Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS PRODUKSI ISLAM DALAM PEMANFAATAN

BUAH KOLANG KALING MENJADI KERUPUK


KOLANG KALING DI KOTA BENGKULU
(Program Kreativitas Mahasiswa)

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat penulisan tugas akhir
OLEH
Putri Regena Proyego
Nim: 2011130022

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
BENGKULU
2023M/1443H
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................ 1
B. Tujuan program ..................................................... 4
C. Manfaat program ................................................... 4
D. Luaran yang diharapkan ........................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .
A. Produksi ................................................................. 6
B. Produksi dalam islam............................................. 11
C. fungsi produksi....................................................... 16
D. Prinsip produksi dalam islam................................. 19
E. Nilai-nilai islam dalam produksi ........................... 27
F. Kolang kaling ........................................................ 28
G. Kerupuk.................................................................. 32
BAB III METODE PELAKSANAAN .
A. Waktu dan tempat pelaksanaan.............................. 34
B. Alat dan bahan........................................................ 34
C. Proses pembuatan .................................................. 35
D. Pangsa pasar .......................................................... 36
E. Proses pemasaran................................................... 36
F. Analisis kelayakan usaha/program......................... 37
G. Analisis keuntungan............................................... 37
H. Rencana anggaran biaya......................................... 38
I. Rencana jadwal kegiatan........................................ 39

ii
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI
KEBERLANJUTAN
A. Gambaran umum PKM.......................................... 41
B. Hasil yang dicapai berdasarkan luaran program.... 42
C. Potensi keberlanjutan program............................... 50
BAB V PENUTUP
A. Evaluasi.................................................................. 51
B. Kesimpulan dan saran............................................ 51
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa pino baru dusun muara tiga terletak di kecamatan
air nipis kabupaten Bengkulu selatan provinsi Bengkulu, yang
diapit oleh dua sungai besar yang menjadi sumber mata air
warga setempat, dan sekitar desa tersebut adalah tempat usaha
warga dan perkebunan warga, oleh karena itu warga di desa ini
merupakan sebagian besar berkerja sebagai petani, dan warga
cuman mengandalkan hasil berkebun tersebut. Ada juga warga
mencari penghasilan tambahan yaitu dengan cara
memanfaatkan pohon aren yang tumbuh secara alami di sekitar
sungai air Nipis. Sungai air Nipis ini sangat asri, dan terjaga
oleh karena itu banyak tanaman yang tumbuh di sekitar sungai.
Pohon aren atau enau (Arenga pinnata merr) adalah
jenis tumbuhan yang memproduksi buah enau, air nira, pati
atau tepung. Hampir semua bagian pohon aren atau enau itu
bermanfaat dari akar, daun, ijuk maupun hasil produksinya
seperti nira, pati atau tepung, dan buah enau.1
Pohon aren yang sudah tua yang berumur sekitar 10
tahun dapat menghasilkan buah aren dan buah aren tersebut
dapat dijadikan bahan makanan salah satunya adalah kolang
kaling. Buah aren yang bagus untuk di jadikan kolang kaling
1
Nur Nabillah Putri Suciati et al., “Inovasi Pemanfaatan Kolang-Klaing
Desa Gelangsar Menjadi Kerupuk Bernilai Jual Tinggi,” Jurnal Pepadu 4, no.
2 (2022): 585–92.

1
adalah buah yang masih setengah muda, warna kulitnya masih
hijau, dan di dalam buah kulit tersebut masih lembut atau inti
bijinya masih berwarna bening dan kenyal. Inti biji inilah yang
dapat dikelola menjadi kolang kaling. Untuk menjadikan buah
aren menjadi kolang kaling perlu perlakuan khusus, yaitu
merebus buah aren atau membakar buah aren untuk
menghilangkan getah.2
Kolang kaling banyak digunakan sebagai bahan
campuran beraneka jenis makan dan minuman di antara lain
dalam pembuatan kolak, es campur, manisan dan lain-lainnya.
Kolang kaling merupakan buah yang bernilai ekonomis tinggi
sehingga pemanfaatan dan pengelolahannya diharapkan lebih
banyak lagi. Sehingga produksi kolang kaling dapat diterima
oleh pasar ekspor nantinya. Di desa pino baru dusun muara
tiga kolang kaling lumayan berlimpah namun pemanfatan
buah kolang kaling masih sangat kurang dan dapat dikatakan
di buang saja dikarenakan cuman di manfaatkan pada saat
bulan ramadhan saja.3
Buah aren yang tepat untuk dijadikan kolang kaling
dapat memulihkan stamina tubuh, menyegarkan tubuh dan
dapat memperlancar metabolisme tubuh. Hal ini dapat
2
Rezqiwati Ishak et al., “Pengolahan Buah Aren Menjadi Produk
Kolang-Kaling di Desa Kopi Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone
Bolango,” Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 1, no. 1 (2023): 01–07,
https://doi.org/10.37905/ejppm.v1i1.3.
3
Septian Wahyu Wibowo dan Andre Rachmat Scabra, “Pemanfaatan
Buah Kolang Kaling Menjadi Jajanan Rakyat Berupa Kerupuk Kolang Kaling
Yang Bernilai Ekonomi Di Desa Pusuk Lestari,” Jurnal PEPADU 1, no. 3
(2020): 409–14, https://doi.org/10.29303/jurnalpepadu.v1i3.129.

2
menyampaikan informasi bahwa buah aren mengandung
kandungan gizi yang banyak dan maanfaat yang di dapat dari
kolang kaling. Sehingga perlu adanya inovasi produk baru
yang dihasilkan oleh kolang kaling.4
Inovasi baru untuk membuat produk dari bahan kolang
kaling berupa makanan ringan seperti kerupuk. Membuat
kerupuk yang bahan utamanya kolang kaling akan
memperpanjang masa simpan kolang kaling. Kerupuk
merupakan salah satu jajanan yang disukai oleh semua
kalangan dari anak-anak maupun orang dewasa. Selain muda
di dapat dan ditemukan kerupuk juga mudah di bawah
kemana-mana. Oleh karena itu perlu adanya inovasi baru dari
bahan kolang kaling berupa kerupuk.
Kerupuk merupakan suatu jenis makanan yang di sukai
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk biasanya
dijadikan sebagai cemilan atau pendamping lauk pauk.
Sebagai komiditi dagangan kerupuk termasuk kedalam jenis
industri yang mempunyai potensi cukup baik. Saat ini
pemasarannya tidak hanya di dalam negeri tetapi sampai
keluar negeri.5

B. Tujuan program

4
Valerie Smith et al., “No analisi nilai tambah usaha rumah tangga
kolang kaling serta sistem pemaasaran,” Journal of Materials Processing
Technology 1, no. 1 (2023): 1–8.
5
Tuğba Kutlu, “karakteristik kerupuk hasil olahan ukm di kutai
kartanagara” 4, no. 1 (2023): 88–100.

3
Berdasarkan latar belakang maka tujuan yang ingin di
capai sebagai sebagai berikut.
1. Untuk memanfaatkan kolang kaling yang kaya akan gizi
agar bisa menjadi olahan produk
C. Manfaat program
1. Dapat memanfaatkan kolang-kaling di sekitar kita
2. Bisa menjalin hubungan bisnis antara pengelola kolang
kaling dan pembuat kerupuk kolang-kaling.
3. Bisa mengembangankan usaha kerupuk kolang-kaling ini
dari mengikuti pelatihan dan mendapat no PIRT yang dapat
kita jadikan sebagai izin usaha yang akan menambahkan
kepercayaan masyarakat terhadap produk.
D. Luaran yang diharapkan
Produk yang dihasilkan dari kolang kaling ini adalah
kerupuk kolang kaling. Mungkin kita sudah banyak melihat
produk kolang kaling yang beredar di pasaran. Untuk
membedakan usaha kolang kaling ini dengan usaha yang
sudah ada di pasaran maka saya memberikan olahan terbaru
yaitu kerupuk kolang kaling. Mendapat produk ini sudah jelas
selain untuk cemilan ada manfaat dari serat kolang kaling
dapat menimbulkan cita rasa yang berbeda.
Dalam luaran yang kami inginkan disini yaitu kami
berharap produk yang kami hasilkan ini bermanfaat bagi
banyak orang terutama bagi yang menyukai cemilan kerupuk,

4
dapat dikenal oleh seluruh masyarakat yang berada di wilayah
provinsi Bengkulu khususnya di kota Bengkulu

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produksi
1. Pengertian produksi
Kegiatan produksi adalah salah satu mata rantai dari
kegiatan konsumsi dan distribusi. Hasil yang telah
diperoleh dari kegiatan produksi adalah berupa barang atau
jasa. Untuk dapat melakukan produksi, membutuhkan
tenaga manusia, sumber daya, kecakapan dan modal.6
Al-Haq menyatakan tujuan dari produksi adalah
memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang merupakan
fardu kifayah, yakni kebutuhan bagi banyak orang
pemenuhannya bersifat wajib. Dapat didefinisikan bahwa
produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan
barang dan jasa yang selanjutnya dimanfaatkan oleh
konsumen.7
2. Faktor-faktor produksi
Dalam produksi ekonomi konvensioanl, produksi
diartikan dengan kegiatan untuk menambah nilai dan
manfaat dalam suatu barang atau jasa. Arah kegiatan
ditujukan untuk upaya-upaya pengaturan yang sifat-sifatnya
6
Zisca Veybe Sumolang, Tri Oldy Rotinsulu, dan Daisy S.M. Engka,
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Olahan
Ikan Di Kota Manado,” Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan
Daerah 19, no. 3 (2019): 1–17,
https://doi.org/10.35794/jpekd.16459.19.3.2017.
7
T Wildan dan Albari, “Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan
Manajemen (JIKEM),” Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen
(JIKEM) 3, no. 1 (2023): 551–63.

6
yang dapat menciptakan dan menambahkan utility
(kegunaan) dari suatu barang atau jasa. Untuk
melaksanakan kegiatan produksi tersebut perlu perencanaan
yang menyangkut apa yang akan diproduksi, dan beberapa
biaya yang dianggarkan dan bagaimana pengendalian dan
pengawasannya.8
Dalam garis besar produksi faktor produksi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu faktor manusia dan
faktor non manusia. Yang dimaksud faktor manusia ialah
tenaga kerja atau buruh wirausahawan, sementara faktor
non manusia ialah sumber daya alam, modal (kapital),
mesin alat-alat, gedung, dan input dan output dan
sebagainya. 9
Di dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan
mengenai pengertian faktor produksi dan macam-macam
faktor produksi, diantaranya yakni sebagai berikut:
Faktor produksi adalah faktor yang dikorbankan
untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi di dalam
bahasa inggris sering disebut dengan input dan hasilnya
disebut output. Seorang produsen dalam menghasilkan
suatu produk harus mengetahui jenis atau macam-macam
dari faktor produksi.

8
Idri, Hadis ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015).
9
Ibid

7
Di bawah ini akan dijelaskan macam-macam faktor
produksi.10
a. Lahan adalah sumber daya yang dipersiapkan untuk
lebih awal. Lahan pada sektor non pertanian atau industri
adalah diutamakan yang strategis dan keadaan sosial
ekonomi mendukung. Sedangkan lahan pada sektor
pertanian adalah terkait dengan kesesuaian penggunaan
lahan atau lingkungan.
b. Faktor produksi tenaga kerja (Labour) merupakan faktor
produksi yang penting untuk diperhatikan dalam proses
produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat
dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan
macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan tenaga
kerja yakni: ketersediaan tenaga kerja, kualitas tenaga
kerja, jenis kelamin, usia dan upah tenaga kerja.
c. Faktor produksi modal atau kapital. Modal sendiri dapat
dibagi menjadi modal tetap seperti tanah, gedung, mesin-
mesin dan sebagainya yang tidak habis dipakai dalam
satu kali proses produksi. Sedangkan modal tidak tetap
adalah modal yang habis dipakai dalam satu proses
produksi.
d. Faktor produksi manajemen yang didalamnya termasuk
jam kerja, manajemen sering dikaitkan dengan seni
dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
10
Abdul Wasi, “Pengertian Produksi,” Teknik Industri, 2017, 13–46.

8
evaluasi pada suatu proses produksi. Karena proses
produksi melibatkan sejumlah orang atau tenaga kerja
dari berbagai tingkatan maka manajemen berarti pula
bagaimana pengelola orang-orang tersebut dalam
tingkatan atau tahapan proses produksi. Aspek
manajemen banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
tingkat keterampilan, skala usaha, besar kecilnya kredit,
jenis komoditas, macam komoditas, resiko yang
dihadapi dan sebagainya.
e. Faktor produksi jumlah produksi maupun energi yang
dikeluarkan energi, energi yang dimaksudkan adalah
kebutuhan akan bahan bakar minyaknya (BBM) dalam
proses produksi. Selain faktor produksi energi terdapat
faktor produksi informasi, informasi ini dapat dianggap
input karena dalam pelaksanaan produksi seorang
produsen akan membutuhkan informasi tentang perilaku
konsumen, keinginan konsumen, kebutuhankonsumen,
selera konsumen, dan sebagainya. Dalam realitas praktek
tentunya produksi tidak hanya dipengaruhi oleh lima
faktor tersebut, produksi juga dipengaruhi faktor sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat
ketrampilan (skill), kelembagaan, kredit, resiko dan
lainnya juga mempunyai kontribusi dalam proses
produksi.
3. Tujuan produksi

9
Tujuan produksi yaitu: 11
a. Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki
beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus
dipenuhi dengan kegiatan produksi.
b. Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi
barang dan jasa, produsen (orang yang memproduksi)
berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba
sebanyak-banyaknya
c. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan
memproduksi barang dan jasa, produsen akan
memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan
produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan
para karyawan.
d. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen
selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen.
Dengan berproduksi, produsen mendapat kesempatan
melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan
mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari
produksi sebelumnya.
e. Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena
dipakai atau karena bencana alam. Semua itu diganti
dengan cara memproduksi barang yang baru.

11
Luis Felipe Viera Valencia dan Dubian Garcia Giraldo, “produksi gula
merah ditinjau dari produksi islam,” Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952. 2 (2019): 12–38.

10
f. Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.
g. Meningkatkan kemakmur
h. Memperluas lapangan usaha.
B. Produksi dalam Ekonomi Islam
Ekonomi islam adalah sistem yang digunakan ekonomi
yang dibangun yang berdasarkan sesuai dengan dasar dasar
tatanan Alqur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Yang dikenal
dengan istilah ekonomi islam. 12
Sistem ekonomi islam yang bertujan maslahah
(kemaslahatan) bagi umat manusia merupakan pelaksanaan
ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
dalam rangkah menyelanggarakan faktor produksi, distribusi
serta pemanfaantan barang dan jasa yang dihasilkan dengan
tidak menyalahi alqur’an dan sunnah sebagai acuan dalam
ekonomi islam.
Dalam bahasa arab ,arti produksi adalah al-intaj dari akar
kata nataja, yang berarti menghujudkan atau mengadakan
sesuatu, atau pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut
adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang
terbingkai dalam waktu yang terbatas.13
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi
dan disrtibusi. Produksi adalah menghasilkan barang atau jasa,

12
martina Khusnul Khotimah dan Siti Achiria, “Implementasi Prinsip
Produksi Ekonomi Islam Pada Mebel Ira Bersaudara Kota Bengkulu,” Al-
Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 5, no. 1 (2019): 1,
https://doi.org/10.29300/aij.v5i1.1481.
13
Idri, Hadis ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi.

11
kemudian dikonsumsi oleh konsumen. Tanpa adanya produksi
kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya.
Untuk mengasilkan suatu barang atau jasa, kegiatan produksi
banyak melibatkan faktor produksi. Fungsi produksi
menggambarkan hubungan antara jumlah input dengan output
yang dapat dihasilkan dalam suatu waktu. Dengan kata lain,
produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan rangkaian
ekonomi yang tidak dapat dipisakan.14
Dalam kajian ekonomi, produksi adalah kegiatan manusia
untuk menghasilkan barang dan jasa yang bisa dimanfaatkan
oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit
dan sederhana pada kegiatan produksi dan konsumsi masih
bisa di lakukan dengan cara sendiri. Dalam artian seseorang
memproduksi barang dan kemudian mengonsumsinya sendiri.
Maka seiringnya waktu manusia tidak dapat lagi menciptakan
sendiri barang yang dibutuhkan nya karena keterbatasan
sumber daya dan kemampuannya, sehiga membutuhkan orang
lain untuk menghasilkannya. Oleh karena itu, kegitan
produksi dan konsumsi dilakukan oleh pihak-pihak yang
berbeda.15
Dalam ekonomi islam produksi merupakan bagian
tertinggi dari aktivitas ekonomi bisa dikatakan sebagai salah
satu dari rukun ekonomi islam disamping distribusi, konsumsi,
zakat, infak, sedakah, da nafkah. Hal tersebut dikarenakan

14
Ibid
15
Idri, Hadis ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi.

12
adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa
yang kemudian manfaaatnya dirasakan oleh konsumen.16
Produksi dalam perspektif islam tidak hanya berorientasi
untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya,
meskipus mencari keuntungan tidak dilarang. Dalam ekonomi
islam tujuan utama dari produksi ialah untuk kemaslahatan
individu dan masyarakat secara berimbang.17
Muhammad Nejatullah Siddiqi berpendapat kegiatan
produksi sebagai penyediaan barang dan jasa dengan
memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan atau kemanfaatan
atau maslahah bagi masyarakat. Secara khusus Islam
menekankan setiap kegiatan produksi harus mewujudkan
fungsi sosial yang tercantum pada QS. Al Haddid ayat (7):18

‫ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو َاْنِفُقْو ا ِمَّم ا َجَع َلُك ْم ُّم ْسَتْخ َلِفْيَن ِفْيِۗه َفاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا‬
‫ِم ْنُك ْم َو َاْنَفُقْو ا َلُهْم َاْج ٌر َك ِبْيٌر‬
Artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nyadan
infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia
telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka
orang-orang yang beriman di antara kamu dan
menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala
yang besar.

Ayat di atas menjelaskan bahwa memproduksi sesuatu


bukanlah sekedar untuk dikonsumsi secara individu atau dijual

16
Idri.
17
Idri.
18
Rizal Darwis dan Zulaeha, “Pendekatan Pemikiran Ekonomi Islam
Muhammad Nejatullah Siddiqi,” Al-Buhuts 18, no. 1 (2022): 52–68.

13
di pasar, tetapi menekankan pada konsep produksi harus
mewujudkan fungsi sosial. Kegiatan produksi dalam ekon omi
Islam adalah berhubungan dengan manusia dan eksistensinya
dalam aktivitas ekonomi, produksi merupakan kegiatan
menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya
alam oleh manusia.
Produksi bukan hanya menciptakan secara fisik suatu
yang ada, melainkan juga dapat dilakukan oleh manusia adalah
membuat barang-barang yang memiliki nilai guna yang
dihasilkan melalalui beberapa aktivitas produksi, karena tidak
seorang pun yang dapat menciptakan benda-benda yang benar-
benar baru.
Konsep produksi di dalam ekonomi islam tidak semata-
mata bermotif memaksimalkan keuntungan dunia saja tetapi
juga untuk mencapai secara maksimal keuntungan akhirat.
Untuk terjaminnya kemaslahatan individu dan masyarakat,
sistem ekonomi islam menyediakan beberapa landasan
teorelitis seperti keadilan ekonomi, pemanfaataan sumber-
sumber daya ekonomi produktif secara efisien dan jaminan
sosial.
Produksi dalam Islam bertujuan untuk kebahagiaan dunia
dan akhirat, prinsip produksi dalam ekonomi Islam19

19
Zainur Zainur, “Konsep Dasar Kebutuhan Manusia Menurut Persfektif
Ekonomi Islam,” Jurnal An-Nahl 7, no. 1 (2020): 32–43,
https://doi.org/10.54576/annahl.v7i1.3.

14
1. Kegiatan produksi dilandasi oleh nilai-nilai Islam dan
sesuai dengan maqashid al syariah. Tidak memproduksi
barang atau jasa yang bertentangan dengan agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta
2. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan
yaitu dharuriyyat, hajyiyat, dan tahsiniyat.
a. Kebutuhan dharuriyyat atau kebutuhan primer
merupakan kebutuhan yang harus ada dan terpenuhi
karena bisa mengancam keselamatan umat manusia.
Pemenuhan kebutuhan dhururiyat terbagi menjadi lima
yang diperlukan sebagai perlindungan keselamatan
agama, keselamatan nyawa, keselamatan akal,
keselamatan atau kelangsungan keturunan, terjaga dan
terlidunginya harga diri dan kehormatan seorang, serta
keselamatan serta perlindungan atas harta kekayaan.
b. Kebutuhan hajiyyat atau kebutuhan sekunder merupakan
kebutuhan yang diperlukan manusia, namun tidak
terpenuhinya kebutuhan sampai mengancam eksistensi
kehidupan manusia menjadi rusak, melainkan hanya
sekedar menimbulkan kesulitan dan kesukaran.
c. Kebutuhan tahsiniyyat adalah kebutuhan tersier yang
merupakan kebutuhan manusia untuk mendukung
kemudahan dan kenyamanan hidup manusia.20
3. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek keadilan,
sosial, zakat, sedekah, infak, dan wakaf.
20
Ibid

15
4. Mengelolah sumber daya alam secara optimal, tidak boros,
dan tidak merusak lingkungan.
5. Distribusi keuntungan yang adil antara pemilik dan
pengelolah,manajeman dan buruh.
Kegiatan produksi yang pada dasarnya halal, harus
dilakukan dengan cara-cara yang tidak mengakibatkan
kerugian dalam madharat dalam kehidupan masyarakat.
Produksi barang-barang yang halal adalah hal yang
dibenarkan, tetapi produksi itu dilakukan dengan mengundung
unsur tipuan dan pemerasan, maka hal itu tidak memenuhi
landasan ekonomi islam.21
C. Fungsi Produksi
Tanggung jawab manusia sebagai khalifah ialah
mengelolah resaureces yang telah disediakan oleh Allah
secara efesien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan
dapat tetap ditegakkan. Hal yang tidak boleh dilakukan dan
harus di hindari manusia di muka bumi ini ialah keruskan di
muka bumi. dan segalah kegiatan ekonomi di anjurkan
mencari keuntungan tidak berakibat pada peningkatan utility
atau nilai resaureces yang tidak disukai dalam islam. Dalam
ekonomi islam tentang produksi adalah adanya perinta
mencari sumber-sumber yang baik dan halal bagi produksi dan
meproduksi dan manfaat output produksi dalam jalan kebaikan
dan tidak menzalimi pihak lain. Sehingga dalam penentuan

21
Idri, Hadis ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi.

16
input dan output dari produksi haruslah sesuai dengan ajaran
hukum islam dan tidak mengarahkan kepada kerusakan.22
Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara jumlah
input dan output (yang berupa barang atapun jasa) yang
dihasilkan dalam suatu periode. Keberadaan input adalah
mutlak dan harus ada di dalam suatu produksi. Tidak semua
input tersebut akan memberikan kontribusi yang sama, dan
karakteristik di antara input tersebut juga berbeda.23
Karena semua input yang digunakan mengandung biaya,
maka prinsip produksi ilah bagaimana produksi berjalan
sehingga mampu mencapai tingkat yang paling maksimum
dan efisiensi dengan cara24
1. Memaksimalkan output dengan menggunakan input tetap
2. Meminimkan penggunaan input untuk mencapai tingkat
output yang sama

Fungsi produksi untuk memproduksi barang Q untuk dua


variable indepeden dapat diformasikan sebagai Q =f (K,L)
yang menujukkan jumlah maksimum barang Q yang dapat
diproduksi dengan menggunkan beberbagai alternatif
kombinasi input (K) dan tenaga kerja (L).25
Fungsi produksi: produksi total, produksi merginal, dan
produksi rata-rata telah dinyatakan bahwa fungsi produksi
22
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami. (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2015).
23
Ibid
24
Ibid.
25
Ibid.

17
adalah pernyataan secara numeric atau bisa disebut matematis
dari hubungan antara masukan dan keluaran. sedangkan fungsi
dari produksi menunjukan unit total dari produk sebagai fungsi
masukan. Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada tambahan
modal dan tambahan teknologi untuk meningkatkan jumlah
barang yang diproduksi, maka proses produksi dari usah
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:26
Q (quantity) = f (labor)
Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
proses produksi tesebut maka akan meningkatkan jumlah
barang yang di produksi, namun dikarenakan tidak semua
tenagga kerja terlibat maka tidak akan memberikan kontribusi
yang besar terhadap produksi yang di produksi ( seperti
penambahaan tenagga kerja anak kecil tidak akan memberikan
kontibusi yang baik, dengan penambahaan tenagga kerja orang
dewasa yang sehat ). Namun jika ada tambahan dari tengga
kerja keduanya dalam suatu hari jumlah barang yang
diproduksi mencapai lebih banyak. maka fungsi dari produksi
total dapat dituliskan sebagai berikut.27
Q = 14 x + 102 – x3
Sedangkan untuk marginal produk (keluaran tanbahan
yang dihasikan oleh satu unit tambahan tenaga kerja) adalah
hasil dari derivasi (penurunaan) dari fungsi total produksi :28

26
Ibid.
27
Ibid.
28
Ibid.

18
MP = dQ / dX
MP = 14 + 20 X- 3x2
setiap penambahan satu unit input dapat berdampak
kepada peningkatan keluaran, sehingga apabila setiap
tambahan satu unit mempunyai dampak yang lebih kecil maka
berlakulah hukum “ hasil yang semakin menurut”
Sedangkan rata- rata kemampuan produksi dari setiap
individu atau input dapat dinotariskan sebagai average pruduc
yang didapat dari
AP = Q / X
AP = 14+ 10X- X2
D. Prinsip-prinsip dan tujuan produksi dalam islam
1. Prinsip tauhid (at-Tawhid)
Prinsip tauhid adalah ajaran fundamental Islam.
Prinsip ini mengatakan bahwa produsen melangsungkan
kegiatannya karena ketundukannya kepada Allah dan
termotivasi beribadah kepada-Nya.
Berdasarkan prinsip ini, Allah telah menetapkan
batas, aturan, dan hukum atas aktivitas produksi yang
dilakukan manusia, menegaskan kewajiban mereka pada
Allah SWT. kepada sesama manusia dan alam semesta. 29
Prinsip tauhid menempatkan kedudukan tertinggi
dalam manifestasi ketundukan pada sang Khalik sehingga
kegiatan produksi adalah wujud dari ketundukan manusia

29
B A B Ii dan A Produksi, “Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar
Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011.,” 2019, 16–54.

19
terhadap penciptanya. Setiap pelaku ekonomi yang hendak
melakukan kegiatan produksi seharusnya ia mengacu pada
prinsip tauhid sehingga tindakannya tidak mendatangkan
mudharat.
Implementasi prinsip tauhid dalam kegiatan produksi
terwujud dari produksi yang dihasilakn berupa berupa
produk-produk halal dan baik. Dengan memperhatikan
etika dalam berproduksi tentunya
sumber modal pun diperoleh dari yang halal, bukan
bersumber dari yang haram seperti proses ribawi, gharar,
maisir, atau riswah. Mekanisme kegiatan produksi pun
dilakukan dengan cara yang melambangkan pada
ketundukan pada sang Khalik seperti memberikan upah
karyawan dengan layak, memberikan hak-hak karyawan
secara wajar dan proporsional. Dari sisi output, selain
memberikan manfaat (maslahat) bagi pengguna barang atau
jasa juga bisa menunjang keluhuran eksistensi manusia dan
membangun peradaban yang manusiawi. Sebagai
konsekuensi dari motivasi untuk beribadah maka
maksimalisasi keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan
dalam kegiatan produksi.
2. Prinsip kemanusiaan (al-insaniyyah)
Dalam aktivitas produksi, prinsip kemanusiaan
diterapkan, semua manusia memiliki hak untuk melakukan

20
kemampuan produktifnya untuk meningkatkan kapasitas
kesejahteraannya.30
Implementasi prinsip kemanusiaan melahirkan
konsekuensi:
a. Kegiatan produksi diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia, bukan hanya sebagian orang saja
b. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ekonomi
menjadi hak semua manusia yang implementasinya
dapat disusun oleh kebijakan masyarakat atau Negara
c. Kegiatan produksi merupakan manifestasi ketundukan
kepada Allah SWT sehingga menjadi ibadah manusia
d. Peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat
menjadi tujuan kegiatan produksi yang berbasis
kemanusiaan.

3. Prinsip keadilan (al’adl)


Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan baik.
dalam prinsip adil ini menegaskan bahwa berlaku adil
dengan siapapun dalam meningkatkan produksi dan
kualitas manusia.
Nilai produksi yang memiliki implikasi sosial tinggi
terhadap kehidupan masyarakat, pertumbuhan ekonomi,
30
Nurriyani Syafitri, “proses produksi tempe ditinjau dari ekonomi
islam,” Rabit : Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab 1, no. 1 (2019):
2019.

21
dan kemandirian ekonomi. Implementasinya melahirkan
konsekuensi sebagai berikut:31
a. Kegiatan produksi bertujuan menggagas pemerataan
sumber daya ekonomi untuk mewujudkan kemandirian
ekonomi
b. Kegiatan produksi adalah fondasi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui output serta distribusi
keuntungan yang dihasilkan
c. Kegiatan produksi menggagas upaya kelestarian
lingkungan
d. Produsen memperhatikan tingkat kesejahteraan
karyawan secara proporsional
e. Produsen memperhatikan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat dengan terlibat dalam program
pemberdayaan masyarakat
f. Pengendalian dan pemecahan masalah dalam produksi
melibatkan manajemen dalam pengambilan keputusan
bisnis.
4. Prinsip kebijakan (al-maslahah)
Prinsip ini menegaskan bahwa manusia harus
melakukan sebanyak mungkin kebajikan dalam hidupnya
yang yang berhubungan atas perintah Allah SWT dan
Kebajikan yang dilakukan sesama manusia.

31
Ibid

22
Implementasi prinsip kebajikan dalam kegiatan
produksi memberikan konsekuensi sebagai berikut:32
a. Produsen hanya memproduksi barang dan jasa yang
halal dan tidak merusak keluhuran martabat manusia
b. Produsen memberikan perhatian yang besar pada
stakeholder produksi, terutama masyarakat sekitar dalam
bentuk corporate social responsibility
c. Produsen dituntut untuk memelihara sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya.
5. Prinsip kebebasan (al-hurriyah) dan tanggung jawab (al-
fardh)
Dalam kegiatan produk si, prinsip kebebasan dan
tanggung jawab besifat inheren. Kegiatan produksi ini
mengambil manfaat, mengeksplorasi, dan mengelola
sumber daya ekonomi disertai larangan merusak dan
bertanggung jawab untuk melastarikanya. 33
Setiap manusia dianugerahi kebebasan melakukan
produksi disertai tanggung jawab untuk menjalankan
produksi, prinsip tangung jawab merupakan batasan
kebebsan manusia agar tidak semena-mena.
Implementasi prinsip kebebasan dan tanggung jawab
dalam aktivitas produksi adalah sebagai berikut:

32
Ibid
33
Mingli Anggita, “imlementasi hybrid contract pada produk gadai emas
dalam perspektif islam,” Sustainability (Switzerland) 14, no. 2 (2020): 1–4.

23
a. Setiap manusia diberi kebebasan oleh tuhannya untuk
mengaktualisasikan berbagai cara dalam menjalani
kehidupan sesuai dengan fitrahnya, tapi dalam setiap
pilihan bebas tersebut manusia akan dimintai
pertanggung jawaban di hari akhir.
b. Setiap produsen diberi kebebasan untuk melangsungkan
kegiatan produksi disertai tanggung jawab untuk
menjaga keluhuran martabat manusia, nilai-nilai agama
dan kelestarian lingkungan hidup. Implikasinya adalah
setiap kegiatan produksi harus memberikan pengaruh
positif bagi kelangsungan hidup, pertumbuhan ekonomi,
dan peningkatan kesejahteraan secara umum.
c. Tanggung jawab produsen merupakan konsekuensi logis
dari kebebasannya untuk mengembangkan kapasitas
produksinya.
Tujuan produksi dalam islam tidak bisa dilepaskan dari
diciptakannya dan diturunkannya manusia ke muka bumi.
Yaitu sebagai khalifah Allah di muka bumi, seagai khalifa
manusia mendapatkan amanat untuk kemakmuran bumi. Ini
berati diharapkan campur tangan manusia dalam proses untuk
mengudah dunia dari apa adanya menjadi yang seharusnya.34
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok
manusia dan berusaha agar setiap orang dapat hidup dengan
layak, sesuai dengan martabatnya sebagai khalifah Allah.

34
Idri, Hadis ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi.

24
Dengan kata lain, tujuan produksi ilah terciptanya
kesejahteraan ekonomi.35
Menurut M.N Shiddiqi, sebagaimana dikutip oleh Rustam
Efendi, produksi dalam islam mempunyai beberapa tujuan ,
yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan secara individu secara wajar
2. Memenuhi kebutuhan keluarga
3. Bantuan kepada masyarakat dalam rangka ibadah kepada
Allah SWT
4. Bekal untuk generasi selanjutnya
Dalam ekonomi konvensonal, tujuan utama dari produksi
secara mikro adalh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam mencapai kemakmuran nasional dalam suatu Negara.
tujuan produksi secara, mikro yaitu:36
1. Menjaga kesimbangan usaha perusahaan dengan jalan
meningkatkan proses produksi secara terus-menerus
2. Meningkatkan keuntungan perusahaan deng cara
memaksimalkan biaya produksi
3. Memperoleh keputusan dalam kegiatan produksi
4. Memehuni kebutuhan dan kepentingan konsumen dan
produsen.
Terlihat bahwa tujuan produksi dalam islam dan produksi
ekonomi dalam konvensional, produksi konvensional
mengutamakan perolehan sebasar-besarnya. sedangkan

35
Ibid.
36
Ibid.

25
produksi dalam islam yang bertujuan untuk memberikan
maslahah yang maksimum bagi konsumen. walaupun tujuan
produksi dalam islam alah kemaslahahan, memperoleh laba
tidak dilarang selama masih dalam tujuan dan hukum islam.37
Prinsip fundamental yang harus diperhatikan dalam proses
produksi secara islam adalah mempertimbangkan
kesejahteraan ekonomi dan tidak boleh mengbaikan
pertimbangan secara umum yang lebih luas dalam meyangkut
persoalan pendidikan, moral, agama dan sebagainya. 38
Dapat dikatakan tujuan produksi dalam islam ialah untuk
menghujutkan maslahah yang optimum bagi perorangan
ataupun secara keseluruhan. dengan maslahah optimum maka
akan dicapai falah atau keberuntungan yang merupakan
tujuan akhir dalam kegiatan ekonomi dan tujuan akhir
manusia. falah adalah kemulian hidup manusia di dunia dan
akhirat yang akan memberikan kebagian hakiki bagi manusia
di dunia dan akhirat. kemuliaan dan harkat martabat manusia
yang harus diutamakan dalam aktivitas produksi. segalah hal
yang bertentangan dengan harkat dan martabat serta kemulian
manusia bisa dikatakan bertentangan dengan ajaran islam.39
E. Nilai-nilai islam dalam produksi
Upaya produsen untuk memperoleh mashlahah yang
maksimum dapat terwujud apabila produsen mengaplikasikan

37
Ibid.
38
Ibid.
39
Ibid.

26
nilai-nilai Islam. Sejak dari kegiatan mengorganisasi faktor
produksi, proses produksi, hingga pemasaran dan pelayanan
kepada konsumen semuanya harus mengikuti moralitas dan
aturan teknis yang dibenarkan oleh Islam.40
Nilai- nilai yang relevan dengan produksi dikembangkan
dari tiga nilai, yaitu: khilafah, adil dan takafur. Secara lebih
rinci nilai-nilai islam dalam produksi meliputi:41
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu beorientasi kepada
tujuan akhirat
2. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran.
3. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal
atau eksternal.
4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis
5. Memuliakan prestasi/produktivitas.
6. Mendorong ukhuwah antara sesame pelaku ekonomi
7. Menghormati hak milik individu
8. Mengikuti syarat sah dan rukun akad/transaksi
9. Adil dalam bertransaksi
10. Memiliki wawasan sosial
11. Pembayaran upah yang tepat waktu dan layak
12. Menghindari jenis dan produksi yang diharamkan dalam
agama islam.

40
Maimunah Siti, “Pengaruh Penerapan Nilai-Nilai Produksi Secara
Islami Terhadap Keberhasilan Berwirausaha,” Jurnal Ekonomi Syariah 2, no.
Juni (2019): 44–67.
41
Ibid

27
Penerapan nilai di atas dalam produksi islam tidak
cuman mendatangankan keuntungan bagi produsen, tetap
mendatangkan berkah yang diperoleh oleh merupakan
mashlahah yang memebrikan kontribusi bagi tercapainya
falah. Dengan cara penilaian ini produsen akan menerima
kebahagian yang hakiki, bukan kebahagian dunia saja tetapi
kebahagian akhirat.
F. Kolang kaling
Kolang-kaling adalah buah dari tanaman aren. Tanaman
aren banyak terdapat mulai dari pantai timur India sampai ke
Asia Tenggara. Di Indonesia, tanaman ini terdapat hampir di
seluruh wilayah Nusantara. Buah aren terbentuk setelah proses
penyerbukan dengan perantara angin dan serangga. Buah aren
berbentuk bulat berdiameter 4-5 cm, di dalamnya berisi biji
tiga buah, masing-masing berbentuk seperti satu suing bawang
putih. 42
Buah aren dipanen dalam kondisi tidak terlalu muda dan
tidak terlalu tua, karena intinya masih lunak dan bening. Buah
dibakar atau direbus untuk mengleuarkan intinya, kemudian
inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk
menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun. Inti biji yang
telah diolah tersebut dikenal dengan sebuatan kolang-kaling.
Buah ini tidak dapat dikonsumsi langsung karena getahnya
sangat gatal sebab mengandung kristal kalsium. Rasa gatal

42
Shinta Chamarelza, “Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1,”
jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1 60, no. Dm (2019): 26.

28
yang muncul disebabkan oleh ratusan ujung kristal yang
menusuk sel-sel kulit manusia dan tidak mudah hilang hanya
dengan dicuci. Kalsium oksalat ini banyak terdapat di bagian
endocarp.
Pemanenan buah aren yang digunakan sebagai kolang-
kaling (Arenga pinnata) dilakukan ketika buah belum terlalu
tua, namun tidak juga terlalu muda. Pada umumnya buah dapat
dipanen pada umur satu tahun. Apabila buah aren yang
dipanen terlalu tua maka kolang-kaling (Arenga pinnata) yang
dihasilkan memiliki.tekstur keras dan jika buah aren yang
dipanen terlalu muda maka kolang-kaling (Arenga pinnata)
yang dihasilkan memiliki tekstur lembek.43
Kolang-kaling (Arenga pinnata) diambil dari bagian
buah aren memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang
berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang
muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda
dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intisnya, dan
kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa
hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.44
Kolang kaling dimakan sebagai “sweetmeat” digunakan
pula sebagai pembau yang segar dari minuman dingin atau
dicampur ke dalam salad. Kolang kaling disukai banyak orang
di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Kolang kaling ini
43
Ibid
44
Rahma Aini Sapitri, “Ekstraksi dan Karakterisasi Selulosa dari Kulit
Buah Aren ( Arenga pinnata ) Untuk Penyerapan Ion Logam Cr(VI),” no. Vi
(2021): 1–75.

29
banyak digunakan untuk membuat beberapa macam minuman
atau makanan misalnya untuk campuran es buah dalam sirup,
sekoteng, dibuat kolak, manisan atau campuran makanan lain
yang manis.45
Kolang kaling selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pencampur aneka bahan makanan dan minuman, kandungan
seratnya juga baik untuk kesehatan. Serat kolang kaling dan
serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam tubuh
menyebabkan proses pembuangan air besar teratur, sehingga
bisa mencegah kegemukan dan obesitas, penyakit jantung
coroner, kanker usus dan penyakit kencing manis.46
Kolang kaling merupakan salah satu bahan makanan non
kalori, sehingga banyak dimakan sebagai bahan makanan
selingan dan tidak dapat menambah kegemukan seseorang.
kandungan pati pada kolang-kaling sebesar 3,4%, amilosa
82,72% dan amilopektin sebesar 93,75%. Selain kandungan
tersebut, kolang kaling juga memiliki senyawa fungsional
galaktomanan yang telah banyak digunakan sebagai
pengental, stabilizer emulsi dan zat aditif pada berbagai
industri makanan dan obat-obatan Galaktomanan juga
diketahui memiliki sifat antioksidan dimana galaktomanna ini
jumlahnya 4,15% dari jumlah kolang kaling. Salah satu
sumber polisakarida galaktomanan adalah kolang-kalingyang
45
Ibid
46
Muhammad Zaki et al, “pengaruh penambahan tepung agar terhadap
komposisi kimia sebuk agar dari kolang kaling,” Jurnal Litbang Industri 9
(2019): 127–33.

30
diperoleh dari pengolahan biji aren yang pemanfaatannya
masih sangat terbatas dan tingkat konsumsi masyarakat juga
masih rendah.47
Buah aren yang masih muda besifat keras dan melekat
sangat erat pada untaian buah, sedangkan buah yang sudah
masak daging buahnya agak lunak. Daging buah aren yang
masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika
mengenai kulit karena lendir tersebut mengandung asam
oksalat. Kolang- kaling merupakan endosperm biji buah aren
yang berumur setengah masak setelah melalui proses
pengolahan. Kolang-kaling dari segi komposisi kimia baik
sekali untuk kesehatan. 48
G. Kerupuk
Produk olahan tradisional yang banyak dikonsumsi
masyarakat Indonesian diantaranya adalah kerupuk. Olahan
produk kerupuk mudah diperoleh disegala tempat sehingga
kerupuk dikenal oleh semua orang. kerupuk merupakan bahan
kering yang berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan
yang bahan utamanya adalah pati. Sumber gizi yang terbesar
dari kerupuk berasal dari pati yang banyak mengandung
kardonhidrat. 49
Mayarakat mengetahui kerupuk yang beredar di pasaran
memiliki berbagai macam campuran seperti kerupuk udang,
47
Ibid
48
Ibid
49
Tri Wahyu Setiawan, “identifikasi rhodamin B pada krupuk yang
dijual dipasar gondanglegi kabupaten malang,” no. 8.5.2017 (2022).

31
kerupuk ikan, kerupuk bawang dan lain sebagainya. Tetapi
kerupuk dengan campuran kolang-kaling belum ada. Oleh
karena itu, perlu dilakukan usaha produk (diversifikasi produk)
yang bertujuan meningkatkan kandungan gizi kerupuk
terutama kandungan Ca dan protein.50
Kolang-kaling memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi seperti fosfor dan kalsium. Kandungan pada kolang-
kaling 91 mg kalsium dalam 100 g bahan sedangkan pada
susu sapi mengandung 125 mg kalsium dalam peranan
kalsium dalam tubuh yaitu membantu membentuk tulang dan
gigi serta mengukur proses biologis di dalam tubuh. Kolang-
kaling adalah endosperm biji buah aren yang berumur
setengah masak melalui proses pengolahan. Setelah diolah
menjadi kolang-kaling maka buah ini menjadi lunak, kenyal
dan bewarna putih agak bening. Kolang-kaling segar biasanya
diolah dalam bentuk minuman dan makanan. Kolang-kaling
tidak tahan lama jika disimpan dalam suhu ruang, kecuali
diberi perlakuan seperti direndam dan dimasukkan dalam
lemari pendingin. Tanda-tanda kerusakkan kolang-kaling
adalah timbulnya rasa asam dan jika dipegang terasa
lengket.Oleh karena itu perlu adanya pengolahan kolang-
kaling dalam bentuk olahan kerupuk.51

50
Ibid
51
Ibid

32
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat pelasanaan


Kota Bengkulu tepatnya di Jl. Teratai Indah Kelurahan
Pagar Dewa Kecamatan Selebar mayoritas masyarakat disana
memiliki kos-kosan sehingga lokasi tersebut sangat cocok
untuk membuka usaha, karena tempatnya yang strategis dekat
dengan kampus, sekolah dasar dan padat penduduk serta dekat
dengan pasar sehingga jika membuka usaha kemungkinan
besar akan berkembang dan berlanjut. Sehingga dapat
mengenalkan produk inovasi berupa kerupuk kolang kaling
kepada masyarak teratai indah dan sekitarnya kota bengkulu.
Tantangan dari usaha ini adalah banyaknya masyarakat yang
belum mengetahui produk keruk kolang kaling.
B. Alat dan bahan

33
Adapun alat yang dibutuhkan dalam pembuata kerupuk
kolang kaling yaitu:
Tabel 3.1 Alat Pembuatan Kerupuk Kolang Kaling
NO Alat
1 Kukusan
2 Kompor
3 Gas
4 Baskom
5 Talenan
6 Blender
7 Pisau
8 Sendok makan
9 Mangkok kecil
10 Timbangan
11 Sendok pengorengan
12 Wajan

Adapun bahan yang di butuhkan untuk membuat kerupuk


kolang kaling yaitu:
Tabel 3.2 Bahan Pembuatan Kerupuk Kolang Kaling
No Bahan Berat
1 Kolang kaling 1 kg
2 Tepung tapioka 2kg
3 Terung terigu ¼ kg
4 Telur 1 butir
5 Bawang putih 200 gr
6 Bawang mewah 100 gr
7 Masako Secukupnya

C. Proses pembuatan
Kolang kaling dipotong kecil- kecil lalu di blender
dengan bawang putih, setelah halus di campur dengan tepung

34
tapioka dan tepung terigu berserta masako dan garam. Lalu
kocok telur dan di campurkan kedalam adonan dan diaduk
hingga merata. Setelah itu bentuk adonan seperti lontong lalu
di rebus hingga matang. Setalah matang diamkan sampai
dingin lalu masukan kedalam kulkas selamah 1 hari. Setelah
satu hari di dalam kulkas lalu dipotong tipis-tipis setelah itu
dijemur sampai kering. Setelah bahan mentahnya kering lalu
di goreng dengan api sedang. Lalu kemas produk dengan
kemasan yang semenarik mungkin untuk memikat minat
pembil.
D. Pangsa Pasar
Secara umum pangsa pasar yang kami tuju adalah semua
kalangan masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa.
Kepuruk kolang kaling selain enak akan tetapi mempunyai
kandungan gizi yang bermanfaat untuk tubuh. Oleh karena itu
target pasar kami adalah semua kalangan, untuk
merealisasikanya kami menentukan lokasi kami nantinya
haruslah berdektan dengan tempat keramaian yang sering
dilalui oleh banyak orang, kemudian lokasih pemasaran secara
online melalui (whatsApp, instagram)
E. Proses Pemasaran
Strategi pemasaran yang kita lakukan adalah menarik
semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa, tahapan
yang kita lakukan pemasaran atau jualan produk kita ini
dengan cara menitip kan produk ke warung-warung yang

35
adalah di sekitaran teratai indah dan telaga dewa kota
bengkulu, dan selain menitip ka produk kewarung-warung kita
juga menggunakan layanan internet atau online, seperti
(whatsApp instagram)
Produk ini akan ekonomi warga setampat karena
masyarakat akan menjalakan bisnis antara masyarakat dangan
pembuat kerupuk kolang kaling, dan masyrakat bisa menamba
pendapatan apabila masyarkat membantu memprduksi produk
kerupuk kolang kaling.
F. Analisa Kelayakan Usaha/Program
Analisis investasi pada masa yang akan datang
Berdasarkan analisis pasar kerupuk kolang kaling ini
mempunyai peluang usaha yang cukup baik sabagai produk
usaha kerupuk kekinian. Kerupuk kolang kaling ini merupakan
suatu usaha berbahan olahan kolang kaling yang diolah
menjagi cemilian yang disukai semua kalangan dan
mempunyai manfaat dan gizi yang beeasal dari kolang kaling.
Usah kerupuk kolang kaling ini juga termasuk dalam
usaha di masa yang akan datang karena bisa menjadi potensi
menambah pendapatan jangka panjang. Dalam melakukan
subuah usah perlu dipersiapkan seresiko kerugian dalam
mencapai tujuan dari usah tersebut. Jika mengalami kerugian
di masa yang akan datang baik pendapatan, hal ini yang harus
dilakukan evaluasi produk dan tata cara dalam meproses
produk.

36
G. Analisa Kuntungan
Proyek laba rugi dalam 1 satu kali produksi :
2 Kg tepung tapioka, minyak goreng 2 Kg, telor 1 buah
kolang kaling 1Kg dapat menghasilkan kerupuk sebanyak 70
bungkus kerupuk kolang kaling. Kemungkinan dalam
seminggu dua kali produksi.

Pendapatan usahanya yakni:


7 hari x 10 bungkus x Rp: 10.000 = 700
Jadi
Biaya usaha:
Biaya bahan baku sekali produksi Rp 70.000
Peralatan tetap Rp 160.000
Total modal awal = b. baku + b tetap
= 70.000+ 160.000
=230.000
Laba besih :
Pendapatan usaha –total biaya
= 700.000 – 230.000
= Rp 470.000
H. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 3.3 Rencana Anggaran Biaya Usaha Kerupuk
Kolang Kaling
No Kegiatan Harga Barang Jumlah
Unit Harga
A Tahap Pelaksanaan

37
1. Bahan habis pakai
Tepung 2kg Rp 28.000 Rp 28.000
tapioka
Minyak 1kg Rp 18.000 Rp 18.000
goreng
Air 250 gr - -
Tepung terigu 2 sdm Rp 2. 000 Rp 2.000
Kolang 1 kg Rp 20.000 Rp 20.000
kaling
Masako 1 buah Rp 2.000 Rp 2.000
Jumlah Rp 70.000
2. Peralatan Tetap
blender 1 Buah 100.000 100.000
Timbangan 1 Buah Rp 25.000 Rp 25.000
digital
Wajan 1 Buah Rp 35.000 Rp 35.000
Sendok 4 Buah - -
Total 160.000

I. Rencana Jadwal Kegiatan


Tabel 3.4 Rencana Jadwal Kegiatan Usaha Kerupuk
Kolang Kaling

J. Pelaksanaan Bulan Bulan Bulan Bulan


Kegiatan ke I ke II ke III ke IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

38
1 Perencanaan
2 Survey
Bahan Baku
3 Pelatihan dan
Praktek
4 Publikasi dan
Promosi
5 Produksi
6 Pemasaran
7 Evaluasi
8 Pembuatan
Laporan

39
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI
KEBERLANJUTAN

A. Gambaran Umum Program Kreativitas Mahasiswa


Program kreativitas mahasiswa (PKM) adalah kreativitas
mahasiswa dalam menciptakan keterampilan berwirausaha dan
berorientasi pada profit, umumnya didahului oleh survey pasar
karena relevansinya yang tinggi terhadap terbukanya peluang
perolehan profit bagi mahasiswa. 52
Kewirausahan adalah proses menciptakan suatu hal
yang baru yang baru dengan mengorbankan waktu dan upaya
yang dibutuhkan, mengambil resiko keungan, psikologs, dan
resiko social yang terikat serta perolehan imbl yang dihasilkan
baik imbalan berbentuk moneter maupun kepuasan dan
kebebasan pribadi. Kewirausahan adalah suatu proses dinamis
53
untuk menciptakan nilai tamba atas nilai dan jasa.
52
Doty Risanti, “Peningkatan Kualitas PKM (Program Kreativitas
Mahasiswa) di Perguruan Tinggi Surabaya,” Sewagati 6, no. 5 (2022),
https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i5.422.
53
Panggabean Dan Tiara Novia, “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan
Motivasi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Tenun Songket Tarutung

40
Program kreativitas mahasiswa sebagai bentuk upaya
mengenalkan produk baru ke masyarakat pada umumnya
dengan menggunakan bahan bahan yang sudah ada
dilingkungan masyarakat itu sendiri. Seperti hal nya penulis
melihat peluang dengan ada banyak nya pohon aren
dilingkungan sekitar penulis, dengan hal ini penulis bermaksud
mengembangkan produk baru berupa olahan kerupuk kolang
kaling. Yang mana dengan mestinya dapat menjadi peluang
usaha UMKM. 54
B. Hasil yang Dicapai Berdasarkan Luaran Program
1. Produksi kerupuk kolang kaling kaling ditinjau dari
produksi isam
Kegiatan produksi kerupuk kolang kaling merupakan
proses penyedian barang dan jasa dengan memperhatikan
nilai keadilan dan kebijakan atau kemanfatan maslahah bagi
masyarakat. Proses produksi kerupuk kolang kaling untuk
mengorganisasikan factor produksi, distribusi serta
pemenpaatan barang dan jasa yang dihasilkan dengan tidak
menyalahi Alquran dan al-sunah sebagai acuan
perundangan dalam system produksi dalam islam. Proses
produksi kerupuk kolang kaling nukanlah sekedar untuk
kerkonsumsi secara individu atau dijual di pasar, tetapi

Di Desa Lumban Siagian Jae,” Reposotory Universitas Hkbp Nommensen 2,


No. 3 (2022): 1–10.
54
Arma Yudha Novianto, “Program Kreativitas Mahasiswa (Pkm)
Perencanaan Dodol Kalamansi (Studi Kasus Di Bumi Ayu Ujung Kota
Bengkulu),” 2021.

41
menerapkan pada konsep harus mewujudkan fungsi social.
Tahapan produksi melalui tahapan prencanaan, produksi,
pemasaran dan evaluasi. Pada tahapan perencanaan
mendapatkan hasil invasi yang berbahan kolang kaling.
Prinsip produksi Islam yang mendasari kegiatan
a. Prinsip produksi islam yang mendasari kegiatan
produksi kerupuk kolang kaling adalaah sebagai
berikut.Kegiatan produksi dilandasi oleh nilai-nilai Islam
dan sesuai dengan maqashid al syariah. Tidak
memproduksi barang atau jasa yang bertentangan
dengan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
b. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas
kebutuhan yaitu dharuriyyat, hajyiyat, dan tahsiniyat.
1) Kebutuhan dharuriyyat atau kebutuhan primer
merupakan kebutuhan yang harus ada dan terpenuhi
karena bisa mengancam keselamatan umat manusia.
Pemenuhan kebutuhan dhururiyat terbagi menjadi
lima yang diperlukan sebagai perlindungan
keselamatan agama, keselamatan nyawa, keselamatan
akal, keselamatan atau kelangsungan keturunan,
terjaga dan terlidunginya harga diri dan kehormatan
seorang, serta keselamatan serta perlindungan atas
harta kekayaan.
2) Kebutuhan hajiyyat atau kebutuhan sekunder
merupakan kebutuhan yang diperlukan manusia,

42
namun tidak terpenuhinya kebutuhan sampai
mengancam eksistensi kehidupan manusia menjadi
rusak, melainkan hanya sekedar menimbulkan
kesulitan dan kesukaran.
3) Kebutuhan tahsiniyyat adalah kebutuhan tersier yang
merupakan kebutuhan manusia untuk mendukung
kemudahan dan kenyamanan hidup manusia.
c. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek keadilan,
sosial, zakat, sedekah, infak, dan wakaf.
d. Mengelolah sumber daya alam secara optimal, tidak
boros, dan tidak merusak lingkungan.
e. Distribusi keuntungan yang adil antara pemilik dan
pengelola, manajemen dan buruh.
Produk kerupuk kolang kaling ini adalah olahan dari
kolang kaling yang diolah dan digoreng menjadi innovasi
kerupuk kekinian dan manfaat hasihat yang ada pada
kolang kaling itu sendiri. Dengan mempertahan kan
kualitas dan rasa dari produk ini, agar pada saat di tawarkan
kepada masyakat supaya disukai oleh banyak orang,
terutam masyakat yang suka mengkonsumsi kerupuk dan
kolang kaling yang banyak khasiatnya.
Pada tahapan awal perencanaan diakukan perincian
alat dan bahan baku yang akan menunjang kegiatan
produksi kerupuk kolang kaling ini. Setelah alat danbahan
ditentukan selanjutnya pemilihan tempat untuk melakukan

43
kegiatan produksi kerupuk kolang kaling ini dengan
peertimbangan seperti sanitasi yang mendukung dan tempat
strategis yang nudah dijangkau banyak orang. Lokasi
produksi bertempat di jln. Teratai indah blok c RT/RW
25/07 suka rami, kecematan selebar, kota Bengkulu.
Pada proses produksi dari kolang kaling , hasil yang
dicapai dihasilkan produksi kerupuk kolang kaling. Dalam
produksi kerupuk kolang kaling ini tidak lah memakan
waktu yang sangat lama. Pada proses pembutan pertama
produk ini mengalami kegagalan dari bentuk dan cara
menggorengnya yang salah dan rara dari produk kolang
kaling ini belum pas dengan rasa yang kitang inginkan.
Sehingga penulis melakukan evaluasi hail produksi yang
sudah dihasikan.
Tahapan pengemasan produk dimulai dengan
pemilihan desain lebel produksi yang sesuai untuk produksi
kerupuk kolang kaling sendiri dimulai dari desainawal
sampai pemenuhan pembutan untuk mendapatkan nomor
P-PIRT.
2. Mengikuti pelatihan SSP- PIRT
SPP-PIRT adalah Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga yang diberikan oleh pemerintah daerah
terhadap pangan IRT di wilayah kerjanya yang telah
memenuhi persyaratan SPP-IRT dalam rangka peredaran
pangan. PIRT berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat

44
dan Makanan (BPOM) Nomor 22 tahun 2018 tentang
pedoman pemberian sertifikat PIRT yang diberikan oleh
Bupati atau Walikota melalui Dinas Kesehatan.
a. Produk PIRT
Produk dengan sertifikat PIRT tidak semuanya
bisa dikategorikan, karena produk yang bisa di
klasifikasikan ijin edar adalah salah satunya bisa
bertahan lebih dari beberapa hari hingga seminggu dan
jenis makanan basah yang memerlukan penanganan
khusus pada pengawetan dan sebagainya. Bahan
Tambahan Pangan (BTP) dalam PIRT dengan tujuan
penggunaan yaitu : Membentuk pangan, Memberikan
warna, Meningkatkan kualitas pangan, Memperbaiki
tekstur, Meningkatkan cita rasa, Meningkatkan stabilitas
dan Mengawetkan pangan.
b. Lebel panga olahan
Dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
Label dalam memproduksi sebuah makanan sangat
penting karena label merupakan sebagai bentuk pengenal
nama produk yang di jual.5 Biasanya yang terdapat
dalam label adalah :
1) Nama brand
2) Nama produk
3) Berat bersih
4) Nama dan alamat

45
5) Kode produksi
6) Tanagal kadaluarsa
7) Komposisi
8) Nomor PIRT
3. Nomor induk berusaha (NIB)
Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah Identitas usaha
dalam rangka pelaksanaan kegiatan berusaha sesuai bidang
usahanya. NIB wajib dimiliki pelaku usaha yang ingin
mengurus perizinan berusaha melalui link oss.go.id. NIB
juga berlaku sebagai:9
a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
b. Angka Pengenal Impor (API), jika pelaku usaha akan
melakukan kegiatan impor
c. Akses Kepabeanan, jika pelaku usaha akan melakukan
kegiatan ekspor dan/impor
Untuk mendapatkan NIB pelaku usaha dapat
menyiapkan dokumen sebagai berikut:
1) Tahapan Permohonan perizinan secara Online yaitu:
Tahap 1.membuat akun OSS:10
a) Pemohon mengunjungi Website
https://www.oss.go.id/oss/.
2) Mengisi formulir yang ada di layar, data yang harus diisi
adalah:
a) Jenis Identitas
b) Nomor Induk Kependudukan (NIB)

46
c) E-mail
d) Jenis Pelaku Usaha
e) Nama (sesuai KTP)
f) Tanggal Lahir
g) Negara Asal
h) No Telepon
i) Website Usaha
j) Masukkan Kode Captcha
k) Klik Tombol “Daftar” dibawah
l) Cek E-mail
m)Buka E-mail registrasi dari OSS
n) Klik tombol “Aktivasi”
o) Akun di OSS sudah aktif
3) Mengisi data
a) No. Telepon
b) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c) Pendidikan Terakhir
d) Modal/kekayaan Bersih
e) Klik tombol”Simpan dan Lanjutkan”
f) Klik tombol “Tambah Data”
g) Mengisi dan melengakapi data mengenai usaha
pemohon
Data yang harus diisi:12
(1) Nama usaha
(2) Sektor usaha

47
(3)Bidang/kegiatan usaha
(4) Sarana usaha yang digunakan
(5)Alamat usaha (Ptovinsi, Kabupaten/Kota
kecamatan, kelurahan/Desa.
(6) Status tempat usaha
(7) Jumlah tenaga kerja
(8) Perkiraan hasil penjualan pertahun
(9) Klik tombol “Simpan data Usaha”
4) Pengunduhan NIB
4. Kendalah yang dihadapi
Suatu usah dalam menjalankan kegiatan produksi
memerlukan sumber daya ekonomi , seperti bahan baju
yang dibutuhkan, sumber daya manusia, fasilitas untuk
kegiatan usah, modal untuk usah . kendalah adalah segalah
hal yang dapat menghambat suatu bidang usaha dalam
melakukan produksi.
Berdasarkan kegiatan produksi yang telah dilakukan
mengalami beberapa kendalah yang itu
a. Proses pengeringan yang memakan waktu yang lama
dikarnakan masih menentukan cuaca pada saat
pengeringan
b. Kerupuk menta berjamur apabila pengeringan tidak
maksimal dikarenakan cuaca

48
c. Pada saat menggogeng harus digunakan api yang sangat
kecil apabila api yang besar sedikit hasilnya tidak
maksimal
d. Masih sulit mengurangi kadar minyak sisa pengorengan
dikarenakan belum mengugkan mesin penyangring
minyak.
C. Potensi keberlanjutan program
a. Aspek masa depan
Hasil produk ini merupakan kerupuk kolang kaling
ialah kreativitas baru. Target pemasaran kerupuk kolang
kaling ini adalah semua kalangan dari anak-anak , remaja
maupun orang dewasa yang menyukai olahan kerupuk.
Dari hasil penjulan ini mendapatkan respon baju dari
kalangan masyarakat sehingga dikatakan bahwa usaha ini
bisa bersaing dengan produk kerupuk lainnya.
b. Potensi keberlanjutan di lingkungan
Di dalam lingkuan masyarakat produk olahan
kerupuk kolang kaling ini termasuk olahan baru sehingga
masyarakat banyak yang belum mengetahui olahan ini
akan tetap dengan adanya interaksi social dapat
mengenalkan kepada masyarakat dengan mudah
mengenai produk olahan ini dengan cepat. Olehan ini
merupakan baru serta kekinian yang memiliki
keareatifitas dalam pengelolahan yang memiliki nilai jual
dan bisa di nikmati pleh semua kalangan masyarakat.

49
BAB V
PENUTUP

A. Evaluasi
Hasil proses produksi yang sudah dilakukan, ada
beberapa proses produksi kerupuk kolang kaling yang
mengalamikendalah, baik dari hasill produksi yang belu sesuai
dengan keinginan. Merk lebel yang belum jelas dan lengkap.
Dengan kegiatan evaluasi yang dilakukan ini diharapkan agar
dapat mengurangi ekurangan dari hasil kerupuk kolang kaling.
Dari hasil kegiatan proses produksi kerupuk kolang
kaling ini respon dari konsumen yang sangat mendukung
dalam produk ini dapat membuat produk kerupuk kolang
kaling ini menjadi lebih baik lagi dalam memenuhi kebutuhan
konsumen sehingga kerupuk kolang kaling ini bisa menjadikan
acuan bawasannya respon konsumen sangant penting dalam
mencapai target pasar. Sehngga dengan hasil yang maksimal
ini dapat membuat produk kerupuk kolang kaling ini dapat
menhasilkan konsumen serta meningkatkan produksi dan
keuntungan yang diharapakan
B. Kesimpulan dan Saran
Produksi kerupuk kolang kaling ini menurut tinjauan
produksi dalam islam, produk olohan yang dihasikan daei

50
kolang kaling ini merupakan jenis kerupuk atau makanan
ringan. Proses produksi kerupuk kolang kaling ini
berlandaskan prinsip produksi dalam islam yaitu tauhid,
kemanusian, keadilan, kebebesan dan tangung jawab.
Ada beberapa kendalah peneliti dalam melakukam
produksi yaitu proses pengeringan memakan waktu yang
cukup lama apabilah cuaca kurang mendukung, hasil produk
korang bagus apabila pengeringan yang kurang efektif produk
kan berjamur, masih susanya mengurangi kadar minyak karena
belum menggunakan mesin penyaring minyak.
Berdasrkan kesimpulan di atas, maka perencanaan bisnis
usaha kerupuk kolang kaling ini dapat direalisasikan menjadi
bismis yang dapat melebarkan sayap ke pasar yang benar.
Selain itu juga dapat digunakan oleh orang lain sebagai
pembandingan, acuan ataupun, referensi dlam pembutan
perencanan bisnis.

51
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim. “Ekonomi Mikro Islami.” jakarta: PT


Rajagrafindo Persada, 2015.

Chamarelza, Shinta. “Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


1.” jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1 60,
no. Dm (2019): 26.

Darwis, Rizal, dan Zulaeha. “Pendekatan Pemikiran Ekonomi


Islam Muhammad Nejatullah Siddiqi.” Al-Buhuts 18, no. 1
(2022): 52–68.

Idri. Hadis ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi. Jakarta:


Prenadamedia Group, 2015.

Ii, B A B, dan A Produksi. “Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar


Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011.,”
2019, 16–54.

Ishak, Rezqiwati, Amiruddin Amiruddin, Swastiani Dunggio, dan


Syahrir Abdussamad. “Pengolahan Buah Aren Menjadi
Produk Kolang-Kaling di Desa Kopi Kecamatan Bulango
Utara Kabupaten Bone Bolango.” Jurnal Pengabdian Pada
Masyarakat 1, no. 1 (2023): 01–07.
https://doi.org/10.37905/ejppm.v1i1.3.

Khusnul Khotimah, Martina, dan Siti Achiria. “Implementasi


Prinsip Produksi Ekonomi Islam Pada Mebel Ira
Bersaudara Kota Bengkulu.” Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah 5, no. 1 (2019): 1.
https://doi.org/10.29300/aij.v5i1.1481.

Kutlu, Tuğba. “karakteristik kerupuk hasil olahan ukm di kutai

52
kartanagara” 4, no. 1 (2023): 88–100.

Maimunah Siti. “Pengaruh Penerapan Nilai-Nilai Produksi Secara


Islami Terhadap Keberhasilan Berwirausaha.” Jurnal
Ekonomi Syariah 2, no. Juni (2019): 44–67.

Mingli Anggita. “imlementasi hybrid contract pada produk gadai


emas dalam perspektif islam.” Sustainability (Switzerland)
14, no. 2 (2020): 1–4.

Muhammad Zaki et al. “pengaruh penambahan tepung agar


terhadap komposisi kimia sebuk agar dari kolang kaling.”
Jurnal Litbang Industri 9 (2019): 127–33.

Novianto, Arma Yudha. “Program Kreativitas Mahasiswa (Pkm)


Perencanaan Dodol Kalamansi (Studi Kasus Di Bumi Ayu
Ujung Kota Bengkulu),” 2021.

Panggabean, dan Tiara Novia. “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan


Dan Motivasi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha
Tenun Songket Tarutung Di Desa Lumban Siagian Jae.”
Reposotory Universitas HKBP Nommensen 2, no. 3 (2022):
1–10.

Risanti, Doty. “Peningkatan Kualitas PKM (Program Kreativitas


Mahasiswa) di Perguruan Tinggi Surabaya.” Sewagati 6,
no. 5 (2022). https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i5.422.

Sapitri, Rahma Aini. “Ekstraksi dan Karakterisasi Selulosa dari


Kulit Buah Aren ( Arenga pinnata ) Untuk Penyerapan Ion
Logam Cr(VI),” no. Vi (2021): 1–75.

Setiawan, Tri Wahyu. “identifikasi rhodamin B pada krupuk yang


dijual dipasar gondanglegi kabupaten malang,” no.
8.5.2017 (2022).

Smith, Valerie, Declan Devane, Cecily M. Begley, Mike Clarke,


Blok Metodologi Penelitian, Surahman, Mochamad

53
Rachmat, et al. “No analisi nilai tambah usaha rumah
tangga kolang kaling serta sistem pemaasaran.” Journal of
Materials Processing Technology 1, no. 1 (2023): 1–8.
Suciati, Nur Nabillah Putri, Muhammad Adrian Maulana, Vina
Alfi Royani, Maya Yusnevia, Ria Putri Ramadhani, Rudi
Azhari, Nur Azizah, et al. “Inovasi Pemanfaatan Kolang-
Klaing Desa Gelangsar Menjadi Kerupuk Bernilai Jual
Tinggi.” Jurnal Pepadu 4, no. 2 (2022): 585–92.

Sumolang, Zisca Veybe, Tri Oldy Rotinsulu, dan Daisy S.M.


Engka. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Industri Kecil Olahan Ikan Di Kota Manado.”
Jurnal Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah 19,
no. 3 (2019): 1–17.
https://doi.org/10.35794/jpekd.16459.19.3.2017.

Syafitri, Nurriyani. “proses produksi tempe ditinjau dari ekonomi


islam.” Rabit : Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi
Univrab 1, no. 1 (2019): 2019.

Viera Valencia, Luis Felipe, dan Dubian Garcia Giraldo.


“produksi gula merah ditinjau dari produksi islam.”
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
2 (2019): 12–38.

Wasi, Abdul. “Pengertian Produksi.” Teknik Industri, 2017, 13–


46.

Wibowo, Septian Wahyu, dan Andre Rachmat Scabra.


“Pemanfaatan Buah Kolang Kaling Menjadi Jajanan Rakyat
Berupa Kerupuk Kolang Kaling Yang Bernilai Ekonomi Di
Desa Pusuk Lestari.” Jurnal PEPADU 1, no. 3 (2020):
409–14. https://doi.org/10.29303/jurnalpepadu.v1i3.129.

Wildan, T, dan Albari. “Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan


Manajemen (JIKEM).” Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi
dan Manajemen (JIKEM) 3, no. 1 (2023): 551–63.

54
Zainur, Zainur. “Konsep Dasar Kebutuhan Manusia Menurut
Persfektif Ekonomi Islam.” Jurnal An-Nahl 7, no. 1 (2020):
32–43. https://doi.org/10.54576/annahl.v7i1.3.

55

Anda mungkin juga menyukai