Anda di halaman 1dari 18

Nama : Lola Rikana Putri

Nim : S20181143

Kelas : AS4

Matkul : Hukum Dagang

Tugas : Artikel Individu (Kompetensi Dasar III)

HUKUM ASURANSI

A. Pendahuluan

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang


mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam
bidang layanan jasa yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi
resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi
mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan non asuransi.

Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi.
Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk
mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah
tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi
yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi
resiko.

Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan


datang seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko kecelakaan, resiko
macetnya pinjaman kredit bank atau resiko lainnya, maka diperlukan
perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Adalah perusahaan
asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik

1
perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi
merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap
resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.

Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami


perkembangan yang cukup pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi
pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di Indonesia,
maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi Indonesia dari
tahun ketahun akan semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini
kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin meningkat oleh karena itu
pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di indonesia semakin dan
akan terus meningkat.

B. Pengertian Hukum Asuransi

Hukum asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis maupun


tidak tertulis, yang ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak yang
melakukan perjanjian asuransi (penanggung dan tertanggung).

Dalam hukum asuransi dikenal bermacam macam istilah. Ada istilah


hukum pertanggungan, hukum asuransi. dalam bahasa belanda disebut
verzekering recht dan dalam istilah bahasa inggris disebut insurance law,
sedangkan dalam praktek sejak dalam hindia belanda sampai sekarang banyak
dipakai orang istilah asuransi (assurantie)1

Asuransi merupakan suatu sistem atau tindakan untuk melimpahkan,


mengalihkan, atau mentransfer risiko yang ditanggung kepada pihak lain
dengan syarat melakukan pembayaran premi dalam rentang waktu tertentu
secara teratur sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan terhadap risiko

1
Abdul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian, (Medan; Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, 2005), hal 1

2
yang dimungkinkan terjadi di masa depan seiring dengan ketidakpastian itu
sendiri.2

Adapun pengertian asuransi sendiri memiliki beberapa defenisi.


Pertama, definisi asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dalam undang-undang
ini, disebutkan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih. Dalam konteks, pihak penanggung mengingkatkan diri
kepada pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi guna memberikan
penggantian pada tertanggung yang disebabkan oleh kerugian yang
dialaminya, semisal berupa kerusakan, kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang
dimungkinkan akan dialami oleh pihak tertanggung yang disebabkan oleh
berbagai macam peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu
pembayaran didasarkan pada meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

Pengaturan ini diperbaharui dengan diterbitkan Undang-Undang


Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Pasal 1 yang mengemukakan
bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
sebagai imbalan untuk :

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena


kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meningganya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan

2
Zian Farodis, Buku Pintar Asuransi, (Jogjakarta; Laksana, 2014), hal.1

3
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana.3

Menurut Abbas Salim, asuransi adalah suatu kemauan untuk


menetapkan kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti
(substansi) kerugian-kerugian yang besar yang belum pasti. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa, orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk
masa sekarang, agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin
terjadi pada waktu mendatang.4

C. Pengaturan Hukum Asurasi

Dasar hukum perjanjian asuransi diatur dalam Pasal 1774 KUH Perdata yang
berbunyi sebagai berikut:

Suatu perjanjian untung untungan adalah suatu perbuatan yang


hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi
sementara, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tetntu. Demikian
adalah: perjanjian pertanggungan; bunga cagak hidup; perjudian dan
pertaruhan. Perjanjian yang pertama diatur dalam Kitab undang undang
hukum dagang

Dalam KUH Dagang ada 2 (dua) cara pengaturan asuransi, yaitu


pengaturan yang bersifat umu dan yang bersifat khusus.

 Pengaturan yang bersifat umum terdapat dalam buku I Bab 9 Pasal 246 –
Pasal 286 KUH Dagang yang berlaku bagi semua jenis asuransi, baik yang
sudah diatur dalam KUHD maupun yang diatur di luar KUHD,
 Pengaturan yang bersifat khusus terdapat dalam Buku I Bab 10 Pasal 287
– Pasal 308 KUHD dan Buku II Bab 9 dan Bab 10 Pasal 592 – Pasal 695
KUHD dengan rincian sebagai berikut :
3
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 jo Undang-Undang 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian
4
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2007)
hal 1

4
a) Asuransi kebakaran Pasal 287 – Pasal 298 KUHD
b) Asuransi hasil pertanian Pasal 299 – Pasal 301 KUHD
c) Asuransi jiwa Pasal 302 – Pasal 308 KUHD d. Asuransi pengangkutan laut
dan perbudakan Pasal 592 – Pasal 658 KUHD
d) Asuransi pengangkutan darat, sungai dan perairan pedalaman Pasal 686 –
Pasal 695 KUHD.

D. Jenis-jenis Asuransi

Berikut jenis- jenis asuransi yang ada di Indonesia :

1. Asuransi Jiwa

Jenis asuransi satu ini dikenal memberikan keuntungan finansial pada


tertanggung atas kematiannya. Sistem pembayaran untuk jenis asuransi jiwa
pun bermacam-macam. Ada perusahaan asuransi yang menyediakan
pembayaran setelah kematian dan yang lainnya bisa memungkinkan
tertanggung untuk mengklaim dana sebelum kematiannya. Asuransi jiwa
dapat dibeli untuk kepentingan diri sendiri dan atas nama tertanggung saja
atau dibeli untuk kepentingan orang ketiga. Bahkan asuransi jiwa juga dikenal
bisa dibeli pada kehidupan orang lain. Sebagai ilustrasinya, misalkan seorang
suami bisa membeli asuransi jiwa yang akan memberikan manfaat kepadanya
setelah kematian sang istri. Orang tua juga dapat mengasuransikan diri
terhadap kematian sang anak.

2. Asuransi Kesehatan

Jenis asuransi satu ini juga cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Asuransi kesehatan merupakan produk asuransi yang menangani masalah
kesehatan tertanggung karena suatu penyakit serta menanggung biaya proses
perawatan. Umumnya, penyebab sakit tertanggung yang biayanya dapat
ditanggung oleh perusahaan asuransi adalah cedera, cacat, sakit, hingga

5
kematian karena kecelakaan. Asuransi kesehatan juga dikenal bisa dibeli
untuk kepentingan tertanggung saja atau kepentingan orang ketiga.

3. Asuransi Kendaraan

Asuransi kendaraan yang paling populer di Indonesia adalah jenis


asuransi mobil yang fokus terhadap tanggungan cedera kepada orang lain atau
terhadap kerusakan kendaraan orang lain yang disebabkan oleh si tertanggung.
Asuransi ini juga bisa untuk membayar kehilangan atau kerusakan kendaraan
bermotor tertanggung.

Asuransi kendaraan merupakan salah satu produk asuransi umum.


Jenis asuransi satu ini sempat menjadi booming ketika terjadi kerusuhan Mei
1998 karena peristiwa tersebut membuat minat masyarakat terhadap
kepemilikan proteksi untuk kendaraan pribadi meningkat secara drastis.

4. Asuransi kepemilikan Rumah Dan Properti

Sebagai aset yang dinilai cukup berharga, biasanya para pemilik rumah
akan melindungi diri dan aset miliknya yang bisa berupa rumah atau properti
pribadi dengan asuransi kepemilikan rumah dan properti. Asuransi ini
memberikan proteksi terhadap kehilangan atau kerusakan yang mungkin
terjadi pada barang-barang tertentu milik pribadi tertanggung. Asuransi ini
juga melindungi dan memberikan keringanan bilamana rumah atau properti
tertanggung lainnya mengalami musibah seperti kebakaran.

5. Asuransi Pendidikan

Inilah asuransi yang paling populer dan menjadi favorit para pemegang
polis. Asuransi pendidikan merupakan alternatif terbaik dan solusi menjamin
kehidupan yang lebih baik terutama pada aset pendidikan anak. Biaya premi
yang harus dibayarkan tertanggung kepada perusahaan asuransi berbeda-beda
sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ingin didapatkan nantinya.

6
Memahami pentingnya penggunaan asuransi pendidikan untuk anak-
anak kini menjadi sesuatu yang menjadi perhatian para orang tua. Tingginya
biaya pendidikan dan kondisi lain yang memperburuk ekonomi seperti
melemahnya mata uang kita terhadap dollar Amerika berpengaruh pada biaya
pendidikan anak nantinya. Menyadari bahwa hal ini jelas akan memberatkan
orang tua, maka tak jarang orang tua sekarang memilih untuk mempunyai
asuransi pendidikan.

6. Asuransi Bisnis

Asuransi ini merupakan layanan proteksi terhadap kerusakan,


kehilangan, maupun kerugian dalam jumlah besar yang mungkin terjadi pada
bisnis seseorang. Asuransi ini memberikan penggantian dari kerusakan yang
diakibatkan oleh kebakaran, ledakan, gempa bumi, petir, banjir, angin ribut,
hujan, tabrakan, hingga kerusuhan. Perusahaan asuransi biasanya menawarkan
berbagai macam manfaat dari asuransi bisnis seperti perlindungan terhadap
karyawan sebagai aset bisnis, perlindungan investasi dan bisnis, asuransi jiwa
menyeluruh untuk seluruh karyawan, hingga paket perlindungan asuransi
kesehatan bagi karyawan.

7. Asuransi Umum

Asuransi umum atau general insurance merupakan proteksi terhadap


resiko atas kerugian maupun kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum
pada pihak ketiga. Jaminan asuransi umum ini sifatnya jangka pendek
(biasanya sekitar satu tahun). Asuransi umum dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis, diantaranya:

a. Social Insurance (Jaminan Sosial)

Jenis asuransi ini merupakan asuransi yang wajib dimiliki oleh setiap
orang atau penduduk dengan tujuan setiap orang memiliki jaminan hari tua.
Pembayaran premi dilakukan dengan paksa, salah satu contohnya dengan
memotong gaji seseorang setiap bulan.

7
b. Voluntary Insurance (Asuransi Sukarela)

Asuransi ini dijalankan dengan sukarela. Jenis asuransi sukarela masih


bisa dibagi lagi ke dalam 2 klasifikasi yaitu Government Insurance dan
Commercial Insurance. Government insurance merupakan asuransi yang
dijalankan oleh pemerintah, sementara commercial insurance merupakan
asuransi yang ditujukan untuk memberikan proteksi kepada seseorang atau
keluarga serta perusahaan dari resiko yang mungkin muncul akibat unexpected
events.

8. Asuransi Kredit

Asuransi kredit merupakan proteksi atas resiko kegagalan debitur


untuk melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai seperti modal kerja, kredit
perdagangan, dan lain-lain. Kaitannya erat dengan jasa perbankan terutama di
bidang perkreditan. Kredit merupakan pinjaman dalam bentuk uang yang
diberikan bank maupun Lembaga Keuangan selaku pemberi kredit kepada
nasabahnya. Asuransi kredit ini bertujuan untuk melindungi bank atau
lembaga keuangan lainnya dari kemungkinan tidak memperoleh kembali
kredit yang dipinjamkan kepada nasabah dan membantu memberikan
pengarahan serta keamanan perkreditan. Pengelola asuransi kredit di Indonesia
dipercayakan pemerintah kepada PT. Asuransi Kredit Indonesia.

9. Asuransi Kelautan

Jenis asuransi satu ini khusus ada di bidang kelautan yang fungsinya
memastikan pengangkut serta pemilik kargo. Resiko yang mungkin terjadi
sehingga terbentuknya asuransi ini adalah kerusakan kargo, kerusakan kapal,
dan melukai penumpang. Asuransi kelautan atau asuransi angkatan laut
merupakan pengalihan resiko baik untuk diri Anda maupun bawaan Anda
yang menggunakan jasa angkutan laut. Asuransi ini melibatkan penggunaan
jasa perkapalan dalam mengirimkan barang. Beberapa faktor yang
mempengaruhi premi asuransi angkutan laut adalah barang yang

8
diasuransikan, pengepakan barang, resiko yang diasuransikan, pengangkutan,
dan perjalanan.

10. Asuransi Perjalanan

Secara keseluruhan, fungsi asuransi perjalanan tak jauh beda dengan


fungsi asuransi biasa sebagai salah satu bentuk proteksi kepada nasabah
dengan jangka waktu pendek yaitu selama pembeli premi melakukan
perjalanan hingga kembali pulang. Manfaat dan perlindungan yang akan
didapat dari memiliki asuransi perjalanan antara lain mendapat proteksi dan
penanggungan biaya untuk kecelakaan yang menimpa pembeli premi,
santunan kecelakaan pribadi, tanggungan biaya pengobatan darurat,
pemulangan jenazah, evakuasi medis, hingga proteksi terhadap barang-barang
bawaan yang memiliki resiko hilang atau rusak.5

E. Hak dan Kewajiban Penanggung dan Tertanggung

 Penanggung

Pengertian penanggung secara umum, adalah pihak yang menerima


pengalihan risiko dimana dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti
kerugian atau membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian
bagi tertanggung. Dari pengertian penanggung tersebut di atas, terdapat hak
dan kewajiban yang mengikat penanggung. 6

Hak-hak dari penanggung adalah :

1. menerima premi
2. mendapatkan keterangan dari tertanggung berdasar prinsip itikad terbaik.
(Pasal 251 KUHD)
3. hak-hak lain sebagai imbalan dari kewajiban tertanggung

5
SENTOSA, Sembiring. Hukum Asuransi. 2014.
6
AFRIANA, Dina, et al. Kewajiban Penanggung dalam Asuransi Tanggung Gugat Umum dalam
Menyelesaikan Klaim Tertanggung pada Polis Asuransi. 2020.

9
Menurut Prof. Dr. H. Man Suparman Sastrawidjaja, S.H., S.U. hak
penanggung antara lain:

a) menuntut pembayaran premi kepada tertanggung sesuai dengan perjanjian.


b) meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada tertanggung yang
berkaitan dengan obyek yang diasuransikan kepadanya.
c) memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal peristiwa yang
diperjanjikan terjadi tetapi disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri.
(Pasal 276 KUHD)
d) memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau gugur
yang disebabkan oleh perbuatan curang dari tertanggung. (Pasal 282
KUHD)
e) melakukan asuransi kembali kepada penanggung yang lain, dengan
maksud untuk membagi risiko yang dihadapinya. (Pasal 271 KUHD)

Sedangkan kewajiban dari penanggung adalah :

1. memberikan polis kepada tertanggung


2. membayar ganti rugi atas kerugian yang diderita tertanggung dalam hal
asuransi kerugian dan membayar santunan pada asuransi jiwa sesuai
dengan kondisi polis.

Menurut Prof. Dr. H. Man Suparman Sastrawidjaja, S.H., S.U. kewajiban


penanggung antara lain:

a) memberikan ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang kepada


tertanggung apabila peristiwa yang diperjanjian terjadi, kecuali jika
terdapat hal yang dapat menjadi alasan untuk membebaskan dari
kewajiban tersebut.
b) Menandatangani dan menyerahkan polis kepada tertanggung (Pasal 259,
260 KUHD).
c) Mengembalikan premi kepada tertanggung jika asuransi batal atau gugur,
dengan syarat tertanggung belum menanggung risiko sebagian atau
seluruhnya (premi restorno, Pasal 281 KUHD).

10
d) Dalam asuransi kebakaran, penanggung harus mengganti biaya yang
diperlukan untuk membangun kembali apabila dalam asuransi tersebut
diperjanjikan demikian (Pasal 289 KUHD).

 Tertanggung

Pengertian tertanggung secara umum adalah pihak yang mengalihkan


risiko kepada pihak lain dengan membayarkan sejumlah premi. Berdasar Pasal
250 KUHD yang dapat bertindak sebagai tertanggung adalah sebagai berikut :
“Bilamana seseorang yang mempertanggungkan untuk diri sendiri, atau
seseorang, untuk tanggungan siapa diadakan pertanggungan oleh seorang
yang lain, pada waktu.”

Tertanggung dalam pelaksanaan perjanjian asuransi mempunyai hak


dan kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga apabila terjadi peristiwa
yang tidak diharapkan yang terjamin kondisi polis maka penanggung dapat
melaksanakan kewajibannya. 7

Hak-hak tertanggung adalah :

1. menerima polis
2. mendapatkan ganti rugi bila terjadi peristiwa yang tidak diharapkan yang
terjamin kondisi polis.

Menurut Prof. Dr. H. Man Suparman Sastrawidjaja, S.H., S.U. hak tertanggung
antara lain:

a) menuntut agar polis ditandatangani oleh penanggung (Pasal 259 KUHD)


b) menuntut agar polis segera diserahkan oleh penanggung (Pasal 260 KUHD)
c) meminta ganti kerugian

Sedangkan kewajiban dari tertanggung adalah :

7
SEPTRIANDO, Endhy. Bak dan Kewajiban Penanggung dan Tertanggung Atas Klaim Ganti Rugi
dalam Asuransi Kendaraan Ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Dagang: Studi Di Pt.
Asuransi Bintang Cabang Medan. 2011. PhD Thesis. Universitas Medan Area.

11
1. membayar premi.
2. memberikan keterangan kepada penanggung berdasar prinsip utmost good
faith.
3. mencegah agar kerugian dapat dibatasi, kewajiban khusus yang tercantum
dalam polis.

Menurut Prof. Dr. H. Man Suparman Sastrawidjaja, S.H., S.U. kewajiban


tertanggung adalah :

a. membayar premi kepada penanggung (Pasal 246 KUHD)


b. memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai obyek
yang diasuransikan (Pasal 251 KUHD)
c. mencegah atau mengusahakan agar peristiwa yang dapat menimbulkan
kerugian terhadap obyek yang diasuransikan tidak terjadi atau dapat
dihindari; apabila dapat dibuktikan oleh penanggung, bahwa tertanggung
tidak berusaha untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut dapat
menjadi salah satu alasan bagi penanggung untuk menolak memberikan
ganti kerugian bahkan sebaliknya menuntut ganti kerugian kepada
tertanggung (Pasal 283 KUHD)
d. memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi peristiwa yang
menimpa obyek yang diasuransikan, berikut usaha – usaha
pencegahannya.

F. Prinsip-Prinsip Hukum Asuransi

1. Insurable Interest(Kepentingan untuk Diasuransikan)

Yaitu seseorang yang mengasuransikan harus mempunyai


kepentingan (interest) atas harta benda (objek) yang dapat diasuransikan

12
(insurable). Objek yang diasuransikan juga harus legal dan tidak melanggar
hukum serta masuk dalam kategori layak. Apabila suatu saat terjadi musibah
atau masalah yang mengakibatkan objek yang bersangkutan menjadi rusak
maka pihak yang mengasuransikan akan mendapatkan ganti rugi finansial.8

Contoh:

 Hubungan keluarga, seperti suami, istri, anak, ayah atau ibu.


 Hubungan bisnis, seperti kreditur dengan debitur, perusahaan dengan
orang penting di perusahaan.

2. Utmost Good Faith (Itikad Baik)

Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,


semua fakta-fakta material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya, seorang penanggung harus
dengan jujur dan terbuka menerangkan secara jelas serta benar atas segala
sesuatu tentang objek yang diasuransikan. Prinsip asuransi yang satu ini juga
menjelaskan tentang risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan
termasuk segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas dan teliti.

3. Proximate caus (Kausa Proximal)

Suatu penyebab utama aktif dan efisien yang menimbulkan suatu


kerugian dalam sebuah rangkaian kejadian. ketentuan klaim dalam prinsip
asuransi ini adalah apabila objek yang diasuransikan mengalami musibah atau
kecelakaan, maka pertama yang kali harus dan akan dilakukan pihak
perusahaan asuransi adalah mencari penyebab utama aktif dan efisien yang
dapat menggerakan suatu rangkaian perustiwa tanpa terputus yang mana
akhirnya menimbulkan kecelakaan tersebut. Dari pertimbangan tersebut baru
dapat ditentukan jumlah klaim yang diterima oleh pemegang polis.

4. Indemnity (Ganti Rugi)

8
UMAM, Khotibul. Memahami & Memilih Produk Asuransi. Media Pressindo, 2018.

13
Suatu mekanisme yang mengharuskan penanggung menyediakan
kompensasi finansial (ganti rugi) dalam upayanya menempatkan tertanggung
dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian
(KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
Meskipun demikian prinsip asuransi idemnity ini juga memiliki ketentuan
yang menyatakan bahwa pihak perusahaan asuransi tidak berhak memberikan
ganti rugi lebih besar atau lebih tinggi dari kondisi keuangan klien atas
kerugian yang dideritanya.

Contohnya, jika terjadi musibah sakit, maka perusahaan asuransi akan


membayarkan atau reimburse biaya rumah sakit sesuatu dengan tagihan yang
telah dibayarkan sebelumnya.9

5. Subrogation (Pengalihan Hak atau Perwalian)

Yaitu pengalihan hak dari tertanggung kepada penanggung jika si


penanggung telah membayar ganti rugi terhadap si tertanggung.

6. Contribution (Kontribusi)

Yaitu bila pihak tertanggung mengasuransikan suatu objek ke beberapa


perusahaan asuransi, maka akan ada apa yang dinamakan kontribusi dalam
pemberian proteksi dari masing-masing perusahaan tersebut.

Contohnya, jika sang tertanggung mengasuransikan satu unit beserta


isi kendaraan dengan total nilai Rp 200 juta kepada 3 perusahaan asuransi,
dengan nilai asuransi ke perusahaan A Rp 200 juta, perusahaan B Rp 100 juta
dan perusahaan C Rp 100 juta, maka jika terjadi kecelakaan atau hal lain yang
dapat membuat kendaraan tersebut rusak atau hancur, maka jumlah total ganti
rugi yang akan didapatkan sang tertanggung menurut prinsip asuransi ini
adalah;

o Perusahaan A : Rp200 juta / Rp400 juta x Rp 200 juta = Rp 100 juta

9
PUTRA, Lucky Eka. Penentuan Premi Untuk Polis Asuransi Bersama. Jurnal Matematika UNAND,
2014, 3.1.

14
o Perusahaan B : Rp100 juta / Rp 400 juta x Rp 200 juta = Rp 50 juta
o Perusahaan C : Rp100 juta / Rp 400 juta x Rp 200 juta = Rp 50 juta

G. Jenis Polis dalam Asuransi

1. Polis Kendaraan Bermotor

Sebuah dokumen asuransi yang di dalamnya terdapat kesepakatan


antara pihak tertanggung (pemegang polis) bersama pihak penanggung (pihak
asuransi). Di dalam kontrak perjanjian ini tertera bahwa perusahaan asuransi
tersebut bakal menanggung total kerugian terhadap kendaraan bermotor milik
nasabah asuransi (pemegang polis) kalau dimasa akan datang berlangsung satu
buah kerugian yg merugikan sang pemegang polis.

2. Voyage Policy (Polis Perjalanan)

Tipe polis yang menanggung asuransi bagi pemegang polis sewaktu


berada dalam perjalanan dari sebuah ruang pemberangkatan, hingga sang
pemegang polis tersebut kembali lagi ke ruangan pemberangkatan awal.
Menjadi musim berlakunya pertanggungan atas polis ini bukan didasarkan
kepada sebuah dalam tempo tertentu, tapi berdasarkan kepada satu buah
perjalanan/ pelayaran tertentu saja serta meliputi barang bawaan sang pemilik
polis.

3. Polis Asuransi Kesehatan

Satu Buah dokumen yang dengan cara kusus menjamin budget


kesehatan atau perawatan para pemegang asuransi tersebut apabila mereka
jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara mendasar ini hadir untuk dua

15
tipe perawatan yang diajukan perusahaan-perusahaan asuransi, merupakan
rawat inap (in-patient treatment) & rawat jalan (out-patient treatment).

4. Polis Asuransi Jiwa

Sebuah Dokumen asuransi yang sanggup menanggung satu orang


kepada kerugian finansial tidak terduga yang dikarenakan meninggalnya
terlampau cepat atau hidupnya terlampau lama. Di dalam polis ini terlukis
bahwa dapat dihadirkan penggantian dari sebuah perusahaan asuransi pada
sang pemegang polis jika berlangsung Risiko kematian atau Hidup satu orang
terlampau lama.

5. Polis Asuransi Rumah

Satu Buah dokumen dari perusahaan asuransi yang khusus agar


memberikan perlindungan kepada hunian tinggal kamu dari musibah atau hal-
hal yang tak diharapkan oleh Kamu. Rata-rata meliputi bangunan rumah
tersebut serta properti didalamnya tergantung kebijakan perusahaan asuransi.

6. Polis Ditaksir / Valued Policy

Ialah satu buah polis atau dokumen kontrak pembayaran yang jumlah
harga pertanggungannya akan ditaksir. Di dalam polis dicantumkan syarat
valued at atau so valued. Polis ini bisa berupa polis perjalanan atau polis
diwaktu atau polis yg yang lain.

7. Polis Nggak Ditaksir / Unvalued Policy

Polis ini ialah kebalikan dari valued policy. Harga pertanggungan yang
tertera dalam polis dimanfaatkan juga sebagai basic buat perhitungan premi

16
asuransi serta batas maksimal ubah rugi yang diberikan oleh perusahaan
asuransi tersebut.

8. Polis Risiki Perang

Satu Buah dokumen kontrak yg menjamin sang pemegang polis waktu


berada di medan perang, biasa di dalam polis itu menjamin budget atas
seluruh elemen yg berlangsung di medan perang, kerugian atas kerusuhan
serta kekacauan akibat aksi beberapa orang jahat.

9. Polis Veem

Dokumen kontrak pembayaran yg menanggung barang tatkala berada


di dalam gudang atau sebuah ruang dari bisa jadi risiko kerusakan, risiko
kebakaran & risiko kehilangan.10

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muis,2005, Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian,


(Medan;Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara)
10
SENTOSA, Sembiring. Hukum Asuransi. 2014.

17
Zian Farodis,2014,Buku Pintar Asuransi, (Jogjakarta; Laksana),

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 jo Undang-Undang 40 Tahun 2014 tentang


Perasuransian

Abbas Salim,2007, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta; Raja Grafindo


Persada,)

SENTOSA,2014, Sembiring. Hukum Asuransi.

AFRIANA, 2020 Dina, et al. Kewajiban Penanggung dalam Asuransi Tanggung


Gugat Umum dalam Menyelesaikan Klaim Tertanggung pada Polis Asuransi.

UMAM,2018, Khotibul. Memahami & Memilih Produk Asuransi. Media


Pressindo.

PUTRA,2014, Lucky Eka. Penentuan Premi Untuk Polis Asuransi Bersama.


Jurnal Matematika UNAND.

18

Anda mungkin juga menyukai