tingginya (Ki Hajar D)
MENDIDIK

Mendidik adalah mempengaruhi dan


membimbing anak dalam usahanya
mencapai kedewasaan (Langgeveld)
PENGAJARAN

Aktivitas nyata mengajarkan (transfer


knowledge) pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan serta meningkat kecerdasan dan
pengendalian emosinya sehingga seseorang
mampu survive di dalam kehidupannya.
PENGAJARAN

Pengajaran merupakan aktivitas atau proses yang


berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan atau
kemahiran yang tertentu. Meliputi perkara-perkara seperti
aktivitas perancangan, pengelolaan, penyampaian,
bimbingan dan penilaian dengan tujuan menyebarkan ilmu
pengetahuan atau kemahiran kepada pelajar-pelajar
dengan cara yang berkesan.
Pendidikan DAN PENGAJARAN
Menurut Ki Hadjar Dewantara.

Pendidikan lebih
Pengajaran bersifat memerdekakan
memerdekakan manusia dari aspek
manusia dari aspek hidup batin (otonomi
hidup lahiriah berpikir dan
(kemiskinan dan mengambil keputusan,
kebodohan). martabat, mentalitas
demokratik).
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Pengajaran membentuk peserta didik berpikir


secara intelektual dan empiris

Pendidikan adalah mendidik peserta didik untuk


menjadi manusia yang mampu mandiri baik itu secara
intelektual maupun secara moral. Kedua hal ini tidak
dapat diabaikan salah satunya.
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta


didik agar menjadi pandai

Pendidikan adalah proses mendidik yang


melibatkan penerapan nilai-nilai : terdapat proses
pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan
pengamalan
PENDIDIKAN
Lebih menekankan pada pembentukan manusia
(penanaman sikap dan nilai-nilai ); memakan waktu relatif
panjang; metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan
manusiawi; membutuhkan wadah menetap, meskipun isi
bervariasi dan berubah.

PENGAJARAN

Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan


pengetahuan tentang bidang atau program tertentu, seperti
agama dan kesehatan; memakan waktu yang relatif pendek;
metode lebih bersifat rasional, teknik praktis; hanya
mengusahakan isi.
PENDIDIKAN PENGAJARAN

1. mengajarkan tentang 1. hanya mentransfer


segala nilai kehidupan ilmu pengetahuaN
2. tidak memiliki batasan 2. menekankan IPTEK
waktu dalam belajar dan SKILL
3. mengajarkan 3. memiliki batasan
kematangan mental waktu
seseorang. 4. hanya menitik
beratkan pada isi dari
metode pangajaran
Mengajar : adalah kegiatan
mentransfer ilmu pengetahuan
yang dilakukan oleh guru
kepada para siswanya

Membelajarkan : adalah
kegiatan yang melibatkan
partisipasi aktif siswa dalam
sebuah proses belajar mengajar
Perbedaan Mengajar dan Membelajarkan

Mengajar : Membelajarkan :
• Sifat : transfer of • Sifat : memberi
knowledge pengalaman belajar
• Arah tujuan : • Arah tujuan :
mengembangkan
meningkatkan seluruh karakteristik
kemampuan kognitif pribadi (K-A-P)
• Pendekatan : teacher • Pendekatan : student
centered centered
• Interaksi : satu arah • Interaksi : multi arah
4. Materi (Isi) Pendidikan
Materi pendidikan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, baik untuk kurikulum nasional
maupun kurikulum muatan lokal
Program Pendidikan
• Program Pendidikan Umum untuk
mengembangkan kemampuan dan sikap ilmiah
• Program pendidikan di bidang keahlian agama
Islam
• Program pendidikan untuk menjadi ibu pendidik
yang baik
• Program pendidikan ketrampilan
• Program pendidikan di asrama
5. Metode dan Alat Pendidikan
Metode hendaknya dipilih sesuai dengan kondisi
peserta didik, materi, dan kemampuan pendidik
Alat Pendidik dapat berupa benda (media) dan
alat pendidikan berupa siasat (psikologis)
Alat pendidikan psikologis 2 macam:
1. Preventif mencegah terjadinya yang negatif dan
mendorong yang positif
2. Kuratif bermaksud untuk memperbaiki yang
negatif dan menguatkan yang positif
6. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi
proses pendidikan yang dilakukan

Lingkungan pendidikan terdiri dari :


1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
Lingkungan Pendidikan
• Lingkungan pendidikan adalah semua kondisi
yang dengan cara itu mempengaruhi tingkah
laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia
• Lingkungan pendidikan pada dasarnya adalah
latar tempat berlangsungnya pendidikan.
• Lingkungan meliputi segala material dan stimuli
di dalam dan di luar diri individu, bersifat
fisiologis, psikologis, atau ssosiokultural
Jenis Lingkungan Pendidikan

• Lingkungan keluarga  pendidikan informal,


berlangsung secara alamiah
• Lingkungan sekolah pendidikan formal,
sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan
aturan yang ketat
• Lingkungan masyarakat  pendidikan non
formal, aturan lebih longgar dan tidak selalu
dipersyaratkan berjenjang
Lingkungan Sekolah
• Sekolah bukan mengambil alih fungsi orang
tua dalam mendidik anak, tetapi sekolah
bersama orang tua membantu mendidik anak
• Sekolah berfungsi untuk menghasilkan
tenaga yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan sikap sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
• Membina masyarakat sesuai yang diinginkan
Fungsi Sekolah
• Menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk
individu dengan berbagai pengetahuan
• Mengembangkan sikap sosial, toleran dan
gotong royong
• Pembinaan watak anak
• Pengembangan sikap religius
• Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
• Pewarisan dan pengembangan kebudayaan
Lingkungan Keluarga

• Keluarga merupakan lingkungan


pendidikan yang pertama dan utama dalam
membentuk kepribadian anak didik
• Pendidikan dalam keluarga dilakukan
melalui teladan dalam pergaulan keluarga
• Pola tindakan dalam keluarga akan
mempengaruhi perkembangan anak
Pola Tindakan dalam Keluarga
1. Pola Tindakan yang bersifat otoriter,
sehingga dapat menimbulkan reaksi dalam
bentuk :
a. Menurut secara pasif
b. Perlawanan secara pasif
c. Perlawanan secara aktif
2. Pola tindakan yang demokratis
3. Pola tindakan yang memberikan kebebasan
Cara yang dilakukan orang tua
• Pemodelan prilaku
• Memberikan ganjaran dan hukuman
• Perintah langsung
• Menyatakan peraturan-peraturan
• Penggunaan nalar
• Menyediakan fasilitas dan suasana yang
menunjang
Lingkungan Masyarakat

• Masyarakat merupakan penyelenggara


pendidikan, baik yang dilembagakan atau
tidak
• Lembaga yang ada di masyarakat mempunyai
peran dalam pendidikan
• Di masyarakat tersedia berbagai sumber
belajar baik yang dirancang atau yang
dimanfaatkan
Fungsi Pendidikan di masyarakat
• Pelengkap, melengkapi perkembangan
kepribadian anak melalui berbagai kegiatan
pendidikan untuk melengkapi kemampuan,
ketrampilan, pengetahuan dan performance
• Pengganti, menyediakan pendidikan yang
berfungsi sama dengan sekolah
• Penambah, menyediakan tambahan untuk
mendalami pengetahuan dan ketrampilan
yang sudah dipelajari di sekolah
ALIRAN-ALIRAN POKOK
PENDIDIKAN

A. ALIRAN KONVENSIONAL

Aliran konvensional merupakan pandangan atau


pendapat yang membahas tentang faktor-faktor
yang menentukan perkembangan manusia dan
kepribadiannya
Macam Aliran Konvensional
1. Empirisme
Aliran ini berpandangan bahwa manusia dilahirkan
dalam keadaan bersih tanpa mempunyai pembawaan
sama sekali dari lahirnya, tetapi perkembangan anak
ditentukan oleh lingkungan yang akan menentukan
arah hidupnya. Aliran ini disebut juga dengan
“Tabularasa” yang berarti anak lahir seperti kertas
putih yang masih kosong dan dapat ditulis sesuai
dengan keinginan orang yang akan menulisnya.
Aliran ini dipelopori oleh John Locke. Aliran ini
bersifat optimis terhadap pendidikan
2. Aliran Nativisme
Menurut pandangan aliran ini manusia dilahirkan
telah mempunyai pembawaan (baik atau buruk).
Pembawaan ini tidak dapat diubah ke arah lain oleh
lingkungan atau pendidikan. Aliran ini dipelopori
oleh Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat
pessimis terhadap pendidikan untuk bisa mengubah
anak ke arah lain selain dari pembawaan yang
dibawa sejak lahir. Jika pembawaan baik, maka
anak akan berkembang ke arah yang baik, tetapi jika
pembawaan itu jelek, anak akan berkembang ke
arah yang jelek tanpa dapat diubah
3. Aliran Naturalisme
Pandangan ini berpendapat bahwa semua anak yang
baru lahir mempunyai pembawaan baik, namun
pembawaan itu manjadi rusak karena pengaruh
lingkungan, bahkan pendidikan yang diberikan
orang dewasa kepada anak dapat merusak
pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori oleh John
Jacke Rousseau. Aliran ini disebut juga dengan
“Negativisme” yang beranggapan bahwa pendidikan
itu tidak perlu tetapi anak diserahkan saja kepada
alam agar pembawaan yang baik tidak menjadi
rusak.
4. Aliran Konvergensi
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak
dipengaruhi oleh pembawaan dan pendidikan.
Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa dukungan yang
sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya
lingkungan yang baik tidak akan menghasilkan
pendidikan yang optimal kalau tidak ada bakat
yang kuat. Aliran ini dipelopori oleh William Stern
yang mempunyai pandangan positif terhadap
pendidikan.
B. Gerakan (Aliran) Baru

Gerakan baru dalam pendidikan merupakan


upaya yang dilakukan untuk mencari
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
khususnya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa model (bentuk)
perbaikan yang dajukan oleh gerakan baru
pendidikan ini.
1. Pengajaran Alam Sekitar
Pengajaran alam sekitar lebih menekankan kepada
kegiatan pengajaran yang dilakukan di sekolah harus
terkait dengan kehidupan nyata yang dialami oleh anak,
sehingga lebih kongkrit dan terkait secara emosional
dengan kebutuhan dan kehidupan anak. Pelopornya
F.A.Finger dan J.Ligthart
Prinsip Pengajaran alam sekitar:
1. Peragaan
2. Aktivitas anak
3. Pengajaran totalitas
4. Menyatu dengan pengalaman anak
5. Memberikan apersepsi emosional anak
2. Pengajaran Pusat Perhatian
Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan
semboyan “Sekolah untuk hidup dan oleh hidup”
Anak harus mempunyai pengetahuan terhadap dirinya
sendiri dan tentang dunianya yaitu lingkungan tempat
hidup di hari depannya.
Metode yang dikemukakan oleh Decroly:
1. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan
hendaknya dimulai dari suatu keseluruhan yang
punya pengertian
2. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran harus
disesuaikan dengan minat spontan yang dimiliki
anak
3. Sekolah Kerja
Sekolah kerja dipelopori oleh G. Kerschenteiner
dengan nama “Arbeitsschule” di jerman. Sekolah
kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan
tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga
demi kepentingan masyarakat
Bentuk Sekolah kerja :
a. Sekolah Kerja Sosiologis (kebutuhan masyarakat)
b. Sekolah Kerja Psikologis (pengembangan bakat anak)
c. Sekolah Kerja Sosiologis-Psikologis (gabungan)
d. Sekolah Kerja Kepribadian (Pembentukan pribadi)
4. Pengajaran Proyek
Konsep pengajaran proyek diletakkan oleh John
Dewey dan dilaksanakan oleh W.H.Kilpatrick.
Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan
pilihannya (jenis pekerjaan), merancang dan
memimpin kegiatan proyek. Proyek yang
ditentukan sendiri oleh anak akan mendorong
mereka untuk mencari cara pemecahan masalah
yang ditemui secara aktif (sesuai keinginannya).
Mata pelajaran tidak terpisah antara satu dengan
lainnya, tetapi didasarkan atas keperluan
pemecahan masalah
LEMBAGA PENDIDIKAN
YANG BERJIWA NASIONAL

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


2. INS Kayu Tanam
3. Perguruan Muhammadiyah
4. Diniyah Putri Padang Panjang
TAMAN SISWA

Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar


Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di
Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta
tanggal 2 Mei 1889dengan nama
Suwardi Suryaningrat
Asas Taman Siswa
• Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat
tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among)
• Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan
manusia yang merdeka
• Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa
Indonesia
• Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa
kecuali
• Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri
• Memikul beban belanja sendiri (hemat)
• Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan
ikhlas
Dasar Taman Siswa (1947)
(Panca Darma)
• Kebudayaan
• Kemerdekaan
• Kodrat alam
• Kemanusiaan
• Kebangsaan
Jenis Pendidikan Taman Siswa
• Taman Indriya (Taman Kanak-kanak)
• Taman Anak (Kelas I – III SD)
• Taman Muda (Kelas IV – VI SD)
• Taman Dewasa (SLTP)
• Taman Madya (SLTA)
• Taman Guru
INS KAYU TANAM
• INS (Indonesicche Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Syafei pada
tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam

• Moh. Syafei lahir di Natan Kalimantan Barat


1895 dan dianugerahi gelar Doctor Honoris
Causa dari IKIP Padang tahun 1968
Asas INS Kayu Tanam
• Berfikir logis dan rasional
• Keaktifan dan kegiatan
• Pendidikan masyarakat
• Memperhatikan pembawaan anak
• Menentang intelektualisme
Tujuan INS
• Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
• Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Manusia yang harmonis dalam
perkembangannya (jasmani dan rohani)
• Memberikan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
• Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri
• Harus dapat membiayai diri sendiri
Jenjang Pendidikan
• Ruang Rendah (7 tahun setara SD)
• Ruang Antara (1 tahun)
• Ruang Dewasa (4 tahun)
• Ruang Masyarakat (1 tahun)
• Ruang Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan di Padang Panjang
• Program Khusus untuk menjadi guru (1
tahun) setelah ruang dewasa (1953)
PERGURURAN
MUHAMMADIYAH
• Didirikan oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada 18 November 1912
• Kiyai Haji Ahmad Dahlan lahir di
Yogyakarta dengan nama Muhammad
Darwis pada tahun 1869.
Latar Belakang didirikan
• Adanya kerusakan aqidah umat Islam
• Kebekuan dalam bidang hukum Fiqh
• Kemunduruan dalam pendidikan Islam
• Kemajuan zending Kristen dan misi Katolik
Dasar Pendidikan
• Tajdid, mengubah cara berfikir dan berbuat
• Kemasyarakatan
• Aktivitas
• Kreativitas
• Optimisme
• Pensyukuran nikmat
• Sumbangan terhadap masyarakat & bangsa
DINIYAH PUTRI
PADANG PANJANG

• Didirikan oleh Rahmah El Yunusiyah pada


tanggal 1 November 1923 di Padang Panjang
• Rahmah El Yunusiah lahir 29 Desember 1900
M, atau 1 Rajab 1318 H dan meninggal 26
Februari 1969 atau 9 Zulhijjah 1388
Profesionalisme Guru
PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
74 TAHUN 2008 TENTANG GURU
STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU
A. KUALIFIKASI AKADEMIK GURU
1. KUALIFIKASI AKADEMIK GURU
2. KUALIFIKASI AKADEMIK MELALUI UJI KELAYAKAN
DAN KESETARAAN
B. STANDAR KOMPETENSI GURU
1. KOMPETENSI PEDAGOGIK
2. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
3. KOMPETENSI PROFESIONAL
4. KOMPETENSI SOSIAL

1. PAUD/TK/RA
– D IV/S1 BIDANG PAUD ATAU PSIKOLOGI
– PRODI TERAKREDITASI
2. SD/MI
– DIV/S1 PGSD/PGMI ATAU PSIKOLOGI
– PRODI TERAKREDITASI
LANJUTAN

3. SMP/MTs
– DIV/S1 PRODI SESUAI MP YANG DIAMPU
– PRODI TERAKREDITASI
4. GURU SMA/MA
– D IV/S1 SESUAI MP YANG DIAMPU
– PRODI TERAKREDITASI
5. SDLB/SMPLB/SMALB
– D IV/S1 PRODI KHUSUS ATAU SARJANA SESUAI MP YANG
DIAMPU
– PRODI TERAKREDITASI
6. SMA/MAK
– D IV/S1 PRODI YANG SESUAI MP YANG DIAMPU
– PRODI TERAKREDITASI

CATATAN: GURU DNG KUALIFIKASI AKADEMIK KHUSUS, PRODI BLM


ADA DI PT DPT DIANGKAT MELALUI UJI KELAYAKAN DAN
KESETARAAN YG DITANGANI OLEH PT YG DIBERI WEWENANG
KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI PEDAGOGIK
• Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial,kultural, emosional,dan intelektual.
• Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
• Mengembangkan kur yg terkait dgn bidang yang diampu
• Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
• Memanfaatkan TIK untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yang mendidik.
• Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengak-
tualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
• Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengak-
tualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
• Berkomunikasi scr efektif, empatik,& santun dg peserta didik.
• Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk pembelajaran.
• Melakukan tindakan reflektif  peningkatan kualitas pembelajaran.
KOMPETENSI KEPRIBADIAN
• Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum,
sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
• Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.
• Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
• Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
• Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
KOMPETENSI SOSIAL
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun
dengan sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang
tua, danmasyarakat.
3. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun
dengan sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang
tua, dan masyarakat.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
KOMPETENSI PROFESIONAL
• Menguasai materi,struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
• Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
matapelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
• Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
• Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
• Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Syarat Profesi
• Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori
ilmu pengetahuan yang mendalam.
• Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya.
• Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
• Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakannya.
• Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupan Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
• Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan
pasiennya, guru dengan muridnya.
• Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di
masyarakat.
Hak Guru Yang Profesional
– memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial;
– mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja;
– memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
– memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
– memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
– memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas;
Pendidikan Profesi
1) Program pendidikan profesi memiliki beban belajar yang diatur
berdasarkan persyaratan latar belakang bidang keilmuan dan satuan
pendidikan tempat penugasan.
2) Beban belajar untuk menjadi Guru pada satuan TK atau RA atau TKLB
atau bentuk lain yang sederajat berlatar belakang S-1 atau D-IV
kependidikan untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat
adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) sks.  
3) Beban belajar untuk menjadi Guru pada satuan pendidikan SD atau MI
atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S-1
atau D-IV kependidikan untuk SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang
sederajat adalah 18 (delapan belas) sampai dg 20 (dua puluh) sks. 
4) Beban belajar untuk menjadi Guru pada satuan pendidikan TK atau RA
atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S-1 atau
D-IV kependidikan selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain
yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat
puluh) sks.  
Pendidikan Profesi
5. Beban belajar untuk menjadi Guru pada satuan pendidikan SD atau MI
atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang
S-1 atau D-IV kependidikan selain untuk SD atau MI atau SDLB
atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) s.d 40
(empat puluh) sks.  
6. Beban belajar untuk menjadi Guru pada satuan pendidikan TK atau
RA atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat dan pada satuan
pendidikan SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat
yang berlatar belakang sarjana psikologi adalah 36 (tiga puluh enam)
s.d 40 (empat puluh) sks.  
7. Beban belajar untuk menjadi Guru pada satuan pendidikan SMP atau
MTs atau SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan satuan
pendidikan SMA atau MA atau SMALB atau SMK atau MAK atau
bentuk lain yang sederajat, baik yang berlatar belakang S-1 atau
diploma empat D-IV kependidikan maupun S-1 atau D-IV
nonkependidikan adalah 36 (tiga puluh enam) s.d 40 (empat puluh)
sks.
    
Tunjangan Profesi  Guru yang memenuhi
persyaratan

• memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi


satu nomor registrasi Guru;
• memenuhi beban kerja sebagai Guru;
• mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas
yang sesuai Sertifikat Pendidik yang dimilikinya;
• terdaftar pada Departemen sebagai Guru Tetap;
• berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; dan
• tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan
pendidikan tempat bertugas.
• Seorang Guru hanya berhak mendapat satu tunjangan profesi
terlepas dari banyaknya Sertifikat Pendidik yang dimilikinya dan
banyaknya satuan pendidikan atau kelas yang memanfaatkan
jasanya sebagai Guru.
Portofolio
– Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
professional Guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mendeskripsikan:
– Kualifikasi Akademik;
– pendidikan dan pelatihan;
– pengalaman mengajar;
– perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
– penilaian dari atasan dan pengawas;
– prestasi akademik;
– karya pengembangan profesi;
– keikutsertaan dalam forum ilmiah;
– pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial;
dan
– penghargaan yang relevan dengan bidang kependidikan.
Hak mendptkan tunjangan profesi
• Guru Tetap pemegang Sertifikat Pendidik berhak mendptkan
tunjangan profesi apabila mengajar di satuan pendidikan yang
rasio minimal jumlah peserta didik terhadap Gurunya
– untuk TK, RA, atau yang sederajat 15:1;
– untuk SD atau yang sederajat 20:1;
– untuk MI atau yang sederajat 15:1;
– untuk SMP atau yang sederajat 20:1;
– untuk MTs atau yang sederajat 15:1;
– untuk SMA atau yang sederajat 20:1;
– untuk MA atau yang sederajat 15:1;
– untuk SMK atau yang sederajat 15:1; dan
– untuk MAK atau yang sederajat 12:1.
Kegiatan  angka kredit jabatan fungsional
• Kegiatan kolektif Guru yg meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian Guru
• Pendidikan dan Pelatihan
• Pemagangan
• publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif;
• karya inovatif;
• presentasi pada forum ilmiah;
• publikasi buku teks pelajaran lolos dr BSNP;
• publikasi buku pengayaan;
• publikasi buku pedoman Guru;
• publikasi pengalaman lapangan pada pendidikan khusus dan/atau
pendidikan layanan khusus; dan/atau
• penghargaan atas prestasi atau dedikasi sebagai Guru yang
diberikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
BEBAN KERJA
• Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok:
– merencanakan pembelajaran;
– melaksanakan pembelajaran;
– menilai hasil pembelajaran;
– membimbing dan melatih peserta didik; dan
– melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.
• Beban kerja Guru paling sedikit memenuhi 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki
izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Beban kerja pejabat
– Beban kerja kepala satuan pendidikan paling sedikit 6
(enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau
membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala
satuan pendidikan yang berasal dari Guru bimbingan dan
konseling atau konselor.
– Beban kerja wakil kepala satuan pendidikan paling sedikit
12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau
membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil
kepala satuan pendidikan yang berasal dari Guru bimbingan
dan konseling atau konselor.
– Beban kerja ketua program keahlian satuan pendidikan
yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan
adalah paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1
(satu) minggu.
SANKSI
• Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi
Akademik, kompetensi, dan Sertifikat Pendidik , dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk memenuhinya,
kehilangan hak untuk mendapat tunjangan fungsional
atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat
tambahan.
• Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban
melaksanakan pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dan tidak mendapat pengecualian dari
Menteri dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan
profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan
fungsional, dan maslahat tambahan.
SANKSI
• Guru dan/atau warga negara Indonesia selain Guru yang
memenuhi Kualifikasi Akademik dan kompetensi untuk
melaksanakan tugas sebagai Guru yang menolak wajib kerja di
Daerah Khusus dapat dikenai sanksi oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berupa:
• penundaan kenaikan pangkat dan jabatan selama 1 (satu)
tahun bagi Guru;
• pencabutan tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan
fungsional selama 2 (dua) tahun bagi Guru; atau
• pencabutan hak untuk menjadi Guru selama 4 (empat)
tahun bagi warga negara Indonesia selain Guru.
Sanksi
• Guru yang telah melaksanakan ketentuan tetapi mengingkari
pernyataan tertulisnya dikenai sanksi oleh Pemdan/atau Pemda
sesuai kewenangannya berupa:
– penundaan kenaikan pangkat atau jabatan selama 4 (empat)
tahun;
– penghentian pemberian tunjangan profesi selama 4 (empat)
tahun;
– penghentian pemberian tunjangan fungsional atau subsidi
tunjangan fungsional selama 4 (empat) tahun; atau
– penghentian pemberian maslahat tambahan selama 4 (empat)
tahun.
• Guru yang terbukti memperoleh Kualifikasi Akademik dan/atau
Sertifikat Pendidik dengan cara melawan hukum diberhentikan
sebagai Guru dan wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi,
tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan
penghargaan sebagai Guru yang pernah diterima.
INOVASI PENDIDIKAN
Proses Keputusan Inovasi
• Rogers menggambarkan The Innovation Decision Process (proses
keputusan inovasi) sebagai kegiatan individu untuk mencari dan memproses
informasi tentang suatu inovasi sehingga dia termotivasi untuk mencari tahu
tentang keuntungan atau kerugian dari inovasi tersebut yang pada akhirnya
akan memutuskan apakah dia akan mengadopsi inovasi tersebut atau tidak.
• Inovasi merupakan ide, metode atau objek yang merupakan sesuatu
yang baru dari individu dan tidak selalu dari hasil penelitian
• Banyak penelitian yang membahas proses penyebaran inovasi
• Fokusnya melihat mengapa inovasi dapat diterima / tidak?
Bagaimana inovasi dapat diadopsi dengan cepat / lambat?
• Extention Agents dapat membantu penyebaran inovasi dengan cepat
dan efisien
2 Proses Adopsi
Proses difusi :
Proses difusi menurut roger
Awareness : Pertama kali • Knowledge
mendengar inovasi.
Interest : Mencari informasi • Persuasion
lebih lanjut mengenai hal itu. • Decision
Evaluation : Menimbang-
nimbang antara keuntungan dan • Implementation
kerugian dari • Confirmation
menggunakannya.
Trial : Menguji inovasi dalam
skala kecil untuk diri sendiri.
Adoption : Menerapkan inovasi
pada skala besar dalam
preferensi untuk metode lama.
3 Adopter Category (1)
• Kategori yang diadopsi
Tidak semua orang akan mengadopsi
inovasi dalam waktu yang sama
- inovasi umumnya berhubungan dengan
pertumbuhan ekonomi dan didasarkan pada
penelitian sosial
Indeks3 Adopter Category (2)
adopsi dikalkulasikan dengan menanyakan
apakah orang tersebut mengadopsi salah satu dari
10-15 inovasi yang telah di rekomendasikan oleh
pusat ekstensi lokal.
Kesulitannya adalah setiap orang memiliki alasan
yang kuat untuk tidak mencapai inovasi tersebut.
Lima kategori indeks adopsi:
1. Innovators
2. Early Adopters
3. Early Majority
4. Late Majority
5. Laggards
3 Adopter Category (3)
Klasifikasi tersebut dikategorikan berdasarkan definisi
yang tergantung pada tingkat adopsi inovasi yang
dilakukan kelompok dan juga distribusi adopsi.
Peneliti meneliti adanya hubungan antara indeks adopsi
individu dengan keragaman karakteristik sosial.
Variabel-variabel tersebut terdiri dari area agrikultur
pada negara maju dan negara berkembang, pendidikan,
pelayanan kesehatan dan perilaku konsumer.
Usia tidak dicantumkan sebagai variabel karena tidak
ada hubungan yang ditemukan dari penelitian bahwa
orang yang lebih muda lebih inovatif dari usia tua.
3 Adopter Category (4)
• Individual-Blame Hypothesis
Masyarakat mengadopsi inovasi dengan
sangat lambat karena perilaku tradisional dan
konservatif di dalam kehidupannya.
• System-Blame Hypothesis
sistem pertaniannya tidak merepresentasikan
kondisi pertanian yang sebenarnya.
3 Adopter Category (5)
• Inovator untuk pertanian organik adalah petani
yang memiliki ladang pertanian kecil dan tingkat
pendidikan rendah.
• Korelasi antara adopsi inovasi dan pendapatan atau
kapital adalah lebih rendah.
• Banyak keluarga petani yang dulunya miskin
menjadi kaya dan mendapatkan posisi di dalam
struktur sosial. Contoh: India yang memberlakukan
sistem kasta.
4. Innovations
• Kelima langkah ini dapat digambarkan seperti di
bawah ini :
Implementasi Di Tingkat Sekolah

• Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka


guru merupakan faktor terpenting yang harus
melaksanakan inovasi dengan memperhatikan hal-hal
berikut :
• Inovasi harus berlangsung di sekolah guna
memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa.
• Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah
adalah guru.
• • Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang
yang inovatif guna menemukan strategi atau metode
yang efektif untuk mendidik.
• • Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada
dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas.
• • Kunci utama yang harus dipegang guru adalah
bahwa setiap proses atau produk inovatif yang
dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada
kepentingan siswa.
• Proses keputusan inovasi di tingkat sekolah berawal
dari pengetahuan atau kesadaran para personil di sekolah /
guru tentang kebutuhan akan sebuah inovasi yang akan
membantu memecahkan persoalan yang mereka hadapi
sampai dengan pengadopsian suatu inovasi. Untuk
mencapai hal tersebut ada tiga tahap yang harus dilalui
yaitu :

1) Tahap Akuisisi Informasi


2) Tahap Evaluasi Informasi
3) Tahap Adopsi :


Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Kehidupan dan Karir Informasi, Media and
• Fleksibel dan adaptif Pembelajaran dan Inovasi
• Kreatif dan inovasi Teknologi
• Berinisiatif dan mandiri • Melek informasi
• Keterampilan sosial dan budaya • Berfikir kritis menyelesaikan masalah
• Komunikasi dan kolaborasi • Melek Media
• Produktif dan akuntabel • Melek TIK
• Kepemimpinan&tanggung jawab

Kerangka ini menunjukkan


bahwa berpengetahuan
[melalui core subjects] saja
tidak cukup, harus dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif - kritis
-Berkarakter kuat
[bertanggung jawab, sosial,
toleran, produktif, adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi
Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 135
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
• Mendukung Keseimbangan
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak
penilaian: tes standar serta
penilaian normatif dan sumatif hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
• Menekankan pada pemanfaatan termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan
umpan balik berdasarkan kinerja dukungan lingkungan pendidikan yang memadai
peserta didik
• Membolehkan pengembangan
portofolio siswa

• Menciptakan latihan
pembelajaran, dukungan SDM
dan infrastruktur
• Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi
pengalaman dan integrasinya di
kelas
• Memungkinkan peserta didik
untuk belajar yang relevan
dengan konteks dunia
• Mendukung perluasan
keterlibatan komunitas dalam
pembelajaran, baik langsung 136
“BANGSA INI SEDANG SAKIT”
KRISIS BANGSA
ADALAH KRISIS
SUMBER DAYA MANUSIA

BERARTI
“PENDIDIKAN”
GAGAL MENJALANKAN FUNGSINYA
Nilai Paed.

Pemb. Keprib.

PPL GURU
MKDK
DENGAN KINERJA

Land. Pemah. •Satisfaction


•Happiness
•Dignities
•Hi – Touch
•Hi - Tech

MKPBM
PEMBELAJARAN
(QUANTUM TEACHING – QUANTUM
LEARNING - GENIUS LEARNING)

GURU JANGAN DIPOSISIKAN


SEBAGAI ORANG GAJIAN
KETULUSAN DENGAN KECERDASAN
IQ – EQ – SQ
Transfer of Knowlegde

With a heart v.s. Without heart


SUKSES BUKAN PRESTASI
MENGUMPULKAN UANG,
Melainkan;
SUKSES ADALAH
MENGUMPULKAN UANG DARI
PRESTASI
Dan Ingatlah;
UNTUK MENJADI KAYA, ANDA HARUS
MENOLONG ORANG LAIN MENJADI
KAYA
SIKAP DAN POLA PIKIR
IQ – EQ – SQ

Sikap dan Pola Pikir Kebermaknaan Holistik


(Mengutamakan Kebermaknaan yang lebih Besar)

Sikap dan Pola Pikir Integralistik


(Tim Sinergis melalui Pemahaman Emosi Diri
Sendiri dan Emosi Orang Lain)

Sikap dan Pola Pikir yang berhubungan dengan


Ketrampilan Teknis dalam Menjalankan
Pekerjaan
SATU TELADAN KEJUJURAN LEBIH BERHARGA DARI SERIBU
NASEHAT TENTANG KEJUJURAN
MEMBANGUN IQ
SUMBER INFORMASI PERAN GURU FASILITATOR

BEL. KREATIF
EVALUASI

SINTESIS
PEMBELAJARAN
ANALISIS

BEL. RESEPTIF APLIKASI

MEMAHAMI

INGATAN
PENDIDIKAN GAGAL MENJALANKAN
FUNGSINYA MEMBANGUN KEPRIBADIAN
BERMUTU KARENA HANYA
MENGUTAMAKAN PENGEMBANGAN
INTELEKTUAL
INTELEKTUAL ADALAH PEMBANTU
YANG
PARA BAIK,
AHLI NAMUN
PSIKOLOGI IA ADALAH
SEPENDAPAT BAHWA
PENGUASA
IQ RATA-RATA YANG
HANYA BURUK
6 % DAN MAKSIMAL
20% SEBAGAI FAKTOR PENENTU SUKSES,
SELEBIHNYA 80% ADALAH FAKTOR LAIN
TERUTAMA EQ DAN SQ
EQ TINGGI
ADALAH KEMAMPUAN

BEREMPATI, MENGUNGKAPKAN DAN


MEMAHAMI PERASAAN, MENGENDALIKAN
AMARAH, KEMANDIRIAN, KEMAMPUAN
MENYESUAIKAN DIRI, DISUKAI,
KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
ANTAR PRIBADI, KETEKUNAN,
KESETIAKAWANAN, KERAMAHAN, DAN
SIKAP HORMAT.
KOLESTROL EQ
MARAH, CEMBURU, TIDAK NYAMAN, DENGKI,
KEBENCIAN, KASIHAN PD DIRI SENDIRI, CEMAS,
DEPRESI, JENGKEL, MERASA BERSALAH, MALU,
MENYESAL, IRI, DLL,

MARAH
SIAPUN BISA MARAH. MARAH ITU MUDAH. TETAPI
MARAH PADA ORANG YANG TEPAT DG KADAR
YG SESUAI, PD WAKTU YG TEPAT DEMI
TUJUAN YG BENAR DAN DG CARA YG BAIK,
BUKANLAH HAL YG MUDAH.
= EQ =
EQ ADALAH KEMAMPUAN MERASAKAN, MEMAHAMI
DAN SECARA EFEKTIF MENERAPKAN DAYA DAN
KEPEKAAN EMOSI SEBAGAI SUMBER ENERGI,
INFORMASI, KONEKSI DAN PENUH
PENGARUH MANUSIAWI

BUKTI NEUROLOGIS TERAKHIR MENUNJUKKAN


BAHWA EMOSI ADALAH BAHAN BAKAR YANG
TIDAK TERGANTIKAN BAGI OTAK AGAR MAMPU
MELAKUKAN PENALARAN YANG TINGGI
MOTUS - ANIMA
JIWA YG MENGGERAKKAN INDIVIDU
PELAYANAN DG
IQ-EQ-SQ

SEMUA BISA SUKSES DALAM PELAYANAN, SEBAB


SETIAP ORANG BISA MELAYANI, TIDAK
PERLU PRASYARAT UNTUK MELAYANI. KARENA
HATI ADALAH SUMBER KEKUATAN MELAYANI
DENGAN KASIH SAYANG, UNTUK
PELAYANAN SETULUS HATI.
“PELAYANAN SETULUS HATI”
ANAK-ANAK MEMBUTUHKAN KASIH
SAYANG, TERUTAMA KETIKA MEREKA
TIDAK PANTAS MENDAPATKANNYA

JIKA INGIN MENGUKUR MANUSIA


BERKUALITAS, MAKA PITA PENGUKUR
MESTINYA DILETAKKAN DI SEKELILING
HATINYA BUKAN DI KEPALA
SQ ATAU KS

SQ ADALAH KECERDASAN YANG BERTUMPU PD


BAGIAN TERDALAM DALAM DIRI PRIBADI
(THE INNER SPIRIT – THE HIDDEN POWER)
YG BERHUBUNGAN DG KEARIFAN, DI
LUAR EGO ATAU KESADARAN JIWA.

TIDAK HANYA UNTUK MENGETAHUI


NILAI, TETAPI SECARA KREATIF
MENEMUKAN NILAI BARU.
SQ BUKAN KECERDASAN
RELIGIOUS
MENGGUNAKAN SQ UTK LEBIH CERDAS
MENJALANKAN AJARAN AGAMA, DPT
MEMBANGUN KEHIDUPAN MENJADI
LUAR BIASA.

SQ MAMPU MELIHAT KESATUAN DI


BALIK PERBEDAAN, POTENSI DI
BALIK EKSPRESI NYATA. ADA ROH
ESENSIAL DI BELAKANG SEMUA
AGAMA BESAR
SQ TINGGI MENJALANKAN AGAMA DG BAIK,
NAMUN TIDAK PICIK, EKSKLUSIF, FANATIK
EKSTRIM ATAU PRASANGKA.

IQ - EQ - SQ DIBANGUN MELALUI
“SEKOLAH KEHIDUPAN”, KELUARGA,
SEKOLAH, MASYARAKAT, ATAUPUN
DI TEMPAT KERJA
MEMBANGUN NURANI
MEMBUKA NURANI,
SENYUM, SANTAI DAN PASRAH
MENGAKTIFKAN NURANI
MENGUATKAN NURANI
MENGOLAH NURANI
NURANI DALAM HIDUP SEHARI-HARI
dengan
Taat Norma
Bukan
Rasionalisasi Norma
KEPRIBADIAN PENDIDIK

PERILAKU
SQ EQ IQ EFEKTIF

SQ MENGENDALIKAN EQ DAN IQ

Anda mungkin juga menyukai