ASURANSI DAN
ASURANSI SYARIAH
Disusun Oleh:
1. Lena Hirmawati 2223130111
2. Lulitia Putri Salsabilla 2223130130
PENGERTIAN ASURANSI
Kata asuransi berasal dari bahasa
Belanda “Assurantie” dan dalam hukum
DAN ASURANSI SYARIAH
Belanda dipakai kata Verzekering. Kata
ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan kata
“Pertanggungan”. Dari kata assurantie
ini kemudian muncul istilah assuradeur
bagi penanggung, dan geassureerde bagi
Asuransi adalah jaminan atau
tertanggung, atau dengan istilah lain
pertanggungan yang diberikan oleh
disebut juga “penjamin” dan terjamin.
penanggung kepada yang ditanggung
Begitu juga dari istilah Verzekering di
untuk resiko kerugian sebagaimana
atas timbullah verzekeraar bagi
ditetapkan dalam polis (surat perjanjian)
“penanggung” dan verzerkerde bagi
bila terjadi kebakaran, kecurian,
“tertanggung”.
kerusakan, kematian atau kecelakaan
lainnya dengan tertanggung dengan
membayar premi sebanyak yang
ditentukan kepada penanggung tiap bulan
Home Bab I Bab II Bab III
PENGERTIAN ASURANSI
Asuransi syariah adalah usaha saling DAN ASURANSI SYARIAH
melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk asset dan atau tabarru'
yang memberikan pola pengembalian
Dalam literatur fikih (hukum) Islam, asuransi
untuk menghadapi risiko tertentu melalui
(syariah) bisa dan biasa disebut dengan beberapa istilah
akad yang sesuai dengan syariah. Akad
teknis, yaitu:
yang sesuai dengan syariah adalah yang
mengandung gharar (penipuan), maysir takmin (al-ta'min) = aman, tenang, dan tenteram
(perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), tadamun (al-tadhamun)= solidaritas, saling menang-
risywah (suap), barang haram dan gung hak/kewajiban yang berbalasan atau berimbalan
maksiat
taahud/istikhad (al-ta'ahud/al-isti'had) = saling
berjanji atau perjanjian untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu
takaful (al-takaful)-pertanggungan yang berbalasan;
atau saling menanggung. Intinya, asuransi syariah
dalam istilah fikih/hukum Islam bisa disebut dengan
taahud/istikhad, takmin, tadhamun, atau terutama
takaful
Home Bab I Bab II Bab III
PERBEDAAN ASURANSI
KONSEP MUDHARABAH
DAN ASURANSI SYARIAH
DALAM ASURANSI
SYARIAH 1. Kepemilikan Dana
Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) pada asuransi syariah merupakan milik
peserta, dan perusahaan hanya pemegang amanah. Pada asuransi konvensional, dana
1. Dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan yang terkumpul pada nasabah (premi) menjadi milik perusahaan.
asuransi, perusahaan diamanahkan untuk 2. Investasi Dana
menginvestasikan dan mengusahakan pembiayaan ke Pada asuransi syariah investasi dana berdasar syariah dengan sistem bagi hasil
dalam proyek-proyek dalam bentuk: musyarakah, (mudharabah). Pada asuransi konvensional, investasi dana berdasarkan bunga.
murabahah, dan wadi’ah yang dihalalkan syariat 3. Akad
Islam. Pada asuransi syariah, akadnya atas dasar tolong-menolong. Pada asuransi
2. Perjanjian antara peserta dan perusahaan asuransi konvensional, akadnya adalah akad perdagangan (tijary).
berbentuk perkongsian untuk bersama-sama 4. Pembayaran Klaim
menanggung risiko usaha dengan prinsip bagi hasil Pada asuransi syariah, pembayaran klaim diambil dari rekening tabarru’ (dana
yang porsinya masing-masing telah disepakati sosial) seluruh peserta, yang sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk
bersama. keperluan tolong-menolong bila terjadi musibah.
3. Dalam perjanjian antara peserta dengan perusahaan 5. Keuntungan
asuransi ditetapkan bahwa sebelum bagian Pada asuransi syariah, keuntungan dibagi antara perusahaan dengan peserta (sesuai
keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha dan prinsip bagi hasil (mudharabah). Pada asuransi konvensional, keuntungan seluruhnya
investasi, terlebih dahulu diselesaikan klaim manfaat milik perusahaan.
takaful dari para peserta yang mengalami kerugian 6. Dewan Pengawas Syariah
atau musibah Pada asuransi syariah, ada Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi
mengawasi manajemen, produk dan investasi dana, sedangkan pada asuransi
konvensional tidak ada Dewan Pengawas Syariah
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH