Anda di halaman 1dari 15

PROSES PELAYANAN PENCATATAN NIKAH

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah:

Managemen dan Administrasi KUA

Yang Di Ampu Oleh: Dr. H. Hamam, M.H.I

Disusun oleh;

Kelompok 5

Lola Rikana Putri S20181143

Khotib S20181153

Khozin S20181141

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH

i
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
OKTOBER 2021
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemberitahuan Kehendak Nikah..........................................................4


B. Pemeriksaan Nikah...............................................................................7
C. Pengumuman Kehendak Nikah............................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberi


kelancaran dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyusun
makalah mengenai “Proses Pelayanan Pencatatan Nikah” Dengan
terselesainya makalah ini semoga bisa berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca supaya bisa lebih memahami tentang seperti apa proses dari
pelayanan pencatatan nikah. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
matakuliah Managemen dan Administrasi KUA kurang lebihnya mohon
di maklumi, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan agar
kedepannya dapat bersama-sama menjadi lebih baik lagi dikemudian hari.

Jember, 1 Oktober 2021

Penulis

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


membawa frekuensi besar dalam penyelenggaraan pemerintahan baik di
tingkat pusat maupun daerah. Maka setiap Pemerintahan Kabupaten/Kota
memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendriri tanpa ada
campur tangan dari pemerintah pusat. Dengan demikian Kabupaten/Kota
memperoleh hak otonomi daerah yang seluas-luasnya untuk meningkatkan
dan memajukan daerah masing-masing berdasarkan potensi yang ada di
daerah tersebut.

Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang


hendak dicapai, pemerintah wajib melakukan bimbingan dan pengawasan
berupa pemberian pedoman, standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi,
pengendalian, koordinasi, monitoring dan evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tetap sejalan dengan tujuan
nasional dalam kerangka Nasional Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada Pasal


2 Ayat 2 menyatakan “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku”. Maka setiap calon pengantin wajib
mencatatkan pernikahan mereka untuk mendapatkan akta nikah di dalam
adiministrasi kependudukan. Pentingnya calon penganten mencatatkan
pernikahannya dikarenakan akan banyak memberikan manfaat yang membawa
akibat hukum bagi seseorang. misalnya untuk kepentingan waris, menentukan
dan memastikan bahwa mereka adalah muhrimnya, atau dapat memberi arah
ke pengadilan dimana seseorang akan bercerai dan lain sebagainya.

Keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari


instansi pemerintah daerah yang bertugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas umum pemerintahan,

1
khususnya di bidang urusan agama, Kantor Urusan Agama (KUA) telah
berusaha seoptimal mungkin dengan kemampuan dan fasilitas yang ada untuk
memberikan pelayanan yang terbaik. Namun demikian upaya untuk
mempublikasikan peran, fungsi, dan tugas Kantor Urusan Agama (KUA)
harus selalu diupayakan. Realita di lapangan menunjukkan masih ada sebagian
masyarakat yang belum memahami tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama
(KUA). Akibatnya tidak heran, ada kesan bahwa tugas dan fungsi Kantor
Urusan Agama (KUA) hanya sebatas tukang baca doa dan menikahkan saja.

Kantor Urusan Agama (KUA) adalah unit kerja terdepan Departemen


Agama yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Agama Islam, di
wilayah Kecamatan. Dikatakan sebagai unit kerja terdepan karena Kantor
Urusan Agama (KUA) secara langsung berhadapan dengan masyarakat.
Karena itu wajar bila keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) dinilai sangat
urgen seiring keberadaan Departemen Agama. Fakta sejarah juga menunjukan
kelahiran Kantor Urusan Agama (KUA) hanya berselang sepuluh bulan dari
kelahiran Departemen Agama, tepatnya tanggal 21 Nopember 1946. Ini sekali
lagi menunjukkan peran Kantor Urusan Agama sangat strategis bila dilihat
dari keberadaannya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, terutama
yang memerlukan pelayanan di bidang urusan Agama Islam. Konsekuensi dari
peran itu, secara otomatis Kantor Urusan Agama (KUA) harus mampu
mengurus rumah tangga sendiri dengan menyelenggarakan manajemen
kearsipan, administrasi surat menyurat dan statistik serta dokumentasi yang
mandiri.

Dalam melaksanakan tugas di bidang urusan Agama Islam ini, Kantor


Urusan Agama (KUA) tidak sekedar melakukan pencatatan nikah/rujuk saja,
tetapi juga melaksanakan tugas-tugas lainnya seperti mengurus dan membina
tempat ibadah uamt Islam seperti, masjid dan langgar/mushalla, membina
pengalaman agama islam, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, pangan
halal, kemitraan umat Islam kependudukan serta pengembangan keluarga
sakinah sesuai kebijakan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan

2
Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemberitahuan Kehendak Nikah?
2. Bagaimana Pemeriksaan Nikah?
3. Bagaimana Pengumuman Kehendak Nikah?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui seperti apa pemberitahuan kehendak nikah
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pemeriksaan nikah
3. Agar mahasiswa mengerti mengenai pengumuman kehendak nikah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemberitahuan Kehendak Nikah

Nikah merupakan fitrah yang berarti sifat asal dan kodrat manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Pernikahan hukumnya wajib, apabila
seseorang telah sampai pada kemampuan menikah dan merasa takut jika
dirinya akan terperosok kelembah maksiat (zina). Hajat manusia untuk
menikah dan berumah tangga merupakan awal dari munculnya hajat yang
lainnya. Pada dasarnya dalam Al-Qur’an dan al-Hadist tidak mengatur secara
detail mengenai pencatatan pernikahan. Tuntutan perkembangan kegunaan
untuk kepentingan kepastian hukum didalam masyarakat, tata laksana
pernikahan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Prosedur pernikahan biasanya berlangsung pada seseorang mulai pada tahapan
remaja akhir sampai dewasa. Sebuah pernikahan menunjukkan mulai
dewasanya seseorang di mata lingkungan. 1

Di dalam negara RI yang berdasarkan hukum, segala sesuatu yang


bersangkut paut dengan penduduk harus dicatat, seperti halnya kelahiran,
kematian termasuk juga perkawinan. Perkawinan termasuk erat dengan
masalah kewarisan, kekeluargaan sehingga perlu dicatat untuk menjaga agar
ada tertib hukum. Pegawai Pencatat Nikah (PPN) mempunyai kedudukan yang
jelas dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia (UU No.22 Tahun
1946 jo UU No. 32 Tahun 1954) sampai sekarang PPN adalah satu-satunya
pejabat yang berwenang mencatat perkawinan yang dilangsungkan menurut
hukum agama Islam dalam wilayahnya. Untuk memenuhi ketentuan itu maka
setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan dibawah pengawasan
PPN karena PPN mempunyai tugas dan kedudukan yang kuat menurut hukum,

Nova Ayu Lestari, “Pelayanan Pencatatan Pernikahan Dikantor Urusan Agama


1

Kecamatan Mariso Kota Makassar” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020),1.

4
ia adalah Pegawai Negeri yang diangkat oleh Menteri Agama pada tiap-tiap
KUA Kecamatan.

Masyarakat dalam merencanakan perkawinan agar melakukan


persiapan sebagai berikut :

1. Masing-masing calon mempelai saling mengadakan penelitian apakah


mereka saling cinta/setuju dan apakah kedua orang tua mereka
menyetujui/merestuinya. Ini erat kaitannya dengan surat-surat persetujuan
kedua calon mempelai dan surat izin orang tua bagi yang belum berusia 21
tahun .
2. Masing-masing berusaha meneliti apakah ada halangan perkawinan baik
menurut hukum munakahat maupun menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. (Untuk mencegah terjadinya penolakan atau
pembatalan perkawinan).
3. Calon mempelai supaya mempelajari ilmu pengetahuan tentang pembinaan
rumah tangga hak dan kewajiban suami istri dsb.
4. Dalam rangka meningkatkan kualitas keturunan yang akan dilahirkaan
calon mempelai supaya memeriksakan kesehatannya dan kepada calon
mempekai wanita diberikan suntikan imunisasi tetanus toxoid.

Setelah persiapan pendahuluan dilakukan secara matang maka orang


yang hendak menikah memberitahukan kehendaknya kepada PPN yang
mewilayahi tempat akan dilangsungkannya akad nikah sekurang-kurangnya
10 hari kerja sebelum akad nikah dilangsungkan. Pemberitahuan Kehendak
Nikah berisi data tentang nama kedua calon mempelai, hari dan tanggal
pelaksanaan akad nikah, data mahar/maskawin dan tempat pelaksanaan
upacara akad nikah (di Balai Nikah/Kantor atau di rumah calon mempelai,
masjid gedung dll). 2

Pemberitahuan Kehendak Nikah dapat dilakukan oleh calon mempelai,


wali (orang tua) atau wakilnya dengan membawa surat-surat yang diperlukan :
Hurriyah, Nurfadilah Fajri. Kualitas Pelayanan Pencatatan Nikah Di Kantor Urusan
2

Agama Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. (Skripsi, 2018),6.

5
 Perkawinan Sesama WNI
1) Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk calon Penganten (caten)
masingmasing 1 (satu) lembar.
2) Surat pernyataan belum pernah menikah (masih gadis/jejaka) di atas
segel/materai bernilai minimal Rp.6000,- (enam ribu rupiah) diketahui RT,
RW dan Lurah setempat.
3) Surat keterangan untuk nikah dari Kelurahan setempat yaitu Model N1,
N2, N4, baik calon Suami maupun calon Istri.
4) Pas photo caten ukuran 2×3 masing-masing 4 (empat) lembar, bagi
anggota ABRI berpakaian dinas.
5) Bagi yang berstatus duda/janda harus melampirkan Surat Talak/Akta Cerai
dari Pengadilan Agama, jika Duda/Janda mati harus ada surat kematian
dan surat Model N6 dari Lurah setempat.
6) Harus ada izin/Dispensasi dari Pengadilan Agama bagi : o Caten Laki-laki
yang umurnya kurang dari 19 tahun; o Caten Perempuan yang umurnya
kurang dari 16 tahun; o Laki-laki yang mau berpoligami.
7) Ijin Orang Tua (Model N5) bagi caten yang umurnya kurang dari 21 tahun
baik caten laki-laki/perempuan.
8) Bagi caten yang tempat tinggalnya bukan di wilayah Kec. Pasar Minggu,
harus ada surat Rekomendasi Nikah dari KUA setempat.
9) Bagi anggota TNI/POLRI dan Sipil TNI/POLRI harus ada Izin Kawin dari
Pejabat Atasan/Komandan.
10) Bagi caten yang akan melangsungkan pernikahan ke luar wilayah Kec.
Pasar Minggu harus ada Surat Rekomendasi Nikah dari KUA Kec. Pasar
Minggu.
11) Kedua caten mendaftarkan diri ke KUA Pasar Minggu sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) hari kerja dari waktu melangsungkan Pernikahan.
Apabila kurang dari 10 (sepuluh) hari kerja, harus melampirkan surat
Dispensasi Nikah dari Camat Pasar Minggu.

6
12) Bagi WNI keturunan, selain syarat-syarat tersebut dalam poin 1 s/d 10
harus melampirkan foto copy Akte kelahiran dan status
kewarganegaraannya (K1).
13) Surat Keterangan tidak mampu dari Lurah/Kepala Desa bagi mereka yang
tidak mampu.
 Perkawinan Campuran
1. Akte Kelahiran/Kenal Lahir
2. Surat tanda melapor diri (STMD) dari kepolisian
3. Surat Keterangan Model K II dari Dinas Kependudukan (bagi yang
menetap lebih dari satu tahun)
4. Tanda lunas pajak bangsa asing (bagi yang menetap lebih dari satu
tahun)
5. Keterangan izin masuk sementara (KIMS) dari Kantor Imigrasi
6. Foto Copy PasPort
7. Surat Keterangan dari Kedutaan/perwakilan Diplomatik yang
bersangkutan.
8. Semua surat-surat yang berbahasa asing harus diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh penterjemah resmi.3

B. Pemeriksaan Nikah

PPN yang menerima pemberitahuan kehendak nikah meneliti dan


memeriksa berkas –berkas yang ada apakah sudah memenuhi syarat atau
belum, pada undang undang nomor 11 tahun 2007 pasal 9 tentang
pemeriksaan nikah juga dicantumkan bahwasannya pemeriksaan nikah
dilakukan oleh PPN atau petugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) terhadap calon suami, calon istri, dam wali nikah mengenai ada atau
tidaknya halangan untuk menikah menurut hukum islam dan kelengkapan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (20) lalu hasil
pemeriksaan nikah ditulis dalam Berita Acara Pemeriksa Nikah, ditanda
3
Yasin. Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk Menurut Undang-undang No. 1/1974 dan Pp.
No. 9/1975. Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah, 2015, 5-6.

7
tangani oleh PPN atau petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), calon
istri, calon suami dan wali nikah.4 Namun apabila masih ada kekurangan
syarat maka diberitahukan adanya kekurangan tersebut. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan terhadap calon suami, calon istri dan wali nikahnya yang
dituangkan dalam Daftar Pemeriksaan Nikah (Model NB).

Jika calon suami/istri atau wali nikah bertempat tinggal di luar wilayah
KUA Kecamatan dan tidak dapat hadir untuk diperiksa, maka pemeriksaannya
dilakukan oleh PPN yang mewilayahi tempat tinggalnya. Apabila setelah
diadakan pemeriksaan nikah ternyata tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan baik menurut hukum munakahat maupun menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka PPN berhak menolak pelaksanaan
pernikahan dengan cara memberikan surat penolakan beserta alasannya.
Setelah pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat maka calon suami, calon
istri dan wali nikahnya menandatangani Daftar Pemeriksaan Nikah. Setelah itu
yang bersangkutan membayar biaya administrasi pencatatan nikah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

C. Pengumuman Kehendak Nikah

Setelah persyaratan dipenuhi PPN mengumumkan kehendak nikah


(model NC) pada papan pengumuman di KUA Kecamatan tempat pernikahan
akan dilangsungkan dan KUA Kecamatan tempat tinggal masing-masing
calon mempelai. PPN tidak boleh melaksanakan akad nikah sebelum lampau
10 hari kerja sejak pengumuman, kecuali seperti yang diatur dalam psl 3 ayat
3 PP No. 9 Tahun 1975 yaitu apabila terdapat alasan yang sangat penting
misalnya salah seorang calon mempelai akan segera bertugas keluar negeri,
maka dimungkinkan yang bersangkutan memohon dispensasi kepada Camat
selanjutnya Camat atas nama Walikota/Bupati memberikan dispensasi.5

4
Peraturan menteri agama republik indonesia. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2007
tentang pencatatan nikah, pasal 9 ayat (1) dan (2).
5
Hasanuddin. Sistem Informasi Pelayanan Nikah Dan Rujuk Pada Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Cempaka. (Skripsi, Uin Raden Fatah Palembang, 2017),8-9.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam negara RI yang berdasarkan hukum, segala sesuatu yang


bersangkut paut dengan penduduk harus dicatat, seperti halnya kelahiran,

9
kematian termasuk juga perkawinan. Perkawinan termasuk erat dengan
masalah kewarisan, kekeluargaan sehingga perlu dicatat untuk menjaga agar
ada tertib hukum.Apabila setelah diadakan pemeriksaan nikah ternyata tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan baik menurut hukum munakahat
maupun menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku maka PPN
berhak menolak pelaksanaan pernikahan dengan cara memberikan surat
penolakan beserta alasannya.

Setelah persyaratan dipenuhi PPN mengumumkan kehendak nikah


(model NC) pada papan pengumuman di KUA Kecamatan tempat pernikahan
akan dilangsungkan dan KUA Kecamatan tempat tinggal masing-masing
calon mempelai. PPN tidak boleh melaksanakan akad nikah sebelum lampau
10 hari kerja sejak pengumuman, kecuali seperti yang diatur dalam psl 3 ayat
3 PP No. 9 Tahun 1975 yaitu apabila terdapat alasan yang sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin. Sistem Informasi Pelayanan Nikah Dan Rujuk Pada Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Cempaka. 2017. (Skripsi, Uin Raden Fatah
Palembang).

10
Hurriyah, Nurfadilah Fajri. 2018. Kualitas Pelayanan Pencatatan Nikah Di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.
(Skripsi).

Nova Ayu Lestari. 2020. “Pelayanan Pencatatan Pernikahan Dikantor Urusan


Agama Kecamatan Mariso Kota Makassar” (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Makassar).

Peraturan menteri agama republik indonesia. Undang-undang Nomor 11 Tahun


2007 tentang pencatatan nikah, pasal 9 ayat (1) dan (2).

Yasin. Pencatatan Nikah. 2015. Talak dan Rujuk Menurut Undang-undang No.
1/1974 dan Pp. No. 9/1975. Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah.

11

Anda mungkin juga menyukai