SKRIPSI
Disusun Oleh:
MAISIH
NIM : 1215014
NIMKO : 2015.4.033.0603.1.000239
i
SAMPUL DALAM
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP
TRADISI PAMOGHI DALAM RESEPSI PERNIKAHAN
(STUDI KASUS DI DESA KEMBANG KECAMATAN
TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MAISIH
NIM : 1215014
NIMKO : 2015.4.033.0603.1.000239
1
PENYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Maisih
NIM/NIRM : 1215014/2015.4.033.0603.1.000239
Islam Terhadap Tradisi Pamoghi Dalam Resepsi Pernikahan (Studi Kasus Di Desa
adalah hasil karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang di rujuk
sumbernya.
Maisih
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM/NIMKO : 1215014
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Fakultas Agama Islam
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Pamoghi Dalam
Kabupaten Bondowoso), ditulis oleh: Maisih telah diujikan dalam sidang Tim
Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
Jombang pada:
Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan LULUS dengan Predikat:
TIM PENGUJI:
1. Agus Mahfudin, M. Si 1)
(Penguji Utama)
(Ketua Penguji
(Sekertaris)
ABSTRAK
v
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PAMOGHI DALAM
RESEPSI PERNIKAHAN (STUDI KASUS DI DESA KEMBANG
KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO)
Maisih
Prgram Studi Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah), Fakultas Agama Islam,
Unipdu Jombang
Pembimbing I: Haris Hidayatulloh, M.H.I
Pembimbing II: H.M Samsukadi, Lc, M.Th.I
Abstrak
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga, keluarga bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan yang maha Esa, pelaksanaan pernikahan terdapat resepsi
pernikahan dengan tujuan sebagai bentuk syukuran maupun pengumuman. Resepsi
pernikahan di masyarakat memiliki karakteristik tersendiri dalam pelaksanaannya Seperti
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kembang yakni menambahkan adat yang berbeda
yaitu pamoghi didalam pelaksanaan resepsi pernikahan. Penyusun memandang adat
tersebut dari tinjauan Hukum Islam, apakah tradisi yang dilakukan masyarakat Desa
Kembang bertentangan dengan Hukum Islam atau sudah sesuai. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pelaksanaan tradisi adat pamoghi dan mengetahui pendapat dari
tinjauan hukum Islam terhadap tradisi tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah
field rieserch yang digunakan untuk mengumpulkan informasi melalui wawancara
terhadap masyarakat serta melakukan observasi ke tempat agar mengetahui
pelaksanaannya secara langsung. Penyusun menggunakan teknis analisis deskriptif
analitik yakni menggambarkan suatu gejala atau fakta dengan apa adanya dan akurat.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tradisi pamoghi telah turun temurun di laksanakan
di Desa Kembang Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso bertujuan sebagai simbol
kenang-kenangan diawal pernikahan dan diberikan pada waktu resepsi pernikahan, tradisi
ini tidak memiliki unsur yang dilarang dalam syriat islam dan tetap di terima di masyrakat
sampai saat ini.
vi
MOTTO
Albert Einstein
vii
PERSEMBAHAN
menyayangiku dengan sepenuh hati, serta untuk keluarga besar mabh ares yang
terimakasih suda duka dalam kebersamaan kita bantuan serta dukungan dari
kalian mungkin aku tak bisa sampai disini. Tetap semangat teman-teman dalam
perjuangan kalian masing-masing aku yakin kalian adalah orang yang hebat.
setiap harimya bersama dan memberi semangat dalam melangkah bersama hingga
saat ini, kebersamaan kita akan menjadi sejarah berharga dalam perjalanan
hidupku dari canda, tawa, bahkan perbedaan pendapat tapi semua itu menjadi
semoga ilmu dari beliau-beliau semua manfaat dan barokah untuk kami.
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua yang telah terlibat
dalam pembuatan skripsi ini, semoga karya ini bermanfaat dan berguna untuk
viii
KATA PENGANTAR
atas kehadirat Allah SWT yang telah memerikan rahmat serta hidayahnya,
Hukum Islam Terhadap Tradisi Pamoghi Dalam Resepsi Pernikahan (Studi Kasus
Penyusun menyadari skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan,
bimbingan, perhatian dan motivasi dari berbaga pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
1. Bapak Drs. Zaimuddin Wijaya As’ad Umar, Ms. Selaku ketua yayasan
skripsi ini.
ix
6. Bapak H.M Samsukadi, Lc, M.Th.I, selaku dosen pembimbing II yang
untuk penulis
10. Kepada orang tuaku yang telah menjadi sumber semangatku dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, hal ini
karena keterbatasan wawasan penulis, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat semua mahasiswa maupun pihak
Penulis
Maisih
x
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR ...................................................................................................... i
SAMPUL DALAM ................................................................................................. ii
PENYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
TRANSLITERASI ............................................................................................... xiii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Ruang Lingkup Masalah ............................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
F. Penilitian Terdahulu .................................................................................... 7
G. Sistematiaka Pembahasan ........................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................... 10
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 10
A. Pengertian Pernikahan ............................................................................... 10
B. Pengertian Resepsi Pernikahan ................................................................. 21
C. Pengertian Pamoghi .................................................................................. 25
D. Kajian ‘Urf Dalam Ushul Fiqh................................................................. 27
BAB III ................................................................................................................. 31
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 31
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 31
xi
B. Sumber Data .............................................................................................. 31
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 32
D. Teknik Analisis Data ................................................................................. 33
BAB IV ................................................................................................................. 35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 35
A. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 35
B. Deskripsi Tradisi Pamoghi Dalam Resepsi Pernikahan Di Desa Kembang
Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. ......................................... 44
C. Tinjauan Hukum Isalam Terhadap Tradisi Pamoghi Dalam Resepsi
Pernikahan Di Desa Kembang Kecamatan Tlogosari Kabupaten
Bondowoso ................................................................................................ 51
BAB V................................................................................................................... 59
PENUTUP ............................................................................................................. 59
A. Kesimpulan ............................................................................................... 59
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
TRANSLITERASI
Konsonan Tunggal
xiii
Konsonan Rangkap karena Syiddah ditulis Rangkap
Ta' Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
Vokal Pendek
Tanda Vokal Transliterasi
ــَــ A
ــِــ I
ــُــ U
Vokal Rangkap
Tanda Vokal Transliterasi
ـَـ ي Ay
ـَـ و Aw
xiv
Vokal Panjang
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sosial, yang artinya manusia tidak bisa melakukan sesuatu dengan sendiri
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga,
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha Esa.1
Islam disebut pernikahan dengan dua pandangan yaitu dengan secara luas
1
A.M. Ismatulloh, “Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Al-Quran (Perspektif
Penafsiran Kitab al-quran dan tafsirnya)”, Mazahib Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Vol. 14, No.
1, (Juni 2015), 54.
1
2
kebutuhan emosi dan seksual yang sah dan benar guna memperoleh
dalam pasal 2 bahwa pernikahan merupakansuatu akad yang sangat kuat atau
merupakan ibadah.2
dalam pernikan antara seorang laki-laki dan perempuan akan melalui berbagai
macam tindakan dari kedua belah pihak misalnya penikahan yang dilakukan
tersendiri yang dilakukan dari awal peminangan sampai acara inti yakni akad
pernikahan.
2
Aulia Muthiah, Hukum Islam-Dinamika Seputar Hukum Keluarga (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2017), 50.
3
Moh. Ikbal, “Uang Panaik Dalam Perkawinan Adat Suku Bugis Makasar”, Al-Hukama The
Indonesian Journal Of Islmic Family Law, Vol. 6, No. 1, (Juni 2016), 192.
3
syariatkan dalam Islam yakni salah satunya mahar, yang mana mahar
mereka lakukan, termasuk terhadap pada rukun dan syarat sahnya pernikahan
pamoghi yakni lokasi yang akan menjadi tempat penelitian di dalam skripsi
ini. Pamoghi adalah sebuah istilah yang bisa dikatakan sebagai barang
pernikahan.
termasuk dalam provinsi Jawa Timur dan terletak di sebelah timur pulau Jawa
serta kota tersebut terkenal dengan sebutan tapal kuda tetapi pada tahun baru-
baru ini lebih di kenal dengan sebutan kota kopi, kota Bondowoso memiliki
23 kecamatan dan sepuluh kelurahan serta 209 desa termasuk Desa Kembang.
Apabila kedua calon memiliki komitmen menuju kejenjang yang lebih serius
yakni melangsungkan ijab kabul yang berarti mereka akan sah menjadi
yang bisa diartikan ater adalah mengantar dan pamoghi adalah barang
bawaan selain mahar seperti kursi,tempat tidur, piring, lemari, jajan tumpeng,
dapat di katagorikan sebagai suatu tradisi beban sepihak, tetapi tradisi ini
Melihat fakta yang telah terjadi yakni tradisi seserahan selain mahar
Kabupaten Bondowoso”.
5
1. Fokus penelitian ini pada tinjauan hukum Islam terhadap tradisi pamoghi
Bondowoso.
5. Variabel Penelitian
a. Hukum Islam adalah penerapan dari ajaran islam yang berpusat dari
keimanan.
resepsi pernikahan.
pengumuman
6
C. Rumusan Masalah
Dengan melihat hal tersebut di atas, maka ada beberapa hal yang perlu
Kabupaten Bondowoso?
D. Tujuan Penelitian
Kabupaten bondowoso.
E. Manfaat Penelitian
permasalahannya.
7
pernikahan.
penulis selanjutnya.
F. Penilitian Terdahulu
doi’ panai’ sama halnya dengan seserahan yang diharuskannya diberikan dari
4
Nuril Intovia Wahyudi, Pandangan Masyarakat Terhadap Tradisi Pak Bereng dan Implikasinya
dalam Membentuk Keluarga Sakinah, (Skripsi, Al-Ahwal Al- Syakhsiyah Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2016) .
5
Ahmad Muhajir, Pandangan Tokoh Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Tradisi Doi’ Panai’
Dalam Pernikahan Adat Suku Makassar Perspektif Al-Maslahah Al-Mursalah, (Skripsi, Al-Ahwal
Al-Syakhsiyah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2017.
8
G. Sistematiaka Pembahasan
Bab ini memuat pola dasar penulisan skripsi yaitu meliputi : Bab
tersebut.
BAB III Menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan sumber data
A. Pengertian Pernikahan
dua kata yaitu nikah dan zawa<j Kata nikah berarti “bergabung”,
karena ikatan suami istri, dan membatasi hak dan kewajiban antara
َو ِمن آيَاتِ ِه أَن َخلَقَ َل ُكم ِمن أَنفُ ِس ُكم أَز َوا ًجا ِلتَس ُكنُوا ِإلَي َها َو َج َع َل بَينَ ُكم
ٍ َم َودَّة ً َو َرح َمةً ۚ إِ َّن فِي َٰذَ ِل َك ََليَا
ت ِلقَو ٍم يَت َ َف َّك ُرون
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dia
menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang berpikir”.10
6
Moh Makmun, Keluarga Sakinah (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2015), 30.
7
Farhatul Aeni, Hukum Nikah Ulang Wanita Hamil Di Luar Nikah Tinjauan Kompilasi Hukum
Islam (KHI) Dan Ulama Astanajapura (Skripsi, IAIN Stekh Nurjati Cirebon, 2015), 1.
8
Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga (Yogyakarta: Pustaka Baru,
2017), 61.
9
Aizid Rizem, Fiqh Keluarga Terlengkap, (Yogyakarta: Laksana, 2018), 49.
10
Terjemah surah Ar-Ruum ayat 21, Al-quran dan Tafsirnya, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011) 477.
10
11
pernikahan, menurut Syafi’iyah kata nikah itu berarti akad dalam arti
dalam arti tidak sebenarnya, dan ulama Hanafiyah bahwa kata nikah itu
adalah wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, sunah bagi orang
yang nafsunya telah mendesak dan mampu menikah, haram bagi orang
yang tidak mampu memenuhi nafkah batin maupun lahir, makruh bagi
orang orang yang lemah syahwat dan tidak mampu memberi belanja
kepada istrinya, mubah bagi orang yang tidak terdesak oleh alasan-alasan
Akad pernikahan menurut hukum Islam ada yang sah dan ada
1. Hukum Pernikahan
1. Wajib
untuk melakukan zina jika tidak menikah baik dalam keadaan senang
11
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiah, “Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam”,
Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, (Desember 2014), 293.
12
atau tidak, serta sekalipun nikah akan memutuskan ibadah yang tidak
2. Sunnah
3. Makruh
4. Mubah
wajib.
5. Haram
zina.12
1. Beragama Islam
12
Asy-Syekh Al-Imam Abu Muhammad, Berbukan Madu Menuruy Syariat Islam, (Terj.) Qurratul
‘Uyun (Surabaya: Al-Hidayah, 1994) 1.
13
statusnya.
1. Beragama Islam
statusnya.
3. Wali nikah
keberadaannya di tempat.13
a. Wali nasab
Wali nasab adalah orang yang berasal dari keluarga dari mempelai
wanita dan berhak menjadi wali, urutan kedudukan kelompok yang satu
b. Wali hakim
untuk menjadi qad{i dan diberi wewenang untuk bertindak sebagai wali
oleh pemerintah pada saat ini adalah Pegawai Pencatat Nikah (PPN).
lain:
Masu-fa>t Al-Qasri>.
Muhammad Lutfi Syarifuddin, “Tinjauan Umum Tentang Wali Nikah”, Jurnal An-Nuha, Vol. 5,
13
3. Walinya di penjara.
4. Walinya ‘adal.
Wali menurut keberadaannya ada dua yaitu Wali Aqrab dan Wali
dan memenuhi syarat, maka wali Ab’ad tidak boleh mengawinkan wanita
a. Wali Mujbir adalah seorang wali yang berhak atau yang memiliki daya
b. Wali Gairu Mujbir adalah wali yang tidak memiliki daya paksa tetapi ia
nikahkan meski itu suatu keharusan dan bagi wali tidak sah menikahkan
4. Saksi nikah
tuli.
5. Ijab kabul
tersebut
6. Orang yang terkait dengan ijab dan kabul tidak sedang ihram haji
atau umroh.
3. Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua yang telah meninggal
maka izin dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua
yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan
kehendaknya.
14
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 6.
17
4. Dalam hal orang tua yang telah meninggal dunia atau dalam keadan
5. Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang tua yang disebut
dalam ayat (2), (3) dan (4) dalam pasal ini,atau salah seorang atau
tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4) dalam pasal ini.
6. Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku
yang bersangkutan.
3. Tujuan perkawinan
َو ِمن آ َياتِ ِه أَن َخ َلقَ َل ُكم ِمن أَنفُ ِس ُكم أَز َوا ًجا ِلتَس ُكنُوا ِإلَي َها َو َج َع َل َبينَ ُكم
ٍ َم َودَّة ً َو َرح َمةً ۚ ِإ َّن فِي َٰذَ ِل َك ََليَا
َت ِلقَو ٍم يَت َ َف َّك ُرون
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
lima, yaitu:
kerusakan.
c. Terpeliharanya agama
d. Memperoleh keturunan
15
Ahsin W. Alhafidz, Kamus Fiqh (Jakarta: Amzah, 2013), 174.
19
anak saleh
c. Upacara luhur itu merupakan majelis yang harus dihadiri setidaknya oleh
calon mempelai pria, wali dari calon mempelai wanita, dan dua orang
saksi.
4. Hikmah Pernikahan
2. Keadaan hidup mausia tidak akan tentram kecuali jika keadaan rumah
tangganya teratur.
16
Ibid., 174.
17
Nova Evanti, Uang Panaik Dalam Perkawinan Adat Bugis Perspektif ‘Urf (Skripsi, Universitas
Pesantren Tingi Darul Ulum Jombang, 2018), 12.
18
Abduls Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat (Jakarta: Kencana, 2003), 65.
20
dikasihi, salah satu contohnya ialah seorang istri dalam rumah tangga.
kehidupan.
laki dan perempuan yang awalnya saat berhubungan ialah zina tetapi
7. Berbuat baik yang banyak lebih baik dari pada berbuat baik sedikit,
tidak ditolak, Salah satunya yaitu doa anak saleh untuk kedua orang
tuanya.
21
Al-Wali>mat ‘Urs. Al-Wali>mat Al-‘Urs terdiri dari dua kata, yaitu Al-
royong dalam persiapan, hari kedua akad tetapi ada juga yang sudah akad
tiga yaitu walimahan (doa) dan serah trima pamoghi”.20 Kata walimahan
19
Aldila Maudina, Walimah Urs Dalam Perspektif Hadist (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018), 16.
20
Amra, Wawancara, 9 Februari 2019.
22
sunnah dan lebih utama. Salah satu hikmah resepsi pernikahan adalah
madzhab ini didukung oleh Imam Malik dan lainnya, dalam kitab
pernikahan itu tidak wajib dan dalam kitab Nail tersebut adalah hanya
wajib dan tidak pula sunah dan dalam fatwa Ibnu Taimiyah pada halaman
walimah (resepsi) dengan biaya kurang dari harga satu ekor kambing.22
Hal ini tidak ada batasan berapa besar atau yang menjadi acuan umum
21
Syaikhul Arif, “Resepsi Pernikahan Dalam Islam”, Jurnal Aktualita, Vol. 9, No. 1, (2018), 94.
Akbar Budiman, Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis Dalam Tinjauan ‘Urf
22
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2014), 17.
23
(wajib) ‘ain. Tidak ada alasan untuk tidak menghadiri resepsi pernikahan
untuk menghadiri undangan kecuali ada udzur atau halangan yang tidak
23
Ibid, Aldila Maudina, 27.
24
Ibid, 29.
24
doa yang dianjurkan untuk dibaca dalam hal ini, akan tetapi diantara doa
yang masyhur adalah doa yang terdapat pada hadis yang diriwayatkan oleh
َ َار َك لَ َك للاُ ب
ار َك َ َعلَي َك َوب
َ خَي ٍر فِي َبي َن ُك َما َو َج َم َع
“Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan
memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah
mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan.”
satu tempat. Hal yang seperti ini sebaiknya dihindari, karena perbutan
nikah sudah terjadi sehingga semua pihak mengetahuinya dan tidak ada
3. Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tua
5. Tanda memulai hidup baru bagi suami istri yang sudah melakukan akad
nikah
C. Pengertian Pamoghi
pamoghi yaitu bawaan atau seserahan harta suami yang dibawa oleh
pihak suami kepada pihak isteri dengan arti tidak diserahkan kepadanya.
seisi rumah yaitu berupa lemari, seperangkat meja kursi,tempat tidur dan
25
Nursaniah Harahap, Hukum Menghadiri Undangan Walimatul ‘Urs Dalam Jumlah Yang
Banyak Serta Berjauhan Dalam Satu Waktu Menurut Pendapat Fungsionaris Majelis Ulama
Indonesia Kabupaten Deli Serdang (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, 2018), 53.
26
Nur Intovia, Pandangan Masyarakat, 120.
26
tersebut, maka dampak sosial yang akan terjadi bagi laki-laki yaitu akan
mereka terjadi sampai pada tahap perceraian maka status pamoghi itu
akan dibawa kembali oleh pihak suami bukan diambil ataupun diberikan
kepada isteri.28
tidak mampu untuk melaksanakan ater pamoghi, maka pihak suami bisa
27
Novikawati, Tradisi Penyerahan Prabotan Rumah Tanggah Dalam Pernikahan di Gampong
Seulalah Baru (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, 2015), 56.
28
Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam Suatu anlisis Dari Undang-Undang No. 1
Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam cet.5 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004). 91.
27
satu hari setelah calon suami melakukan akad nikah, pada waktu
istri bersama keluarga istrinya dengan alasan agar istri sebagai anak
bawa pulang kembali oleh si laki–laki akan tetapi jika sudah mempunyai
anak dan ikut bersama ibunya secara langsung harta pamoghi akan di
1. Pengertian ‘Urf
س ِلي َمةُ بِل َقبُو ِل ِ ُقضرفِى النُّفُو ِس ِمن ِج َه ِة العُقُو ِل َوتَلَقَّته
َّ الطبَاعُ ال َّ َمااس
“Keadaan yang sudah tetap pada jiwa manusia, dibenarkan oleh akal
dan diterima pula oleh tabiat yang sejahtera.”
baik dan diterima oleh akal sehat”. Al-‘urf (adat istiadat) yaitu sesuatu
28
yang sudah diyakini mayoritas orang, baik berupa ucapan atau perbuatan
“Sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah menjadi
atau perkataan”, Menurut Ulama Usuliyyin ‘urf adalah “Apa yang bisa
dikenal oleh manusia dan menjadi tradisinya baik ucapan, perbuatan atau
3. Macam-Macam ‘Urf
29
Musa Aripin, “Eksistensi Urf Dalam Kompilasi Hukum Islam”, Jurnal Al-Maqasid, Vol. 2, No.
1, (2016), 208.
30
Totok jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fikih (Jakarta: Amzah, 2009). 335.
31
Ibid, 338
29
lain, seperti kebiasaan libur kerja pada hari tertentu dalam satu
minggu.32
a. Al-‘Urf Shahih adalah ‘urf yang baik dan dapat diterima karena
kepada mereka.35
b. Al-‘Urf Al-Fasid adalah ‘urf yang tidak baik dan tidak dapat
32
Ibid, 334.
33
Ibid, 337.
34
Ibid, 337.
35
Ibid, 339.
30
a. Adat atau ‘urf bernilai maslahat dan dapat diterima akal sehat
b. Adat atau ‘urf itu berlaku umum dan merata dikalangan orang-
ada (berlaku) pada saat itu, bukan ‘urf yang muncul kemudian.
d. Adat tidak bertentangan dan melalaikan dalil syara’ yang ada atau
5. Penerapan ‘Urf
perubahan waktu dan perbedaan masa. Para ulama ushul fiqh juga sepakat
36
Ibid, 337.
37
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2, cet 5 (Jakarta: Kencana, 2009), 401.
31
perubahan masyarakat.38
dibicarakan secara umum. Namun telah dijelaskan di atas bahwa ‘urf dan
adat yang sudah diterima dan diambil oleh syara’ atau yang secara tegas
38
Faiz Zainuddin, “Konsep Islam Tentang Adat”, Journal Of, Al-Lisan, Vol 7, No. 2 (Desember
2015), 394.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kasus hal ini peneliti harus terjun lapangan, terlibat dengan masyarakat
peneliti mengambil data dari pihak yang bersangkutan dengan penelitian ini.
apa yang dialami subyek peneliti misalnya, perilaku, persepsi dan lain-lain
B. Sumber Data
1. Data Primer
sumber aslinya, jadi dengan kata lain data yang diambil oleh peneliti
secara langsung dari objek tidak melalui perantara oleh pihak lain. Adapun
39
Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2001), 121.
31
32
adalah sesepuh desa yakni bapak Amra, Sumiati dan Mu’din pasangan
suami istri yang menjadi pelaku tradisi, perangkat desa, ibu Misyani,
2. Data Sekunder
Dalam penelitian ini sumber data sekunder adalah data tertulis seperti
sumber buku, arsip dokumen dari Desa serta jurnal yang berkenaan
1. Metode Observasi
obyek yang akan diteliti yang meliputi tentang Resepsi Pernikahan, urf,
2. Metode Wawancara
40
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 37.
33
secara lisan serta tatap muka langsung untuk memperoleh data mengenai
semua hal yang berkaitan dengan tinjauan hukum Islam adat tradisi
pamoghi.
3. Metode Dokumentasi
yang telah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam
terjadi.42
41
Aunu Rofiq Djaelani, “Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatiif”, Journal Of
Majalah Ilmiah Pawiyatan, Vol. 20, No. 1 (Maret 2013), 87.
42
Ibid., 88.
34
Islam. Kemudian data tersebut diuji dengan ketentuan yang ada sesuai
A. Lokasi Penelitian
terdiri dari:
c. Permukiman : 42 ha
35
36
terdiri dari 1 Rw dan 9 Rt, Dusun Koparas terdiri dari 1 Rw 4 Rt, Dusun
yang dilantik oleh Bupati Bondowoso. Adapun Kepala Desa yang pernah
Pada saat ini Desa Kembang dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala
dilayani selama 24 jam, baik pelayanan pada jam kerja di kantor maupun
di luar jam kerja di rumah Kepala Desa, Sekretaris Desa atau Perangkat
Desa lainnya.
Tentang asal usul Desa Kembang sampai saat ini belum mendapat
informasi mengenai sejarah asal mula Desa Kembang. Disamping itu juga
Menurut cerita bahwa asal mula mengapa Desa ini dinamai Desa
Kembang adalah dahulu kala daerah ini merupakan daerah yang sangat
sewaktu jaman penjajahan jepang bahwa ada sebuah taman yang cukup
luas yaitu taman bunga dan taman tersebut dijaga oleh pak Mukti. Karena
Madura maka taman bunga yang dahulunya ada disebut taman kembang
a. Kependudukan
perempuan berjumlah 3332 jiwa, dengan rincian Dusun Salak laki-laki 622
penduduk yang berusia >60 tahun. Jumlah yang paling banyak 45,8.%
laki-laki sebanyak 2,2 % dan perempuan ada 2,6.%. Sedang pada usia 0-5
Kembang jumlahnya cukup signifikan, yaitu 1218 jiwa atau 18,5% dari
43
Buku Administrasi Desa Kembang Kecamatan Tlogosari, Februari 2019.
39
pertanian, ada 16,9 % dari total jumlah penduduk, Jumlah ini terdiri dari
lain-lain.45
buruh tani dan petani. Setidaknya karena kondisi lahan pertanian mereka
44
Ibid.
45
Ibid.
40
sangat tergantung dengan curah hujan alami. Di sisi lain, air irigasi yang
c. Kondisi Kesehatan
sungai.
miskin yang tidak masuk data BPJS berupa program dari Desa
mampu.
dengan jumlah ibu hamil dan balita yang cukup banyak serta
d. Pendidikan
berfariatif, ada yang Sarjana bahkan yang Pasca Sarjana, namun masih
banyak yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) bahkan ada yang tidak
tamat Sekolah Dasar (SD) karena alasan tidak mampu dan lebih parah lagi
yang ditamatkan kondisi tahun 2015 s/d tahun 2018 adalah sebagai
berikut:46
o Tamat D1 : 7 orang
o Tamat D2 : 0 orang
o Tamat D3 : 7 orang
o Tamat S1 : 54 orang
o Tamat S2 : 2 orang
o Tamat S3 : - orang
(SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang
46
Ibid.
43
pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum
bimbingan belajar dan pelatihan yang pernah ada tidak bisa berkembang.
e. Kondisi Pertanian
suku yang lain utamanya warga pendatang cukup harmonis yang ditandai
47
Perangkat Desa Kembang, wawancara, 8 Februari 2019.
44
budaya di Desa Kembang adalah sikap suku Tiongkok (China) yang selalu
Mu’din dan Sumiati sepasang suami istri, uastad Abd. Halim tokoh agama
pamoghi, serta bapak Amra yakni selaku sesepuh desa di Desa Kembang
sehingga status dari keduanya sudah sah menjadi suami istri, Pemberian
memberikannya mahar.
adanya pamoghi ini soalnya saya dihargai dan dia bertanggung jawab
tidak semata-mata hanya ingin nikah saja” .49
sendiri, di pandang lebih baik dari pada wanita yang pulang kerumahnya
49
Sumiati, Wawancara, 10 Februari 2019.
50
Mu’din, Wawancara, 10 Februari 2019.
51
Misyani, Wawancara, 10 Februari 2019.
46
b. Barang Pamoghi
kemampuan pihak suami apabila pihak suami tidak bisa membawa pada
saat resepsi pernikahan bisa saja pihak suami bernegosiasi pada pihak istri
tetapi tetap harus diberikan lain waktu saat suami sudah mampu
memberikannya.
dengan lengkap tetapi harus disertai kemampuan pihak suami, pihak istri
52
Sumiati, Wawancara,10 Februari 2019.
47
diawal yakni menjadi hak penuh istri sebab ada penyebutan sebagai
kecuali status barang akan tetap di istri kalau sudah ada keturunan karena
status kepemilikannya menjadi hak penuh anaknya, meski anak ikut pihak
badan saja. Tetapi tradisi ini banyak dilaksanakan ketika yang menikah itu
orang desa sendiri dengan adat yang sama, kepada orang desa yang
menikah dengan adat yang berbeda maka ada yang melaksanakan dan juga
55
Sumiati, Wawancara, 10 Februari 2019.
56
Amra, Wawancara, 9 Februari 2019.
49
Di hari kedua yaitu akad akan tetapi banyak juga yang terjadi di
pelaminan) yang telah dipersiapkan waktu ini bisa memakan waktu sampai
malam.
bersalaman kepada seluruh yang hadir serta sanak keluarga, maksud ini
sebagai tanda pelepasan dari kedua belah pihak keluarga dan permohonan
barulah pihak juru bicara dari laki-laki menyampaikan tujuan dan maksud
ada tata cara yakni contoh kata-kata yang di pakai pada prosesi ater
pamoghi.
sekarang
57
Amra, Wawancara, 9 Februari 2019.
58
Amra, Wawancara, 9 Februari 2019.
59
Mu’din, Wawancara, 9 Februari 2019.
51
masyarakat.
perubahan tersebut salah satunya adat istiadat yang dianut dalam sebuah
dari pihak suami terhadap pihak istri dengan tujuan pernikahan tersebut
disana.
hukum syariat islam, karena dalam islam sendiri tidak ada keharusan serta
memberatnya sepihak.
rumah tangga dan menilai sepihak yakni pihak suami tidak memiliki rasa
Adapun pemberian yang wajib dan menjadi syarat sahnya dalam sebuah
sebagai berikut:61
60
Abd. Halim, Wawancara, 9 Februari 2019.
61
Al-Quran, ayat 4 (an nisa), 24.
53
kembang tetapi beda dengan mahar dan harus sama-sama terpenuhi, Untuk
menanggapi kejadian di atas, para ahli ushul fiqh tidak secara langsung
asy-syar’
dharuriyat
62
Khazanah Rabbani Publizher, Alquran dan terjemahannya, (Bandung: penerbit Diponegoro,
2009), hal 82.
63
Ahmad Munif Suratmaputra, “Reorientas Pemikiran Al-Ghazali Tentang Maslahah Mursalah
Dengan Pembaruan Hukum Islam”, Journal MISYKAT, Vol. 3, No. 2, (Desember 2018), 60.
54
Al- awwaliyah merujuk pada Abdul Hamid Hakim dalam kaidah 21, Al-
dengan tradisi yang bisa dijadikan hukum, maksudnya adat atau trdisi yang
Serta dijelaskan juga oleh ulama ushul fiqh tentang adat atau
kebiasaan dalam kajian ‘urf, dalam ‘urf ulama sepakat bahwa adanya Al-
‘urf al-Sah{ih{, yaitu adat yang tidak bertentangan dengan syara’, baik
fikih maliki dalam menjadikan dalam hukum pada suatu h{ujjah harus
Para ulama mazhab, menurut Imam Al-Syatibi yaitu ahli ushul fiqh
Maliki dan Ibn Qayyim Al-Jauziyah yaitu ahli ushul fiqh Hambali, mereka
menetapkan hukum, apabila tidak ada ayat atau hadist yang menjelaskan
rumah tangga, dari hal itulah yang menyebabkan adanya penekanan dalam
proses tradisi pamoghi dilaksanakan tetapi hanya di daerah itu saja yang
meyakininya.
turun temurun sampai saat ini. Fenomena budaya dan adat istiadat didesa
adat, karena adat lebih umum dari ‘urf. Suatu ‘urf menurutnya harus
64
Siti Mukaromah, Perkawinan Adat Jawa Dalam Pemikiran Hukum Islam, (Skripsi: Institut
Agama Islam Negeri Salatiga, 2016), 92.
65
Abd. Halim, Wawancara, 9 Februari 2019.
56
berlaku dalam kebanyakan adat, tetapi muncul dari suatu pemikiran dan
akan tetapi juga tidak memudahkan begitu saja untuk mengambil suatu
66
Ibid, 93.
67
Taufiqurrohman Syahuri, Leggilasi Hukum Perkawinan Indonesia (Jakarta: Kencana, 2013), 66.
57
berkeluarga dan tidak ada unsur yang merugikan karena meski terlihat
kepada Allah Saja, jika beribadah (meminta) kepada makhluk lain maka
68
Achmad Mujadid Naya, “Ritual PANANITI (Studi Budaya Masyarakat di Jazirah Leihitu
Kabupaten Maluku Tengah)”, Jurnal Fikratuna, Vol. 8, No. 1, (2016), 44.
69
Ibid, Khazanah Rabbani Publizher, hal 120.
58
adat tradisi pamoghi tentu saja tidak ada unsur yang menyekutukan dalam
keharmonisan dalam keluarga dan hal itu telah menyalahi akidah pada
hukum Islam. jika di lihat dari segi barang bawaannya yang dibawa oleh
kalangan masyrakat desa kembang pada saat menikah telah dijelaskan pula
pamoghi ini tidak bertentangan dengan syariat hukum Islam, terkait barang
yang dibawa juga pada zaman dahulu dan sekarang sudah dipastikan ada
masyarakat dan telah dilaksanakan sejak lama, turun temurun serta tidak
maka dari itulah adat istiadat ini boleh dilakukan dengan hukum mubah
70
Novika, pandangan masyarakat, 76.
59
(boleh) dengan pertimbangan tidak ada yang dilarang dalam syariat hukum
Islam.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
b. Hari kedua yakni prosesi akad nikah akan tetapi ada juga yang
59
60
nash Al-Quran dan hadis, maka adat tersebut di hukumi mubah (boleh)
menyalahi dari syariat Islam, maka itulah yang dilarang dalam syariat
agama Islam.
61
B. Saran
pamoghi.
Aeni, Farhatul. 2015. Hukum Nikah Ulang Wanita Hamil Di Luar Nikah Tinjauan
Kompilasi Hukum Islam (KHI) Dan Ulama Astanajapura. Skripsi. Fak.
Syari’ah dan Ekonomi Islam. IAIN Syekh Nurjati, Cirebon.
Arif, Syaikhul. 2018 “Resepsi Pernikahan Dalam Islam”. Jurnal Aktualita. 94-
100.
Aripin, Musa. 2016. “Eksistensi Urf Dalam Kompilasi Hukum Islam”. Jurnal Al-
Maqasid. 207- 219.
Budiman, Akbar. 2014. Praktik Resepsi (Walimah) Perkawinan Adat Suku Bugis
Dalam Tinjauan ‘Urf. Skripsi. Fak. Syari’ah. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Evanti, Nova. 2018. Uang Panaik Dalam Perkawinan Adat Bugis Perspektif ‘Urf.
Skripsi. Universitas Pesantren Tingi Darul Ulum, Jombang.
Ismatulloh, A.M. 2015. “Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam Al-
quran (Perspektif Penafsiran Kitab al-quran dan tafsirnya)”. Mazahib
Jurnal Pemikiran Hukum Islam. hal 54-64.
Kementrian Agama RI. 2011. Terjemah Al-quran dan Tafsirnya. Jakarta: Widya
Cahaya.
Maudina, Aldila. 2018. Walimah Urs Dalam Perspektif Hadist. Skripsi. Fak.
Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Ramulyo, Moh. Idris. 2004. Hukum Perkawinan Islam Suatu anlisis Dari
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Zainuddin, Faiz. 2015. “Konsep Islam Tentang Adat”. Journal Of Al-Lisan. 379-
396.
BIODATA
Nama : Maisih
NIM : 1215014
Email : maisih0907@gmail.com
No. Hp : 081330176126
Riwayat Pendidikan: