MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah:
Disusun oleh;
Kelompok 5
Khotib S20181153
Khozin S20181141
i
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
OKTOBER 2021
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
khususnya di bidang urusan agama, Kantor Urusan Agama (KUA) telah
berusaha seoptimal mungkin dengan kemampuan dan fasilitas yang ada untuk
memberikan pelayanan yang terbaik. Namun demikian upaya untuk
mempublikasikan peran, fungsi, dan tugas Kantor Urusan Agama (KUA)
harus selalu diupayakan. Realita di lapangan menunjukkan masih ada sebagian
masyarakat yang belum memahami tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama
(KUA). Akibatnya tidak heran, ada kesan bahwa tugas dan fungsi Kantor
Urusan Agama (KUA) hanya sebatas tukang baca doa dan menikahkan saja.
2
Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemberitahuan Kehendak Nikah?
2. Bagaimana Pemeriksaan Nikah?
3. Bagaimana Pengumuman Kehendak Nikah?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui seperti apa pemberitahuan kehendak nikah
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pemeriksaan nikah
3. Agar mahasiswa mengerti mengenai pengumuman kehendak nikah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Nikah merupakan fitrah yang berarti sifat asal dan kodrat manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Pernikahan hukumnya wajib, apabila
seseorang telah sampai pada kemampuan menikah dan merasa takut jika
dirinya akan terperosok kelembah maksiat (zina). Hajat manusia untuk
menikah dan berumah tangga merupakan awal dari munculnya hajat yang
lainnya. Pada dasarnya dalam Al-Qur’an dan al-Hadist tidak mengatur secara
detail mengenai pencatatan pernikahan. Tuntutan perkembangan kegunaan
untuk kepentingan kepastian hukum didalam masyarakat, tata laksana
pernikahan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Prosedur pernikahan biasanya berlangsung pada seseorang mulai pada tahapan
remaja akhir sampai dewasa. Sebuah pernikahan menunjukkan mulai
dewasanya seseorang di mata lingkungan. 1
4
ia adalah Pegawai Negeri yang diangkat oleh Menteri Agama pada tiap-tiap
KUA Kecamatan.
5
Perkawinan Sesama WNI
1) Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk calon Penganten (caten)
masingmasing 1 (satu) lembar.
2) Surat pernyataan belum pernah menikah (masih gadis/jejaka) di atas
segel/materai bernilai minimal Rp.6000,- (enam ribu rupiah) diketahui RT,
RW dan Lurah setempat.
3) Surat keterangan untuk nikah dari Kelurahan setempat yaitu Model N1,
N2, N4, baik calon Suami maupun calon Istri.
4) Pas photo caten ukuran 2×3 masing-masing 4 (empat) lembar, bagi
anggota ABRI berpakaian dinas.
5) Bagi yang berstatus duda/janda harus melampirkan Surat Talak/Akta Cerai
dari Pengadilan Agama, jika Duda/Janda mati harus ada surat kematian
dan surat Model N6 dari Lurah setempat.
6) Harus ada izin/Dispensasi dari Pengadilan Agama bagi : o Caten Laki-laki
yang umurnya kurang dari 19 tahun; o Caten Perempuan yang umurnya
kurang dari 16 tahun; o Laki-laki yang mau berpoligami.
7) Ijin Orang Tua (Model N5) bagi caten yang umurnya kurang dari 21 tahun
baik caten laki-laki/perempuan.
8) Bagi caten yang tempat tinggalnya bukan di wilayah Kec. Pasar Minggu,
harus ada surat Rekomendasi Nikah dari KUA setempat.
9) Bagi anggota TNI/POLRI dan Sipil TNI/POLRI harus ada Izin Kawin dari
Pejabat Atasan/Komandan.
10) Bagi caten yang akan melangsungkan pernikahan ke luar wilayah Kec.
Pasar Minggu harus ada Surat Rekomendasi Nikah dari KUA Kec. Pasar
Minggu.
11) Kedua caten mendaftarkan diri ke KUA Pasar Minggu sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) hari kerja dari waktu melangsungkan Pernikahan.
Apabila kurang dari 10 (sepuluh) hari kerja, harus melampirkan surat
Dispensasi Nikah dari Camat Pasar Minggu.
6
12) Bagi WNI keturunan, selain syarat-syarat tersebut dalam poin 1 s/d 10
harus melampirkan foto copy Akte kelahiran dan status
kewarganegaraannya (K1).
13) Surat Keterangan tidak mampu dari Lurah/Kepala Desa bagi mereka yang
tidak mampu.
Perkawinan Campuran
1. Akte Kelahiran/Kenal Lahir
2. Surat tanda melapor diri (STMD) dari kepolisian
3. Surat Keterangan Model K II dari Dinas Kependudukan (bagi yang
menetap lebih dari satu tahun)
4. Tanda lunas pajak bangsa asing (bagi yang menetap lebih dari satu
tahun)
5. Keterangan izin masuk sementara (KIMS) dari Kantor Imigrasi
6. Foto Copy PasPort
7. Surat Keterangan dari Kedutaan/perwakilan Diplomatik yang
bersangkutan.
8. Semua surat-surat yang berbahasa asing harus diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh penterjemah resmi.3
B. Pemeriksaan Nikah
7
tangani oleh PPN atau petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), calon
istri, calon suami dan wali nikah.4 Namun apabila masih ada kekurangan
syarat maka diberitahukan adanya kekurangan tersebut. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan terhadap calon suami, calon istri dan wali nikahnya yang
dituangkan dalam Daftar Pemeriksaan Nikah (Model NB).
Jika calon suami/istri atau wali nikah bertempat tinggal di luar wilayah
KUA Kecamatan dan tidak dapat hadir untuk diperiksa, maka pemeriksaannya
dilakukan oleh PPN yang mewilayahi tempat tinggalnya. Apabila setelah
diadakan pemeriksaan nikah ternyata tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan baik menurut hukum munakahat maupun menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka PPN berhak menolak pelaksanaan
pernikahan dengan cara memberikan surat penolakan beserta alasannya.
Setelah pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat maka calon suami, calon
istri dan wali nikahnya menandatangani Daftar Pemeriksaan Nikah. Setelah itu
yang bersangkutan membayar biaya administrasi pencatatan nikah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4
Peraturan menteri agama republik indonesia. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2007
tentang pencatatan nikah, pasal 9 ayat (1) dan (2).
5
Hasanuddin. Sistem Informasi Pelayanan Nikah Dan Rujuk Pada Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Cempaka. (Skripsi, Uin Raden Fatah Palembang, 2017),8-9.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
kematian termasuk juga perkawinan. Perkawinan termasuk erat dengan
masalah kewarisan, kekeluargaan sehingga perlu dicatat untuk menjaga agar
ada tertib hukum.Apabila setelah diadakan pemeriksaan nikah ternyata tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan baik menurut hukum munakahat
maupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku maka PPN
berhak menolak pelaksanaan pernikahan dengan cara memberikan surat
penolakan beserta alasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin. Sistem Informasi Pelayanan Nikah Dan Rujuk Pada Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Cempaka. 2017. (Skripsi, Uin Raden Fatah
Palembang).
10
Hurriyah, Nurfadilah Fajri. 2018. Kualitas Pelayanan Pencatatan Nikah Di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.
(Skripsi).
Yasin. Pencatatan Nikah. 2015. Talak dan Rujuk Menurut Undang-undang No.
1/1974 dan Pp. No. 9/1975. Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah.
11