ak hkamah
Firdaus
Repu Agung
201810110311309
putusan.mahkamahagung.go.id
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
..........., umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, tempat tinggal
di..........., Kota Palangka Raya selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
Melawan
..........., umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal
Agung Republik di ..........., Kota Palangka Raya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 12
Juli 2013 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Palangka Raya
dengan Nomor: 19/PAN/2013/PA PLK tanggal 12 Juli 2013 dikuasakan
lik
2013 dengan register Nomor: 237/Pdt.G/2013/PA Plk, telah mengajukan permohonan cerai
talak terhadap Termohon dengan uraian alasan/dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa pada hari Minggu, tanggal 07 Juli 2002 M yang bertepatan dengan 26 Rabiul
Indones
Akhir 1423 H, Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat
a
Halaman 1 dari 14 halaman Putusan Nomor: 237/ Pdt.G/2013/PA.Plk.
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Halaman 1
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pahandut dengan wali
Republik Indonesia
nikah ayah kandung Termohon (T.M.A. Guntur Siregar) dengan mas kawin berupa
seperangkat alat sholat dibayar tunai, status Pemohon jejaka dalam usia 27 tahun dan
Termohon perawan dalam usia 23 tahun sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Nikah
Nomor : 574/20/VII/2002 tanggal 08 Juli 2002;
2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon mengambil tempat kediaman di Jalan
P.M. Noor tempat orang tua Termohon selama 5 tahun, kemudian pada Januari 2013
Pemohon pergi ke alamat sebagaimana tersebut di atas.
3. Bahwa selama pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon telah hidup rukun
sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 2 orang anak bernama :
4. Bahwa sejak Desember 2004 ketenteraman rumah tangga Pemohon dengan Termohon
Agung Republik
mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan antara Pemohon dengan Termohon
yang terus menerus disebabkan antara lain:
a. Termohon tidak bisa dibimbing serta tidak menghargai dan menghormati Pemohon
Indonesi
sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga, karena apabila diberi nasehat
Termohon selalu melawan dan ingin menang sendiri tanpa memperdulikan perasaan
Pemohon;
d. Termohon tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu rumah
tangga, karena semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh Pemohon;
e. Pada tanggal 25 Juni 2013 antara Pemohon telah membuat perjanjian di depan
Notaris Irwan Junaidi, SH tentang harta bersama dan nafkah anak tidak akan
diganggu gugat oleh kedua belah pihak sebagaimana perjanjian terlampir;
5. Bahwa pihak keluarga dari kedua belah pihak sudah berusaha untuk mendamaikan
Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
dengan Termohon pisah rumah/pisah ranjang, yang meninggalkan tempat kediaman
Republik Indonesia
bersama adalah Pemohon;
7. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon
sudah tidak lagi dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk
rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit di pertahankan lagi
karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh melanggar norma hukum dan
norma Agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi Pemohon untuk
menyelesaikan permasalahannya;
8. Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
PRIMER :
Agung Republik
1.
2.
Mengabulkan permohonan Pemohon;
Memberikan ijin kepada Pemohon (...........) untuk menjatuhkan talak satu raj'i
3. Indonesi
terhadap Termohon ( ) di depan sidang Pengadilan Agama Palangka Raya;
SUBSIDER:
Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon datang
sendiri di persidangan, sedangkan Termohon hadir dengan didampingi oleh Kuasanya dan
oleh Majelis Hakim telah diusahakan perdamaian namun tidak berhasil, lalu Majelis
menjelaskan bahwa sebelum pemeriksaan pokok perkara diperlukan upaya mediasi dan
untuk kepentingan itu, para pihak dipersilahkan untuk memilih mediator yang tersedia dan
para pihak sepakat untuk memilih Drs. H.M. Gapuri,S.H.,M.H. sebagai mediator mereka
dan Majelis Hakim telah menetapkan pilihan para pihak tersebut dalam Penunjukan
lik
Mediator, kemudian mediator telah melakukan mediasi pada tanggal 22 Juli 2013 namun
tidak berhasil mencapai kesepakatan;
Indones
Halaman 3 dari 14 halaman Putusan Nomor: 237/ Pdt.G/2013/PA.Plk.
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
Menimbang, bahwa selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan dengan membacakan
Republik Indonesia
surat permohonan tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;
Dalam Konvensi:
2. Bahwa benar Pemohon dengan Termohon telah menikah secara sah dan dengan tata
cara Agama Islam pada tanggal 7 Juli 2002 dan telah dicatat di Kantor Urusan Agama
Kecanatan Pahandut dengan Akta Nikah Nomor 574/20/VIII/2002 tewrtanggal 8 Juli
2002.
3. Bahwa benar dari pernikahan Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 2 (dua) orang
anak yang saat ini tinggal bersama Termohon, yaitu :
Agung Republik
1), umur 10 tahun lahir tanggal 24 Januari 2003 dan
Indonesi
4. Bahwa benar pada mulanya rumah tangga Pemohon dengan Termohon rukun dan
harmonis.
5. Bahwa tidak benar dalil permohonan Pemohon angka 4 (empat) bahwa sejak tahun
2004 rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak harmonis dan tidak dapat
dipersatukan lagi. Hal tersebut bertentangan dengan fakta yang ada, karena pada tahun
2008 telah lahir putra Termohon dengan Pemohon yang kedua sebagai buah cinta
Pemohon dengan Termohon.
6. Bahwa tidak benar yang diungkapkan Pemohon pada angka 4 (empat) huruf b
permohonan, bahwa Termohon tidak terbuka dalam pengelolaan ekonomi rumah
tangga bersama, bahkan sebaliknya Pemohonlah yang tidak terbuka tentang
penghasilan dan tabungannya sehingga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
terkadang Termohon harus berhutang kepada pihak lain .
7. Bahwa tidak benar dalil permohonan Pemohon pada angka 4 (empat) huruf c yang
lik
menyatakan bahwa Termohon menuntut yang berlebihan diluar kemampuan Pemohon,
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
sebab faktanya antara Pemohon dengan Termohon sampai saat ini belum memiliki apa-
Republik Indonesia
apa.
8. Bahwa dalil permohonan Pemohon angka 4 (empat) huruf d juga tidak benar. Faktanya
adalah karena Termohon seorang ibu rumah tangga, maka Termohon telah melakukan
semua tugas-tugas sebagai seorang ibu rumah tangga. Apabila Pemohon mendalilkan
bahwa Pemohon yang menjalankan semua tugas-tugas rumah tangga, maka tentu
Pemohon pastilah tidak akan bisa bekerja dan ada di rumah terus, nyatanya Pemohon
tetap dapat bekerja.
9. Bahwa benar pada tanggal 25 Juli 2013 ada perjanjian Pemohon dengan Termohon di
hadapan notaris, namun obyek perjanjian tersebut bukanlah harta bersama, sebab
obyek perjanjian tersebut adalah rumah di Jalan Kresna Blok H 1 RT. 07/RW.06
Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, yakni milik Nurul
Hayati, yaitu ibu kandung Termohon dan perjanjian tersebut dimaksudkan agar obyek
tidak jatuh kelak kepada ahli waris lainnya apabila Nurul Hayati meninggal dunia.
Agung Republik
Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut Termohon menyetujui permohonan talak
Pemohon, yakni untuk menjatuhkan talak satu raj’i Pemohon ( ) terhadap Termohon
(...........) dengan semua kibat hukumnya;
Indonesi Menimbang, bahwa atas jawaban Termohon tersebut, Pemohon telah mengajukan
replik pada pokoknya Bertahan pada Permohonan
TENTANG HUKUMNYA
lik
Pemohon dan Termohon sama-sama berkepentingan dalam perkara ini dan penempatan
para pihak telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (persona standi in yudicio);
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 82 ayat (1) dan ayat (4)
Republik Indonesia
Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Jo pasal 31 ayat (1) dan
(2 ) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Majelis Hakim telah mendamaikan kedua
belah pihak namun tidak berhasil dan untuk memenuhi ketentuan Pasal 4 Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008, telah dilakukan mediasi dalam perkara ini,
namun proses mediasi telah gagal mencapai kesepakatan;
Agung Republik
seorang suami dan kepala rumah tangga, karena apabila diberi nasehat Termohon selalu
melawan dan ingin menang sendiri tanpa memperdulikan perasaan Pemohon;
b. T
Indonesi
ermohon tidak terbuka dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga bersama;
c. T
ermohon menuntut berlebihan diluar kemampuan Pemohon.
d. T
ermohon tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga,
karena semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh Pemohon;
lik
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
Menimbang, bahwa dari jawaban Termohon tersebut, ternyata sebagian besar
Republik Indonesia
dalil-dalil permohonan Pemohon telah diakui dan dibenarkan oleh Termohon oleh sebab itu
sepanjang dalil-dalil yang diakui tersebut telah menjadi dalil yang tetap;
Menimbang, bahwa bukti-bukti tertulis yang diajukan Pemohon, yakni P.1 dan
P.2 telah memenuhi syarat formil dan materil bukti tertulis, karena itu dapat diterima;
Menimbang, bahwa dua orang saksi yang diajukan Pemohon adalah orang yang
memenuhi syarat dan ketentuan sebagai saksi sebagaimana dimaksud oleh Pasal 22 ayat (2)
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, dan telah memberikan keterangan di bawah
sumpah, dengan demikian secara formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa kedua orang saksi adalah orang yang dekat dengan Pemohon
Agung Republik
dan Termohon, yakni ... Pemohon dan Termohon, oleh karena itu sesuai dengan ketentuan
Pasal 308 ayat (1) R.Bg. adalah beralasan manakala kedua orang saksi mengetahui, melihat
dan atau mendengar sendiri keadaan dan hal-hal yang terjadi dalam rumah tangga
Indonesi
Pemohon dan Termohonseperti diterangkan dalam kesaksian masing-masing;
lik
Halaman 7 dari 14 halaman Putusan Nomor: 237/ Pdt.G/2013/PA.Plk.
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
berkepentingan dalam perkara ini dan penempatan masing-masing pada posisi Pemohon
Republik Indonesia
dan Termohon telah sesuai dengan ketentuan hukum (persona standi in yudicio);
Menimbang, bahwa dari konstatering bukti-bukti tertulis dan dua orang saksi
yang diajukan Penggugat, diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
• Bahwa Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri yang sah,
menikah tanggal 10 Juli 2005 dan telah dikaruniai 2 orang anak bernama :
2. Al - Dira Yudistira Bin Yudie Yaserkan, umur 5 tahun sekarang ikut Termohon;
Agung Republik
• Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon pada mulanya rukun dan
harmonis, tetapi sejak Desember 2004 tidak rukun lagi dan sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran (vide keterangan dua orang saksi);
Indonesi
• Bahwa penyebabnya adalah karena a. Termohon tidak bisa dibimbing serta
tidak menghargai dan menghormati Pemohon sebagai seorang suami dan kepala
rumah tangga, karena apabila diberi nasehat Termohon selalu melawan dan
ingin menang sendiri tanpa memperdulikan perasaan Pemohon;
lik
Bahwa Pemohon dan Termohon telah pisah rumah sejak antara Pemohon
dengan Termohon telah pisah rumah /pisah ranjang, yang meninggalkan tempat
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung kediaman bersama adalah Pemohon dan sejak saat itu Tergugat tidak pernah
Republik Indonesia
memberikan nafkah kepada Penggugat dan anaknya (vide keterangan dua
orang saksi);
Menimbang, bahwa dari rumusan pasal tersebut ada dua unsur yang harus
dipenuhi untuk dibenarkan terjadinya perceraian, yang pertama bahwa antara suami isteri
terjadi perselisihan dan atau pertengkaran yang terus menerus dan yang kedua bahwa
Agung Republik
keadaan tersebut mengakibatkan tidak ada lagi harapan antara suami dan isteri akan rukun
dalam rumah tangga;
Indonesi
suami dan isteri baik yang berwujud perselisihan paham atau beda prinsip atau beda
pendapat mengenai hal-hal tertentu dan perselisihan tersebut melahirkan pertengkaran
dan ketidak harmonisan antara suami dan isteri;
Menimbang, bahwa terus menerus artinya adalah suatu keadaan yang berlanjut
dan tidak berhenti atau tidak terputus-putus dalam rentang waktu tertentu dan dalam bentuk
tertentu;
Menimbang, bahwa maka dalam hal ini harus dibedakan antara terus menerus
dalam bidang ilmu pasti (ilmu alam) dengan terus menerus dalam bidang sosial, hal ini
karena keteraturan dalam bidang ilmu pasti lebih limitatif dan statis dari pada dalam bidang
sosial;
lik
saling percaya dan saling melindungi, dengan ditemukannya fakta antara Pemohon dengan
Termohon telah pisah rumah /pisah ranjang, yang meninggalkan tempat kediaman bersama
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
adalah Pemohon menunjukkan bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah tidak lagi
Republik Indonesia
saling percaya dan saling pengertian dan sudah tidak ada lagi komunikasi suami isteri yang
harmonis yang merupakan bagian dari gejala perselisihan dalam rumah tangga;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur pertama telah terbukti dan terpenuhi
dengan sempurna;
Menimbang, bahwa adapun unsur kedua yakni “ antara suami dan isteri tidak ada
harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga”, adalah sesuatu yang abstrak dan
bersifat asumtif-prediktif yang dapat ditarik dan disimpulkan dari fakta-fakta yang terjadi
dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat;
Agung Republik
Menimbang, bahwa dari terbuktinya unsur pertama, dihubungkan dengan pisah
rumahnya Pemohon dan Termohon, tidak berhasilnya upaya-upaya keluarga menasehati
dan mendamaikan Pemohon dan Termohon dan tidak berhasilnya upaya damai/penasehatan
yang dilakukan Majelis Hakim, dapat disimpulkan bahwa rumah tangga Pemohon dan
Indonesi
Termohon sudah benar-benar berada dalam keadaan pecah sedemikian rupa (broken
marriage), tidak terwujud lagi tujuan perkawinan seperti dimaksud dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu rumah tangga yang bahagia dan kekal, sehingga antara
Pemohon dan Termohon tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam membina rumah
tangga;
lik
Menimbang, bahwa dengan merujuk pada Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia tanggal, 17 Maret 1999 nomor 237/K/ AG/1998 yang mengandung abstrak
hukum, bahwa berselisih, cekcok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
bersama, salah satu pihak tidak berniat untuk meneruskan kehidupan bersama dengan pihak
Republik Indonesia
lain, hal itu adalah merupakan fakta hukum yang cukup untuk alasan dalam suatu
perceraian sesuai dengan maksud pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun
1975;-
Menimbang, bahwa dengan demikian, maka keadaan rumah tangga ideal yang
diinginkan sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surat 30 (Al-Ruum) ayat 21, yakni
rumah tangga yang sakiinah, mawaddah wa rahmah, tidak ada harapan lagi akan terwujud
dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur yang kedua juga telah terbukti dan
terpenuhi dengan sempurna;
Menimbang, bahwa selain itu keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon
dapat menimbulkan berbagai kemudharatan yang lebih jauh lagi buat Pemohon dan
Termohon, oleh karena itu harus ditemukan jalan keluar buat Pemohon dan Termohon,
dalam hal ini adalah perceraian, karena menolak kemudharatan (mafasid) adalah lebih
Agung Republik
utama dari pada mengharap suatu kemaslahatan;
Indonesi
dengan mengabulkan permohonan Pemohon yakni menjatuhkan talak satu bain sughra
Tergugat terhadap Penggugat berdasarkan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf a dan f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo Pasal
116 huruf a dan f Kompilasi Hukum Islam;
lik
Halaman 11 dari 14 halaman Putusan Nomor: 237/ Pdt.G/2013/PA.Plk.
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
Artinya: Menolak kemudharatan lebih utama dari pada mengharap
Republik Indonesia
kemaslahatahatan;
Agung Republik
Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya
yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon;
Indonesi
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009 serta segala ketentuan hukum/Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
serta dalil-dalil syara’ yang berkenaan dengan perkara ini;
MENGADILI
a. Dalam Konvensi :
b. Menolak Permohonan Pemohon;
c. Dalam Rekonvensi :
d. Menyatakan Gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi tidak dapat diterima (Niet
Ontvankelijk Verklaard);
e. Dalam Konvensi Dan Rekonvensi
f. Membebankan kepada Pemohon/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);
;
Demikian putusan ini dijatuhkan di Palangka Raya pada hari Senin tanggal 23 September
2013 Masehi bertepatan dengan tanggal 17 Zulkaidah 1434 «6081» Hijriyah oleh Majelis
lik
Hakim Pengadilan Agama Palangka Raya yang terdiri dari Drs. Najamuddin, S.H., M.H.
sebagai Ketua Majelis Drs. Sinwani, S.H., M.M. serta H. Muhammad Rahmadi, S.H.,
Indones
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu Agung
M.H.I. sebagai Hakim-hakim Anggota putusan mana pada hari itu juga telah dibacakan
Republik Indonesia
dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-hakim
Anggota tersebut, dan Muhamad Ikhwan, S.Ag.,S.H sebagai Panitera Pengganti, dengan
dihadiri juga oleh Pemohon Termohon .
Ketua Majelis
Agung Republik
Drs. Sinwani, S.H., M.M. H. Muhammad Rahmadi, S.H., M.H.I.
a
h
hkamah Agung
ak hkamah
Repu
Jumlah
Agung
Rp. 391.000,-
Republik Indonesia
Agung Republik
Indonesi
lik
Indones
a
h
Analisis Putusan (Cerai Talak) Nomor 237/Pdt.G/2013/PA PLK
1. Para pihak
Pemohon : (tidak disebutkan namanya) umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan
Swasta, tempat tinggal di, Kota Palangka Raya selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
Termohon : (tidak disebutkan namanya) umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu
Rumah Tangga, tempat tinggal di Kota Palangka Raya selanjutnya disebut sebagai Termohon;
2. Duduk perkara
Pemohon dalam surat permohonannya tertanggal 2 Juli 2013 mengajukan permohonan :
Bahwa Pemohon dan termohon memang benar-benar suami istri yang sah dan telah
melangsungkan perkawinan dengan tata cara Agama Islam pada hari Minggu tanggal 07 Juli 2002,
yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pahandut dengan
wali nikah ayah kandung Termohon dengan mas kawin berupa seperangkat alat shalat dibayar
tunai, dengan status Pemohon adalah jejaka dalam usia 27 tahun dan Termohon adalah perawan
dalam usia 23 tahun sebagaimana ternyata dari Kutipan Akta Nikah Nomor: 574/20/VII/2002
tanggal 08 Juli 2002.
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon mengambil tempat kediaman di Jalan P.M. Noor
tempat orang tua Termohon selama 5 Tahun, kemudian pada Januari 2013 Pemohon dan Termohon
pergi ke alamat sebagaimana di atas.
Bahwa selama pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telah hidup rukun sebagaimana
layaknya suami istri dan dikaruniai 2 orang anak
Sejak Desember 2004 ketenteraman rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai tidak harmonis
dengan adanya perselisihan antara Pemohon dengan Termohon yang terus menerus disebabkan
antara lain:
1) Termohon tidak bisa dibimbing serta tidak menghargai dengan menghormati Pemohon
sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga, karena apabila diberi nasihat Termohon
selalu melawan dan ingin menang sendiri tanpa memperdulikan perasaan Pemohon.
2) Termohon juga tidak terbuka dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga bersama,
3) Termohon menuntut berlebihan diluar kemampuan Pemohon,
4) Termohon tidak melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga,
karena semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh Pemohon.
5) Pada tanggal 25 Juni 2013 antara Pemohon dan Termohon telah membuat perjanjian di
depan Notaris Irwan Junaidi SH tentang harta bersama dan nafkah anak tidak akan
diganggu gugat oleh kedua belah pihak
Pihak keluarga dari kedua belah pihak sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon
namun tidak berhasil.
Puncak keretakan Pemohon dan Termohon tersebut terjadi kurang lebih pada Januari 2013, yang
mengakibatkan antara Pemohon dan Termohon pisah rumah/pisah ranjang, yang meninggalkan
tempat kediaman bersama adalah Pemohon.
Dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Pemohon dan Termohon sudah tidak lagi dapat
dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah sudah sulit dipertahankan lagi karenanya agar masing-masing pihak tidak
lebih jauh melanggar norma hukum dan norma agama mak perceraian merupakan jalan terakhir
bagi Pemohon dan termohon untuk menyelesaikan permasalahannnya.
Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pertimbangan Hukum
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan
bahwa terhadap perkara ini telah dapat dijatuhkan putusan secara verstek dengan mengabulkan
permohonan Pemohon yakni menjatuhkan talak satu Ba’in Shugra Tergugat terhadap Penggugat
berdasaran Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf a dan f
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo Pasal 116 huruf a dan f Kompilasi Hukum Islam
Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon datang dengan sendiri
persidangan, sedangkan Termohon hadir dengan didampingi oleh Kuasanya dan oleh Majelis
Hakim telah diusahakan perdamaian namun tidak berhasil, lalu majelis menjelaskana bahwa
sebelum pemeriksaan pokok perkara diperlukan upaya mediasi dan untk kepentingan itu, para
pihak dipersilahkan untuk memilih mediator yang tersedia dan para pihak sepakat untuk memilih
Drs. H.M Gapuri, SH, MH sebagai mediator mereka dan Majelis Hakim telah menetapkan pilihan
para pihak tersebut dalam penunjukkan mediator, kemudian mediator telah melakukan mediasi
pada tanggal 22 Juli 2013 namun tidak berhasil mencapi kesepakatan.
Menimbang bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon datang sendiri di
persidangan, sedangkan termohon hadir dengan didampingi oleh Kuasanya dan oleh Majelis
Hakim telah diusahakan perdamaian namun tidak berhasil, lalu Majelis menjelaskan bahwa
sebelum pemeriksaan pokok perkara diperlukan upaya mediasi dan untuk kepentingan itu, para
pihak dipersilahkan untuk memilih mediator yang tersedia dan para pihak sepakat untuk memilih
Drs. H.M. Gapuri, S.H. M.H sebagai mediator mereka dan Majelis Hakim telah menetapkan
pilihan para pihak tersebut dalam Penunjukkan Mediator, kemudian mediator telah melakukan
mediasi pada tanggal 22 Juli 2013 namun tidak berhasil
4. Amar/Diktum Putusan
Setelah memeriksa bukti-bukti dan telah mempertimbangkan hukumnya, Majelis Hakim
kemudian memutus perkara ini sebagai berikut;
a. Dalam Konvensi;
Menolak permohonan Pemohon
b. Dalam Rekonvensi;
Menyatakan gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi tidak dapat
diterima
c. Dalam konvensi dan rekonvensi;
Membebankan kepada Pemohon/Tergugat Rekonvensi untuk membayar
biaya perkara sebesar Rp. 391. 000-, (tiga ratus sembilan puluh satu ribu
rupiah)
5. Kesesuaian pertimbangan hukum dan amar
Melihat dari pertimbangan hakim terhadap putusan nomor 237/Pdt.G/2013/PA PLK, menurut
saya hakim telah keliru dalam mempertimbangkan dan memutuskan perkara ini. Kesalahan majelis
hakim tersebut adalah hakim tidak memeriksa dan mencermati bahwa Termohon hadir dengan
didampingi kuasanya kemudian adanya upaya mediasi pada kepada pemohon dan termohon seperti yang
terlihat di SUBSIDER, hal ini membuktikan bahwa termohon hadir di pengadilan. Sebelum memutuskan
perkara dengan verstek biasanya hakim mempertimbangkan keabsahan panggilan yang disampaikan
kepada tergugat dan alasan ketidakhadirannya. Kemudian hakim memeriksa kesesuaian acara posita dan
petitum penggugat serta gugatan tersebut beralasan atau tidak. Jika gugatan itu tidak beralasan, yaitu
apabila tidak diajukan peristiwa-peristiwa yang membenarkan tuntutan, maka gugatan akan ditolak.
Pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan nomor 237/Pdt.G/2013/PA Plk bahwa telah dapat
dijatuhkan putusan secara verstek dengan mengabulkan permohonan pemohon yakni menjatuhkan talak
satu bain s}ugra> Tergugat terhadap Penggugat berdasarkan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf a dan f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo Pasal 116 huruf a
dan f Kompilasi Hukum Islam. Pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan Nomor 237/Pdt.G/2013/PA
Plk menyatakan telah terjadinya perceraian karena perselisihan dalam rumah tangga yang identik dengan
pertengkaran mulut yang terus berulang-ulang dan puncaknya pada tahun 2013 Pemohon dan Termohon
pisah rumah. Berdasarkan putusan tersebut menurut penulis, putusan Pengadilan Agama Palangka Raya
Nomor 237/Pdt.G/2013/PA Plk perkara perceraian dikabulkan karena telah terbukti telah mendapat
alasan yang dibenarkan oleh UndangUndang. Jika harus dipaksakan untuk hidup bersama tidak mungkin
lagi akan menimbulkan mudharat yang lebih besar sehingga hakim mengabulkan gugatan pemohon,
maka hakim tidak dapat dikatakan melanggar prinsip memperketat perceraian atau dipandang hakim
telah berupaya maksimal mendamaikan dan memenuhi hukum acara yang digunakan di Pengadilan
Agama, maka Majelis Hakim sebenarnya telah memenuhi akad penjelasan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974. Hakim mengabulkan cerai talak, hal ini tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai hukum
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, karena tujuan perkawinan telah sulit terwujud, dan tidak
ada harapan lagi untuk hidup rukun dalam rumah tangganya. Teori kemaslahatan harus diterapkan dan
berkesimpulan perceraian adalah solusi terbaik meskipun tersisa masalah lain pasca perkawinan seperti
tentang anak sehingga betul-betul suami istri harus memikirkan dan mempertimbangkan dampak yang
timbul pasca perceraian. Dasar hukum majelis hakim dalam memutus perkara ini adalah pasal 116 huruf
(f) yang berisi tentang perselisihan dan telah terjadi pertengkaran terus menerus dan majelis hakim
menjatuhkan talak bain shugra, sesuai dengan pasal 119 ayat 2 huruf (c), yaitu talak yang dijatuhkan
pengadilan Agama. Hal ini dibuktikan dengan yang dikatakan saksi bahwa memang benar antara
pemohon dan termohon sering terjadi perselisihan, karena termohon tidak melaksanakan kewajibannya
sebagai istri. Hal ini menunjukkan bahwa pada pemeriksaan perkara haruslah berdasarkan fakta-fakta
yang ada. Karena fakta hukum merupakan dasar untuk hakim untuk memutus suatu perkara. Hakim juga
harus mengadili seluruh gugatan dan dilarang menjatuhkan atas perkara yang tidak dituntut atau dilarang
mengabulkan lebih dari yang dituntut sebagaimana disebutkan dalam pasal 178 ayat (2) dan (3) HIR dan
pasal 189 ayat (2) dan (3) R.Bg. dalam hal ini hakim haruslah bersifat pasif artinya tidak boleh
menambah atau mengurangi luasnya pokok perkara. 9 Menurut penulis, bahwa hakim menjatuhkan
putusan verstek dengan mengabulkan permohon Pemohon, sedangkan dalam fakta persidangan pihak
termohon hadir yang didampingi kuasa hukumnya, hal ini menandakan hakim tidak menganut asas
keadilan, hakim tidak menganggap keberadaan Termohon dengan demikian hakim lebih condong kepada
permohonan Pemohon dengan mengenyampingkan keberadaan Termohon. Sebaiknya hakim lebih
cermat dalam membaca putusan yang sudah diputuskan, karena segala sesuatu bisa saja terjadi kesalahan
panitera yang mencopy paste salinan putusan perkara yang sama padahal berbeda secara pertimbangan
hukum atau hasil akhir putusannya. Begitu juga dengan panitera harus profesional, dan lebih teliti.