Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lola Rikana Putri

Nim : S20181143

UAS Matkul : Hukum Perdata

Soal

1. Jelaskan apa yg dimaksud hukum dan apa yg dimaksud hukum


perdata !
2. Jelaskan kedudukan hukum perdata dlm tata hukum di Indonesia !
3. Jelaskan apa yg dimaksud benda bergerak dan benda tak bergerak !
4. Jelaskan hukum apa yg bisa dipakai jika terjadi sengketa perdata pada
kasus waris atau nikah bagi umat Islam !

Jawaban

1. Hukum adalah peraturan atau ketentuan tertulis maupun tidak


tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan
sangsi bagi pelanggarnya. Sedangkan Hukum Perdata adalah
ketentuan yang mengatur hak dan kepentingan antar individu dalam
masyarakat. Tradisi hukum di daratan Eropa (civil law) mengenal
pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat
atau hukum perdata. Dalam sistem Anglo-Saxon (common law) tidak
dikenal pembagian semacam ini.

2. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, KUHP dan KUHPer


tersebut masih berlaku di Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan
Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD”) yang menyatakan
bahwa: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini.” Maka KUHP dan KUHPer sebagai Undang-Undang sampai
saat ini masih berlaku di Indonesia, selama belum digantikan oleh
undang-undang baru.
3. Berdasarkan Pasal 504 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(“KUHPer”), benda dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu benda bergerak
dan benda tidak bergerak. Mengenai benda tidak bergerak, diatur
dalam Pasal 506 – Pasal 508 KUHPer. Sedangkan untuk benda
bergerak, diatur dalam Pasal 509 – Pasal 518 KUHPer. benda yang
tidak bergerak karena sifatnya ialah tanah, termasuk segala sesuatu
yang secara langsung atau tidak langsung, karena perbuatan alam atau
perbuatan manusia, digabungkan secara erat menjadi satu dengan
tanah itu. Jadi, misalnya sebidang pekarangan, beserta dengan apa
yang terdapat di dalam tanah itu dan segala apa yang dibangun di situ
secara tetap (rumah) dan yang ditanam di situ (pohon), terhitung
buah-buahan di pohon yang belum diambil. Tidak bergerak karena
tujuan pemakaiannya, ialah segala apa yang meskipun tidak secara
sungguh-sungguh digabungkan dengan tanah atau bangunan,
dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu
yang agak lama, yaitu misalnya mesin-mesin dalam suatu pabrik.
Selanjutnya, ialah tidak bergerak karena memang demikian
ditentukan oleh undang-undang, segala hak atau penagihan yang
mengenai suatu benda yang tidak bergerak. suatu benda dihitung
termasuk golongan benda yang bergerak karena sifatnya atau karena
ditentukan oleh undang-undang. Suatu benda yang bergerak karena
sifatnya ialah benda yang tidak tergabung dengan tanah atau
dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan, jadi misalnya
barang perabot rumah tangga. Tergolong benda yang bergerak karena
penetapan undang-undang ialah misalnya vruchtgebruik dari suatu
benda yang bergerak, lijfrenten, surat-surat sero dari suatu perseroan
perdagangan, surat-surat obligasi negara, dan sebagainya.

4. Bagi kasus waris atau kasus nikah yang beragama Islam, dasar hukum
utama yang menjadi pegangan adalah UU No. 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Dalam
Penjelasan Umum UU tersebut dinyatakan: “Para pihak sebelum
berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang
dipergunakan dalam pembagian warisan, dinyatakan dihapus”. Secara
eksplisit, Hukum Islamlah yang harusnya menjadi pilihan hukum bagi
mereka yang beragama Islam. Namun, ketentuan ini tidak mengikat
karena UU Peradilan Agama ini tidak secara tegas mengatur persoalan
penyelesaian pembagian harta waris bagi Pewaris yang beragama
Islam (personalitas Keislaman Pewaris) atau Non-Islam. Di dalam
praktik, pilihan hukum ini menimbulkan berbagai masalah, karena
ahli waris bisa saling gugat di berbagai pengadilan. Permintaan fatwa
kepada Mahkamah Agung dan atau mengajukan upaya hukum kasasi
untuk menentukan pengadilan mana yang berwenang memutus
adalah konsekuensi yang harus dibayar oleh para pihak bila tidak
bersepakat dalam menentukan mau tunduk terhadap hukum yang
mana dalam penyelesaian sengketa waris.

Anda mungkin juga menyukai