Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI KETERAMPILAN PROSES


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Dan pembelajaran SD
Dosen Pengampu : Wendi Nilpa A. M.Pd

KELOMPOK 2

Disusun oleh :

Ika Suryani : 2386210087


Tantri Rizki Maulani : 2386210109
Vina Amelia : 2386210096

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MANDIRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehing
ga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Keterampilan Proses” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen penga
mpuWendi NilpaA. M.Pd. mata kuliyah Belajar Dan Pembelajaran SD .
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga
bagi penulis, dan dibuat untuk memperdalam pemahaman kita mengenai mata kuliah Belajar
Dan Pembelajaran SD yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan
pemahaman yang maksimal sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami nantikan demi kesempurnaan ma
kalah ini.

Subang ,16 Desember 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Keterampilan Proses………………………………………………..
B. Konsep Dan Prinsip Teori Keterampilan Proses……………………………………..
C. Tokoh- Tokoh Teori Keterampilan Proses…………………………………………….
D. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Keterampilan Proses………………………………
E. IMplementasi / Aplikasi………………………………………………………………..

BAB III
Simpulan………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Keterampilan proses adalah keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip
Cara Belajar Siswa Aktif yang secara umum hampir sama dengan pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006.

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai (Semiawan, 1999). Dapat dikatakan juga bahwa pendekatan keterampilan
proses adalah cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa serta menekankan
bagaimana siswa belajar dan mengelola perolehannya sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk
memenuhi kebutuhan hidup dimasyarakat.

Pendekatan keterampilan proses perlu diterapkan dalam pembelajaran dengan alasan:


a) Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sehingga tidak mungkin guru mengajarkan
semua fakta dan konsep kepada siswa. Siswa harus berusaha untuk aktif mencari dan membangun
pengetahuannya sendiri.

b) Secara psikologis siswa dalam usia perkembangan lebih mudah memahami konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai contoh konkret dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

c) Ilmu pengetahuan bersifat relatif, artinya suatu teori dapat terbantahkan bila ditemukan teori yang
lebih baik.

d) Dalam proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak lepas dari pengembangan
sikap dan nilai dalam diri anak didik, selain mengajar guru seharusnya pandai memotivasi agar
siswa memiliki rasa ingin tahu dan berusaha mencari jawaban atas keingintahuannya.

Penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak hanya pasif menerima penjelasan dari guru.
Penerapan keterampilan proses agar siswa lebih aktif dapat dilakukan dengan memberi pengertian pada
siswa tentang hakekat ilmu pengetahuan, sehingga siswa paham bahwa pengetahuan tidak hanya
dipelajari tetapi juga diterapkan dalam kehidupan. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu memberikan
kesempatan siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan misalnya dengan melaksanakan praktikum
sehingga membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Teori Keterampilan proses ?


2. Bagaimanakah konsep Teori Keterampilan Proses ?
3. Bagaimanakah proses berfikir Teori Keterampilan proses ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Teori Keterampilan Proses ?
5. Bagaimanakah penerepan Teori Keterampilan Proses ?
6. Apasaja Prinsip-prinsip Teori Keterampilan Proses?
7. Bagaimana pengaplikasian Teori Keterampilan Proses ?
C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut :


1) menjelaskan pengertian keterampilan proses dan keterkaitannya dengan CTL;
2) menjelaskan karakteristik keterampilan proses dalam Belajar Dan Pembelajaran SD
3) menjelaskan langkah-langkah menerapkan keterampilan proses di dalam Belajar Dan Pembelajaran
SD

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan
mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses
adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang
dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil
menemukan sesuatu yang baru.

Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan


keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta
didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta
didik.

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses belajar siswa (learn how to learn). PKP adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan
aspek intelektual, sosial, emosional, maupun aspek fisik siswa secara optimal yang bersumber dari
kemampuan dasar yang telah ada pada siswa.

Melalui PKP siswa belajar mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur,


memprediksi, bereksperimen, menemukan, dan menyimpulkan. Pengembangan aspek-aspek PKP dalam
pembelajaran selaras dengan filsafat konstruktivisme karena siswa berproses untuk menemukan sendiri
dan membangun pemahaman pengetahuannya.

Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas suatu pengamatan, proses-
proses ini dijabarkan dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut pendekatan
ketrampilan proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan perannya,
diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari dan menemukan konsep
serta prinsip berdasar dari pengalaman yang dilakukannya.

B. Konsep Dan Prinsip Teori keterampilan Proses

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) merupakan istilah yang bermakna sama dengan Student Active
Learning (SAL). Dalam dunia pendidikan dan pengajaran termasuk matematika, CBSA bukanlah hal
yang baru. Bahkan beberapa teori menunjukkan bahwa CBSA merupakan tuntutan logis dari hakikat
pembelajaran yang sebenarnya. Hampir tidak mungkin terjadi proses pembelajaran yang tidak
memerlukan keterlibatan siswa di dalamnya.

Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu proses pembelajaran yang subjek didiknya terlibat
secara fisik, mental-intelektual, maupun sosial dalam memahami ide-ide dan konsep-konsep
pembelajaran (Ahmadi, 1991). Dengan kata lain, arah pembelajaran CBSA mengacu pada siswa atau
“student oriented” yang bermakna pembentukan sejumlah keterampilan untuk membangun pengetahuan
sendiri baik melalui proses asimilasi maupun akomodasi. Dalam proses pembelajaran yang seperti ini,
siswa dipandang sebagai objek dan sekaligus sebagai subjek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa CBSA adalah salah satu strategi
pembelajaran yang menuntut aktivitas atau partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga mereka
mampu mengubah tingkah lakunya dalam proses internalisasi secara lebih efektif dan efisien.
Ada beberapa prinsip belajar yang dapat digunakan dalam menunjang tumbuhnya CBSA di dalam
pembelajaran (Ahmadi, 1991), yaitu:
1. motivasi belajar siswa,
2. pengetahuan prasyarat,
3. tujuan yang akan dicapai,
4. hubungan sosial,
5. belajar sambil bekerja,
6. perbedaan individu,
7. menemukan, dan
8. pemecahan masalah.

(1) Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar merupakan prinsip utama dalam CBSA. Tanpa adanya motivasi, hasil belajar
yang dicapai siswa tidak akan optimal. Oleh karena itu, peranan guru dalam mengembangkan motivasi
belajar ini sangat diperlukan sekali. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa dalam CBSA, antara lain melalui penggunaan metode atau cara belajar yang
bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, menggunakan media dan alat bantu yang bervariasi,
memberikan pertanyaan-pertanyaan pengiring atau pelacak, dan lain-lain.

(2) Pengetahuan Prasyarat


Matematika bersifat hirarkis. Untuk menguasai suatu materi atau topik matematika, peserta didik
harus menguasai terlebih dahulu materi-materi sebelumnya yang terkait baik langsung maupun tidak
langsung dengan materi yang akan dipelajari tersebut. Oleh karena itu, tugas guru adalah menyelidiki
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang telah dimiliki siswa untuk mempelajari suatu materi.
Dengan cara demikian, siswa akan lebih siap untuk memahami materi yang akan dipelajarinya.

(3) Tujuan yang Akan Dicapai


Pembelajaran yang terencana dengan baik akan memberikan hasil yang baik pula. Perencanaan
pembelajaran ini biasanya diwujudkan dalam perumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan
inilah yang menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan keluasan dan kedalaman materi.

(4) Hubungan Sosial


Dalam belajar siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan teman-temannya agar konsep-konsep
yang sulit dipahami oleh siswa secara mandiri akan menjadi lebih mudah jika dipelajari secara
berkelompok. Latihan bekerja sama ini juga bermanfaat dalam proses pembentukan kepribadian siswa
terutama sikap sosialnya.

(5) Belajar Sambil Bekerja


Pada hakikatnya anak belajar sambil bekerja. Semakin banyak aktivitas fisik siswa, akan semakin
berkembang pula kemampuan berpikir siswa. Apa yang diperoleh siswa dalam pembelajaran yang banyak
melibatkan aktivitas fisiknya, akan lebih lama mengendap dalam memori siswa. Siswa akan bergembira
dalam belajar apabila diberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya dalam bekerja. Oleh karena itu,
prinsip belajar sambil bekerja ini merupakan prinsip yang paling banyak mewarnai CBSA.

(6) Perbedaan Individu


Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri, misalnya dalam kemampuan, kebiasaan, minat, latar
belakang keluarga, dan lain-lain. Dalam pembelajaran, guru sebaiknya dapat memperhatikan perbedaan
individu pada anak didiknya. Guru tidak boleh memperlakukan semua anak dengan cara yang sama,
walaupun tidak semua perbedaan anak dapat diakomodasi.

(7) Menemukan
Menemukan merupakan prinsip yang harus banyak mewarnai CBSA. Dalam CBSA, siswa harus
diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari dan menemukan sendiri informasi-informasi yang
ada di dalam pembelajaran. Dengan cara demikian, siswa akan merasa lebih bersemangat dalam belajar
dan belajar menjadi pekerjaan yang tidak membosankan bagi siswa.

(8) Memecahkan Masalah


Pembelajaran akan lebih terarah apabila dimulai dengan permasalahan yang harus dipecahkan
siswa. Situasi yang menghendaki siswa harus memecahkan masalah ini akan mendorong siswa untuk
dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya secara maksimal.

C. Tokoh- tokoh Teori Keterampilan Proses

Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah
keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki,
dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan
sesuatu yang baru.

Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan


keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta
didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta
didik.

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses belajar siswa (learn how to learn). PKP adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan
aspek intelektual, sosial, emosional, maupun aspek fisik siswa secara optimal yang bersumber dari
kemampuan dasar yang telah ada pada siswa.

Melalui PKP siswa belajar mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur,


memprediksi, bereksperimen, menemukan, dan menyimpulkan. Pengembangan aspek-aspek PKP dalam
pembelajaran selaras dengan filsafat konstruktivisme karena siswa berproses untuk menemukan sendiri
dan membangun pemahaman pengetahuannya.

Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas suatu pengamatan, proses-
proses ini dijabarkan dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut pendekatan
ketrampilan proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan perannya,
diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari dan menemukan konsep
serta prinsip berdasar dari pengalaman yang dilakukannya.

D. Kelebihan Dan Kekurangan teori keterampilan Proses

1. Kelebihan Pendekatan keterampilan proses:

1) merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa,


2) Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami sendiri proses mendapatkan konsep,
3) Pemahaman siswa lebih mantap (Karsa dan Eddy, 1993).
4) siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran,
5) siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
6) melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
7) melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,
8) mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
9) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pendekatan keterampilan proses adalah
merupakan suatu cara untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi guna mengembangkan dan
membantu siswa dalam memahami konsep.

2. Kekurangan Pendekatan Ketrampilan proses :

- Membutuhkan waktu yang relative lama untuk melakukannya


- Jumlah siswa dalam kelas haeus relative kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.
- Memerlukan perencanaan dengan teliti.
- Tidak menjamin setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Sulit membuat siswa turut aktuf secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.

E. Implementasi /Aplikasi

Menurut Suryosubroto langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses yaitu sebagai berikut:5

1) Pemanasan Tujuan kegiatan ini untuk megarahkan siswa pada pokok permasalahan agar
siswa
a) siap, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan ini antara lain dapat berupa:
b) Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru.
c) Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya.
d) Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian siswa antara lain meminta
pendapat/saran siswa, menunjukkan gambar, slide, film, atau benda lain

2) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif
guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa, antara lain kemampuan mengamati,
menginterpretasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan 4 Nunuk
Suryani & Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyajarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm.
25 5 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.
60-62 12 melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya.

3) Pengamatan Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala /
fenomena sehingga mempu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan
pokokpermasalahan. Yang dimaksud pengamatan disini adalah penggunaan indera secara optimal
dalam rangka memperoleh informasi yang memadai. Untuk itu perlu ditingkatkan dengan
peragaan dengan kata-kata.

4) Interpretasi hasil pengamatan Tujuan kegiatan ini untuk menyimpulkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan
yang lainnya. Kesimpulan tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan / digunakan.

5) Peramalan Hasil interpretasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan untuk meramalkan
atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau yang akan datang. Ada perbedaan antara
ramalan dan terkaan. Ramalan didasarkan atas hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah
diketahui, sedangkan terkaan kurang didasarkan pada hasil pengamatan.

6) Aplikasi konsep Yang dimaksud dengan aplikasi konsep adalah menggunakan konsep yang
telah diketahui / dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan masalah, umpamanya
yang memberikan tugas mengarang tentang sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata
pelajaran yang lain.

7) Komunikasi Kegiatan ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan. Maupun tabel,
secara lisan atau tertulis.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan
mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Keterampilan proses dasar, meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi,
mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan
ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.

DAFTAR PUSTAKA

http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907
Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai