Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Namun manusia hanya dapat berusaha, tetapi Tuhan yang maha kuasa
yang menentukan segalanya. Oleh karena itu, setiap insan tanpa kecuali di
alam fana ini selalu menghadapi berbagai risiko yang merupakan sifat
1
Sembiring, Sentosa. "Hukum Asuransi." (2014).
2
pihak yang menjamin berjanji pada pihak yang dijamin untuk menerima
sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian yang diderita oleh pihak
yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas terjadi.
Perjanjian asuransi yang menjadi dasar bagi penanggung pada satu pihak
pihak yang lain atas terjadinya kejadian tertentu. Perjanjian yang menjadi
dasar bagi satu pihak mengambil alih suatu risiko yang dihadapi oleh
2
Ganie, A. Junaidi, and SH SE. Hukum Asuransi Indonesia. Sinar Grafika, 2023.
3
Deny Guntara, ‘ASURANSI DAN KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM
YANG MENGATURNYA’, Justisi Jurnal Ilmu Hukum, 1.1 (2016), 32
<https://doi.org/10.36805/jjih.v1i1.79>.
3
1. Tujuan Asuransi
a. Pengalihan Risiko
yang timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya
undang-undang. 4
2. Berlakunya Asuransi
3. Polis Asuransi
a. Fungsi Polis
a. Isi Polis
untuk diri sendiri atau pihak ketiga; Uraian yang jelas mengenai benda
pemegang hak. 5
5
Budiman, Haris, et al. "Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis dalam
Penyelesaian Klaim Asuransi Jiwa." Logika: Jurnal Penelitian Universitas
Kuningan 13.02 (2022): 168-180.
6
ditumpuk.
(Pasal 253 ayat 3 KUHD). Klausula ini biasa digunakan pada asuransi
(Pasal 276 KUHD) dan karena cacat sendiri bendanya (Pasal 249
KUHD).
Average) seperti ditentukan dalam pasal 709 KUHD dengan kata lain
8
separuh dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerja kurang
tersebut.
pihak Bank dimana dalam polis secara tegas dinyatakan bahwa Pihak
Bank adalah sebagai penerima ganti rugi atas peristiwa yang terjadi
Polis.
Indonesia
yang dimiliki warga negara dan menjadi kewajiban bagi negara untuk
hanya itu, perlindungan bagi warga negara juga terdapat dalam Pasal
12
yang diperdagangkan.
dengan perjanjiaan.
14
mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar, dan atau
pasti.
Pasal 10: Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang
perjanjian apabila:
15
angsuran.
atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas,
c. Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum
Perasuransian
pada pihak penanggung. Seperti yang ada di Pasal 246 KUHD, bahwa:
yang dalam hal ini diatur dalam suatu perjanjian polis asuransi.
Selanjutnya dalam Pasal 256 butir 5 dan 6 bahwa setiap polis, kecuali
17
hak dan kewajiban pelaku usaha, hak dan kewajiban konsumen dan
jasa yang ada dalam Pasal 4, 5, 6, dan 7 yang mengatur mengenai hak
yang dilarang bagi pelaku usaha yaitu dalam Pasal 8 ayat 1 huruf (a)
bahwa:
tanggungan, jaminan, hak ganti rugi atas suatu barang dan/atau jasa.
Maka berkaitan dengan Pasal dalam Pasal 112 ayat 1 dan 2 yang
polis, tertanggung, atau pihak yang berhak atas manfaat asuransi atas
tinggi daripada hak pihak lainnya. (2) Dalam hal usaha bersama
yang berhak atas manfaat asuransi. Selain itu masih dalam hal
pemegang polis diatur pula dalam Pasal 113. Selain itu masih dalam
pemegang polis diatur pula dalam Pasal 113 yang berbunyi: (1)
jiwa lain;
C. Jenis-Jenis Asuransi
ganti rugi kepada tertanggung yang menderita kerugian barang atau benda
miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau bahaya terhadap mana
penanggung. Asuransi kerugian ini sebagaimana yang diaatur dalam Pasal 247
a. Asuransi Kebakaran;
21
c. Asuransi laut;
d. Asuransi Pengangkutan;
e. Asuransi Kredit.
sejumlah uang, orang yang menerima ganti rugi yang sungguh-sungguh sesuai
dengan kerugian yang dideritanya. Karena ganti rugi yang diterimanya adalah
kerugian, karena jiwa manusia tidak mungkin dapat dinilai dengan uang. Yang
Yang termasuk dalam asuransi jumlah ini adalah asuransi jiwa, terdiri dari:
a. Asuransi Kecelakaan;
b. Asuransi Kesehatan;
D. Batalnya Asuransi
merupakan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan resiko batal atau
ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Selain itu KUHD mengatur tentang
1. Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak
boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal
KUHD).