• Menurut UU No. 40 Tahun 2014, Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
ASURANSI
pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya
suatu peristiwa yang tidak pasti; atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada
meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung
dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana.
Asuransi yang berkembang di dalam praktik usaha perasuransian terbagi menjadi asuransi
sejumlah uang (asuransi jiwa), asuransi kerugian dan asuransi sosial. Penggolongan asuransi
tergantung dari dasar peninjauannya. Sebagai lembaga penjamin kepentingan orang dalam
JENIS
keutuhan benda, harta ataupun wal’afiat manusia, di negara kita asuransi digolongkan menjadi
tiga, yaitu asuransi kerugian, asuransi jiwa dan asuransi sosial.
ASURA Menurut H.M.N Purwosutjipto dalam bukunya Pengertian Pokok Hukum Dagang bagian Hukum
Pertanggungan mengemukakan tiga jenis asuransi:
Asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian yang belum dipanen
Asuransi Jiwa
Asuransi terhadap bahaya yang mengancam pengaangkutan di darat, laut dan sungai.
3 3
Asuransi kerugian (Schade Verzekering) dan Asuransi Jumlah
(Sommen verzekering)
tujuan asuransi kerugian ini adalah mengganti kerugian yang mungkin timbul
pada harta kekayaan Tertanggung. Dalam hal ini Tertanggung mengamankan
kepentingan harta kekayaannya.
• pada asuransi kerugian pihak tertanggung ataupun pihak keiga untuk siapa
diadakannya asuransi itu harus mempunyai kepeningan atas peristiwa tak tentu.
Apabila tidak ada kepentingan maka tidak ada penggantian kerugian. Kemudian
pada pembayaran ganti rugi oleh Penanggung tidak boleh menjurus pada
penggantian kerugian yang lebih besar dari kerugian yang diderita. Hal ini sesuai
degan apa yang terdapat Pada asuransi kerugian dimana tujuannya adalah untuk
mencegah seseorang memperkaya diri secara melawan hukum.
• Apabila asuransi ini tidak ada atau bukan merupakan unsur yang esensial pada
asuransi kerugian, maka dapatlah dibayangkan adanya
kemungkinankemungkinan Tertanggung mempunyai niat jahat, misalnya dengan
membantu terjadinya kebakaran, kehilangan sehingga dia memperoleh
keuntungan. Jadi, dengan adanya asas indemnitas ini dapat dihindarkan adanya
kemungkinan orang mengambil keuntungan orang dari suatu perjanjian asuransi
atau ada unsur kesengajaan guna mendapatkan keuntungan dirinya sendiri.
ASURANSI
JUMLAH
• Di sini para pihak mengikatkan diri untuk melakukan prestasi
memberikan sejumlah uang yang telah ditentukan. Pada asuransi
jumlah ini, asas indemnitas tidak perlu karena penggantian kerugian
yang diberikan penanggung kepada pihak tertanggung tidak dapat
dikatakan sebagai ganti rugi yang benarbenar sesuai dengan kerugian
yang dideritanya.
Karena itu premi perlu dilunasi pada saat pertanggungan itu diadakan atau
pada saat bahaya mulai berjalan. dapatlah disimpulkan bahwa asuransi
adalah perjanjian timbal balik antara penanggung yang mengikatkan diri
kepada tertanggung untuk membayar ganti kerugian atau sejumlah uang
yang telah ditetapkan apabila terjadi suatu peristiwa yang tidak tentu
dengan imbalan pembayaran premi oleh tertanggung.
Hak dan Kewajiban bersifaat
timbal balik antara penanggung
dan tertanggung yang
perinciannya sebagai berikut:
Jakarta, CNN Indonesia -- Ototitas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sanksi pembatasan kegiatan
usaha (PKU) kepada PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life Insurance). Sanksi tertuang dalam surat
OJK nomor S-342/NB.2/2020 tanggal 3 Agustus 2020.
"Jiwa Kresna dilarang melakukan kegiatan penutupan pertanggungan baru untuk seluruh lini
usaha bagi perusahaan asuransi tersebut sejak tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan
dipenuhinya rekomendasi hasil pemeriksaan OJK," ucap Deputi Komisioner Humas dan Logistik
OJK Anto Prabowo, Jumat (14/8).
Sanksi terkait penundaan pembayaran polis nasabah yang dilakukan perusahaan tersebut.
Kasus bermula pada 20 Februari 2020 saat perseroan mengirimkan surat kepada seluruh
nasabah untuk menunda pembayaran polis.
Lewat surat tersebut, perusahaan menyatakan Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan
Investasi (PAYDI) Kresna Life tidak terkait dengan surat berharga yang tengah diselidiki oleh
Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Selain itu, perseroan menegaskan rekening mereka tidak terkait dengan kasus Jiwasraya.
Namun, dengan dalih menghindari potensi penarikan dana secara massal (rush), maka Kresna
Life memperpanjang jangka waktu (roll over) investasi polis.
Direktur Utama Asuransi Jiwa Kresna Kurniadi Sastrawinata menyatakan langkah menunda
pembayaran polis diambil untuk melindungi dan menyelamatkan dana nasabah dengan
menambah jangka waktu investasi polis minimal selama 6 bulan yang jatuh tempo mulai 11
Februari 2020 - 10 Agustus 2020.
"Transaksi penebusan polis diundur selama 6 bulan," tulisnya dalam surat tersebut.
Kali ini isinya mereka mengaku mengalami masalah likuiditas pada portofolio investasi
sehingga perseroan memutuskan untuk menunda pembayaran polis jatuh tempo sejak 11
Februari 2020 hingga 10 Februari 2021, atau kurang lebih satu tahun.
Tak hanya itu, Kresna Life juga menghentikan pembayaran manfaat terhitung sejak
14 Mei 2020 hingga 10 Februari 2021.
•
Lalu, pada 18 Mei 2020, atau selang empat hari perseroan kembali mengirim surat kepada nasabah. Intinya,
mereka menyatakan tengah menyusun skema penyelesaian kewajiban perusahaan dan akan disampaikan kepada
pemegang polis selambat-lambatnya 30 hari sejak surat terbit.
Namun, skema yang dijanjikan tak disampaikan hingga pada 18 Juni 2020 atau ketika perusahaan lagi-lagi
menerbitkan surat ke nasabah. Perseroan menuturkan tahap pertama pembayaran hanya diberikan kepada
pemegang polis K-LITA dan PIK senilai Rp50 juta. Sementara itu mekanismenya akan disampaikan dalam jangka
waktu tujuh hari kerja sejak surat terbit.
Hampir sebulan kemudian atau pada 17 Juli 2020, Kresna Life justru memberitahukan jika penyelesaian tahap
berikutnya, yakni untuk polis dengan nilai di atas Rp50 juta diundur menjadi 3 Agustus 2020.
Perusahaan berdalih, gedung tempat mereka berkantor terpaksa dikosongkan karena ada karyawan yang terindikasi
positif covid-19.
Gerah, akhirnya para nasabah pun melaporkan Kresna Life kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mereka
mendatangi langsung kantor OJK di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan selama tiga hari berturut-turut pada 22-24
Juli 2020.
Lalu, pada 14 Agustus OJK menerbitkan surat OJK nomor S-342/NB.2/2020 yang isinya membekukan kegiatan usaha
Kresna Life. OJK mengambil tindak pengawasan untuk memastikan perusahaan membayarkan kewajibannya kepada
nasabah
THANKS FOR YOUR ATTENTION