Dosen Pengampu:
Indira Septianty Ramadhan, M.Pd
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Windamayanti Pohan (2223240117)
2. Fhinda Alphadila (2223240095)
3. Adini Rossaliani (2223240101)0
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Makalah................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran....................................................... 3
B. Macam-Macam Model Pembelajaran.............................................. 4
C. Model Pembelajaran PKN MI/SD Kelas Rendah............................ 8
D. Model Pembelajaran PKN MI/SD Kelas Tinggi.............................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran.
2. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran PKN MI/SD kelas rendah.
4. Untuk mengetahui model pembelajaran PKN MI/SD kelas tinggi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diciptakan oleh guru dan peserta didik secara sadar dan terencana. Hal ini
disebut dengan proses kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.4
Trianto, menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap
muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan dan untuk menentukan
material/pernagkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film,
program media komputer dan kurikulum.5
Berdasarkan paparan ahli di atas maka dapatlah dipahami bahwa model
pembelajaran ialah suatu kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran biasanya digunakan sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga dengan demikian
kegiatan/proses pembelajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar
sekolah, benar-benar merupakan suatu kegiatan bertujuan yang tertata secara
sistematis.
B. Macam-Macam Model Pembelajaran
Berikut ini adalah beberapa macam model pembelajaran yaitu sebagai
berikut :
1. Model pembelajaran Discovery/Inquiry
Model pembelajaran Discovery/Inquiry adalah sebuah rangkaian
kegiatan yang didalamnya seluruh kemampuan peserta didika akan terlibat
secara maksimal untuk menyelidiki dan mencari secara kritis, ligis dan
4
Ibadullah Malawi & Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi),
(Magetan: CV. AE Grafika, 2017), h.96.
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan. Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), (Jakarta: Bumi, 2011), h.52.
4
sistematis sehingga pengetahuan, sikap dan ketrampilan dapat ditemukan
sendiri oleh peserta didik sebagai wujud dari adanya suatu perubahan pada
tingkah laku peserta didik.6
2. Contextual Teaching Learning (CTL)
Contextual teaching learning (pembelajaran kontekstual) adalah
konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik. Menurut Johnson,
CTL adalah sebuah proses pendidikan yang mendorong peserta didik
melihat materi akademik yang mereka pelajari lebih mendalam. Caranya,
yaitu menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan
keseharian mereka, yaitu kehidupan pribada, sosial, dan budaya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, jelaslah bahwa CTL bukan
sebatas mengajarkan peserta didik untuk memahami materi secara tekstual
sesuai yang tercantum pada buku, tetapi juga mengajak mereka memberi
respons nyata dari sebuah materi ter- hadap realitas kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, CTL dapat memperkuat pemahaman peserta didik karena
telah memberikan pembelajaran yang realistis dan bermakna.
Komponen Contextual Learning (CTL):
a. Membuat hubungan yang bermakna antara sekolah dan konteks
kehidupan nyata.
b. Pembelajaran mandiri yang membangun minat individu peserta didik
untuk bekerja sendiri dalam rangka mencappai tujuan yang bermakna
dengan mengaitkan materi bahan ajar dengan kehidupan sehari – hari.
c. Bekerja sama untuk membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam
kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi
dengan yang lain.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Metode PBL/pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran
dengan menghadapkan siswa kepada suatu problem/masalah untuk
dipecahkan atau diselesaikan secara konseptual masalah terbuka dalam
6
Sagala Syaiful, Supervisi Pembelajaran…”, h.78
5
pembelajaran. PBL adalah metode pembelajaran di mana siswa belajar
dengan inspirasi, pemikiran kelompok, dan menggunakan informasi terkait.
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode yang dapat
digunakan oleh guru dalam mengajar siswa dengan memberikan contoh
nyata kehidupan siswa agar siswa pun dapat mengerti dan memahami suatu
materi yang dijelaskan oleh guru.
4. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Maksudnya aktif disini bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik
aktif bertanya dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan
suatu proses aktif dari peserta didik dalam memebangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya merima kucuran ceramah guru tentang
pengtahuan.peran aktif dari peserta didik sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, yanag mampu menghasilkan sesuatu
untuk kepentingan dirinya dan orang lain.7
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta
didik. Meneyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secarah
penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatian tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar.
Secara garis besar PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan senagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi peserta didik.
7
Sagala Syaiful, Supervisi Pembelajaran…”, h.82.
6
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan-bahan
yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
5. Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial
yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan
kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social
skill) termasuk interpersonal skill. Langkah-langkah Pembelajaran
Kooperatif antara lain.
a. Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.
b. Organisasikan peserta didik dalam kelompok kooperatif.
c. Bimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
d. Evaluasi.
e. Berikan penghargaan (reward)
6. Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat
teacher center . Model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
c. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik seperti memberi
latihan soal.
d. Memberi tugas di rumah.
7. Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran berpikir tingkat tinggi . Pembelajaran ini membantu siswa
untuk berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
7
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sekitarnya, pengetahuan ini
cocok untuk pengembangan pengetahuan dasar maupum kompleks.
Berdasarkan karakteristiknya pembelajaran berbasis masalah memiliki
tujuan:
a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah.
b. Menjadi pembelajar yang mandiri
C. Model Pembelajaran PKN MI/SD Kelas Rendah
1. Model Pembelajaran Picture-Picture
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan
logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.8
Kelebihan model pembelajaran picture and picture adalah:
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu
b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.Dapat meningkat daya
nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa
gambar yang ada.
c. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.
d. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kelemahan model pembelajaran picture and picture:
a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
8
Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h.67.
8
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
c. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran
d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan
2. Model Pembelajaran Bermain Peran
Bermain peran merupakan bermain yang menggunakan imajinasi atau
daya khayal dengan memakai bahasa atau berpura-pura seolah bertingkah
laku seperti benda, situasi, dan bidang tertentu yang di dunia nyata tidak
pernah dilakukan. Oleh karena itu, bermain peran melibatkan dunia khayal
anak. Metode ini sangat cocok diterapkan pada pendidikan anak usia dini
karena daya khayal atau imajinasi anak masih baik untuk dikembangkan.9
3. Model Pembelajaran Contextual teaching and Learning (CTL)
Contextual teaching and Learning adalah system belajar dan mengajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerjaan.10
Kelebihan model pembelajaran CTL adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran kontekstual dapat menekankan aktivitas berpikir siswa
secara penuh, baik fisik maupun mental.
2) Pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan
menghafal, melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata.
3) Kelas dalam kontekstual bukan sebagai tempat untuk menguji data hasil
temuan mereka dilapangan.
4) Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian
orang lain.
Kelemahan dalam pembelajaran kontekstual yaitu:
9
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Pers, 2007), h.83.
10
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2010), h. 6
9
1) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena
siswa tidak mengalaminya sendiri.
2) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik
siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.
3) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan
yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi
siswa yang lain dalam kelompoknya.
4. Model Pembelajaran Multiliterasi
Multiliterasi adalah keterampilan menggunakan beragam cara untuk
menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan
bentuk-bentuk teks konvensional maupun teks inovatif, simbol, dan
multimodel. Multiliterasi adalah segala bentuk piranti yang digunakan oleh
siswa untuk membangkitkan dan memperoleh pemahaman dan keterampilan
siswa dalam suatu materi pembelajaran.11
5. Model Pembelajaran Tebak Kata
Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang
menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu
jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa
menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui
permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga
memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa.
Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan menggunakan
media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran.12
10
efektif membantu anak untuk belajar secara terpadu dalam mencari
hubungan-hubungan dan keterkaitan antara apa yang telah mereka ketahui
dengan hal-hal baru atau informasi baru yang mereka temukan dalam proses
belajarnya sehari-hari.13
D. Model Pembelajaran PKN MI/SD Kelas Tinggi
1. Model Pembelajaran Inquiry CTL
Proses inquiry menuntut guru bertindak sebagai fasilitator,
narasumber, dan penyuluh kelompok. Para peserta didik didorong untuk
mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.5 Inquiry
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual
(Contextual Teaching and Learning). Pengetahuan dan keterampilan
diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat serangkaian
fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.14
2. Model Pembelajaran Demonstrasi
Model demonstrasi adalah panyajian pelajaran dengan memeragakan
dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode
demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.15
Kelebihan model demonstrasi:
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahama secara kata-kata atau kaimat )
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
denga kenyataan dan mencoba Melaukannya sendiri
Kekurangan model demonstrasi:
13
Ibid, h. 79.
14
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h.52
15
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran Agama
Isla, (Bandung:PT Refika Aditama, 2009 ) hal.49
11
a. Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena tapa
ditunjuang denga hal itu pelasanaan demonstrasi tidak aka efektif
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu
tersedia denga baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) merupakan strategi pembelajaran
dengan menghadapkan siswa pada permasalahanpermasalahan praktis
sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui
permasalahan-permasalahan. Problem Based Learning (PBL) merupakan
sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang siswa untuk belajar. Dalam sebuah kelas yang
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam
kelompok untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).16
4. Model Pembelajaran Jigsaw
Arti Jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga
yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun
potongan gambar. Pembelajaran tipe Jigsaw ini mengambil pola cara kerja
gergaji yaitu dengan siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan bekerja
sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama
secara zigzag seperti bentuk gergaji.17
12
e. Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah
diingat
Kekurangan model pembelajaran jigsaw:
a. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip
b. Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok, bisa terjadi kesalahan
kelompok
c. Bisa terjadi kesalahan kelompok
5. Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)
Metode bermain peran adalah cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan
siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung
pada apa yang diperankan. Bermain peran merupakan suatu aktivitas yang
dramatik biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa bertujuan
mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi
partisipan dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat
meningkatkan pemahaman mereka.18
Kelebihan strategi role playing:
a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di
samping menjadi pengalaman yang menyenangkan juga
memberipengetahuan yang melekat dalam memori otak
b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas
menjadi dinamis dan antusias
c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
d. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan
dibahas dalam proses belajar.
Kekurangan strategi role playing:
a. Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak
18
Trianto, Model Pembelajaran Tepadu,…”, h.81.
13
b. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun siswa dan ini tidak semua guru memilikinya.
c. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerankan suatu adegan tertentu
d. Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus
berarti tujuan pembelajaran tidak tercapai
e. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui strategi ini
6. Model Pembelajaran Direct Instruction
Model pembelajaran direct instruction merupakan model
pembelajaran yang dirancang secara khusus guna menunjang pembelajaran
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah. Pembelajaran ini
memerlukan tugas belajar yang bertahap.19
Kelebihan Model Pembelajaran Direct Instruction:
a. Guru yang mengendalikan semua isi dari materi pelajaran yang akan
dipelajari
b. Merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan eksplisit kepada siswa.
c. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati,
dianalisis, dan suatu pengetahuan dihasilkan.
d. Model direct instruction menekankan kegiatan mendengarkan dan
mengamati melalui demonstrasi.
e. Model pembelajaran direct instruction ini bisa diterapkan secara efektif
dalam kelas besar maupun kelas kecil.
Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction
a. Tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk mendengar, mengamati,
dan mencatat dengan baik.
19
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), h.125
14
b. Guru kadang kesulitan untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, tingkat pembelajaran serta pemahaman, pengetahuan awal,
dan gaya belajar siswa
c. Kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal terbatas karena partisipasi aktif lebih banyak dilakukan oleh
guru.
d. Kesuksesan pembelajaran direct instruction ini sangat bergantung pada
guru. Apabilaa guru siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan
terstruktur siswa dapat belajar dengan baik
e. Model pembelajaran ini dapat berdampak negatif terhadap kemampuan
penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingin tahuan siswa karena
ketidak tahuan siswa akan selesai dengan pembimbingan guru
Kekurangan Direct Instruction
a. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya
b. Semua siswa aktif atau terlibat dalam pembelajaran
c. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama
d. Untuk mata pelajaran tertentu.
7. Model Pembelajaran Grup Investigation
Group investigation ialah suatu wujud pembelajaran kooperatif.
Model ini mengutamakan kesertaan anak didik dalam memilih materi
sendiri untuk bahan belajarnya lewat bahan yang tersedia, seperti buku atau
bisa lewat internet. Dengan model ini bisa melatih siswa untuk
membiasakan kemampuan berpikir secara mandiri dan terampil dalam
berkomunikasi.20
15
d. Meningkatkan belajar bekerjasama
e. Belajar menghargai pendapat orang lain
Kelemahan model pembelajaran group investigation:
a. Diskusi kelompok berjalan kurang efektif
b. Kesulitan dalam memberi nilai menurut personal
c. Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan
d. Tidak semua materi pantas dengan model ini
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Model pembelajaran ialah suatu kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model
pembelajaran biasanya digunakan sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa macam model pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Discovery/Inquiry
2. Contextual Teaching Learning (CTL)
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
4. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
5. Pembelajaran Kooperatif
6. Pengajaran Langsung
7. Pengajaran Berdasarkan Masalah
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran PKN dikelas rendah, yaitu:
1. Model Pembelajaran Picture-Picture
2. Model Pembelajaran Bermain Peran
3. Model Pembelajaran Contextual teaching and Learning (CTL)
4. Model Pembelajaran Multiliterasi
5. Model Pembelajaran Tebak Kata
6. Model Pembelajaran Terpadu
Berikut ini model-model pembelajaran yang dapat digunakan pada
pembelajaran PKN di kelas tinggi:
1. Model Pembelajaran Inquiry CTL
2. Model Pembelajaran Demonstrasi
3. Model Pembelajaran Jigsaw
4. Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)
5. Model Pembelajaran Direct Instruction
6. Model Pembelajaran Grup Investigation
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
18
Al-Tabany, Trianto Ibnu B. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Malawi, Ibadullah & Ani Kadarwati. 2012. Pembelajaran Tematik (Konsep Dan
Aplikasi). Magetan: CV. AE Grafika.
Nasih, Ahmad Mujin dan Lilik Nur Kholidah. 2009. Metode dan Tehnik
Pembelaaran Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.
Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syaiful, Sagala. 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Tepadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan.
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta:
Bumi.
19