Anda di halaman 1dari 11

ASURANSI

OLEH:
1.RABIA’ATUS SYAMIYAH
2.LALU DENI SAPUTRA
3.ITA RAHMAWATI
4,ZULFA TAZKIRA
5.HILMAWATI

UNIVERSITAS TEKNOLOGI MATARAM


(U T M)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala nikmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan , baik ide maupun materi.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN

1.Pengertian Asuransi
2.Jenis Jenis Asuransi

3.Manfaat Asuransi

4.Tujuan ASuransi

5.Manfaat Asuransi

6.Mekanisme Asuransi

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan

2Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuransi (insurance) merupakan usaha yang dilakukan oleh banyak pihak untuk
menghadapi adanya ketidakpastian (uncertainty) pada masa mendatang serta kemungkinan
terjadinya resiko yang memunculkan adanya kerugian baik kerugian berupa kehilangan jiwa
maupun kerugian barang yang dimiliki oleh seseorang. Ketidak pastian pada masa
mendatang sebagai kondisi yang senyatanya akan terjadi hampir seluruhnya merupakan
resiko terhadap diri manusia dan barang yang dimilikinya. Diantara banyak resiko yang bakal
dihadapi manusia maka resiko yang memunculkan kerugian jiwa dan kerugian harta benda
adalah kerugian yang tidak diharapkan terjadi oleh siapapun.

Keterkaitan langsung antara asuransi dengan resiko dan kerugian yang harus diterima
oleh banyak pihak yang dimungkinkan terjadi pada masa mendatang, dapat dicermati dari
Pasal 1 (1), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian yang menegaskan
bahwa: “Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi
sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena


kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau


pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana”.

Dengan demikian, asuransi sebagai suatu perjanjian memiliki substansi pengalihan


resiko atas kerugian yang dialami oleh tertanggung baik kerugian jiwa maupun kerugian
harta benda.Karena itu muncul berbagai jenis asuransi yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi asuransi jiwa dan asuransi kerugian benda dan harta.Khusus
tentang asuransi kerugian harta benda dapat terdiri dari berbagai jenis asuransi termasuk
asuransi harta benda komersial (commercial property insurance), yang menawarkan
jaminan ganti rugi yang sangat luas yang didisain bagi kebutuhan dan kepentingan usaha.

Diantara banyak asuransi harta benda komersial terdapat asuransi pengangkutan,


sebagai asuransi yang menawarkan ganti rugi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
pelaksanaan angkutan.Kerugian yang muncul karena adanya resiko pengangkutan barang
merupakan kerugian yang sering diasuransikan sebagai asuransi pengangkutan barang, baik
yang dilaksanakan melalui angkutan darat, laut dan angkutan udara.Berbagai kerugian
dimungkinkan muncul dari resiko pengangkutan barang, menjadi objek asuransi
pengangkutan.

Secara spesifik, resiko (risks) adalah kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak
diinginkan yang mengakibatkan suatu kerugian dalam suatu periode waktu tertentu.2
Kemungkinan terjadinya kerugian barang dalam pelaksanaan pengangkutan barang sebagai
objek asuransi pengangkutan barang, tidak terlepas dari adanya sebab akibat sebagai salah
satu prinsip dalam perjanjian termasuk asuransi sebagai suatu bentuk perjanjian yang
khusus. Kondisi tersebut sesuai dengan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yang menjelaskan bahwa pihak penanggung akan memberikan ganti rugi kepada pihak
tertanggung akibat suatu kehilangan, kerusakan atau tidak mendapat keuntungan.

Kecelakaan pengangkutan barang sebagai resiko dari adanya pengangkutan barang


melalui laut dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada pihak yang menjadi sebab dan
sekaligus mengakibatkan terjadinya kecelakaan pengangkutan barang. Bila barang yang
terkena kecelakaan dalam pengangkutan barang tersebut telah diproteksi oleh asuransi
pengangkutan barang, maka terhadap kecelakaan pengangkutan barang tersebut tetap
dapat dimintakan tanggung jawab dari pihak yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan
pengangkutan barang tersebut.

Permintaan ganti rugi (indemnity) dari pihak yang mengalami kerugian kepada pihak
yang bertanggung jawab atas kecelakaan pengangkutan barang pada dasarnya merupakan
hak subrogasi.Subrogation is a right of one person, having indemnity another under a legal
obligation to do so, to stand in the place of that another and avail himself of all rights and
remedies of that other, whether already enforced or not.

Prinsip subrogasi diketengahkan dalam asuransi, karena pihak penanggung atau


perusahaan asuransi yang telah memberikan ganti rugi kepada pihak tertanggung berhak
untuk menerima kembali dari tertanggung sesuatu yang diterima tertanggung dari sumber
lain sehubungan kerugian yang diasuransikannya. Prinsip subrogasi merupakan pendukung
konsep indemnity (ganti rugi) karena konsep subrogasi mencegah tertanggung untuk
mendapatkan recovery lebih dari kerugian yang diterimanya.

Hak subrogasi atau hak untuk memperoleh ganti rugi dari pihak yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan pengangkutan yang mengakibatkan kerugian kepada pemilik barang
yang diangkut, walau barang yang diangkut tersebut telah diproteksi dalam asuransi
pengangkutan barang.Hak subrogasi memperbolehkan asuradur atau pihak penanggung
asuransi untuk menggantikan kedudukan tertanggung dalam memperoleh keuntungan atas
adanya kejadian yang dijaminkan.

Penggantian kedudukan tertanggung oleh pihak perusahaan asuransi pengangkutan


barang sebagai penanggung dalam menggunakan hak subrogasi terhadap pihak yang
menyebabkan terjadinya resiko yang memunculkan adanya kejadian yang dijaminkan dalam
suatu asuransi pengangkutan barang, dapat dirujukan kepada Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang. Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menyatakan bahwa:

“Penanggung yang telah membayar kerugian barang yang dipertanggungkan,


memperoleh semua hak yang sekiranya dimiliki oleh tertanggung terhadap pihak ketiga
berkenaan dengan kerugian itu; dan tertanggung bertanggung jawab untuk setiap
perbuatan yang mungkin merugikan hak si Penanggung terhadap pihak ketiga itu.”
Dengan demikian, hak subrogasi dalam asuransi pengangkutan barang dapat digunakan
oleh pihak tertanggung yang mengalami kerugian karena adanya kecelakaan dalam
pengangkutan barang atau langsung dilakukan oleh pihak penanggung atau perusahaan
asuransi yang telah membayarkan klaim asuransi pengangkutan barang kepada pihak
tertanggung. Bila hak subrogasi dilakukan oleh pihak perusahaan asuransi, maka subrogasi
adalah proses hukum yang dijalankan oleh perusahaan asuransi sesudah membayar ganti
rugi, dengan cara menuntut kembali jumlah kerugian yang telah dibayarkan kepada pihak-
pihak yang bertanggungjawab untuk itu.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian dan sesuai dengan judul penelitian
yang telah disebutkan di atas, yaitu: “Analisis Yuridis tentang Hak Subrogasi dalam Asuransi
Pengangkutan Barang di Indonesia”, maka rumusan masalah penelitian ini masing-
masingnya adalah sebagai berikut:
1.Apa pengaertian dari asuransi?
2.Apa jenis jenis asuransi?
3.Apa Manfaat dari Asuransi?
4.Apa Tujuan dari Asuransi?
5.Apa Fungsi dari Asuransi?
6.Apa Mekanisme dari Asuransi?
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Asuransi
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya aktivitas yang
berkaitan dengan finansial, resiko merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Salah satu hal yang
dapat meminimalisir resiko tersebut adalah dengan asuransi. Asuransi menguntungkan kehidupan
masyarakat dengan mengurangi kekayaan yang harus disisihkan untuk menutupi kerugian akibat
berbagai resiko yang didapat. Terdapat beberapa definisi mengenai asuransi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli.
Menurut M. Nur Rianto (2012:212) asuransi merupakan sebuah mekanisme
perlindungan terhadap pihak tertanggung apabila mengalami resiko di masa yang akan datang dimana
pihak tertanggung akan membayar premi guna mendapatkan ganti rugi dari pihak penanggung.
Julius R. Latumaerissa (2011:447) mendefinisikan asuransi sebagai suatu perjanjian
dimana terdapat pihak tertanggung yang membayar premi kepada pihak penanggung guna
mendapatkan penggantian karena suatu keinginan, kerusakanm atau kehilangan keuntungan yang
telah diharapkan yang kemungkinannnya tidak pasti akan terjadi di masa yang akan datang.
Sementara menurut Ktut Silvanita (2009:40) asuransi merupakan suatu permintaan
dimana satu pihak memiliki intensif untuk mentrasfer resiko dengan membayar sejumlah dana untuk
menjauhi resiko kehilangan sejumlah harta yang dimilikinya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa asuransi merupakan suatu
mekanisme perlindungan terhadap harta yang dimiliki dimana didalamnya terdapat pihak tertanggung
yang membayar sejumlah dana kepada pihak penanggung guna mendapatkan penggantian rugi atas
resiko yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.

2.Jenis Jenis Asuransi


Ktut Silvanita (2009:43) menjelaskan bahwa asuransi dapat diklasifikasikan berdasarkan
kejadian yang tidak dikehendaki. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai beberapa jenis asuransi
tersebut:
1. Asuransi Jiwa (life insurance)
a) Asuransi kecacatan (disability insurance) merupakan asuransi yang memberikan
perlindungan terhadap aliran pendapatan bila pihak tertanggung mengalami cacat fisik
sehingga tidak bisa bekerja.

b) Anuitas (annuity) adalah produk asuransi yang menjamin aliran pendapatan seumur
hidup. Produk ini biasanya lebih banyak digunakan oleh pihak yang memiliki kesehatan
fisik baik dan memiliki riwayat hidup yang panjang.

c) Asuransi kesehatan, merupakan asuransi yang memberi proteksi terhadap biaya


kesehatan yang semakin hari semakin mengalami kenaikan dan mahal, oleh karena itu
asuransi kesehatan individu menjadi sangatlah mahal.
d) Asuransi jiwa berjangka, merupakan asuransi yang memberikan manfaat bila
tertanggung mengalami kematian tetapi tidak ada peningkatan kas. Semakin tua umur
tertanggung maka semakin tinggi probibalitas kematiannya sehingga biaya premi akan
semakin meningkat.

e) Asuransi jiwa penuh, merupakan produk asuransi yang memiliki dua ciri, yaitu
membayar sejumah nilai tertentu pada saat kematian pihak tertanggung dan
mengakumulasikan nilai tunai yang dipinjam pleh pemilik polis.

f) Asurani jiwa universal, merupakan produk asuransi yang memberikan manfaat dari
kombinasi antara asuransi jiwa berjangka dan penuh. Dengan premi yang sama dengan
asuransi jiwa penuh, manfaat yang diberikan akan semakin besar karena sebagian premi
akan digunakan untuk membeli asuransi jiwa berjangka dan sisanya digunakan untuk
investasi yang bebas dari pajak.

3 Manfaat Asuransi

Mekanisme perlindungan asuransi sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya


bagi mereka yang menjalani aktivitas bisnis yang penuh dengan resiko di masa yang akan datang. Berikut
merupakan beberapa manfaat asuransi bagi masyarakat yang dikemukakan oleh M. Nur Rianto
(2012:213):

1. Memberikan rasa aman dan perindungan Polis asuransi yang dimiliki oleh
tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin akan
timbul di masa yang akan datang. Jika resiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung berhak mendapatkan penggantian kerugian sebesar polis yang telah
ditentukan sebelumnya.

2. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

3. Asuransi dapat berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang
dibayarkan oleh pihak tertanggung setiap periodenya memili substansi yang sama
dengan tabungan.

4. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan diperhitungkan
dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus
ditanggung oleh pemegan polis secara periodik dengan memerhatikan secara cermat
faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut.

5. Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh para


investor dibebani oleh risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh beberapa hal.
6. Asuransi dapat bermanfaat sebagai alat penyebaran risiko. Risiko yang seharusnya
ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan
sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

4.Tujuan Asuransi

1. Pengalihan risiko

Tujuan asuransi yang pertama yaitu untuk mengalihkan risiko. Secara alami,
saat kita menyadari ada ancaman atau bahaya terhadap benda atau jiwa,
maka kita akan mencari perlindungan. Jika suatu hari bahaya tersebut benar
terjadi, maka kita bisa mengalami kerugian dan menanggung beban atas
kerugian tersebut yang mungkin di luar kemampuan.Oleh sebab itu, tujuan
dari asuransi ini yaitu untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko
finansial tersebut. Jadi, saat nasabah mengalami beban yang menyebabkan
kerugian, maka perusahaan asuransi yang akan mengalihkan risiko dari
tertanggung (nasabah).Pengalihan risiko dimulai ketika pembayaran premi
dari nasabah ke perusahaan asuransi. Apabila saat berakhirnya jangka waktu
asuransi, nasabah tidak melakukan klaim, maka akumulasi premi akan
menjadi keuntungan untuk perusahaan asuransi.

2Mengganti kerugian

Tujuan lain dari produk asuransi yaitu untuk mengganti kerugian yang dialami
oleh nasabah. Pembayaran ganti rugi dilakukan oleh perusahaan asuransi
apabila nasabah mengalami kejadian yang merugikan. Ganti rugi yang diberikan
oleh perusahaan asuransi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua
belah pihak.

3. Pembayar Santunan

Selain melakukan ganti rugi, asuransi juga bisa memberikan perlindungan


berbentuk santunan. Pemberian santunan ini diberikan saat terjadi kerugian
yang menyebabkan tertanggung meninggal dunia. Jika hal ini terjadi, maka
perusahaan asuransi akan memberikan santunan kepada ahli waris yang sudah
ditunjuk tertanggung. Jumlah santunan yang diberikan sesuai dengan isi polis
yang sudah disetujui.

4. Menanggung Kesejahteraan Anggota

Tujuan asuransi yang terakhir yaitu untuk menyejahterakan anggota. Biasanya


tujuan ini terdapat di asuransi yang digunakan dalam sebuah perkumpulan. Jadi,
perkumpulan tersebu berfungsi sebagai penanggung, sedangkan anggota
perkumpulan berperan sebagai tertanggung.
Cara kerja dari asuransi ini mirip dengan koperasi. Apabila ada peristiwa yang
menyebabkan kerugian yang dialami anggota (tertanggung), maka perkumpulan
(penanggung) akan membayar sejumlah uang kepada anggoya yang mengalami
kerugian.

Tujuan asuransi ini juga sejalan dengan asuransi syariah. Perlu dipahami bahwa
tujuan dari asuransi syariah yaitu untuk mencari keuntungan dengan cara
meningkatkan kesejahteraan serta perjuangan umat. Tujuan ini sesuai dengan
visi misi yang dimilikinya yaitu aqiqah, ibadah, iqtishodi, dan keumatan.

5.Fungsi Asuransi

1. Mengalihkan Risiko

Fungsi asuransi yang pertama yaitu mengalihkan risiko. Artinya, jika terjadi
sebuah risiko yang dialami nasabah, maka risiko tersebut akan dialihkan ke
perusahaan asuransi.

2. Menghimpun Dana

Fungsi asuransi lainnya yaitu menghimpun dana. Dalam hal ini, perusahaan
asuransi akan mengumpulkan dana dari nasabah. Kemudian dana tersebut akan
dikelola dan digunakan untuk membayar ganti rugi saat nasabah mengalami
kerugian.

3. Menyeimbangkan Premi

Selain mengumpulkan dana, perusahaan asuransi juga menyeimbangkan premi


dengan risiko yang ditanggung oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian,
kedua belah pihak (nasabah dan perusahaan asuransi) tidak merasa dirugikan
atas perjanjian tersebut.

6.Mekanisme Asuransi

Secara sederhana, perusahaan asuransi memiliki bisnis mekanisme sebagai berikut: 

 Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama, dengan tujuan


untuk membagi risiko yang sama.

 Mengumpulkan dana premi dari kelompok orang yang memiliki kepentingan yang


sama tersebut.

 Membayar kompensasi kepada mereka yang menderita kerugian .


BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai