Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ANALISIS TUGAS DAN JENJANG BELAJAR”

Makalah diajukan untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Metodologi Pembelajaran

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 05

KELAS : PGMI O6

1. INTAWANA ROBIATUL HASANAH (2010201011)

2. AYU MELISAH (2010201012)

3. M. NABIL TAUFIQUL HAKIM (2010201026)

DOSEN PENGAMPU: Dr. SAIPUL ANNUR, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur
kepada- Nya atas segala limpahan karunia-Nya kami diberi kemudahan untuk
menyusun makalah Metodologi Pembelajaran yang berjudul“Analisis Tugas dan
Jenjang Belajar”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas


Metodologi Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Dr. Saipul Annur M.Pd. yang
merupakan dosen pembimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini. Tak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu proses penyusunan makalah ini sehingga bisa selesai
tepat pada waktunya. Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini
bisa memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk
memperluas wawasan dan juga pengetahuan.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna karena berbagai keterbatasan yang kami miliki.Oleh karena itu,berbagai
bentuk kritikan dan juga saran yang membantu akan sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Palembang, 22 Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Makalah .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Tugas Pembelajaran ........................................................ 3


B. Jenis-jenis Analisis Tugas Pembelajaran ....................................... 5
C. Sumber informasi Analisis Tugas Pembelajaran ........................... 6
D. Komponen Analisis Tugas Pembelajaran ...................................... 6
E. Defenisi Pengetahuan ..................................................................... 7
F. Sifat-sifat Pengetahuan................................................................... 7
G. Defenisi Jenjang Belajar ................................................................ 10
H. Macam-Macam jenjang Belajar ..................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis tugas merupakan upaya mengadakan rincian dari satu keterampilan
khusus menjadi langkah-langkah/tugas kecil yang memungkinkan anak mudah
untuk mempelajarinya. Analisis tugas sendiri memiliki pengertian proses
menganalisis bagaimana manusia melaksanakan tugas, apa saja yang mereka
lakukakn, peralatan yang mereka gunakan, dan hal-hal apa saja yang mereka
perlu ketahui.

Analisis tugas memudahkan kita untuk menganalisis tugas dengan sebaik


mungkin melalui cara-cara yang telah ditentukan agar tugas yang akan kita buat
menjadi lebih terarah. Analisis tugas merupakan upaya mengadakan rincian
dari satu keterampilan khusus menjadi langkah-langkah/tugas kecil yang
memungkinkan anak mudah untuk mempelajarinya.

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran diperlukan banyak hal untuk


menciptakannya sebagai sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif.Selain
tenaga pendidik, peserta didik dan bahan ajar yang baik maka hal yang tidak
kalah penting adalah adanya perencanaan kegiatan pembelajaran yang baik
pula. Perencanaan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan merencanakan
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang tenaga pendidik di awal kegiatan
pembelajaran atau dengan kata lain perencanaan pembelajaran ini merupakan
sebuah kegiatan merencanakan apa yang ingin dicapai dalam sebuah
pembelajaran.

Belajar memang terjadi secara bertahap atau berjenjang Jenjang belajar


menunjukan tingkat kesulitan dan kedalaman penguasaan pengetahuan melalui
berbagai pendekatan seperti penerapan berbagai metode belajar serta medianya.
Jenjang belajar diperlukan karena desainer pembelajaran harus memutuskan

1
bagaimana penyajian materi atau ragam pengetahuan yang memudahkan dan
membantu mempercepat terjadinya proses belajar seseorang. Secara bertahap,
penyajian akan dilanjutkan ke jenjang belajar yang lebih sulit lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analisis pembelajaran ?
2. Apa saja jenis – jenis analisis pembelajaran ?
3. Darimana sumber informasi analisis pembelajaran ?
4. Apa saja Komponen analisis pembelajaran
5. Apa pengertian dari jenjang belajar ?
6. Apa saja macam-macam jenjang belajar ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Apa pengertian dari analisis pembelajaran
2. Untuk mengetahui Apa saja jenis – jenis analisis pembelajaran
3. Untuk mengetahui Dari mana sumber informasi analisis pembelajaran
4. Untuk mengetahui Apa saja Komponen analisis pembelajaran
5. Untuk mengetahui Apa pengertian dari jenjang belajar
6. Untuk mengetahui Apa saja macam-macam jenjang belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Tugas pembelajaran


Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama–sama.
Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang
guru lakukan di dalam kelas.
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian–
kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern
yang berlangsung dialami siswa.
Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan tentang
pengalaman dan peristiwa yang pernah dialaminya. Pengajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada
siswa. Pengajaran juga diartikan sebagai interaksi belajar dan mengajar.
Pengajaran berlangsung sebagi suatu proses yang saling mempengaruhi
antara guru dan siswa.
Ditinjau dari pembentuk katanya analisis tugas berasal dari kata
analisis yang berarti proses pencarian jalan keluar (pemecahan masalah)
yang berangkat dari dugaan akan kebenarannya, sedangkan Tugas berarti
pekerjaan atau perintah atau melakukan sesuatu fungsi. Analisis tugas
adalah proses menganalisis bagaimana manusia melaksanakan tugas, apa
saja yang mereka lakukan, peralatan yang mereka gunakan, dan hal-hal apa
saja yang mereka perlu ketahui.
Keluaran dari analisis tugas adalah perincian dari tugas yang dilakukan
manusia. Hal-hal yang mereka gunakan, rencanakan dan urutan tindakan

3
yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan tugas tergantung pada teknik
yang digunakan.1
Menurut Arends (2001), task analysis (analisis tugas) adalah cara yang
digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi akan hakekat sebenarnya dari
suatu keterampilan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh
guru. Ide pokok yang melatarbelakangi munculnya analisis tugas oleh para
pakar pembelajaran adalah, bahwa suatu keterampilan yang kompleks tidak
akan dapat dipelajari semuanya sekaligus dalam satu waktu tertentu. Untuk
mengembangkan pemahaman yang mudah dan pada akhirnya penguasaan
akan sebuah keterampilan kompleks, maka keterampilan yang kompleks
tadi harus terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-komponen
bagian, sehingga dapat diajarkan berurutan dengan logis dan tahap demi
tahap.
Jadi, dapat disimpulkan analisis tugas adalah proses pencarian jalan
keluar terhadap sebuah pekerjaan atau suatu kegiatan penjabaran tugas ke
dalam bagian-bagiannya, hal ini menerangkan sebagian dari proses yang
dapat dihubungkan dan diorganisasikan satu sama lain. Analisis tugas ini
berhubungan dengan kegiatan analisis dan sintesis. Tujuan akhirnya adalah
untuk :

1. Menerangkan tugas yang harus dipelajari murid.


2. Mengisolasikan tingkah laku yang diperlukan.
3. Mengidentifikasi kondisi dimana tingkah laku terjadi.
4. Menetapkan suatu kriteria untuk tingkah laku atau penampilan yang dapat
diterima.
Tanpa suatu analisis tugas yang benar, maka guru akan sulit
mengemukakan apa yang akan diajarkan, dan guru akan sulit untuk
menentukan strategi mengajar yang optimal.

1 Dewi Salma Prawilaga. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada media. Hal 15

4
B. Jenis-jenis analisis tugas pembelajaran
Jenis-jenis analisis tugas pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Analisis Topik
Analisis ini merupakan analisis secara terperinci tugas-tugas intelektual.
2. Analisis Pekerjaan
Analisis ini merupakan analisis secara detail dan terperinci, tugas yang
menyangkut keterampilan fisik atau psikomotor. Hal ini lebih banyak
berhubungan dengan “apa yang dikerjakan bilamana tugas tersebut
dikerjakan. Misalnya tugas seorang guru yaitu mengajar siswanya dalam
pembelajaran dan juga seorang guru mendidik siswanya menjadi yang lebih
baik.
3. Analisis keterampilan.
Analisis ini merupakan analisis yang meliputi tugas-tugas
psikomotor, tetapi kali ini lebih berhubungan dengan “bagaimana pekerjaan
diselesaikan”. Misalnya menyampaikan materi pembelajaran,
menggunakan metode dan media serta strategi yang relevan dalam
pembelajaran. 2Adapun salah satu tugas pembelajaran adalah menilai hasil
belajar (assessing performance) : memberitahukan tes / tugas untuk
mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.3
Dalam pengolahan data perencanaan pendidikan tidak mungkin
dapat dilakukan jika tidak memanfaatkan statistik sebagai metodenya. Oleh
sebab itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi perencanaan pendidikan

2 Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV Rajawali, 1991), cet ke-2, hal. 52-53

3 Nurochim, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal 17- 20

5
untuk memahami dan menguasai ilmu stastik secara baik dengan berbagai
metode analisisnya.4
Selanjutnya dalam perencanaan, para perencana diminta untuk
merencanakan penggunaan tenaga dan fasilitas yang ada secara optimal dan
memobilisasikan dana dan daya agar supaya permintaan masyarakat
terhadap pendidikan menjadi terpenuhi. 5Analisis siswa merupakan telaah
karekteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan,
dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya
akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran6.

C. Sumber Informasi Analisis Tugas Pembelajaran


Sumber informasi analisis tugas pembelajaran adalah darimana asal
informasi analisis pembelajaran dalam suatu pendidikan. Sumber informasi
dalam buku Ivor K. Davies disebut dengan “master”, yaitu orang yang dapat
melaksanakan pekerjaan pada tingkat penguasaan. Jika tingkat penguasaannya
sangat tinggi, maka analisis tugas juga akan menuntut penguasaan yang sangat
tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya. Jika dikaitkan dengan proses
pendidikan atau pembelajaran, maka yang dituntut disini adalah pendidik atau
gurunya, seorang pendidik dituntut untuk menguasai segalanya dalam proses
pembelajaran, baik itu siswa, materi pembelajaran, strategi, metode, media, dan
lain sebagainya.

D. Komponen analisis tugas pembelajaran

4 Martin. Dasar-dasar perencanaa pendidikan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal 146-
148

5 Udin Syaifudin Sa’ud. Perencanaan pedidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.
235

6 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta : PT Fajar Interpratama


Mandiri, 2009), hal. 197

6
Suatu analisis tugas adalah suatu pekerjaan untuk menemukan sesuatu.
Melalui analisis tugas, ingin diidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap,
dengan suatu pandangan untuk mensintesis semuanya itu dalam suatu organisasi
yang bersifat hirarkis yang relevan untuk penulisan suatu kegiatan belajar.
Dalam melaksanakan analisis ini, yang menganalisis harus memperhatikan
tidak hanya komponen fisik dari subjek yang dianalisis ( seperti penggunaan alat,
sumber, sarana penunjang pembelajaran, dan sebagainya), tetapi juga komponen
mental (prosedur, keputusan, abstraksi, dan sebagainya).

E. Definisi Pengetahuan

Herman Soewandi (1996) menjelaskan pengetahuan merupakan pembentukan


pemikiran assosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pemikiran dengan
kenyataan atau dengan pemikiran lain, berdasarkan pengalaman yang berulang-
ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan
universal. Sedangkan (Donsu, 2017) mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu
hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan
telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting
dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior. 7

Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui panca indera yang dimilikinya. Panca
indera manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan peraban.

F. Sifat-Sifat Pengetahuan

Rasional artinya kebenaran itu ukurannya akal. Sesuatu dianggap benar


menurut ilmu apabila masuk akal. Sebagai contoh dalam sejarah kita menemukan
adanya bangunan Candi Borobudur yang sangat menakjubkan. Secara akal

7 Prasetya,
T. 1. 2012. Meningkatkan Keterampilan Menyusun Instrumen Hasil Belajar Berbasis
Modul Interaktif Bagi Guru-guru IPA SMP N Kota Magelang. Journal of Educational Research
and Evaluation, 106-112.

7
pembangunan Candi Borobudur dapat dijelaskan, misalnya bangunan tersebut
dibuat oleh manusia biasa dengan menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga
terciptalah sebuah bangunan yang megah. Janganlah kita menjelaskan bahwa
Borobudur dibangun dengan menggunakan kekuatan-kekuatan di luar manusia,
misalnya jin, sihir, setan, atau jenis makhluk-makhluk lainnya. Kalau penjelasan
seperti ini, maka sejarah bukanlah sebagai ilmu pengetahuan.

Empiris artinya ilmu itu berdasarkan kenyataan. Kenyataan yang dimaksud di


sini yaitu berdasarkan sumber yang dapat dilihat langsung secara materi atau wujud
fisik. Empiris dalam sejarah yaitu sejarah memiliki sumber sejarah yang merupakan
kenyataan dalam ilmu sejarah. Misalnya kalau kita bercerita tentang terjadinya
Perang, maka perang itu benar-benar ada berdasarkan bukti-bukti atau peninggalan
peninggalan yang ditemukannya. Kemungkinan masih adanya saksi yang masih
hidup, adanya laporan-laporan tertulis, adanya tempat yang dijadikan pertempuran.
dan bukti-bukti lainnya.

Dengan demikian, cerita sejarah merupakan cerita yang memang-memang


empiris, artinya benar benar terjadi. Kalau cerita tidak berdasarkan bukti, bukan
sejarah namanya, tetapi dongeng yang bersifat fiktif. Sementara artinya kebenaran
ilmu pengetahuan itu tidak mutlak seperti halnya kebenaran dalam agama.
Kemutlakun kebenaran agama misalkan dikatakan bahwa Tuhan itu ada dan
memiliki sifat yang berbeda dengan makhluknya. Ungkapan ini tidak dapat
dibantah harus diyakini atau diimani oleh manusia.

Dalam suatu kurikulum, ragam pengetahuan dikaitkan dengan sifat


pengetahuan. Sifat pengetahuan dianggap sebagai penjelasan atau uraian tentang
jenjang. kedalaman kemampuan atau kompetensi yang dikuasai oleh seorang
peserta didik dalam belajarnya. Sifat pengetahuan memengaruhi pertimbangan
penyusunan kurikulum. Sesungguhnya sifat pengetahuan terkait dengan analisis
tugas belajar atau learning task analysis.

Biasanya kurikulum suatu program pendidikan mengacu pada satu komponen


primer. Program S1 jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di

8
suatuuniversitas mengacu pada kompetensi primer seorang teknolog pendidikan.
Maka suatu kurikulum bidang teknologi pendidikan terdiri atas beberapa sifat
pengetahuan yang dituangkan dalam satuan mata kuliah. Sifat pengetahuan
mengandung seluruh atau sebagian ragam pengetahuan.

1. Pengetahuan Inti

Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang menjadi tumpuan untuk penguasaan


suatu kompetensi dasar tertentu. Tanpa pemahaman pengetahuan inti. peserta didik
tidak mungkin menguasai kompetensi. Pengetahuan inti berisi kemampuan utama
yang harus dikuasai oleh seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

2. Pengetahuan Prasyarat

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir


pengetahuan inti yang benar-benar harus dikuasai sebelum pengetahahuan inti
dipelajari. Apabila tidak, maka kompetensi dari pengetahuan inti tersebut tidak
akan dikuasai. Kemampuan prasyarat ini harus mengendap sedini mungkin sebelum
pengetahuan inti diberikan

3. Pengetahuan Lanjutan

Pengetahuan lanjutan adalah jenjang pengetahuan yang lebih sulit dan


mendalam Dalam rangkaian penyampaian, pengethauan lanjut diberikan jika
pengetahuan inti sudah dipahami benar.

4. Pengetahuan pendukung

Pengetahuan pendukung dipelajari sebagai pengayaan pengetahuan inti dan


lanjutan dikuasai. Kedudukannya adalah dinamis, tidak tergantung atau salah satu
sifat pengetahuan tadi. Pengetahuan pendukung dapat disampaikan setelah selesai
penguasaan pengetahuan inti atau lanjutan, dan bisa pula berdiri sendiri.

9
8

G. Definisi Jenjang Belajar

Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang untuk mencerna berbagai
ragam pengetahuan sangat rumit. Tidak sekaligus terjadi, melainkan secara
bertahap, dan berkembang terus menerus. Waktu, kematangan atau kesiapan mental
pebelajar, lingkungan belajar, serta tingkat kesulitan materi sangat berpengaruh
terhadap laju belajar seseorang. 9

Belajar memang terjadi secara bertahap atau berjenjang Jenjang belajar


menunjukan tingkat kesulitan dan kedalaman penguasaan pengetahuan melalui
berbagai pendekatan seperti penerapan berbagai metode belajar serta medianya.
Jenjang belajar diperlukan karena desainer pembelajaran harus memutuskan
bagaimana penyajian materi atau ragam pengetahuan yang memudahkan dan
membantu mempercepat terjadinya proses belajar seseorang. Secara bertahap,
penyajian akan dilanjutkan ke jenjang belajar yang lebih sulit lagi.

H. Macam-Macam Jenjang Belajar


1. Domain Kognisi

Domain kognitif adalah suatu ranah kemampuan berfikir tentang fakta-fakta


spesifik, pola prosedural, dan konsep-konsep dalam mengembangkan pengetahuan
Bloom (1964) merumuskan taksonomi pembelajaran khususnya dalam domain

8 Rusuli. I., & Daud, Z. F. M. 2015. Ilmu pengetahuan dari John Locke ke al-
Attas. Jurnal Pencerahan, 9(1).

9
Prawiladilaga, D. S. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

10
kognisi mulai dari keterampilan berfikir tingkat rendah sampai pada keterampilan
berfikir tingkat tinggi. Domain tersebut yaitu:

a) Pengetahuan

Peserta didik yang bekerja pada tingkat ini hanya berkisar pada mengingat atau
menghafal informasi dari yang konkret ke informasi yang abstrak

b) Pemahaman

Pada tingkat ini, peserta didik mampu mengerti dan membuat rangkaian dari
sesuatu yang dikomunikasikan. Artinya, peserta didik mampu menerjemahkan,
menginterpretasikan, dan meramalkan kemungkinan dalam berkomunikasi.

c) Aplikasi

Peserta didik dapat menerapkan konsep yang sesuai dan abstraksi dari suatu
masalah atau situasi sekalipun tidak diminta untuk melakukannya.

d) Analisis

Peserta didik dapat memilah dan membagi materi ke dalam beberapa bagian an
mampu mendefinisikan hubungan anrata bagian-bagian tersebut.

e) Sintesis

Pesera didik mampu menciptakan produk, menggabungkan bagian bagian dari


pengalaman sebelumnya dengan bagian yang baru menciptakan keseluruhan
bagian.

f) Evaluasi

Peserta didik memberikan keputusan terhadap nilai dari suatu materi


pembelajaran, argumen, atau pandangan yang berkenaan dengan sesuatu yang
diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis, dan dihasilkan.

2. Domain Afeksi

11
Domain afektif meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang
bersifat emosional, seperti perasaan, nilai, apresiasi, antusiasme. motivasi, dan
sikap (Krathwohl. 1973). Kategori afeksi mencakup:

a) Penerimaan
Mengikuti stimulus secara selektif.
b) Tanggapan
Menanggapi stimulus.
c) Penilaian
Memberi penilaian dan kelayakan sesuatu. Membuat konsep nilai dan
memecahkan perbedaan nilai-nilai yang
d) Organisasi
Membuat konsep nilai dan memecahkan perbedaan nilai – nilai yang ada.
e) Internalisasi
Integrasi nilai ke dalam sistem yang mengontrol perilaku.
10

3. Domain Psikomotor

Domain kognitif (Bloom, 1956) melibatkan pengetahuan dan perkembangan


keterampilan intelektual. Domain ini termasuk mengingat kembali fakta-fakta
tertentu, pola prosedural, dan konsep untuk membantu pengembangan kemampuan
intelektual dan keterampilan Ada tujuh kategori utama mulai dari perilaku yang
sederhana sampai perilaku yang paling kompleks.

a) Persepsi
Isyarat indra yang mengarahkan aktivitas motorik.
b) Kesiapan

10 Yaumi, M. 2017. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan


Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

12
Yaitu kesiapan untuk bertindak yang mecakup kesiapan mental, fisik, dan
emosional.
c) Respon terbimbing
Yaitu keterampilan kompleks yang mecakup peniruan, sistem coba dan
salah (trial and error), dan kinerja yang baik.
d) Mekanisme/Respon biasa
Merupakan tahap peralihan sebelum sampai pada keterampilan kompleks.
Respon yang dipelajari lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan
tetap.
e) Respon kompleks
Respon yang kompleks melibatkan pola gerakan dengan kinerja cepat,
akurat dan terkoordinatif. Kemampuan kompleks membutuhkan energi
dalam melakukan pekerjaan tanpa ragu-ragu dan bekerja secara otomatis.
f) Adaptasi
Menyesuaikan keterampilan sesuai untuk pemecahan masalah.
g) Organisasi
Dapat menciptakan pola-pola baru dalam situasi khusu

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis tugas pembelajaran merupakan analisis yang dilakukan pada
proses pembelajaran, mulai dari rancangan atau perencanaan pembelajaran
sampai pada pembelajaran tersebut dilaksanakan. Jenis-jenis analisa tugas
pembelajaran, yaitu: analisis topik, analisis pekerjaan, dan analisis
keterampilan.

Sumber informasi untuk analisis tugas ialah guru, master, bahan


pelajaran, siswa, klien, dan sebagainya. Sedangakan komponen analisis
tugas pembelajaran ialah topik atau pekerjaan, kewajiban, tugas, dan unsur
tugas. Dan begitu juga dalam penyusunan aturan suatu tugas, harus secara
sistematis, dari awal sampai akhir sahingga tugas pembelajaran akan
berjalan dengan baik.

Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan


manusia terutama untuk kemajuan suatu bangsa. Pengetahuan merupakan
hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek
melalui panca indera yang dimilikinya. Waktu, kematangan atau kesiapan
mental pebelajar, lingkungan belajar, serta tingkat kesulitan materi sangat
berpengaruh terhadap laju belajar seseorang. Belajar memang terjadi secara
bertahap atau berjenjang Jenjang belajar menunjukan tingkat kesulitan dan
kedalaman penguasaan pengetahuan melalui berbagai pendekatan seperti
penerapan berbagai metode belajar serta medianya. Jenjang belajar
diperlukan karena desainer pembelajaran harus memutuskan bagaimana
penyajian materi atau ragam pengetahuan yang memudahkan dan
membantu mempercepat terjadinya proses belajar seseorang. Secara
bertahap, penyajian akan dilanjutkan ke jenjang belajar yang lebih sulit lagi.

B. Saran

14
Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan serta kekurangan, baik dari segi bahasa, maupun uraian. Oleh
karena itu, diharapkan saran dan kritikan yang membangun, semoga
makalah ini bisa sempurna dan bisa juga digunakan sebagai pedoman untuk
masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Davies,Ivor K. Pengelolaan Belajar, Jakarta: CV Rajawali, cet ke-2, 1991

Matin, dasar-dasar perencanaa pendidikan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,


2013

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013

Prawiradilaga, Dewi Salma, Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media


Grup, cet ke-2, 2007

Sa’ud,Udin Syaifudin,perencanaan pedidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,


2011

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Jakarta : PT Fajar


Interpratama Mandiri, 2009

Prasetya, T. 1. 2012. Meningkatkan Keterampilan Menyusun Instrumen Hasil

Belajar Berbasis Modul Interaktif Bagi Guru-guru IPA SMP N Kota


Magelang. Journal of Educational Research and Evaluation, 106-112.

Prawiladilaga, D. S. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Yaumi, M. 2017. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan


Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

Rusuli. I., & Daud, Z. F. M. 2015. Ilmu pengetahuan dari John Locke ke al-Attas.
Jurnal Pencerahan, 9(1).

Afandi, M. N. Konsep Ilmu Pengetahuan, sifat, dan komponen dasarnya

16

Anda mungkin juga menyukai