PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hidup penuh dengan risiko, baik risiko yang terduga maupun yang tidak terduga,
banyak kejadian dalam hidup yang dapat menyebabkan kerugian bagi seseorang
bahkan dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Risiko seperti ini akan
selalu ada dan rentan terjadi pada setiap orang, baik dalam dunia kerja, pendidikan,
hingga dunia kesehatan. Oleh sebab itu, mereka mencoba untuk mengatasi risiko
yang mungkin akan terjadi pada dirinya mela lui mekanisme yang disebut dengan
asuransi.Risiko adalah sebuah beban kerugian yang diderita oleh seseorang yang
diakibatkan karena suatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan yang dilakukan,
di laut, maupun di udara. Jika kerugian yang diderita kecil dan dapat ditutup dengan
uang simpanan, maka kerugian tersebut tidak terlalu membebani bagi diri seseorang.
Namun lain halnya apabila uang simpanan yang dimiliki tidak mencukupi untuk
mengatasi hal tidak diinginkan yang menimpa dirinya. Itulah sebabnya mengapa
mengantisipasi diri dari hal - hal yang akan terjadi diluar dugaan tersebut.
di bidang jasa, yaitu asuransi. Asuransi adalah salah satu produk jasa keuangan
sejumlah uang untuk mendapatkan penggantian berupa premi yang nantinya akan
resiko sebagaimana paxa seiap perusahan Asuransi selalu berdasrkan pada KUHD
berkembang pula pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun ketahun akan semakin
meningkat, Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi
semakin meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,
kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan,
kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam
jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH
B. Pengalihan Resiko
loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa
yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak
terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah
kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi
atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola
sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan akan
dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang
dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan
dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar
kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip
satu pihak.
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk
asuransi jiwa.
BAB III
PEMBAHASAN
hukum terhadap nasabah asuransi atau pemegang polis tidak diatur secara khusus
dalam KUHPerdata, namun terdapat beberapa Pasal yang terkait dan dapat berlaku
perikatan, suatu hal tertentu, dan sebab yang halal. Ketentuan ini memberikan
asuransi karena adanya kesesatan, paksaan dan penipuan dari penanggung dapat
perjanjian asuransi tersebut dinyatakan batal baik seluruhnya maupun sebagian dan
tertanggung atau pemegang polis beritikad baik, maka pemegang polis berhak untuk
diantara kedua belah pihak bahwa satu sama lain akan memenuhi janjinya untuk
arti bahwa semua perjanjian termasuk perjanjian asuransi yang diartikan pula
dapat digunakan oleh pemegang polis untuk menuntut penanggung bila dapat
antara lain :
1. Pasal 259 KUH Dagang, menuntut agar polis ditandatangani oleh penanggung.
2. Pasal 260 KUH Dagang, menuntut agar polis segera disahkan oleh penanggung.
3. Pasal 261 KUH Dagang, meminta ganti kerugian kepada penanggung apabila
bagi tertanggung.
4. Pasal 272 KUH Dagang, melalui pengadilan, tertanggung dapat membebaskan
penanggung dari segala kewajibannya pada waktu yang akan datang, untuk
penanggung lain untuk waktu dan bahaya yang sama dengan asuransi yang
pertama.
5. Pasal 280 KUH Dagang, tertanggung memiliki hak dan ketegasan dalam
memilih serta mendapatkan ganti kerugian dari salah satu penanggung saja.
Pasal 254 KUH Dagang, yaitu melarang para pihak dalam perjanjian, baik pada
ini untuk mencegah supaya perjanjian asuransi tidak menjadi perjudian atau
pertaruhan. Pasal 257 dan Pasal 258 KUH Dagang, jika melihat ketentuan
Pasal 255 KUH Dagang, seolah-olah polis merupakan syarat mutlak untuk
Dagang ternyata tidak benar. Dalam Pasal ini disebutkan bahwa dalam perjanjian
asuransi diterbitkan seketika setelah ditutup, hak dan kewajiban timbal balik dari
tertanggung dan penanggung mulai berlaku sejak saat itu. Artinya apabila kedua
belah pihak telah menutup perjanjian asuransi akan tetapi polisnya belum di buat,
maka tertanggung tetap berhak menuntut ganti rugi apabila peristiwa yang
telah ditutup disertai alat bukti yang ada, misalnya surat menyurat antara
Pasal 260 dan Pasal 261 KUH Dagang, mengatur tentang asuransi yang ditutup
melalui perantaraan makelar atau agen. Dari Pasal 260 diketahui bahwa jika
perjanjian asuransi ditutup dengan perantaraan makelar, maka polis yang telah
Pasal 261 menjelaskan bahwa jika terjadi kelalaian dalam hal yang ditetapkan
dalam Pasal 259 dan 260, maka penanggung wajib memberikan ganti rugi. Berkaita
n dengan hal ini, berdasarkan hasil Simposium Hukum Asuransi apabila terdapat
pidana.
BAB IV
Kesimpulan
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
Asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat
memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat
yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit,
sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta
DAFTAR PUSTAKA
Hadi Junita Eko Setiawati. (2003). Perlindungan Hukum Peserta Bagi Hasil Di
Alumni.